Disusun oleh :
Dosen pengampu :
Suherni, M.Pd
2019/2020
PENGARUH HAM DEMOKRASI LINGKUNGAN HIDUP DAN
PERTAHANAN RULE OF LAW
2. PENGERTIAN HAM
Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut hak asasi manusia.
Hak asasi manusia melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugrah Yang
Maha Esa. Hak-hak ini tidak dapat di ingkari. Pengingkaran terhadap hal tersebut
berarti mengingkari martbat kemanusiaan. Oleh karena itu, negara, pemerintah,
atau organisasi apapun, mengembang kewajiban untuk mengakui dan melindungi
hak manusia tanpa kecuali. Artinya apa, hak manusia harus menjadi titik tolak dan
tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung
tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status,golongan,
keturunan jabatan dan lain sebagainya.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran
ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas
sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke
arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas
dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia HAM berlaku
secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan
Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam
UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29
ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.
Ciri-ciri Hak Asasi Manusia di Indonesia
· Bersifat Hakiki: HAM sudah ada sejak manusia lahir
· Bersifat universal: HAM berlaku umum untuk dan mengenai semua orang, di
mana saja dan kapan saja, tanpa memandang jenis kelamin dan kondisi
psikosomatis, ras, agama, suku bangsa, negara, pandangan hidup, dan pandangan
politik.
· Kepemilikannya bersifat kodrati, dan karena itu spiritual. Maksudnya, HAM itu
inheren dalam kodrat kemanusiaan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sejak kita
diciptakan dan dilahirkan, dan karena itu hak-hak asasi itu dipandang sebagai
karunia pemberian Sang Pencipta. Ciri kodrati dan spiritual ini tampak dalam
kenyataan bahwa manusia tidak bisa menjalani kehidupannya sebagaimana
layaknya tanpa hak-hak itu, dan dengan hak-hak itu manusia dapat lebih
memuliakan Tuhan Sang Penciptanya. Karena bersifat kodrati, HAM tidak dapat
diserahkan pada pihak lain dan tidak dapat dibagi-bagi.
· Bersifat supralegal dan menuntut dengan keras pemenuhannya dari pihak lain,
termasuk negara. Maksudnya, hak-hak asasi tidak pernah boleh dan tidak pernah
bisa dilanggar, diperkosa, dibatasi dan ditiadakan/dihapus oleh pihak mana pun
termasuk Negara.
4. PENGERTIAN DEMOKRASI
Demos berate rakyat, kratos berarti memerintah. Maka secara harfiah
demokrasi berarti rakyat memerintah atau pemerintahan rakyat. Pemerintah dari
rakyat, berarti kekuasaan yang di miliki oleh pemerintah atau penguasa itu pada
sdasarnya berasal dari rakyat.Pemerintahan oleh rakyat , berarti bahwa rakyat
sendirilah yang sesungguhnya menjalankan kehidupan Negara .Pemerintahan
untuk rakayat, berarti bahwa pemerintah melaksanakan pemerintahan , bukan
untuk melayani kepentingan mereka sendiri. Hakikat demokrasi adalah pembuatan
keputusan secara bersama . demikian pula karena keputusan itu ditentukan secara
bersama, maka tiap-tiap anggota harus mempunyai hak yang sama untuk terlibat
dalam proses pengambilan keputusan .Itu berarti dalam demkrasi ada dua prinsip ,
pertama adanya pengawasan anggta terhadap proses pembuatan keputusan
bersama. Kedua, adanya kesaaman hak dalam menjalankan pengawasan itu .
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung
atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan
hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun,
arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
“demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat,
dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan
yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil,
seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi
Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer
mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper
mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau
tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para
pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.
Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui
pemilihan umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi
mereka.
Prinsip-prinsip demokrasi
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-
prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
· Kedaulatan rakyat
· Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
· Kekuasaan mayoritas
· Hak-hak minoritas
· Jaminan hak asasi manusia
· Pemilihan yang bebas, adil dan jujur
· Persamaan di depan hukum
· Proses hukum yang wajar
· Pembatasan pemerintah secara konstitusional
· Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
· Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat