Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA INDONESIA

(Tugas Resume PKN)

Dosen Pengampu : Suherni, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Suci Susanti (1811060012)


2. Riska Indah Pravista(1811060129)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

2019
PANCASILA SEBAGAI DASAR FILSAFAT NEGARA INDONESIA

A. Pengertian Filsafat pancasila


Filsafat berasal dari bahasa yunani ‘philein’ yang berarti cinta dan
“shopia” berarti kebijaksanaan. Jadi filsafat berarti cinta akan kebijakan atau
hakikat kebenaran. Filsafat merupakan upaya manusia untuk mencari
kebijakan hidup yang nantinya dapat menjadi konsep kebijaksanaan hidup
yang bermanfaat bagi peradaban manusia
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara mengandung arti bahwa nilai
yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar pedoman bagi penyelengara
negara.

B. Alasan Pancasila Dijdikan Dasar Filsafat Negara Indonesia


Karena pancasila memuat 5 dasar/sila yang khas dari Indonesia
sendiri. Pancasila telah lama ada, dan bersumber dari kearifan masyarakat
Indonesia, sehingga filosofi itulah yang membuat pancasila ada dalam setiap
jati diri bangsa, dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena
merupakan kesatuan bangsa Indonesia sendiri. Selain itu juga pancasila
sebagai dasar filsafat karena pancasila merupakan rumusan filsafati atau dapat
dikatakan nilai-nilai pancasila adalah nilai-nilai filsafat. Oleh karena itu, harus
dibedakan antara filsafat dengan dasar hukum negara.  Pancasila adalah dasar
filsafat negara sedangkan UUD 1945 adalah dasar hukum negara Indonesia.
Filsafat pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang pancasila dalam bangunan bangsa dan negara Indonesia.
Nilai-nilai pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafati yang
sifatnya mendasar. Nilai dasar pancasila bersifat abstrak, normative dan nilai
itu menjadi motivator kegiatan dalam penyelenggaraan bernegara.
Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan alasan sebagai berikut:

1
1.         Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang
dialami oleh bangsa Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama,
suku bangsa, adat budaya, ras, golongan dan sebagainya. Sila pertama  
dalam suatu kesatuan bangsa dengan tetap menghormati sifat masing-
masing seperti apa adanya.
2.         Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang
pluralistik, dengan menjunjung tinggi dan menghargai manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan secara
berkeadilan, disesuaikan dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal
ini ditunjukkan oleh sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab.
3.         Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke,
yang terdiri atas ribuan pulau. Sila ketiga Persatuan Indonesia
memberikan jaminan bersatunya bangsa Indonesia.
4.         Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak
asasi  manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini dijamin oleh sila
keempat Pancasila yakni Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
5.         Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera.
Sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
acuan dalam mencapai tujuan tersebut.
6.         Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin kebebasan bagi warganegara
untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Sementara
itu Sila ketiga persatuan Indonesia, mengikat keanekaragaman
tersebut.

C. Bukti – Bukti Dokumen Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara


Indonesia

2
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, dapat ditemukan
dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara
Indonesia seperti di bawah ini :
1.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pidato Tanggal 1
Juni 1945 Oleh Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 untuk
pertamakalinya mengusulkan falsafah negara Indonesia dengan
perumusan dan tata urutannya sebagai berikut :
       Kebangsaan Indonesia.
       Internasionalisme atau Prikemanusiaan.
       Mufakat atau Demokrasi.
       Kesejahteraan sosial.
       Ketuhanan.

2.     Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Naskah Politik


Yang Bersejarah (Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)
Untuk pertama kalinya falsafah Pancasila sebagai falsafah
negara dicantumkan autentik tertulis di dalam alinea IV dengan
perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
    Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
    Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
3.        Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD
1945

3
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidangnya
yang pertama dengan mengambil keputusan penting :
a.    Mensahkan dan menetapkan Pembukaan UUD 1945.
b.    Mensahkan dan menetapkan UUD 1945.
c.    Memilih dan mengangkat Ketua dan Wakil Ketua PPKI yaitu Ir.
Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, masing-masing sebagai
Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
Dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945 alinea IV yang
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itulah Pancasila
dicantumkan secara resmi, autentik dan sah menurut hukum sebagai dasar
falsafah negara RI, dengan perumusan dan tata urutan sebagai berikut :
 Ketuhanan yang maha esa
    Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia
    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan.
    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
4.      Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah
Konstitusi RIS 1949
Pada tanggal 23 Agustus di Kota Scheveningen (Netherland)
disusun Konstitusi RIS yang mulai berlaku pada tanggal 27 Desember
1949. Walaupun bentuk negara Indonesia telah berubah dari negara
Kesatuan RI menjadi negara serikat RIS dan Konstitusi RIS telah disusun
di negeri Belanda jauh dari tanah air kita, namun demikian Pancasila tetap
tercantum sebagai dasar falsafah negara di dalam Mukadimah pada alinea
IV Konstitusi RIS 1949, dengan perumusan dan tata urutan sebagai
berikut :
       Ketuhanan Yang Maha Esa.

4
       Prikemanusiaan.
       Kebangsaan.
       Kerakyatan.
       Keadilan Sosial.
 
5.      Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Mukadimah UUD
Sementara RI (UUDS-RI 1950)
Perubahan bentuk negara dan konstitusi RIS tidak
mempengaruhi dasar falsafah Pancasila, sehingga tetap tercantum dalam
Mukadimah UUDS-RI 1950, alinea IV dengan perumusan dan tata urutan
yang sama dalam Mukadimah Konstitusi RIS yaitu :
       Ketuhanan Yang Maha Esa.
       Prikemanusiaan.
       Kebangsaan.
       Kerakyatan.
       Keadilan Sosial.
 
6.      Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Dalam Pembukaan UUD
1945 Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dengan kegagalan konstituante untuk membentuk UUD
pengganti UUD 1950 tersebut, maka pada tanggal 5 Juli 1950 Presiden RI
mengeluarkan sebuah Dekrit yang pada pokoknya berisi pernyatan :
a.         Pembubaran Konstuante.
b.        Berlakunya kembali UUD 1945.
c.         Tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
d.        Akan dibentuknya dalam waktu singkat MPRS dan DPAS.
Dengan berlakunya kembali UUD 1945, secara yuridis,
Pancasila tetap menjadi dasar falsafah negara yang tercantum dalam

5
Pembukaan UUD 1945 alinea IV dengan perumusan dan tata urutan
seperti berikut :
    Ketuhanan Yang Maha Esa.
    Kemanusiaan yang adil dan beradab.
    Persatuan Indonesia.
    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

D. Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan


Nilai-nilai pancasila dalam kehidupan contohnya banyak sekali:
a.       Bentuk implementasi sila pertama pada kehidupan sehari-hari antara
lain yaitu: keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam
semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
religious, bukan bangsa yang ateis. Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan
dengan perbuatan untuk taat kepada perintah Tuhan dan menjauhi larangan-
Nya sesuai dengan ajaran atau tuntutan agama yang dianutnya. Nilai
ketuhanan juga memiliki arti bagi adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan
serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
b.      Bentuk implementasi sila kedua pada kehidupan sehari-hari antara lain
yaitu: kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral hidup
bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya. Manusia perlu diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya, sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya dan sama hak dan
kewajiban asasinya. Berdasarkan nilai ini, secara mutlak ada pengakuan
terhadap hak asasi manusia.
c.       Bentuk implementasi sila ketiga pada kehidupan sehari-hari antara lain
yaitu: usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa

6
nasionalisasi dalam Negara kesatuan republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia. Adanya perbedaan bukan sebagai sebab
perselisihan tetapi justru dapat menciptakan kebersamaan. Kesadaran ini
tercipta dengan baik bila sesanti “Bhinneka Tunggal Ika” sungguh-sungguh
dihayati.
d.      Bentuk implementasi sila keempat pada kehidupan sehari-hari antara
lain yaitu: pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan nilai
ini, diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat.
e.       Bentuk implementasi sila kelima pada kehidupan sehari-hari antara lain
yaitu: sebagai dasar sekaligus tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Berdasar pada nilai
ini, keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan oleh seluruh
bangsa. Negara Indonesia yang diharapkan adalah Negara Indonesia yang
berkeadilan

7
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Filsafat merupakan kebijakan hidup untuk memperoleh kebijaksanaan hidup
2. Alasan pancasila dijadikan sebagai dasar filsafat Negara idonesia adalah karena
pancasila merupakan ciri khas Indonesia,telah ada sejak lama dan bersumber dari
budaya masyarakat Indonesia, ada disetiap jati diri bangsa Indonesia, dan tidak
dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan darai bangsa Indonesia
sendiri.
3. Pancasila sebagai dasar falsafah hidup dapat ditemukan didalam beberapa
dokumen yaitu:
1) Dalam Pidato Tanggal 1 Juni 1945 Oleh Ir. Soekarno
2) Naskah Politik Yang Bersejarah (Piagam Jakarta Tanggal 22 Juni 1945)
3) Pembukaan UUD 1945
4) Mukadimah Konstitusi RIS 1949
5) Mukadimah UUD Sementara RI (UUDS-RI 1950)
6) Pembukaan UUD 1945 Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959
4. Pengamalan pancasila dalam kehidupan yaitu:
1) Menjalankan segala perintah tuhan dan menjauhi larangannya
2) Memperlakukan manusia layaknya manusia, sesuai dengan peraturan HAM
3) Tidak ikut serta dalam tawuran dan sebagainya, damai itu indah
4) Melaksanakan musyawarah bersama untuk menyelesaikan masalah
5) Berbuat adil terhadap siapapun, tanpa pandang bulu.

8
A
Abstrak : tidak jelas
Autentik : dapat dipercaya

D
Dekrit : perintah yang dikeluarkan oleh kepala Negara maupun pemerintahan dan
memiliki kekuatan hukum
Demokrasi : bentuk pemerintahan dimana warganya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan
Diskriminasi : perlakuan tidak adil terhadap individu
DPAS : dewan pertimbangan agung sementara

F
Filosofi : daya fikir orang filsafat

H
Hak : sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaanya tergantung kepada
kita sendiri
Historis : berkenaan dengan sejarah atau ada hubungannya dengan masa lampau

I
Implementasi : pelaksanaan atau penerapan

K
Kearifan : kebijaksanaan
Kritis : tajam dalam menganalisa
Konstitusi : undang-undang dasar atau norma system politik dan hokum bentukan
pada pemerintahan negara biasanya dalam bentuk dokumen tertulis

ii
M
Motivator : pemberi motivasi atau dukungan
Mukadimah : pendahuluan atau pembukaan
MPRS : majelis permusyawaratan rakyat sementara

N
Normatif : berpegangan teguh pada norma aturan dan ketentuan yang berlaku

P
Pluralistik : banyak
PPKI : panitia persiapan kemerdekaan Indonesia

R
Refleksi : aktivitas pembelajaran berupa penilaian atau umpan balik peserta didik
terhadap guru setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu
Ras : sistem klasifikasi manusia
Realistik : cara berfikir yang penuh perhitungan dan sesuai dengan kemampuan,
sehingga gagasan adalah sebuah kenyataan
RIS : republik Indonesia serikat

iii

Anda mungkin juga menyukai