Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI

PATOFISIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


KANKER

Dosen Pengampu:
Dr. Desiyani Nani, S.Kep., Ns., M.Sc

Disusun Oleh :

Alfin Nur Adiningsih (I1D018018)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN ILMU GIZI
PURWOKERTO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keganasan atau kanker merupakan penyakit yang banyak diderita oleh manusia di
berbagai belahan dunia. Setiap manusia memiliki risiko menderita kanker karena
pengaruh faktor internal maupun ekternal. Berdasarkan data dari American Cancer
Society, kanker menjadi penyebab kematian kedua dan diprediksi beberapa tahun kedepan
akan melampaui penyakit jantung sebagai penyebab kematian utama saat ini (Kurniasari
dkk, 2017).
Sudah diterima secara luas bahwa kanker adalah penyakit yang disebabkan rusaknya
mekanisme pengaturan dasar perilaku sel khususnya mekanisme pertumbuhan dan
diferensiasi sel. Kanker.merupakan pertumbuhan sel abnormal yang disebabkan karena
adanya berbagai faktor yang merubah ekspresi gen dan menimbulkan disregulasi antara
proliferasi sel dan kematian sel. Proliferasi sel yang tidak terkontrol berkembang menjadi
populasi sel yang menginvasi jaringan dan bermetastase ke organ lain (Kurniasari dkk,
2017).
Insiden kanker meningkat dari 12,7 juta menjadi 14,1 juta kasus dari tahun 2008
sampai 2012. Selalu ada kasus baru terkait kanker dan dua pertiga kasus tersebut terdapat
di negara-negara dengan sosial ekonomi rendah-menengah. Di Indonesia, kanker
merupakan penyebab kematian nomor 7 setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal,
dan diabetes melitus dengan prevalensi sebesar 1,4 per 1.000 penduduk. Prevalensi
kanker umumnya lebih tinggi terjadi pada perempuan, sebesar 5,7 per 1.000 penduduk
dibandingkan dengan laki-laki, sebesar 2,9 per 1.000 penduduk. Yogyakarta merupakan
provinsi di Indonesia dengan prevalensi kanker tertinggi, yaitu sebesar 4,1%, diikuti oleh
Jawa Tengah sebesar 2,1% (Setiyarini dkk, 2017).
Penyakit kanker berdampak serius pada kualitas hidup seseorang, di mana pasien
sering mengalami penderitaan fisik, psikososial, spiritual, dan masalah lain. Masalah
psikososial meliputi kecemasan, ketakutan menjalani pemeriksaan, kekambuhan penyakit,
depresi, dan kematian.6,7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 34,4% pasien kanker di
Indonesia mengalami depresi. Presentase ini meningkat sejalan dengan semakin parahnya
kecacatan dan meluasnya stadium kanker. Kejadian depresi tertinggi terjadi pada pasien
kanker yang menjalani terapi kombinasi (pembedahan dan kemoterapi), yaitu sebesar
26% (Setiyarini dkk, 2017).
B. Tujuan
a. Memahami definisi, jenis, dan penyebab kanker.
b. Memahami pola hidup yang dapat memicu kanker dan zat makanan yang bersifat
karsinogenik.
c. Memahami perjalanan makanan dalam tubuh sehingga dapat memicu kanker.
d. Mengetahui upaya promotif dan preventif dalam pencegahan kanker.
BAB II
ISI

A. Definisi Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan karena rusaknya mekanisme
pengaturan dasar pada perilaku sel, khususnya pada mekanisme pertumbuhan dan
deferensiasi sel. Ini merupakan pertumbuhan sel yang terjadi secara abnormal, disebabkan
oleh adanya berbagai faktor yang dapat merubah ekspresi gen dan menimbulkan
disregulasi antara poliferasi sel dan juga kematian sel. Poliferasi sel yang tidak terkontrol
tersebut akan berkembang menjadi populasi sel yang dapat menginvasi jaringan dan dapat
menyebar ke jaringan yang lain (Kurniasari, dkk 2017).
Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel-sel yang tidak
normal dan membelah terus-menerus. Pembelahan secara terus–menerus tersebut menjadi
tidak terkendali dan membentuk sel-sel tumor, lalu akan tumbuh menjadi sel kanker.
Tumor terbagi menjadi dua, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki
ciri–ciri, yaitu tumbuh secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan bila
dioperasi dapat dikeluarkan secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna, sedangkan
tumor ganas memiliki ciri–ciri, yaitu dapat menyusup ke jaringan sekitarnya, dan sel
kanker dapat ditemukan pada pertumbuhan tumor tersebut (Kuzairi, et al, 2016).
B. Jenis-Jenis Kanker
Jenis-jenis kanker yaitu;
a. Karsinoma merupakan jenis kanker berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh
atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis, ovarium,
kelenjar mucus, sel melanin, payudara, leher rahim, kolon, rektum, lambung, pankreas
(Akmal, dkk., 2010).
b. Limfoma termasuk jenis kanker berasal dari jaringan yang membentuk darah,
misalnya sumsum tulang, lueukimia, limfoma merupakan jenis kanker yang tidak
membentuk masa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi
sel darah normal (Akmal, dkk., 2010).
c. Sarkoma adalah jenis kanker akibat kerusakan jaringan penujang di permukaan tubuh
seperti jaringan ikat, sel-sel otot dan tulang.
d. Glioma adalah kanker susunan saraf, misalnya sel-sel glia (jaringan panjang) di
susunan saraf pusat.
e. Karsinoma in situ adalah istilah untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih
terbatas di daerah tertentu sehingga dianggap lesi pra invasif (kelainan/ luka yang
belum menyebar). (Risdayanti, R., & Herlina, N. (2020)
C. Penyebab Kanker
Menurut Nafiah (2020) penyebab Kanker dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal yang menyebabkan kanker yaitu faktor genetik atau bawaan, faktor
hormonal, faktor kejiwaan, dan kekebalan tubuh.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat menyebabkan kanker, yaitu radiasi, radikal bebas, sinar
ultra violet, virus, infeksi, rokok, dan bahan kimia dari makanan.
Berikut rincian terkait faktor-faktor penyebab kanker menurut Kurniasari dkk (2017):
a. Obesitas dan BB Berlebih
Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa orang dengan obesitas dan BB lebih
dapat meningkatkan resiko kanker sebesar 20% dibandingkan orang yang normal.
Ada 4 sistem utama yang sangat berperan, antara lain : insulin, insulin-like growth
factor1, sex steroids, dan adipokine.
b. Asupan makan kurang sayur dan buah
sayur dan buah berperan dalam mencegah kanker. Sebuah penelitian menyatakan
bahwa orang yang memiliki asupan buah dan sayur yang banyak beresiko kanker
lebih rendah dibanding yang tidak mengonsumsi.
c. Inaktivasi Fisik
Faktor aktivitas fisik yang tinggi berkaitan dengan menurunkan resiko kanker.
Contohnya pada kanker kolon yang sering dikaitkan dengan aktivitas fisik.
d. Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko kanker. Banyak penelitian kohort observasional
menunjukkan hubungan merokok dengan adanya kanker prostat dan bahkan kematian.
e. Penggunaan alkohol
Meningkatkan resiko kanker pada mulut dan faring, kerongkongan, hati, laring dan
juga payudara. Terdapat banyak bukti bahwa meminum alkohol berkaitan dengan
kanker lain seperti pankreas dan prostat serta melanoma.
f. Hubungan seks tidak aman
Dapat terkena penyakit seks menular yang ganas seperti infeksi oleh HPV.
Merupakan penyebab utama kanker leher rahim. Dalam hal ini pekerja seks lebih
rentan terinfeksi HPV.
g. Polusi udara
Polusi udara sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi serta peningkatan urbanisasi
yang dapat menimbulkan risiko baru penyebab kanker.
Menurut Sudhakar (2009), salah satu faktor eksternal penyebab kanker adalah virus, virus
penyebab kanker antara lain:
• Virus hepatitis B atau C yang menyebabkan kanker hati.
• Virus Epstein-Barr menyebabkan limfoma non-Hodgkin dan kanker nasofaring.
• Human immunodeficiency virus (HIV) dikaitkan dengan Kaposi Sarcoma dan
limfoma non-Hodgkin.
• Virus papiloma manusia (HPV) berhubungan dengan kanker serviks, vulva dan penis.
(Sudhakar,2009)
D. Pola Hidup yang Memicu Kanker
Pola hidup merupakan salah satu faktor internal yang memengaruhi kesehatan seseorang.
Menurut Maria dkk (2017) Beberapa pola hidup pemicu kanker sebagai berikut:
• Perilaku Makan
Perilaku konsumsi makanan dan minuman junk food atau fast food, dan aneka jenis
makanan olahan berpotensi mempercepat pertumbuhan sel kanker. Organisasi
Kesehatan Dunia telah menentukan bahwa faktor pola makan mencakup sedikit- nya
30% dari penyebab seluruh kanker di negara-negara barat dan sampai 20% di negara-
negara berkembang. Semakin gencarnya informasi dan promosi berbagai makanan
cepat saji seperti fast food atau junk food yang kaya lemak dan kar- bohidrat, tetapi
rendah serat menyebabkan ma- syarakat Indonesia mengubah pola makannya.
• Pola Makan
Pola makan yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya obesitas. Berdasarkan
American Can- cer Society, menyatakan bahwa wanita yang meng- alami obesitas
atau kelebihan berat badan setelah memasuki masa menopause memiliki risiko lebih
tinggi menderita kanker payudara.
• Merokok
Seorang perokok tujuh kali lebih rentan terhadap jenis kanker termasuk kanker
payudara bila dibandingkan dengan non perokok. Kemudian, merokok pasif untuk
kanker payudara jauh lebih besar daripada risiko angka kejadian riwayat merokok
aktif.
• Stress
Salah satu jenis stres yang dialami adalah strespsikososial (tekanan mental/beban
kehidupan) akan mengakibatkan stres psikobiologik yang berdampak pada
menurunnya imu- nitas tubuh. Bila imunitas tubuh menurun maka yang bersangkutan
rentan jatuh sakit baik fisik maupun mental yang dapat mengarah pada risiko
munculnya sel-sel ganas (kanker).
E. Zat-zat Makanan yang Bersifat Karsinogenik
a. Formalin
Pada tahun 1987, U.S Environmental Protection Agency (EPA) telah
mengklasifikasikan formaldehida sebagai zat karsinogen pada manusia. Selain itu ,
The International for Research on Cancer (IARC) turut mengklasifikasikan
formaldehida sebagai zat karsinogen pada manusia (Beane, 2010 dalam Maifita dan
Handayani, 2020)
b. Heterocyclic Aromatic Amine (HAA)
Kondisi pemanasan yang drastis seperti pemanggangan (grilling dan roasting) dapat
menyebabkan kandungan HAA lebih tinggi secara signifikan. Prekursor untuk
kelompok senyawa aromatik polisiklik tersebut adalah komponen pangan yang
fundamental yaitu gula, asam amino dan kreatin, yang mengalami reaksi Maillard
membentuk HAA (Skog et al, 2000 dalam Saputro, 2020).
c. Nitrit
Nitrit adalah kandidat utama yang bertanggung jawab dalam hubungan antara daging
olahan dengan CRC (Colorectal Cancer). Akan tetapi, terdapat kemungkinan bahwa
kombinasi dari faktor lain dapat ikut memicu patogenesis CRC. Nitrit adalah
pengawet yang secara unik dapat mencegah pertumbuhan clostridium botulinum.
Nitrit juga dapat menigkatkan warna dan rasa pada daging olahan. Konsumsi nitrit
dapat menyebabkan pembentukkan senyawa N-nitroso yang beberapa diantaranya
termasuk karsinogenik (Crowe et al., 2019).
d. Rhodamin B
Penggunaan Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan
merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Alasan penggunaan
pewarna ini adalah untuk memperbaiki warna merah yang berkurang akibat
penambahan bahan lain (Butarbutar, 2007 dalam Nurdin dan Utomo 2018).
F. Perjalanan Makanan Dalam Tubuh Sehingga Memicu Penyakit Kanker

Menurut Sutandyo (2010), perjalanan makanan dalam tubuh sehingga dapat memicu
penyakit kanker adalah sebagai berikut:
1. Karsinogenik masuk ke dalam tubuh, diabsorpsi kemudian distribusikan
2. Selanjutnya terjadi proses biotransformasi, yaitu perubahan atau modifikasi senyawa
kimia oleh enzim yang terjadi pada hati, paru paru, ginjal.
3. Pada proses biotransformasi terdapat perubahan yaitu pembentukan senyawa
(aktivasi) dan penghilangan senyawa (inaktivasi).
4. Pada inaktivasi yaitu sekresi pada ginjal, paru-paru dan hati.
5. Pada aktivasi, senyawa karsinogenik diklasifikasikan menjadi agen genotoksik dan
non genotoksik.
6. Mekanisme genotoksik menyebabkan kerusakan DNA, mekanisme yang terjadi yaitu,
mutasi gen, penyimpangan kromosom, aduksi, delesi, fusi, mis-segresi, dan non
disjungsi sehingga menyebabkan kerusakan genomic.
7. Mekanisme non genotoksik akan terjadi mekanisme inflamasi, imunosupresi, reactive
oxygen species (ROS), reactive nitrogen species, aktivasi reseptor, dan epigenetic
silencing yang menyebabkan perubahan sinyal transduksi.
8. Kerusakan genomic dan perubahan sinyal induksi akan menyebabkan hiperferiability,
gene instability, resistensi apoptosis, hilangnya proliferasi dan pada akhirnya
terbentuk kanker.
G. Upaya Promotif dan Preventif Untuk Mencegah Kanker
Upaya promotif dan preventif merupakan usaha yang dilakukan sebelum penyakit
tersebut muncul. Upaya promotif dilakukan sebagai usaha menciptakan perilaku dan
keadaan kondusif dalam bentuk pendidikan, ekonomi, organisasi, maupun sistem
penunjang dalam lingkungan yang mendukung terciptanya kesehatan. Sedangkan upaya
preventif berupa tindakan yang dilakukan untuk mencegah munculnya penyakit
(Wendimagegn & Bezuidenhout, 2019).
Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1000
penduduk. Meningkatnya mortalitas dan morbiditas penyakit tidak menular termasuk
kanker, di samping permasalahan penyakit menular yang belum selesai menjadikan
Indonesia menghadapi beban ganda. Beberapa program pemerintah dalam pengendalian
kanker yaitu upaya promotif dengan mengeluarkan regulasi antara lain kawasan tanpa
rokok (KTR), diet sehat dan kalori seimbang. Berikut penjelasan terkait regulasi upaya
promotif yang ada:
a. Kawasan Tanpa Rokok
Kanker menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penyebab
kematian dan biaya kesehatan yang meningkat ini berhubungan dengan peningkatan
konsumsi rokok, baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif. Dalam rangka
mengendalikan penyakit akibat merokok dan paparan asap rokok, Pemerintah telah
mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan seperti Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 109
tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk
Tembakau bagi Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, keseluruhan
masalah produk tembakau terutama rokok telah diarahkan agar tidak mengganggu dan
membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
Pengendalian rokok tersebut dilakukan dengan cara menerapkan Kawasan Tanpa
Rokok (KTR) di beberapa tatanan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan
tersebut penerapan KTR wajib dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah (Pemda) (Rahajeng, 2015).
b. Pedoman Gizi Seimbang dan Isi Piringku
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.Gizi Seimbang disusun dalam
bentuk Pedoman Gizi Seimbang. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.41 Tahun 2014, Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai
penyempurnaan pedoman-pedoman yang lama. Pedoman Gizi Seimbang mempunyai
empat pilar yaitu mengkonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup
bersih, melakukan aktivitas fisik, mempertahankan dan memantau berat badan dalam
batas normal. Empat pilar tersebut menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dan upaya
perbaikan gizi. Dengan penerapan gizi seimbang diharapkan dapat mengurangi
prevalensi terjadinya kanker (Febrinsa, 2016).
Isi Piringku merupakan salah satu panduan makan sehat yang bisa digunakan
sebagai acuan sajian sekali makan. Panduan tersebut meliputi, dalam satu piring
makan terdapat lauk-pauk, buah-buahan, sayuran, dan makanan pokok yang bisa
dikonsumsi masyarakat yang ingin menjaga berat badan yang sehat. Isi piringku dapat
memberikan penggambaran yang lebih nyata dan sederhana bagi masyarakat awam
dalam menerapkan gizi seimbang.

Sementara itu, dalam upaya  preventif pada saat ini, Kementerian Kesehatan RI
dengan dukungan profesi, LSM seperti YKI dan masyarakat telah mengembangkan
program deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas. Upaya
pengendalian kanker dilakukan dengan deteksi dini. Untuk mencegah kanker leher rahim
dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sementara untuk
penemuan awal kanker payudara dilakukan dengan metode deteksi pemeriksaan payudara
klinis (Sadanis) dan periksa payudara sendiri (Sadari). Program deteksi dini ini telah
dicanangkan menjadi program nasional sejak 21 April 2008 dengan target perempuan
berisiko, yakni usia 30-50 tahun. (ROKOM, 2015).
BAB III
KESIMPULAN

Pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:


a. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan karena rusaknya mekanisme pengaturan
dasar pada perilaku sel, khususnya pada mekanisme pertumbuhan dan deferensiasi sel.
Jenis-jenis kanker yaitu; karsinoma, limfoma, sarkoma, glioma, karsinoma in situ. Faktor
penyebab kanker yaitu; faktor internal (faktor genetik atau bawaan, faktor hormonal,
faktor kejiwaan, dan kekebalan tubuh) dan faktor eksternal (radiasi, radikal bebas, sinar
ultra violet, virus, infeksi, rokok, dan bahan kimia dari makanan).
b. Pola hidup yang dapat memicu kanker yaitu perilaku makan yang buruk, pola makan
tidak teratur, merokok, dan stress. Zat makanan yang bersifat karsinogenik yaitu formalin,
Heterocyclic Aromatic Amine (HAA), nitrit, dan rhodamin B.
c. Perjalanan makanan dalam tubuh sehingga dapat menjadi penyakit kanker yaitu:
Karsinogenik masuk ke dalam tubuh terjadi proses biotransformasi senyawa dalam
tubuh Pada proses biotransformasi terdapat perubahan yaitu pembentukan senyawa
(aktivasi) dan penghilangan senyawa (inaktivasi) Pada aktivasi terjadi mekanisme
genotoksik dan mekanisme non genotoksik Mekanisme genotoksik menyebabkan
kerusakan DNA, sehingga menyebabkan kerusakan genomic dan pada mekanisme non
genotoksik akan terjadi mekanisme yang menyebabkan perubahan sinyal transduksi
Akibat dari kerusakan genomic dan perubahan sinyal induksi akan menyebabkan
hiperferiability, gene instability, resistensi apoptosis, hilangnya proliferasi dan pada
akhirnya terbentuk kanker.
d. Upaya promotif berupa KTR (Kawasan Tanpa Rokok), diet sehat dan kalori seimbang.
Upaya preventif berupa deteksi dini contohnya untuk mencegah kanker leher rahim
dilakukan dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Sementara untuk
penemuan awal kanker payudara dilakukan dengan metode deteksi pemeriksaan payudara
klinis (Sadanis) dan periksa payudara sendiri (Sadari).
e.
DAFTAR PUSTAKA

Crowe, W., Elliott, C. T. and Green, B. D. 2019. A review of the in vivo evidence investigating the
role of nitrite exposure from processed meat consumption in the development of
colorectal cancer. Nutrients. Vol. 11(11).
Febrinsa, F. D. 2016. Asosiasi Kompetensi Tentang Pedoman Gizi Seimbang dengan Status Indeks
Massa Tubuh Remaja Putri Di Pondok Pesantren Al-Ishlah Bulusan Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 4(2): 46-54.
Irawan, E. 2013. Pengaruh perawatan paliatif terhadap pasien kanker stadium akhir (literature
review). Jurnal Keperawatan BSI, 1(1).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes (ROKOM). 2015. Kanker, Bukan di
Luar Kemampuan Kita. Diakses pada 4 November 2020 dari
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Kurniasari, F. N., Harti, L. B., Ariestiningsih, A. D., Wardhani, S. O., & Nugroho, S. 2017. Buku Ajar
Gizi dan Kanker. Universitas Brawijaya Press.
Kuzairi, K., Yulianto, T., & Safitri, L. 2016. Aplikasi Metode Adams Bashforth-Moulton (Abm) Pada
Model Penyakit Kanker. J Mat MANTIK. Vol. 2 : 14-21.
Maifita, Y. and Handayani, T. 2020. Pemeriksaan Kandungan Zat Kimia Formalin pada Ikan Asin
yang dijual di Pasar Pariaman Tahun 2018. Jurnal Katalisator. Vol. 5(1) : 100–105.
Maria, Ida Leida., Sainal, Andi Asliana., Nyorong, Mapeaty. 2017. Risiko Gaya Hidup Terhadap
Kejadian Kanker Payudara Pada Wanita. Jurnal MKMI, Vol. 13(2).
Nafi’ah, S. 2020. Kegunaan Daun Sirsak (Annona Muricata L) Untuk Membunuh Sel Kanker Dan
Pengganti Kemoterapi. Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kesehatan Alkautsar (JIKKA).
Vol. 1(1).
Nurdin, N. and Utomo, B. 2018. Tinjauan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pada Makanan
Jajanan Anak Sekolah. Jurnal Riset Kesehatan. Vol. 7(2): 85.
Setiyarini, S. dkk. 2017. Tingkat Depresi pada Pasien Kanker di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, dan
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto: Pilot Study. Jurnal Kanker Indonesia.
Vol. 11(4) : 171-177
Lampiran
1. Copy Link Pertemuan
https://meet.google.com/fno-xvqr-efr?authuser=1
2. Screenshoot Presentasi

Anda mungkin juga menyukai