Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi

kehidupan manusia dan hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga

merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di

Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat

konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk

Indonesia. Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting,

namun tingkat produksi belum optimal. Tanaman jagung tak hanya kaya serat,

jagung juga sumber karbohidrat kompleks dan sejumlah zat gizi lainnya seperti

vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi, magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak

tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol.

Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah,

Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur

dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan

iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung (Warisno, 2007).

Prospek usaha tani tanaman jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif

dan komersial berpola agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor

komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi

kebutuhan pangan. Hasil penelitian agroekonomi tahun 1981- 1986 menunjukkan

bahwa permintaan terhadap jagung terus meningkat (Rukmana, 1997).


2

Produksi jagung saat ini mengalami penurunan, penurunan tersebut terjadi di

pulau Jawa dan beberapa pulau di luar Jawa. Sejumlah petani jagung wilayah Ngawi

Jawa Timur mengalami penurunan produksi jagung dikarenakan curah hujan yang

tinggi serta serangan hama (Kartiko, 2013). Selain itu produksi jagung di Sumatra

Utara pada awal tahun 2013 diperkirakan mengalami penurunan hingga 15%,

penurunan yang terjadi diakibatkan karena serangan hama serta kondisi cuaca yang

tidak menentu (Anonim, 2013). Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (2012),

produksi jagung pada tahun 2011 sebesar 923 ton pipilan kering, turun sebesar 38 ton

(3,95%) dibandingkan tahun 2010, produksi jagung tahun 2012 diperkirakan sebesar

909 ton pipilan kering, turun sebanyak 14 ton (1,52%) dibandingkan tahun 2011.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik produksi jagung Indonesia pada 2018 seberat

30,56 juta ton dengan luas lahan panen 5,73 juta hektare (ha). Alhasil, produktivitas

jagung nasional tahun lalu seberat 52,41 kuintal/ha

Cara budidaya tanaman jagung adalah sebagai berikut.

1. Persiapan Lahan

Cara pengolahan tanah minimum adalah mencangkul tanah pada bidang yang

akan dijadikan barisan tanaman jagung manis sedalam 15 cm-25 cm atau sedalam

mata cangkul hingga tanah menjadi gembur. Pengolahan tanah minimum biasanya

dilakukan karena waktu tanam mendesak. Cara ini pun mempunyai keuntungan,

antara lain dapamenekan biaya pengolahan tanah dan mempercepat waktu

penanaman, terutama menjelang musim kemarau tiba (Tim Karya Tani Mandiri,

2010). Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah

tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis

tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.


3

2. Penanaman

Penanaman jagung merupakan kegiatan memasukkan benih kedalam tanah

kemudian ditutup kembali dengan tanah, yang dapat dilakukan secara manual atau

dengan bantuan alat, dan mesin pertanian. Pada saat penanaman tanah harus

cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak tanaman harus diusahakan teratur agar

ruang tumbuh tanaman seragam dan pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa

varietas mempunyai populasi optimum yang berbeda. Populasi optimum dari

beberapa varietas yang telah beredar dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha Jagung

dapat ditanam dengan menggunakan jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua

tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm dengan satu tanaman perlubang atau 75

cm x 25 cm dengan satu tanaman perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm

menggunkan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup

dengan tanah.

3. Pemupukan

Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai

pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara terus

menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Kekurangan

nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan menurunkan hasil.

Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut, khususnya

saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat sebelum

tanaman setinggi lutut. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman

setinggi lutut sampai selesai pembungaan.

4. Pemeliharaan

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman, penjarangan,

penyiangan, pembubuan dan pemangkasan daun. Penyulaman dapat dilakukan


4

dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman dilakukan 2-3

minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di pelihara sehingga

diperoleh populasi tanaman yang diinginkan. Agar tidak merugi, lahan jagung

harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam

dan harus dijaga jangan sampai menganggu atau merusak akar tanaman.

Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan pembubuan pada waktu

pemupukan kedua. Pembubuan selain untuk memperkokoh batang juga untuk

memperbaiki drainase dan mempermudah pengairan.

5. Pengairan

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari sesudah

tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa pertumbuhan

kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu berbunga yang

membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan pendek

diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada huja terus menerus.

6. Panen

Pemanenan jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam, ketinggian

lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah cukup

masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga. Pemanenan

dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung sudah kuning.

Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku ibu jari pada

bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.

7. Hama dan penyakit

Kenaikan produksi ini menunjukkan bahwa jagung merupakan komoditas

strategis yang produksi nasionalnya yang perlu ditingkatkan. Namun demikian

usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia dihadapkan pada berbagai


5

permasalahan, antara lain kesuburan tanah, budi daya yang kurang baik, serta

permasalahan hama dan penyakit tanaman jagung. Hama penting yang ada pada

pertanaman jagung antara lain ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis), ulat

penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), lalat bibit (Atherigona sp.) dan ulat

grayak (Spodoptera litura F.) (Kartasapoetra, 1987).

Ulat penggerek batang (Ostrinia furnacalis) banyak terdapat di daerah

pertanian India, Jepang dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara termasuk

Indonesia. Dalam serangannya setiap lubang yang digereknya, sering terdapat

lebih dari seekor ulat. Dengan demikian ulat ini mampu merusak bunga dan bakal

buah yang masih muda dengan melalui lubang yang digereknya dalam batang.

Ulat ini berkembang dengan pesat di daerah yang beriklim kering atau kemarau.

Ulat penggerek batang ditemukan hampir di seluruh tanaman jagung di Provinsi

Lampung dan mengakibatkan penurunan hasil produksi (Surtikanti, 2002).

Buah kelelengkeng atau yang biasa disebut lengkeng merupakan tanaman

buah-buahan yang berasal dari wilayah Asia. Menurut Mariana (2013) bahwa buah

kelengkeng (Dimocarpus longan L.) merupakan tanaman subtropis yang sudah

dikenal 2000 tahun yang lalu, berasal dari daerah Cina Selatan,pemanfaatannya lebih

kepada khasiatnya sebagai obat, bukan sebagai buah meja. Buah kelengkeng

termasuk tanaman tahunan. Buah kelengkeng biasa dikonsumsi langsung dalam

jumlah besar, buah yang memiliki rasa manis tersebut juga adayang dikeringkan

untuk dijadikan bahan pembuat minuman penyegar. Haltersebut sesuai dengan

pendapat Hendrawan (2013) bahwa kebutuhan konsumsi buah kelengkeng tiap

tahunnya cenderung mengalami peningkatan, untuk itu telah diupayakan budidaya


6

kelengkeng tanpa bergantung pada musim atau yang biasa disebut teknologi off-

season.

Lengkeng menghendaki tanah yang gembur, dengan lapisan tanah yang tebal

dan dapat mengikat air dengan baik. Jenis tanah yang dapat yang sesuai untuk

pertumbuhan lengkeng antara lain jenis andosol, vertisol, latosol, atau tanah laterit.

Tanaman lengkeng menghendaki pH sekitar 5,5-6,5. Curah hujan yang dikehendaki

2500-3000 mm per tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Selain itu

tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh. Suhu optimum untuk pertumbuhan

lengkeng berkisar 20-33oC dengan kelembaban udara relatif 65-90%

Dilihat dari hasil identifikasi populasi tanaman lengkeng di Indonesia

diperkirakan telah mencapai 245.000 pohon atau sekitar 1.200 Ha. Sentra lengkeng

tersebar di beberapa titik pulau Jawa yang diperkirakan sekitar 37% sudah

berproduksi. Diprediksi pada 3 tahun ke depan produksi lengkeng akan mencapai 17

ribu ton.

Cara budidaya kelengkeng adalah sebagai berikut:

1. Penanaman

Jika ditanam dari bijinya, terlebih dahulu lakukan persemaian biji lengkeng.

Setelah berkecambah, maka pindahkan pada pot atau polybag. Tanaman

lengkeng pun bisa dibudidayakan di dalam wadah, namun jika ukurannya

menjadi sangat besar, silahkan pindahkan pada lahan tanah agar akarnya tetap

bisa berkembang dan bernapas. Penanaman lengkeng dilakukan menjelang

musim hujan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60x60x60 atau 100x100x60

cm, tergantung besar kecilnya bibit yang akan ditanam. Jarak tanam minimal 6 x

6 m.

2. Pemupukan
7

Pada pemupukan, pupuk anorganik yang diberikan hendaknya 100-300 gram

urea, 300-800 gram TSP, dan 100-300 gram KCL untuk tiap tanaman, diberikan

tiga kali dalam selang waktu tiga bulan. Setelah panen buah, cukup lakukan

pemberian pupuk sekali sebanyak 300 gram urea, 800 gram TSP, dan 300 gram

KCL untuk setiap pohon. Setelahnya, bisa ditambahkan Pupuk Organik Cair

(POC) NASA, Hormonik, Supernasa, atau Power Nutrition. Caranya, pertama-

tama campurkan pupuk dalam wadah sebanyak satu tutup botol dengan 15-20

liter air. Untuk pupuk Power Nutrition, hanya gunakan saat tanaman sudah mulai

berbuah. Selain pupuk tersebut, kami juga menyediakan pupuk khusus untuk

tanaman lengkeng, silahkan klik disini untuk melihat produknya.

3. Penyiraman

Saat baru ditanam, tanaman lengkeng memerlukan penyiraman yang teratur 2

kali sehari. Selanjutnya penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi tanaman

dan lingkungan pertanaman.

4. Pemangkasan

Dalam penanaman lengkeng penting dilakukan pemangkasan cabang yang

tidak produktif dan ranting yang menutupi kanopi, agar sinar matahari bisa

masuk merata ke seluruh bagian cabang. Benalu juga harus segera dibuang jika

sudah menempel. Ini hendaknya dilakukan pada awal musim hujan, untuk

mempermudah proses berbunga. Bagian yang harus dipangkas adalah cabang

yang tumbuh liar, sakit dan rusak, atau bersinggungan dengan cabang lain. Juga

cabang yang tumbuhnya membalik ke arah dalam dan ke arah bawah.

5. Hama dan Penyakit

Hama penting pada lengkeng adalah stink bug (Tessaratoma javanica) yang

dapat merusak bunga pada masa pembungaan. Kumbang dewasa berada di


8

panikel bunga, buah muda, dan terakhir berkembang pada batang atas lengkeng.

Pengendaliannya dengan cara membuang telurnya dan dengan penggunaan

insektisida berba-han aktif azodrine dengan melarutkan 10-20g/20 l air. Predator

alami stink bug adalah Anastatua sp., Micropanurus sp. dan Eupelmid sp. Hama

lain yang ditemukan pada lengkeng antara lain tungau Erinosa, scales, lalat buah,

aphids, penggerek batang, ulat pemakan daun, ulat pemakan bunga, mealy bug,

fruit spotting bug, elephant beetles dan fruit piercing moth dan tikus. Hama

penting yang menyerang pada musim pembuahan adalah kelelawar. Untuk

menghindari serangan kelelawar dilakukan pemberongsongan buah dengan

anyaman dari bambu. Cara lain dengan membuat jaring pengaman di sekitar

kebun atau di atas tanaman, tetapi metode tersebut sangat mahal.

Penyakit yang ditemukan pada lengkeng adalah jamur upas, akar putih, akar

hitam, bercak daun dan busuk akar. Pengendalian tanaman yang terkena jamur

dilakukan dengan memangkas ranting yang sakit serta menyemprot dengan

fungisida, sedangkan untuk penyakit akar pengen-dalian dilakukan dengan

mencabut tanaman yang sakit dan kemudian membakarnya. Selain itu

pencegahan penyakit juga diperlukan dengan cara menjaga sanitasi kebun.

6. Panen Kelengkeng

Buah kelengkeng bisa mulai dipanen pada usia 2 tahun setelah tanam dan

untuk yang dicangkok bisa lebih cepat lagi. Dari masa bunga hingga buah matang

biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan.

Tanaman durian adalah jenis pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran tidak

tergantung musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru yang

terjadi setelah masa berbuah selesai. Ketinggian tanaman dapat mencapai 25-50 m,
9

tergantung spesiesnya. Pohon durian memiliki benir (akar papan). Kulit batang

berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak beraturan. Tajuknya rindang dan

renggang (Sobir dan Napitupulu, 2010).

Durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah

seleranya kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan

memiliki rasa yang khas ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat. Buah

yang memiliki nama latin Durio zibethinus ini banyak sekali mengandung vitamin

B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali

zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor

(P), Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ).

Menurut Badan Pusat Statistik (2013), produksi buah durian Indonesia tahun

2012 sebanyak 888.130 ton. Sementara Indonesia mengimpor buah durian sebanyak

20.638,61 ton pada tahun yang sama (Kementerian Pertanian, 2013). Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik produksi Durian Indonesia pada 2018 seberat 1.142.094

ton dengan luas lahan panen 65.286 hektare (ha).

Cara budidaya tanaman durian adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Pola Tanaman

Jarak tanam sangat tergantung pada jenis & kesuburan tanah, kultivar durian,

serta sistem budidaya yang diterapkan untuk kultivar durian berumur genjah,

jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang & dalam

jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian

masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya

tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan


10

tanaman horti (lombok, tomat, terong & tanaman pangan: padi gogo, kedelai,

kacang tanah & ubi jalar).

2. Pembuatan Lubang Tanam

Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk

menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat

menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di

kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang

tanam dibiarkan kering terangin-angin selama 1 minggu, lalu lubang tanam

ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah

dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang

telah dicampur 35 kg pupuk kandang & 1 kg fospat. Untuk menghindari

gangguan rayap, semut & hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran

seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak

membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu

dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum

penanaman bibit.

3. Cara Penanaman

Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm,

kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh &

perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup tanah digali

kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang

membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman

dengan cara sebagai berikut : Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya

digunting/diiris hati-hati), Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas

leher, Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi air agar
11

pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah air. Pangkal bibit ditutup

rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air. Di atas bibit dapat dibangun

naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar

tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau

nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman. Unsur

hara yang diperlukan oleh tanaman adalah sebagai berikut: C, H, O (ketersediaan di

alam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B

(hara mikro). Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang

tanaman. Jenis pupuk ada bentuk padat maupun cair.

Berdasarkan proses pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam dan

pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam, contohnya

fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos.

Bokashi adalah jenis pupuk organik merupakan bahan organik yang telah

difermentasikan dengan EM4. Bokashi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan

biologi tanah.Secara biologis dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah yang

berperan dalam transformasi unsur sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara

tanaman (Edison, 2000, dalam Zahrah, 2011)

Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea

berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH 2

CONH2 merupakan pupu yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah

menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering

dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan
12

pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret

1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.

Pupuk Triple Super Phosphate (TSP) adalah nutrient anorganik yang

digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super

phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 (PHOSPHATE) pupuk ini

sekitar 44-46%. PHOSPHATE adalah salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan

oleh semua jenis tanaman untuk memacu perkembangan akar tanaman sehingga

perakaran lebih lebat, sehat & kuat, Menguatkan batang sehingga meningkatkan daya

tahan terhadap serangan hama penyakit & mengurangi resiko roboh, Memacu

pembentukan bunga dan pemasakan biji sehingga panen lebih cepat. Kekurangan

PHOSPHATE dapat menyebabkan tanaman akan tumbuh kerdil, daun berwarna

hijau tua, anakan sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah

atau buah.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui cara persilangan jagung manis dan jagung pelangi

2. Untuk mengetahui teknik sambung pucuk pada tanaman kelengkeng dan

durian
13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah dan Morfologi Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan biji-

bijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui

kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Di Indonesia, daerah-daerah

penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur,

Madura, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan

Maluku (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).

Secara umum tanaman jagung dalam tata nama atau sistematika (Taksonomi)

tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae, Subkingdom : Tracheobionta, Superdivision : Spermatophyta,

Division : Magnoliophyta, Class : Liliopsida, Subclass : Commelinidae, Order :

Cyperales, Family : Poaceae, Genus : Zea L., Spesies : Zea mays L. (USDA, 2014).

Tanaman jagung terbagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu akar, batang,

daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar serabut, yaitu

akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar

yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar yang

berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga adalah akar

adventif yang muncul pada dua atau lebih buku di atas permukaan tanah (Subekti

dkk., 2013). Batang jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa ruas dan

buku ruas. Pada buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi

tanaman jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm, tergantung dari varietas

(Purwono dan Hartono, 2011). Daun jagung memanjang, mempunyai ciri bangun

pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer). Diantara
14

pelepah dan helai daun terdapat ligula (Subekti dkk., 2013). Menurut Purwono dan

Hartono (2011), fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan

batang. Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah dalam satu tanaman

(monoecious). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan

bunga (inflorescence). Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari

buku, di antara batang dan pelepah daun (Subekti dkk., 2013).

B. Sejarah dan Morfologi Tanaman Kelengkeng

Menurut Rahmah (2013), taksonomi tanaman kelengkeng diklasifikasikan

sebagai berikut, Kingdom : Plantae, Sub kingdom : Tracheophyta, Divisio :

Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas : MagnoliopsidaOrdo :

Dimocarpus, Famili : Sapindaceae, Genus : Dimiocarpus, Spesies : Dimocarpus

longan.

Daun Kelengkeng termasuk daun majemuk, tiap tangkai memiliki tiga sampai

enam pasang daun. Bentuknya bulat panjang dan ujungnya agak runcing. Kuncup

daunnya berwarna kuning kehijauan, tetapi ada pula yang berwarna merah.

Perbungaan umumnya di ujung (flos 6 terminalis),4-80 cm panjangnya, lebat dengan

bulu-bulu empa, bentuk payung menggarpu (malai). Mahkota bunga lima helai,

warna bunga kuning mudaatau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil sehingga

hanya dapat diamati secara jelas bila memakai alat pembesar (Syahputra dan

Harjoko,2011). Buah Kelengkeng berbentuk bulat, dagingnya berwarna putih bening,

dan mengandung banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam

atau coklat tua (Rahmah, 2013). Daging buah Kelengkengmengandung banyak zat

gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegaran tubuh karena mengandung sukrosa,
15

glukosa, protein (nabati), lemak,vitamin A, vitamin B dan asam tartarik yang

berguna bagi kesehatan (Faizah dkk, 2012).

C. Sejarah dan Morfologi Tanaman Durian

Durian berkembang menjadi komoditas komersial yang penting di tiga negara

yaitu Thailand, Indonesia dan Malaysia. Negara lain yang juga membudidayakan

durian ialah Filipina, Vietnam, Brunai Darussalam dan Australia bagian

utara.Tanaman ini juga ditemukan di Myanmar, India dan Srilangka, bahkan

dijumpai di Hawaii dan Dominica (Badan Litbang Pertanian, 2013).

Klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom: Plantae (t

umbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Divisi:

Spermatophyta (menghasilkan biji), Sub Divisi: Magnoliophyta (tumbuhan

berbunga), Kelas: Magnoliopsida (/dikotil), Sub Kelas: Dilleniidae, Ordo: Malvales,

Famili: Bombacaceae, Genus: Durio dan Spesies: Durio zibethinus Murr

Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil

perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman

durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia (Rukmana, 1996).

Buah durian merupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh baik

di Indonesia. Panjang buah durian yang matang bisa mencapai 30-45 cm dengan

lebar 20-25 cm, dan berat antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang di

dalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah yang berwarna putih, krem,

kuning, atau kuning tua. Tiap varietas durian menentukan besar kecilnya ukuran

buah, rasa, tekstur, dan ketebalan daging (Nazaruddin, 1994). Durian banyak

disebutkan sebagai pohon hutan dan biasanya berukuran sedang hingga besar yang

tingginya mencapai 50 m dan umurnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan


16

tahun. Bentuk pohonnya (tajuk) mirip segitiga dengan kulit batangnya berwarna

merah coklat gelap, kasar, dan kadang terkelupas. Buah durian memiliki alat kelamin

jantan dan betina dalam 1 bunga sehingga tergolong bunga sempurna. Aroma dari

buahnya cukup menyengat. Buahnya berduri dan bila dibelah di dalam buahnya

terdapat ruang-ruang yang biasanya berjumlah lima. Setiap ruangan berisi biji

(pongge) yang dilapisi daging buah yang lembut, manis, dan berbau merangsang.

Jumlah daging buahnya pun beragam tetapi ratarata 2-5 buah. Warna buahnya

bervariasi dari putih, krem, kuning sampai kemerahan (Widyastuti dkk., 1993).

D. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak baik

ternak ruminansia ataupun ternak unggas. Sebenarnya, keunggulan pupukkandang

tidak terletak pada kandungan unsur hara karena sesungguhnya pupuk kandang

memiliki kandungan hara yang rendah. Kelebihannya adalah pupuk kandang dapat

meningkatkan humus, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kehidupan

mikroorganisme pengurai (Zulkarnain, 2009).

Pengaruh pupuk kandang terhadap sifat tanah antara lain adalah memudahkan

penyerapan air hujan, memperbaiki kemampuan tanah dalam mengikat air,

mengurangi erosi, memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi kecambah biji dan

merupakan sumber unsur hara tanaman. Pupuk kandang membuat tanah lebih subur,

gembur dan lebih mudah di olah. Kegunaan ini tidak dapat digantikan oleh pupuk

buatan. Kandungan unsur hara dalam kotoran ternak yang penting untuk tanaman

antara lain unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ketiga unsur inilah

yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Ketiga jenis unsur hara ini sangat

penting diberikan karena masing-masing memiliki fungsi yang sangat penting bagi

pertumbuhan tanaman (Setiawan, 1998).


17

E. Pupuk Urea

Pupuk urea terbuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua

zat ini menghasilkan pupuk urea dengan kandungan N mencapai 46%. Urea

merupakan jenis pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Oleh karena itu,

urea mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. Sifat lainnya adalah mudah

tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar matahari (Marsono dan Lingga 2008).

Unsur nitrogen diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian

vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Berperan penting dalam hal

pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, unsur N

berperan untuk mempercepat fase vegetative karena fungsi utama unsur N itu sendiri

sebagai sintesis klorofil. Klorofil berfungsi untuk menangkap cahaya matahari yang

berguna untuk pembentukan makanan dalam fotosintesis, kandungan klorofil yang

cukup dapat membentuk atau memacu pertumbuhan tanaman terutama 9 merangsang

organ vegetative tanaman. Pertumbuhan akar, batang, dan daun terjadi dengan cepat

jika persediaan makanan yang digunakan untuk proses pembentukan organ tersebut

dalam keadaan atau jumlah yang cukup (Purwadi, 2011).

F. Pupuk TSP

Pupuk TSP (triplesuperfosfat) memiliki kadar P2O5 sebesar 46-48% dan

umumnya berwarna abu-abu. Bentuknya berupa butiran dan larut dalam air. Reaksi

fisiologisnya netral (Marsono dan Lingga 2008).

G. Sambung Pucuk

Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk adalah merupakan

salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Grafting merupakan suatu

kegiatan penyambungan untuk menggabungkan (kompatibel) dua atau lebih sifat

unggul dalam satu tanaman (Putri dkk,2016). Grafting bertujuan menggabungkan


18

sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan

produksi yang baik, batang bawah memiliki perakaran yang baik, sedangkan batang

atas adalah menghasilkan produksifitas yang berkualitas (Simanjuntak, 2010).

Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk merupakan salah satu

cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Grafting merupakan suatu kegiatan

penyambungan untuk menggabungkan (kompatibel) dua atau lebih sifat unggul

dalam satu tanaman (Putri dkk,2016). Grafting bertujuan menggabungkan sifat-sifat

yang baik dari setiap komponen sehingga diperoleh pertumbuhan dan produksi yang

baik, batang bawah memiliki perakaran yang baik, sedangkan batang atas adalah

menghasilkan produksifitas yang berkualitas (Simanjuntak, 2010).

Perbanyakan vegetative dengan cara grafting memiliki beberapa kegunaan

yang mungkin tidak terdapat pada metode perbanyakan vegetative yang lainnya.

Diantara kegunaan perbanyakan dengan cara grafting adalah memperbaiki kualitas

dan kuantitas tanaman, mengatur proporsi tanaman agar memberikan hasil yang lebih

baik (pada tanaman berumah dua), untuk peremajaan tanaman, menguji keberadaan

penyakit akibat virus, mempercepat kematangan reproduktif, dan mendapatkan

bentuk pertumbuhan khusus pada tanaman. 


19

BAB III

BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum mata kuliah Genetika Tanaman untuk kegiatan Persilangan Jagung

dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau. Praktikum ini telah

dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari bulan Agustus 2019 hingga bulan

November 2019. Untuk Praktikum kegiatan Sambung Pucuk dilaksanakan di

Kompos Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Kegiatan ini telah dilaksankan

selama 1 bulan dimulai dari bulan November 2019 hingga Desember 2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada kegiatan Persilangan Jagung adalah benih jagung,

pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk kcl. Alat yang digunakan dalam praktikum

ini adalah cangkul,garu, gambor.

Bahan yang digunakan pada kegiatan sambung pucuk adalah bibit durian dan

bibit kelengkeng. Alat yang digunakan adalah cangkul, garu, plastik bening, pisau

cutter, gunting, serta buku dan alat tulis

C. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan pada kegiatan persilangan jagung adalah pemberian

pupuk urea dan pupuk TSP pada tanaman. Perlakuan yang diberi yaitu T1P0,

maksudnya adalah pupuk TSP 3 gram dan pupuk urea 0 gram.

Tanaman yang disambungkan pada kegiatan sambung pucuk adalah tanaman

kelengkeng dan tanaman durian.


20

D. Pelaksanaan Praktikum

Pelaksanaan pratikum persilangan jagung adalah sebagai berikut.

1. Persiapan dan Pengolahan Lahan

Lahan praktikum dibersihkan dari sampah-sampah dan tanaman yang

terdapat di lahan praktikum. Selanjutnya, tanah di gemburkan menggunakan

cangkul dan garu yang bertujuan untuk merubah tekstur tanah dari yang keras

menjadi gembur dan memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukan pada tanggal 8 dan 16 Agustus 2019.

2. Pembuatan Plot

Selanjutnya dilakukan membuat bedengan atau plot, pengukuran lahan diukur

dengan menggunakan meteran dengan ukuran 1 m x 1 m dan tinggi bedengan 30

cm dengan dibatasi tali pelastik sebanyak 1 plot. Setelah pembuatan plot dan

penggemburan tanah, tanah tersebut di diam kan selama 1 minggu. Pelaksanaan

kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2019.

3. Pemberian pupuk kandang

Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran ayam. Tanah yang sudah

digemburkan dicampurkan dengan pupuk kandang sebanyak ½ dari karung.

Pupuk kandang di campur tanah secara merata, agar unsur atau kandungan N, P,

dan K dapat diserap akar tanaman secara mudah, kemudian plot tadi di rapikan

kembali dan bagian sisi-sisi samping plot dipadatkan agar plot tidak runtuh ketika

turun hujan dan tergenang disaat banjir. Lalu plot di diamkan selama 1 minggu.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2019.

4. Penanaman

Penanaman benih dilakukan secara langsung tanpa disemai terlebih dahulu.

Sebelum benih ditanam dibuat lubang tanam sedalam 3 cm diatas plot dengan
21

jarak 16 cm x 16 cm atau kira-kira satu jengkal tangan, untuk sebagai penanda

ditancapkan kayu di depan lubang tanam. Dalam satu lubang berisi dua benih.

Benih yang ditanam ada dua jenis yaitu Jagung Manis dan Jagung Pelangi.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 September 2019.

5. Pemberian Perlakuan

Pemberian Pupuk TSP dan Pupuk Urea dilakukan pada saat tanaman berumur

8 hst. Tiap bedengan diberi perlakukan dosis pupuk yang berbeda. Perlakukan

pada bedengan saya yaitu Pupuk TSP dengan dosis 1 gram dan pupuk urea

dengan dosis 0 gram. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 10

September 2019.

6. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, kecuali bila

turun hujan maka penyiraman tidak dilakukan. Penyiraman dikurangi pada saat

penanaman dan dihentikan 14 hari sebelum panen.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan diluar plot dan dilakukan di parit antar plot.

Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul atau dengan tangan.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dilakukan dengan menebar Insektisida puradan 3GR

dengan dosis 2-3 gr/tanaman, yang ditebarkan di sekeliling tanaman dengan jarak

5 cm. Pemberian puradan 3GR dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu

setelah tanam. Hama yang sering menyerang tanaman jagung adalah ulat grayak.

7. Persilangan
22

Penyilangan dilakukan dengan cara meletakkan serbuk dari dari benang sari

jagung manis di kepala putik jagung pelangi. Kemudian ditutupi dengan kertas

padi dan dihekter. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 13 November

2019.

8. Panen

Masa panen buah jagung yaitu pada saat tanaman berumur 2-3 bulan setelah

tanam, atau tergantung dengan varietasnya, system tanam maupun tujuan

pemasarannya. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 Desember

2019.

Pelaksanaan kegiatan sambung pucuk adalah sebagai berikut.

1. Sambung pucuk

Kegiatan ini dilakukan dengan menyambung batang antar tanaman.

Tanaman yang disambung adalah dua tanaman durian dan dua tanaman

kelengkeng. Batang atas tanaman durian digabungkan dengan batang bawah

tanaman durian lainnya. Begitu juga dengan batang atas tanaman kelengkeng

yang digabungkan dengan batang tanaman bawah kelengkeng lainnya. Setelah

disambung, batang bagian yang disambung diikat menggunakan plastic dan

kemudian tanaman ditutupi plastic selama beberpa hari. Pelaksanaan kegiatan

ini dilakukan pada tanggal 14 November 2019.

2. Hasil Sambung Pucuk

Dari empat tanaman yang disambung pucuk, hanya satu yang berhasil

yaitu pada tanaman kelengkeng. Kegiatan ini dilakukan dengan cara membuka

plastik yang menutupi tanaman telah disambung pucuk. Pelaksanaan kegiatan

ini dilakukan pada tanggal 18 Desember 2019.


23

E. Parameter Pengamatan

Parameter tanaman Jagung

1. Umur Muncul Tunas

Pengamatan umur muncul tunas jagung dilakukan dengan cara mengamati

umur pertumbuhan jagung ketika mulai muncul tunasnya. Data hasil pengamatan

disajikan dalam bentuk tabel.

2. Panjang Buah Per sampel (cm)

Pengamatan panjang buah dilakukan dengan mengukur panjang buah per

buah pada tanaman sampel. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

3. Berat Buah Per sampel (gram)

Pengamatan berat buah dilakukan dengan mengukur berat buah pada tanaman

sampel. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

Parameter Sambung pucuk

1. Jumlah Daun yang Tumbuh Setelah Meyambung Tanaman

Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang tumbuh

setelah kegiatan sambung tanaman dilakukan. Data hasil pengamatan disajikan

dalam bentuk tabel.

2. Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengukur pertumbuhan tinggi tanaman

setelah kegiatan sambung tanaman dilakukan. Data hasil pengamatan disajikan

dalam bentuk tabel


24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tanaman Jagung

Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

memperoleh keturunan yang bervariasi. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi

persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing). Selfing adalah persilangan

yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri. Artinya, tidak ada perbedaan antara

genotipe kedua tanaman yang disilangkan. Sedangkan crossing atau pembastaran

adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau genotipnya.

Tujuan melakukan persilangan adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke

dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetic, dan menguji potensi tetua

(uji turunan). Pada praktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung (Zea

mays).

1. Umur Muncul Tunas Jagung

Tabel 1. Umur Muncul Tunas

NO SAMPEL UMUR MUNCUL TUNAS


1. Jagung Manis (1) 6 HST
2. Jagung Manis (2) 4 HST
3. Jagung Pelangi (1) 7 HST
4. Jagung Pelangi (2) 0 HST
Dari tabel 1. diatas memperlihatkan perbedaan umur muncul tunas pada

setiap tanaman jagung dan satu sampel tidak muncul tunas atau mati. Dilihat dari

lamanya umur muncul tunas, ini berarti kurang maksimal atau pertumbuhan tanaman

lambat. Hal ini disebabkan karena tanaman yang diberikan perlakuan pupuk TSP dan

Urea masing-masing 1 dan 0 gram. Sehingga tanaman kekurangan unsur hara dan

lambatnya pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini disebabkan karena Nitrogen dalam

tanah umumnya kurang tersedia, menurut Lakitan (2013), nitrogen dalam tanah
25

mudah tercuci sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Oleh sebab itu diperlukan

penambahan unsur N seperti pupuk urea, dan perlu untuk mengetahui dosis pupuk

urea yang baik digunakan untuk tanaman jagung agar penggunaan pupuk urea dapat

lebih optimal.

Menurut Gofar (2015) ketersediaan unsur hara terutama N dan P dalam

jumlah yang seimbang pada awal masa pertumbuhan adalah penting untuk

menghasilkan produksi yang maksimum. Kelebihan N menyebabkan tanaman mudah

patah dan mudah terserang hama sedangakan kekurangan N mengakibatkan tanaman

penyimpangan pertumbuhan daun, jaringan mati atau mengering dan pertumbuhan

tanaman kerdil (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2010)

2. Panjang Buah Per sampel Jagung (cm)

Tabel 2. Panjang Buah Per sampel Jagung (cm)

No Sampel Panjang Buah Per sampel (cm)


1. Jagung Manis (1) 10 cm
2. Jagung Manis (2) 16 cm
3. Jagung Pelangi (1) 20 cm
4. Jagung Pelangi (2) -
Rata-rata 15,33 cm
Dari tabel 2. diatas memperlihatkan bahwa perlakuan pupuk T1P0

memberikan pengaruh yang nyata, dimana pengamatan diatas dapat disimpulkan

bahwa rata- rata panjang buah adalah 15,33 cm. Hal ini kurang maksimal,

dikarenakan pembentukan buah yang kurang efektif, serta tersedianya unsur hara

yang kurang optimal sehingga panjang buah jagung kurang maksimal

Curah hujan yang terlalu tinggi atau kurang lebih hujan yang turun hampir

setiap hari. Curah hujan termasuk turunnya kabut, embun dan salju, dapat menjadi

sahabat yang baik bagi petani, tetapi dapat pula menjadi momok yang sangat
26

menakutkan. Dalam hal ini penanaman jagung, curah hujan dapat mempengaruhi

bahkan dapat menjadi faktor penentu keberhasilan (Samadi, 2007).

3. Berat Buah (gram)

Tabel 3. Berat Buah Jagung (gram)

No Sampel Berat Buah (gram)


1. Jagung Manis (1) 267,8
2. Jagung Manis (2) 131,5
3. Jagung Pelangi (1) 192,6
4. Jagung Pelangi (2) -
Rata-rata 197,3 gram

Dari tabel 3. diatas memperlihatkan bahwa perlakuan pupuk T1P0

memberikan pengaruh yang nyata, dimana pengamatan diatas dapat disimpulkan

bahwa rata- rata berat buah adalah 197,3 gram. Menurut Martajaya dkk. (2010),

anjuran dosis pupuk untuk tanaman jagung manis yaitu 300 kg/ha Urea, 100 kg/ha

SP-36, dan 50 kg/ha KCl. Pupuk tersebut diaplikasikan dengan cara ditugal sedalam

5 cm dengan jarak 10 cm dari batang tanaman dan ditutup dengan tanah (Fachrista

dan Isuukindarsyah, 2012).

Peningkatan bobot dan kandungan gula pada tongkol dapat dilakukan dengan

cara mengefisienkan proses fotosintesis pada tanaman dan meningkatkan translokasi

fotosintat ke bagian tongkol (Haris S1 dan Krestiani, 2010). Pada umumnya pupuk

anorganik memiliki kandungan unsur hara yang tinggi, memberikan efek yang lebih

cepat, mudah dalam penentuan dosis serta praktis dalam pemakaian. Namun,

penggunaan pupuk kimia berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam

kurun waktu yang panjang menyebabkan ketimpangan hara lainnya dan

menyebabkan merosotnya kandungan bahan organik tanah (Hartoyo, 2008).


27

Amin etal.(2013) menambahkan perbedaan susunan genetik merupakan salah

satu faktor penyebab keragaman penampilan tanaman. Oleh karena itu hasil dan

produksi jagung dapat ditentukan oleh varietas. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sari (2012), bahwa varietas akan menentukan produktivitas yang dihasilkan, daya

adaptasi terhadap lingkungan dan ketahanan penyakit.

Hama yang menyerang tanaman jagung selama penelitian adalah ulat

grayak (Spodoptera litura) dan belalang (Valanga nigicornis). Pengendalian

dilakukan secara manual dengan mengambil ulat dan belalang dan membersihkan

gulma yang tumbuh di sekitar tanaman jagung. Pengendalian kimiawi dilakukan

dengan menggunakan insektisida (Decis 2.5 EC berbahan aktif Deltamethrin 25 g/l)

dengan konsentrasi 1‐2 ml/liter dan fungisida (Antracol berbahan aktif propineb

70 WP) dengan konsentrasi 1‐2 g/liter

B. Sambung Pucuk

1. Jumlah Daun yang Tumbuh Setelah Meyambung Tanaman

Tabel 4. Jumlah Daun Sambung Pucuk

No Sampel Jumlah Daun (helai)


1. Kelengkeng 3
Dari tabel 4. diatas memperlihatkan bahwa jumlah daun tanaman kelengkeng

setelah disambung adalah sebanyak 3 helai.

2. Pertumbuhan Tinggi Tanaman

Tabel 5. Pertumbuhan Tinggi Tanaman

No Sampel Tinggi Tanaman (cm)


1. Kelengkeng 20 cm
28

Dari tabel 5. Diatas memperlihatkn bahwa pertumbuhan tinggi tanaman

kelengkeng setelah disambung adalah berukuran 20 cm.

Pada praktikum kali ini teknik grafting hanya satu tanaman yang berhasil dari

4 tanaman. Berdasarkan data hasil praktikum tersebut persentase keberhasilan teknik

penyambungan adalah 25%.

Keberhasilan grafting ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan

antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses

pembelahan sel dan bergabungnya kambium pada bagian yang akan bertautan.

Berkembangnya sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan menjadi

individu sangat dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu. Oleh karena itu

mengikat sambungan sebaiknya dari bawah kemudian memutar keatas dan membuat

ikatan batang tersebut benar-benar kuat. Selain itu untuk menjaga agar suhu

lingkungan sambungan tetap terjaga dengan baik maka sambungan perlu ditutupi

atau diberi sungkup plastik. Sungkup tersebut juga melindungi sambungan dari

penguapan akibat sinar matahari, tetesan air hujan yang dapat merusak sambungan

dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan. Dan salah satu penyebab ada

beberapa teknik sambungan yang gagal adalah suhu yang tidak menentu. Hal ini juga

dapat mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat mempengaruhi penyambungan

untuk mencegah pembusukan. Oleh karena itu, penggunaan sungkup pada teknik

grafting sangat diperlukan. Menyambung merupakan teknik mengembangbiakan

tanaman secara vegetatif yang sudah umum diketahui. Pernyataan diatas didukung

oleh beberapa ahli perkembangbiakan tanaman bahwa ada 119 teknik menyambung.

Dari sekian banyak teknik tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok,

yaitu Approach Grafting ( penyusuan) penyambungan dimana batang atas dan batang
29

bawah masing-masing berhubungan dengan sistem perakaran masing-masing. Pada

umumnya penyambungan Approach Grafting digunakan bila sukar untuk

mengunakan tanaman dengan cara-cara lain, kemudian teknik sambung cara

Inarching yakni penyambungan yang bisa dilakukan pada pohon-pohon tua yang

dekat dasarnya dikelilingi oleh tanamanp muda. Dalam penyambungan ini

dimaksudkan agar pohon yang tua tersebut dibantu pertumbuhannya dalam

pengambilan zat-zat makanan oleh tanaman muda (sebagai batang bawah). Cara

yang ketiga adalah dengan Bridge Grafting yakni penyambungan yang bermaksud

menyatukan kembali atau menghubungakan kembali jaringan yang terpisah akibat

kerusakan batang. Cara yang umum dilakukan adalah cara tatahan atau dengan cara

saluran kerena sederhana dan sama rata.Sedangkan cara yang terahir adalah metode

Detached Scion Grafting, Pada penyambungan ini hanya batang bawah yang

berhubungan dengan akar dan batang atas diambil dari bagian tanaman lain yang

lepas dari akarnya. Macam dari Detached Scion Grafting adalah sambung pucuk,

sambung samping, dan sambung akar.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan bahwa:

1. Persilangan dilakukan secara manual dengan tangan manusia, proses

persilangan tersebut yaitu dengan perpindahan serbuk sari dari benang sari ke

kepala putik. Letakkan serbuk sari diatas ke kepala putik secara perlahan lahan,

untuk melancarkan keberhasilan dalam persilangan. Persilangan secara alami


30

biasanya serbuk sari tertiup angin atau terbawa serangga dan secara kebetulan

serbuk sari tersebut jatuh diatas kepala putik (Ashari, 1995).

2. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu persilangan sendiri

(selfing) dan pembastaran (crossing).

3. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyilangkan tanaman yaitu

pemilihan tetua, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi

tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman berbunga), dan

keadaan cuaca saat penyerbukan.

4. Grafting atau yang lebih dikenal dengan sambung pucuk merupakan salah satu

cara perbanyakan tanaman secara vegetatif . Sambung pucuk dilakukan dengan

cara menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan jaringannya) yang masih

hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat bergabung menjadi satu

tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara dua organ atau

jaringan yang digabungkan tadi. Dua bagian tanaman yang disatukan pada

umumnya dalah batang bawah dan batang atas.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah di lakukan, untuk mendapatkan

hasil persilangan tanaman jagung saran yang perlu diperhatikan adalah saat

menyilangkan tanaman jagung hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar benang

sari tidak jatuh dan rusak saat disilangkan ke bunga betina.

Dalam melakukan praktikum ini diharapkan praktikan memperhatikan

pemotongan batang atas maupun batang bawah denagan hati-hati, karena apabila

terjadi kesalahan dalam pemotongan maka presentase kebarhasilan

penyambunganpun kecil.
31
32

DAFTAR PUSTAKA

https://idruskrenz.wordpress.com/2013/12/01/laporan-budidaya-tanaman-jagung-

manis-zea-mays-saccharat-idrus/

https://www.academia.edu/12144397/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNIK_BU

DIDAYA_TANAMAN_JAGUNG

http://e-journal.uajy.ac.id/1715/3/2BL00917.pdf

https://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/

http://www.lautan-luas.com/id/industries/products/triple-super-phosphate-tsp-

fertilizer/

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/64953/4/BAB%20II

%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

https://www.academia.edu/37280416/PRAKTIK_KERJA_LAPANG_PKL_TEK

NIK_SAMBUNG_PUCUK_Grafting_TANAMAN_KELENGKENG_Di

mocarpus_longan_DI_MANGROVE

http://digilib.unila.ac.id/21143/15/BAB%20II.pdf

http://digilib.unila.ac.id/16359/4/0314041030-pendahuluan.pdf

http://eprints.umm.ac.id/26717/2/jiptummpp-gdl-yulifatmaw-33093-2-babi.pdf

https://bibitbunga.com/budidaya-lengkeng-di-dataran-rendah/

http://infobuahdurian.blogspot.com/2014/05/budidaya-cara-menanam-buah-

durian.html
33

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum

No Hari/Tanggal Keterangan
Pembukaan lahan dan pembuangan
1. Kamis, 8 Agustus 2019
rumput liar

2. Jumat, 16 Agustus 2019 Pembukaan lahan lanjutan

3. Rabu, 28 Agustus 2019 Pembuatan bedengan


Pembersihan bedengan dan pemberian
4. Sabtu, 31 Agustus 2019
pupuk kandang
5. Senin, 2 September 2019 Penanaman benih jagung

6. Selasa, 10 September 2019 Pemberian perlakuan

7. Rabu, 13 November 2019 Persilangan jagung


8. Senin, 2 Desember 2019 Pemanenan
9. Kamis, 14 November 2019 Sambung pucuk
10. Rabu, 18 Desember 2019 Hasil sambung pucuk
34

Lampiran 2. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Benih Jagung Manis dan Pelangi Gambar 2. Pupuk TSP

Gambar 3. Pembukaan lahan dan pembuatan bedengan.


Gambar 4. Penanaman benih

Gambar 5. Pertumbuhan tunas 7 HST


35

Gambar 6. Pemberian pupuk T1P0

Gambar 7. Persilangan jagung Gambar 8. Buah jagung hasil persilangan

Gambar 9. Penimbangan buah jagung

Gambar 10. Penimbangan biji jagung


36

Gambar 11. sambung pucuk tanaman kelengkeng dan durian

Gambar 12. Hasil sambung pucuk kelengkeng dan durian

Gambar 11. Sambung pucuk yang berhasil tumbuh


37

Anda mungkin juga menyukai