Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Laporan Audit
(Audit Report)

1. Pendahuluan
2. Perumusan Opini Auditor
3. Jenis-Jenis Opini Audior
4. Contoh Laporan Audit

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi MK 0111506 Dr. Rita Yuniarti, SE, MM, Ak., CA
Bisnis
DR. H. Islahuzzaman., SE., M.SI., Ak., CA
Mirna Dianita, S.E., M.M., Ak., CA
Rini Susiani, S.E., M.AK., Ak., C.A
Robertus Ary Novianto, S.E., Ak., M.M
Syafdinal, S.E., M.M., Ak

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
ketentuan dan pertimbangan dalam untuk menjelaskan ketentuan dan
merumuskan opini auditor atas pertimbangan dalam merumuskan
laporan keuangan dan dalam opini serta dapat menyusun laporan
menyusun laporan auditor dengan audit yang tepat dan dapat
redaksi yang tepat. membedakan jenis-jenis opini
auditor atas laporan keuangan
perusahaan.
‘20 Auditing I
2 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pendahuluan

Tahap ketiga dalam proses audit adalah tahap pelaporan. Laporan audit merupakan
tahap akhir/hasil akhir dalam suatu proses audit yaitu laporan yang menyatakan pendapat
auditor tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang sudah sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sesuai dengan tujuan umum dari audit yaitu
memperoleh asurans yang layak atas laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah
saji material yang disebabkan oleh kecurangan ataupun kesalahan dan melaporkan serta
mengkomunikasikan temuan-temuan selama proses audit tersebut kepada TCWG. Tujuan
auditor pada tahap ini adalah (1) merumuskan opini atas laporan keuangan berdasarkan
evaluasi terhadap kesimpulan yang ditariknya dari bukti audit yang dikumpulkan selama
proses audit. (2) memberikan dengan jelas opininya melalui laporan tertulis yang juga
menjelaskan dasar dari opini tersebut. (ISA 700, 2013).
Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor atas kewajaran laporan
keuangan perusahaan dalam semua hal yang material dan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia. (Standar Audit “SA” 700, 2013). Opini audit juga
merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang
kondisi perusahaan klien. Pemberian opini audit dilakukan oleh auditor melalui beberapa
tahap proses audit, hingga auditor dapat menyimpulkan bahwa auditor telah memperoleh
keyakinan memadai atas laporan keuangan yang disajikan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Atas dasar keyakinan tersebut auditor dapat merumuskan suatu opini tentang apakah laporan
keuangan telah disusun dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku. Opini yang diberikan auditor tergantung dari temuan-temuan auditor
selama proses audit, terdapat keputusan-keputusan penting yang harus dibuat oleh auditor,
sebelum menandatangani laporan yang berisi opininya. Untuk itu sebelum membuat laporan
audit maka auditor harus merumuskan opini terlebih dahulu dengan cara melakukan evaluasi
atas bukti-bukti yang telah dikumpulkan.
Opini yang diberikan oleh auditor dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh para pihak yang berkepentingan, misalnya investor. Investor akan merasa lebih
yakin untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki opini wajar tanpa
pengecualian.(Carcello dan Neal, 2003).

Bagan 4.1
Audit Proses

‘20 Auditing I
3 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Perumusan Opini Auditor
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Standar Audit (“SA”) 700
(2013) tentang perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan keuangan, yang
mulai berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 januari 2013 (untuk Emiten) atau tanggal 1 Januari 2014
(untuk entitas selain Emiten), menyatakan bahwa perumusan opini audit adalah sebagai
berikut:
1. Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam
semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

2. Auditor menyimpulkan suatu laporan keuangan dengan memperoleh keyakinan memadai


bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian yang
material atas kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus
memperhitungkan beberapa hal, sebagai beriku:
1) Bukti audit yang tepat dan cukup (ISA 330).
2) Kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah material, baik secara individu
maupun kolektif (ISA 450).
3) Evaluasi sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

3. Auditor harus mengevaluasi laporan keuangan yang disusun dalam semua hal yang
material, sesuai dengan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

‘20 Auditing I
4 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengevaluasian atas suatu laporan keuangan harus mempertimbangkan persyaratan
kerangka pelaporan keuangan dari sudut pandang berikut ini:
1) Laporan keuangan mengungkapkam kebijakan akuntansi signifikan yang dipilih dan
ditetapkan secara memadai.
2) Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan sudah tepat.
3) Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar.
4) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat diandalkan,
dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami.
5) Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai agar mudah dipahami
oleh pengguna yang dituju.
6) Terminology yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan
keuangan, sudah tepat.

Jenis-Jenis Opini Auditor

Menurut Alwee, 2015 Opini Auditor adalah;


“The auditor’s opinion is the recognition that the financial statements contain no material
misstatements. The auditors' opinion is based on the audit evidence obtained from a sample
selected for an audit work. Audit opinion based on the selected sample is an approach that is
usually taken as audit procedures”(Alwee, 2015).

Berdasarkan SPAP 2013, menyatakan bahwa opini audit terdiri dari:


1. Opini Tanpa Modifikasi (ISA 700)
Opini tanpa modifikasi merupakan opini wajar tanpa pengecualian atau opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam laporan
auditor independen, berikut penjelasannya:
1) Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Opini ini diterbitkan ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku. (ISA 700)
Artinya disini tidak ada pembatasan atas ruang lingkup audit dan tidak adanya
pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran laporan keuangan, dan tidak
ditemukannya kesalahan material dan telah menerapkan standar akuntansi keuangan
yang berlaku dalam laporan keuangan disertai dengan pengungkapan yang memadai
dalam laporan keuangan. (Susiani, 2019).

‘20 Auditing I
5 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2) Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal dan
paragragraf hal lain (Unqualified Opinion with Emphasis of the Matters)
a) Paragraf penekanan suatu hal adalah suatu paragraf yang tercantum dalam laporan
auditor yang mengacu pada suatu hal yang telah disajikan atau diungkapkan
dengan tepat dalam laporan keuangan dengan bukti audit yang cukup bahwa tidak
terdapat kesalahan penyajian material, yang menurut pertimbangan auditor,
sedemikian penting bahwa hal tersebut adalah fundamental bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan. (ISA 706).
Kondisi yang diperlukan dalam paragraf penekanan seuatu hal, diantaranya:
1. Adanya ketidakpastian yang berhubungan dengan hasil di masa depan atas
perkara litigasi yang tidak biasa,
2. Penerapan dini (jika diizinkan) atas suatu standar akuntansi baru yang
berdampak pervasif terhadap laporan keuangan sebelum tanggal efektif, dan
3. Adanya bencana alam besar yang telah atau masih berlanjut berdampak
signifikan terhadap laporan posisi keuangan entitas.

b) Paragraf hal lain adalah suatu paragraf yang tercantum dalam laporan auditor yang
mengacu pada suatu hal selain yang telah disajikan atau diungkapkan dalam
laporan keuangan, menurut pertimbangan auditor, relevan bagi pemahaman
pengguna laporan keuangan atas audit, tanggungjawab auditor, atau laopran
auditor dan hal ini tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kondisi yang memerlukan paragraf hal lain, diantaranya: a). Relevan bagi
pengguna laporan keuangan atas audit, b). Relevan bagi pemahaman pengguna
laporan keuangan atas tanggungjawab auditor atau laporan auditor, c). Pelaporan
atas lebih dari satu set laporan keuangan, dan d). Pembatasan atas distribusi atau
pengguna laporan auditor.
Dengan demikian Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penekanan
suatu hal dan paragraf hal lain ini diberikan ketika auditor atas pertimbangan kondisi
diatas merasa perlu memberikan informasi tambahan mengenai laporan keuangan
yang disajikan oleh perusahaan.

2. Opini Modifikasian (ISA 705)


Auditor harus memodifikasi opini ketika auditor menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti
audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah saji
material, atau auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk

‘20 Auditing I
6 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material. (Tuannakotta, 2015).

Menurut SPAP (2013) ISA 705, opini modifikasian terdiri dari 3 yaitu sebagai berikut:
1) Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qulified Opinion)
Opini ini diterbitkan ketika:
a. Auditor telah memperoleh bukti yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregat adalah
material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan
b. Auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk dijadikan sebagai
dasar opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa dampak salah saji yang tidak
ditemukan mungkin material tetapi tidak pervasif terhadap laporan keuangan.

2) Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Opini ini diterbitkan ketika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individu maupun agregat
adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
Opini ini merupakan kebalikan dari opini wajar tanpa pengecualian. Auditor memberikan
opini tidak wajar jika:
a) laporan klien tidak disajikan secara wajar karena tidak disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang berlaku
b) adanya pembatasan ruang lingkup audit sehingga bukti yang cukup untuk
mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan.

3) Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion)


Opini ini diterbitkan ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
tepat yang mendasari opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak
salah saji yg tidak ditemukan terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat
material dan pervasif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian opini atas laporan keuangan perusahaan bisa
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Opini tidak modifikasi yang terdiri dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar
Tanpa Pengecualian dengan paragraf penekanan suatu hal dan hal lain
2. Opini modifikasi yaitu selain Wajar Tanpa Pengecualian yang terdiri dari Wajar Dengan
Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW) dan Tidak Memberikan Pendapat (TMP)

‘20 Auditing I
7 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tuannakotta (2013) menjelaskan dalam tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1
Opini Auditor
ISA Pokok
Bahasan Penjelasan

ISA WTP Auditor wajib memberikan opini tidak di modifikasi (WTP) ketika
700.16 auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material dan sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

ISA Bukan Jika Auditor:


700.17 WTP A. Menyimpulkan berdasarkan bukti audit yang diperoleh,
laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari salah
saji material
B. Tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari salah saji yang material
C. Auditor wajib memodifikasi opini dalam laporan auditor sesuai
dengan ISA 705.

Sumber : Tuannakotta , 2013

Bagan 4.2
Merumuskan Opini Auditor

‘20 Auditing I
8 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Sumber: Tuannakotta, 2013.

Bagan di atas menjelaskan bahwa terdapat 2 pertanyaan sebagai berikut:


1. Wajar?
Auditor setelah mengevaluasi bukti-bukti audit yang diperoleh harus membuat sebuah
keputusan. Keputusan ini dalam bentuk sederhananya, menjawab pertanyaan “Wajar?”
• Jika jawabannya YA maka auditor merumuskan opini WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian atau Unqualified Opinion)
• Jika jawabannya TIDAK maka auditor merumuskan opini modifikasi, Opini yang
dimodifikasi adalah opini yang bukan WTP, rinciannya tergantung pada fakta-fakta
berikut:
1) Auditor menemukan salah saji yang yang material dalam Laporan Keuangan.
Referensinya adalah ISA 700.17A (lihat tabel 4.1)
2) Auditor tidak memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat Referensinya ISA 700.17B
(lihat tabel 4.1)

2. Pervasif ?
Pertanyaan ini ditujukan pada fakta diatas baik fakta yang pertama maupun yang
kedua.

‘20 Auditing I
9 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
• Jika fakta pertama Pervasif, maka auditor merumuskan opini TW (Tidak Wajar
atau adverse opinion).
Jika fakta pertama tidak pervasif maka auditor merumuskan opini WDP
(Wajar Dengan Pengecualian atau Qualified Opinion)
• Jika fakta kedua pervasif, maka auditor merumuskan opini TMP (Tidak
Memberi Pendapat atau Disclaimer opinion)
Jika fakta kedua tidak pervasif, maka auditor merumuskan opini WDP (Wajar
Dengan Pengecualian atau Qualified Opinion)

Alinea modifikasi dan catatan atas laporan keuangan

Tujuan dibuat alinea modifikasi Alinea modifikasi menyajikan rincian dari


modifikasi yang dibuat. Alinea ini
ditempatkan sebelum pendapat auditor atau
penolakan pendapat oleh auditor.

Catatan atas laporan keuangan Laporan auditor dapat saja menunujuk atau
mengacu kepada pembahasan yang lebih
mendalam pada catatan atas laporan
keuangan.

Laporan keuangan disalahsajikan secara material

Ada 2 istilah yang dijelaskan ISA 450.4


1. salah saji (misstatement)
2. Salah saji yang tidak dikoreksi (uncorrected Misstatement)

Salah saji dalam laporan keuangan terjadi ketika bukti audit yang cukup dan tepat sudah
diperoleh.(Tuannakotta, 2015).
Salah saji bisa berasal dari :
1. Evaluasi auditor atas salah saji yang tidak dikoreksi

‘20 Auditing I
10 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2. Tidak tepatnya pemilihan kebijakan akuntansi tertentu
3. Tidak tepatnya penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih
4. tidak tepatnya pengungkapan dalam laporan keuangan

Laporan Audit

Laporan auditor mengkomunikasikan informasi berikut kepada pembacanya, yaitu


sebagai berikut:
• Tanggung jawab manajemen
• Tanggung jawab auditor dan penjelasan mengenai audit
• Audit dilaksanakan dengan International Standars on Auditing
• Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
• Opini auditor atas laporan keuangan

Bentuk Laporan auditor dipengaruhi oleh:


• Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
• Pernyataan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan dan
• Adanya informasi tambahan

Bentuk dan Redaksi Laporan Auditor diatur dalam ISA 700 yaitu :
1. Laporan audit harus dibuat secara tertulis.
2. Laporan audit harus mempunyai judul yang jelas menandakan bahwa itu adalah laporan
auditor independen.
3. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sesuai dengan yang tercantum dalam
perikatan.
4. Menggunakan istilah yang tepat

Contoh laporan auditor dengan opini WTP

Nomor: 17/02/xxx/01/KAP-07/B/20

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

‘20 Auditing I
11 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi
PT ABC

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan
tanggal 31 Desember 2019, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu
ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditor


Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi
ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan
auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut,
auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian
wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan
kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal
entitas, serta mempertimbangkan hasil pengujian atas kepatuhan terhadap pasal tertentu peraturan
perundang-undangan dan kontrak perjanjian. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas
ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh
manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan
suatu basis bagi opini audit kami.

Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT ABC tanggal 31 Desember 2019, serta kinerja keuangan dan arus
kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.

Utama & Rekan


Kantor Akuntan Publik

Utama Jaya, CPA,


Nomor Registrasi Akuntan Publik: AP. xxxx

23 Februari 2020
Contoh laporan keuangan dengan Opini WDP
No.: 25/xxx/01/KAP-12/B/20

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi

‘20 Auditing I
12 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
PT XYZ

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT XYZ (“Perusahaan”) terlampir, yang terdiri dari neraca tanggal 31
Desember 2019, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan


Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), dan atas pengendalian
internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditor


Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit
kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas
dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor,
termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan
oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan
pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untuk
merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini
atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan
kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis
bagi opini wajar dengan pengecualian kami.

Basis untuk opini wajar dengan pengecualian


Jumlah pendapatan Perusahaan pada tahun 2019 sebagaimana tercatat pada laporan laba rugi terlampir
adalah sebesar Rp7.144.316.500 dan saldo pendapatan diterima di muka tanggal 31 Desember 2019
sebagaimana tercatat pada neraca terlampir adalah sebesar Rp110.225.000. Jumlah beban pokok, beban
marketing, dan beban administrasi dan umum Perusahaan pada tahun 2019 sebagaimana tercatat pada laporan
laba rugi terlampir adalah sebesar Rp11.826.797.366. Kami tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat atas sebagian jumlah beban tersebut karena laporan pertanggungjawaban dana operasional kantor
cabang tidak didukung oleh dokumen transaksi pengeluaran yang memadai. Selain itu terdapat koreksi saldo
laba sebesar Rp45.643.251 yang tidak didukung oleh bukti yang memadai. Sebagai akibatnya, kami tidak dapat
menentukan apakah diperlukan penyesuaian terhadap angka-angka tersebut di atas.

Opini wajar dengan pengecualian


Menurut opini kami, kecuali untuk dampak hal yang dijelaskan dalam paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan
Pengecualian, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan PT XYZ tanggal 31 Desember 2019, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Utama & REKAN


Kantor Akuntan Publik

Utama Jaya, CPA


Nomor Registrasi Akuntan Publik: AP. xxx

07 Maret 2020

Daftar Pustaka

Alwee, Takiah Mohd Iskandar, 2015, Re-Validation Of Professional Skepticism Traits,


Procedia Economics and Finance Volume 28, 68 – 75.

‘20 Auditing I
13 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Carcello, J.V dan T.L. Neal 2003, Audit Commitee Characteristics Ana Auditor Dismissal following
New Going Concern Report. The Accounting Revieu. Vol. 78, No.1, January 2003.

Institut Akuntan Publik Indonesia, 2013, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP),
Jakarta, Salemba Empat.

Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Auditing Berbasis ISA (International Standards on Auditing.


Jakarta: Selemba Empat.

Tuanakotta, Theodorus M. 2015, Audit Kontemporer. Jakarta, Salemba Empat.

‘20 Auditing I
14 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
‘20 Auditing I
15 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai