Anda di halaman 1dari 4

Aneurisma aorta adalah pelebaran abnormal dari aorta, yang merupakan

penyalur utama darah kaya oksigen dari jantung ke organ dan jaringan tubuh.
Hal ini dapat terjadi di bagian atas aorta di dada, yang dikenal sebagai
aneurisma aorta toraks, atau di bagian bawah aorta / perut, yang dikenal
sebagai aneurisma aorta abdominal.

Aneurisma aorta terjadi karena adanya area yang melemah dari dinding aorta
yang menyebabkan rentannya terhadap ekspansi, robek atau diseksi di dalam
dinding dan akhirnya pecah, yang dapat menyebabkan perdarahan dan
berujung pada kematian.

Menurut Control of Disease and Prevention (CDC) Prevalensi kematian akibat


Aneurisma aorta adalah 9.928 kematian pada tahun 2017 (di amerika), dari
60% kematian akibat aneurisma atau diseksi kebanyakan terjadi pada pria.

Meskipun penyakit aorta lebih jarang daripada penyakit jantung koroner


(CAD), gagal jantung atau hipertensi, itu menarik karena beberapa alasan  
penyakit aorta ini ibarat fenomena gunung es, “yang terlihat enteng, namun
sebenarnya yang tidak diketahui banyak dan membutuhkan intervensi yang
mengakibatkan meningkatnya biaya perawatan dimana Indonesia menetapkan
aturan SINGLE TARIF yang cukup memberatkan”.

Deteksi dini, pengawasan dan manajemen pasien sangat penting dalam


mencegah komplikasi dari kondisi yang mengancam jiwa tersebut.

Aneurisma aorta toraks sering terdeteksi secara kebetulan dari tes pencitraan
dilakukan karena alasan lain. Jika ada risiko tinggi perburukan aneurisma
berdasarkan faktor risiko atau jika ada gejala, sejumlah tes pencitraan dada
dapat dilakukan antara lain rontgen dada, ekokardiografi, computed
tomography (CT) dan resonansi magnetic pencitraan (MRI) dada.
Di RSJPD Harapan Kita 2019,

94 kasus vascular ditangani dari 249 kasus

Kasus PAD di PJHNK  176


tindakan laser  85
HYBRID  45
Plebektomi  5
Sebagian besar pusat pelayanan Kesehatan bedah di indonesia memiliki prosedur bedah elektif
terbatas atau sepenuhnya dibatalkan, termasuk prosedur kardiovaskular. Baru-baru ini ada survey
yang menyatakan praktik bedah vaskular di seluruh dunia mengurangi operasi elektif dalam
menghadapi pandemic COVID-19.

Keunggulan Tindakan operasi vascular dibandingkan dengan intervensi


perkutan  mengurangi migrasi dari STENT
Bandingkan cross clamp dan CPB time

dengan

Lengh of stay ICU, IW

Fungsi ginjal

Mortalitas

Readmisi

Reoperasi

Aritmia

Mci

CHF

Anda mungkin juga menyukai