Anda di halaman 1dari 47

KEPERAWATAN

KRITIS PADA ANAK


BATASAN
 Keperawatan anak adalah pelayanan profesional
yang didasarkan pada ilmu keperawatan anak
dan tehnik keperawatan anak berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang
komprehensif ditujukan pada anak 0-18 tahun
dalam keadaan sehat maupun sakit dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
 Pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan
melibatkan keluarga dan tenaga kesehatan lain
sesuai dengan lingkup kewenangan dan
tanggung jawabnya.
BATASAN
 Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit)
dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah
ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai
usia 28 hari) dan anak- anak yang memerlukan
pengobatan dan perawatan khusus, guna
mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan
organ-oragan vital
Unit Perawatan Intensif Anak atau Pediatric
Intensive Care Unit (PICU) adalah fasilitas atau
unit yang terpisah, yang dirancang untuk
penanganan penderita anak yang mengalami
gangguan medis, bedah dan trauma, atau kondisi
yang mengancam nyawa lainnya, sehingga
memerlukan perawatan intensif, observasi yang
bersifat komprehensif dan perawatan khusus.
ALUR
MASUK
NICU/PICU
KASUS DENGAN INDIKASI
PERAWATAN INTENSIVE PADA ANAK
BAYI BARU LAHIR RESIKO TINGGI
1. Kejang
2. Gangguan Napas
3. Hipotermi berat
4. Infeksi berat
5. Ikterus patologi
6. Gangguan saluran cerna
7. Diare dehidrasi berat
8. Bayi berat sangat rendah
9. Kelainan bawaan berat
KEJANG
1. Riwayat (+)
2. Kejang (+)
3. Tanda-tanda : tremor (+), kesadaran↓, tangis
melengking (‘high pitch cry’)
4. Gerak tidak terkendali
5. Gerak bola mata berputar
6. Mulut mencucu
7. Kaku seluruh tubuh, rangsang +/-
FEBRILE SEIZURIS
May occur with any cause of fewer- about 3-5% of
children affected.

ASSESSMENT
-Fever, usually ≥38oC (Rectal Temp)
-Generalized seizure

IMLEMENTATION
-Assess airway, breathing
-Antipyretics, cooling measures
-Protect from injury

-Most infant have one seizure episode only risk of


later epilepsy is 2-3%
KEJANG (TANDA MERAH)
1. Bebaskan jalan napas
2. Oksigen
3. Obat anti kejang
4. Cegah dehidrasi
5. Cegah hipoglikemi
6. Tetanus neonatorum : penisilin injeksi dan
penyelidikan lapangan
GANGGUAN NAPAS
1. Hitung 1 menit : bila <30x/menit (ulangi),
≥60x/menit (ulangi)
2. Tarikan dinding dada kedalam yang snagat
kuat
3. Pernapasan cuping hidung
4. Biru/cyanotic
5. Merintih
GANGGUAN NAPAS(TANDA MERAH)
1. ABC
2. Oksigen
3. Vegah hipotermi
4. Cegah hipoglikemi
5. Antibiotika intramuskular
INFEKSI BERAT
 Kejang
 Gangguan napas

 Hipotermi ≥37,5o C/tubuh teraba panas

 Mengantuk/letargis/tidak sadar

 Gerakan bayi lemah/kurang aktif

 Malas/tidak bisa minum

 Pusar kemerahan, meluas sampai ke


kulit/bernanah
 Pustula banyak

 Ubun-ubun cembung
INFEKSI BERAT (tanda merah) →Rujuk segera

INFEKSI LOKAL (tanda kuning) → rujuk segera


- Antibiotika oral

- Pusar diberi gentian violet 0,5%, providon


yodium 10%
- Segera rujuk bila berat

- Kunjungan ulang
GANGGUAN SALURAN CERNA
1. Muntah segera setelah minum
2. Muntah berulang
3. Muntah hijau
4. Darah dalam tinja
5. BAB (-) > 24 jam – 48 jam 1
6. Gelisah/rewel/kembung
7. Air liur keluar terus menerus
8. Lubang anus (-)
GANGGUAN SAL CERNA(TANDA
MERAH)

 Puasa
 Infus

 Cegah hipotermia
DIARE DEHIDRASI BERAT
 Letargis/tidak sadar
 Mata cekung

 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

 Urine <

 BB drastis > 10%

DIARE PERSISTEN BERAT


Diare ≥ 14 hari
DIARE SEDANG
 Rewel
 Mata cekung

 Cubitan kulit perut kembali lambat

 BB < 5 – 10%


- Rehidrasi

- Ajari ibu cara merawat bayi di rumahsegera


rujuk bila berat
- Kunjungan ulang
MASALAH PEMEBRIAN MINUM
BERAT
 Tidak bisa minum
 Sama sekali tidak mau lemekat pada payudara

 Tidkad apat menghisap

 Berat badan snagat rendah menurut umur

 ASI <8X/hari

 Mendapatkan makanan/minuman lain selain


ASI
 Luka bercak putih di mulut
TANDA KUNING
 Ajari ibu cara pemberian ASI dnegan baik
 Makanan/minuman lain selain ASI (-)

 Cangkir (+)

 Gentian violet 0,25% untuk luka/bercak putih

 Rujuk segera bila berat

 Kunjungan ulang
ASKEP KEGAWATAN PEDIATRIC
ASFIKSIA
Neonatus
Neonatus adalah organisme yang sedang berada pada
periode adaptasi kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterina.

Rentang usia : 1 minggu – 28 hari setelah lahir

Dalam ilmu perinatologi/perawatan intensif, kegawatan


yang terjadi pada masa tersebut disebut
‘kegawatdaruratan perinatal’
DEFINISI
 Asfiksia adalah salah satu kasus
kegawatdaruratan perinatal selain kasus
perdarahan yang sering terjadi dan banyak
mengakibatkan kematian.
 Asfiksia perinatal : Kegagalan bernapas
dengan spontan & adekuat pada menit ke 1
setelah bayi lahir. Keadaan ini merupakan
penyebab mortalitas dan morbiditas yang
penting.
Asfiksia yang terdeteksi sesudah lahir, prosesnya
berjalan dalam beberapa fase/tahapan :
1. Janin bernapas megap-megap (gasping) diikuti

2. Fase henti napas primer : bayi pletorik(kadang


sianosis), dapat napas spontan dg stimulasi
sensorik
3. Gasping II ( 4-5’)

4. Henti napas sekunder

- bayi biru-ungu (pucat)


- tdk dapat mulai napas spontan
- perlu ventilasi dan O2
Bayi yang berada dalam keadaan henti napas
sekunder, tidak akan dapat mulai bernapas
spontan dan harus dibantu dg ventilasi tekanan
positif dna O2 (resusitasi)

Keadaan saat asfiksia :


-COP & BP <

-Penurunan distribusi ke organ penting(otak dan


ginjal)
PERLENGKAPAN RESUSITASI
1. Tenaga terlatih
2. Peralatan adequat

Hendaknya disediakan minimal 2 set


perlengkapan resusitasi (untuk menghadapi
kemungkinan persalinan kembar) dan 1 unit
resusitasi mobil untuk keperluan transport.
PRINSIP-PRINSIP UMUM PROSEDUR
RESUSITASI NEONATUS

Prinsip resustasi neonatus :


T (temperature) → Baru ABCD
PENGATURAN SUHU
Semua neonatus dalam keadaan apapun
mempunyai kesukaran beradaptasi pada
suhu lingkungan yang dingin.

Neonatus yang mengalami asfiksia


khususnya, mempunyai sistem pengaturan
suhu yang lebih tidak stabil, dan
hipotremia yang dialami dapat
memperberat dan memperlambat
pemulihan keadaan asidosis yang terjadi
Segera setelah lahir, badan dna kepala
neonatus hendaknya dikeringkan
seluruhnya dengan kain kering dna hangat,
dan diletakkan telanjang di bawah alat
lampu pemanas atau pada tubuh ibunya,
untuk mencegah kehilangan panas.
Hendaknya bayi dna ibu diselimuti dnegan
baik, namun perlu diperhatikan agar tidak
terjadi pemansan yang berlebihan pada
tubuh bayi.
 Tindakan resusitasi pada bayi sebaiknya
dilakukan pada suatu meja yang telah
dilengkapi dnegan peralaytan resusitasi.
 Perencanaan berdasarkan nilai APGAR SCORE

 Namun pada kasus yang nampak buruk,


terdapat pembatasan dalam penilaian APGAR,
yaitu :
1. Resusitasi SEGERA dimulai bila diperlukan
dan tidak menunggu sampai ada penilaian
menit 1
2. Keputusan perlu tidaknya resusitasi dapat
cukup dnegan menggunakan evaluasi
frekuensi jantung, aktifitas respiratorik
dan tonus neuromuskuler (warna kulit)
daripada dg APGAR
PENANGANAN BAYI ASFIKSIA
A. Persiapan
1. Mengenal bayi sebelum dilahirkan
2. Persiapan obat dan tempat yang
dihangatkan

B. Pengelolaan
1. Terhadap bayi baru lahir
2. terhadap asfiksianya
ALAT & PERLENGKAPAN RESUSITASI
1. Sebelum menolong persalinan, selain persalinan,
siapkan juga alat-alat resusitasi dalam keadaan siap
pakai, yaitu :
a. 2 helai kain / handuk.
b. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat
berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil,
digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan
untuk mengatur posisi kepala bayi.
c. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.
d. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup
neonatal.
e. Kotak alat resusitasi.
f. Jam atau pencatat waktu.
KOTAK ALAT RESUSITASI
 Laringoskop
 Daun laringoskopi
no.1 (utk bayi cukup bulan)
no 0 ( utk bayi kurang bulan)
Daun laringoskop yang lurus lebih disukai untuk
memudahkan penglihatan
o Pipa ET
o Stilet
o Kateter penghisp no 10 atau lebih besar
o Plester
o Gunting
o Pipa oksigen
o Balon resusitasi
PRINSIP
Prinsip dasar teknik resusitasi neonatus adalah
penilaian awal, stabilisasi awal, ventilasi dan
oksigenasi, kompresi dada, serta pemberian
epinefrin dan volume cairan
TAHAPAN RESUSITASI
Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti
tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC
resusitasi, yaitu :
1. Memastikan saluran terbuka
 Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi
bahu diganjal 2-3 cm.
 Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.

 Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET)


untuk memastikan saluran pernafasan terbuka.
 Lakukan resusitasi awal pada bayi baru lahir
terlebih dahulu, yaitu lakukan penilaian awal
seperti usia kehamilan bayi, warna ketuban saat
lahir, tonus otot bayi, apakah bayi menangis,
merintih atau bernafas
 Lakukan stabilisasi, yaitu meletakan pasien
ditempat kering, datar, dan hangat (radiant
warmer). posisikan bayi, apabila terdapat
banyak sekret pada jalan nafas, lakukan suction.
Keringkan bayi, sekaligus lakukan stimulasi
2. Memulai pernafasan
 Memakai rangsangan taksil untuk
memulai pernafasan
 Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup
dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke
mulut (hindari paparan infeksi).
 Teknik ventilasi tekanan positif (VTP) dilakukan
dengan menggunakan sungkup wajah
dan inflation bag, disertai pemberian oksigen
100%.
 Ventilasi tekanan positif dilakukan sebagai
bagian dari resusitasi neonatus lanjutan,
sehingga penting untuk memahami tahap-tahap
resusitasi neonatus dan evaluasi yang dilakukan
pada VTP.
LANGKAH PEMBERIAN BANTUAN
PERNAFASAN
1. Tempatkan pasien ditempat yang kering dan
hangat
2. Posisi awal yaitu memposisikan rahang, kondisikan
leher sedikit terekstensi
3. VTP dapat dilakukan oleh 2 orang atau 1 orang.
VTP yang dilakukan 2 orang lebih efektif dibanding
1 orang. Apabila kebocoran sungkup terjadi, 1 orang
mempertahankan posisi rahang dan menahan
sungkup menutupi mulut dan hidung, 1 orang
lainnya melakukan ventilasi. Apabila pompa saat
melakukan ventilasi tidak adekuat, maka pompa
harus terus dilakukan hingga terlihat pergerakan
dinding dada dan denyut jantung meningkat.
Namun apabila tidak tampak perbaikan,
disarankan untuk dilakukan penyedotan (suction)
terutama pada bagian orofaring
 Ventilasi dilakukan 40 – 60 kali/menit, dengan waktu inspirasi
0.3 - 0.5 detik. Ventilasi dilakukan selama 30 kali /menit
apabila disertai dengan kompresi dada
 Untuk ventilasi tekanan positif, berikan oksigen 10 L/menit,
dengan tekanan ventilasi inisial 20 - 25 cm H2 Apabila VTP
dibutuhkan untuk resusitasi bayi prematur, disarankan untuk
menggunakan alat yang sekaligus dengan PEEP (positive end-
expiratory pressure). Penggunaan PEEP (5 cmH2O) dapat
membantu paru-paru bayi tetap terinflasi diantara
pernapasan tekanan positif
 Saat VTP dimulai, gunakan monitor kardiak elektrik untuk
penilaian denyut jantung yang akurat. Apabila tekanan
ventilasi tidak terpantau monitor, gunakan tekanan minimal
untuk mencapai pergerakan dinding dada fisiologis (tidak
berlebihan) dan peningkatan denyut jantung. Tekanan yang
lebih tinggi mungkin dibutuhkan untuk membantu aerasi paru
pada awal pernafasan
 Indikator paling penting dari VTP yang berhasil
yaitu kenaikan denyut jantung. Bila denyut
jantung tidak meningkat, VTP yang menginflasi
paru dapat dinilai dari pergerakan dinding dada
saat ventilasi. Apabila dipasang intubasi atau
sungkup laringeal (Laryngeal Mask Airway),
inflasi paru dinilai dengan pergerakan dinding
dada dan bunyi nafas bilateral saat ventilasi
 Saat VTP dimulai, asisten mendengarkan
peningkatan denyut jantung pada 15 detik
pertama setelah VTP
 Apabila VTP sudah dilakukan dan kondisi bayi tidak
membaik, pergerakan dada bayi tidak baik bahkan
setelah posisi sungkup diperbaiki atau setelah
intubasi terpasang, trakea mungkin mengalami
obstruksi oleh sekret yang tebal sehingga harus
dilakukan penyedotan (suction) melalui kateter yang
dimasukan melalui endotracheal tube atau secara
langsung masuk ke trakea
 Setelah 30 detik dilakukan ventilasi adekuat dengan
oksigen 100%, pernafasan spontan dan denyut
jantung harus dinilai. Apabila terdapat pernafasan
spontan dan denyut jantung 100 kali/menit, VTP
perlahan dapat dikurangi dan diberhentikan
 Apabila pernafasan spontan tidak adekuat atau
denyut jantung masih dibawah 100 kali/menit,
ventilasi harus dilanjutkan baik dengan sungkup
atau pemasangan endotracheal tube. Apabila
denyut jantung .60x/m, ventilasi dilanjutkan,
mulai lakukan kompresi dada dan pemasangan
intubasi
 Turunkan tekanan ventilasi dan kecepatan
apabila bayi memberikan respon
 Dekompresi gastrik melalui nasogastric
tube (NGT) diindikasikan apabila ventilasi
sungkup dilanjutkan selama beberapa menit
PENILAIAN
 Peningkatan denyut jantung lebih dari 100x/m
 Ada pergerakan dinding dada dan perut setiap
inflasi
 Perbaikan dari saturasi oksigen
MONITORING
 Observasi gula darah
 Temperatur

 Saturasi oksigen

 Denyut jantung

 Respiratory rate dan pola nafas

 Analisis gas darah

 Keseimbangan cairan dan nutrisi

 Tekanan darah

 Tanda-tanda neurologis
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai