Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah Fisika Kuantum

PERSAMAAN SCHRODINGER PADA POTENSIAL KOTAK/SUMUR


PARTIKEL

Disusun Oleh :

Asina Sofia Harianja 8196175004


Selvia Anggriani 8196175001
Visha Wahyuni 8196175003

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya kelompk 1 dapat menyelesaikan penulisan makalah Fisika
Kuantum “Persamaan Schrodinger Pada Potensial Kotak/Sumur Partikel”.

Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu terutama kepada :
1. Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Fisika Kuantum Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
2. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penulisan
makalah, terimakasih atas dorongan semangat yang telah diberikan.
Kelompok 1 juga meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan baik yang
disengaja maupun tanpa disengaja. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan kita semua.
Medan, November 2020
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1

C. Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Metode Belah Dua (Bisection) .......................................................................2

2.2 Metode Newton Raphson................................................................................4

2.3 Metode Secant ................................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persamaan Schrodinger merupakan salah satu persamaan yang penting dalam
mekanika kuantum, untuk menggambarkan keadaan yang tidak bisa dijelaskan pada
mekanika klasik. Persamaan Schrodinger dapat menyelesaikan berbagai permasalahan
mikro, salah satunya partikel dalam kotak khususnya partikel pada sumur potensial
keadaan terikat. Partikel pada sumur potensial merupakan partikel yang datang pada
dinding penghalang sejauh L dan setinggi V0. Model potensial sumur keadaan terikat ini
dapat digunakan untuk membahas beberapa permasalahan fisika salah satunya sistem
atom H. Fungsi gelombang pada sumur potensial ditentukan oleh besar energi partikel
yang datang dan tinggi dinding potensial kotak. Perhitungan fungsi gelombang dan
tingkat energi pada potensial sumur sulit diperoleh secara analitik. Untuk itu perlu
dibuat pemodelan fungsi gelombang yang diselesaikan menggunakan metode numerik.
Salah satu metode yang digunakan adalah metode beda hingga. Metode beda
hingga lebih mudah digunakan dari segi pemograman. Perancangan program simulasi
yang sesuai dengan kerangka teorinya akan lebih dimengerti gejala apa saja yang
terdapat pada sumur potensial. Berdasarkan masalah ini, diterapkan metode beda hingga
untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger Bebas Waktu untuk sumur potensial
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana persamaan schrodinger pada parikel dalam sumur potensial ?
2. Apa metode yang digunakan dalam persamaan schrodinger pada parikel dalam sumur
potensial ?
1.3. Tujiam
1. Untuk mengetahui persamaan schrodinger pada parikel dalam sumur potensial.
2. Untuk mengetahui yang digunakan dalam persamaan schrodinger pada parikel dalam
sumur potensial ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Partikel dalam Sumur Potensial

Sumur potensial adalah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal ini berarti
bahwa partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan electron bebas. Kita
katakana bahwa electron terjebak di sumur potensial, dan kita anggap bahwa dinding
potensial sangat tinggi menuju ∞, atau kita katakana sumur potensial sangat dalam.
Dalam gambar (5.1) berikut kita akan menggambarkan sumur potensial. Daerah I dan
daerah II adalah daerah-daerah dengan V = ∞, sedangkan di daerah II, yaitu antara 0 dan
L, V =. Kita katakan bahwa lebar sumur potensial ini adalah L.
V(x) = 0, 0≤ x ≤ L
V(x) = ∞ x¿ 0 , x> L,

Gambar 1 partikel dalam sumur potensial daerah II


Pada sumur potensial yang dalam, daerah I dan III adalah daerah dimana
kemungkinan berada electron bisa dianggap nol, Ψ1(x) = 0 dan Ψ2(x) = 0. Sedangkan
pada daerah dua Kita dapat member spesifikasi pada gerak partikel = 0 dan x = L
disebabkan oleh dinding keras tak berhingga. Sebuah partikel tidak akan kehilangan
Energinya jika bertumbukan dengan dinding, energy totalnya tetap konstan.
Dari pernyataan tersebut maka enrgi potensial V dari partikel itu menjadi tak
hingga di kedua sisi sumur, sedangkan V konstan di dalam sumur, dapat dikatakan V
memiliki Energi tak hingga, maka partikel tidak mungkin ditemukan di luar sumur,
sehingga fungsi gelombang Ψ = 0 untuk 0≤ x ≤ L. Maka yang perlu dicari adalah nilai Ψ
di dalam sumur, yaitu antara x = 0 dan x = L. persamaan Schrodinger bebas waktu
adalah :
−h ² d ²
φn = Enφ n (1.1)
2 m dx ²
Dengan
d ²φ
=−k ² φ (1.2)
dx ²
Dimana

k=
√ 2 mEn (1.3)
h
sesuai dengan persamaan gelombang maka :
Ψ(x) = A sin kx + B cos kx (1.4)
Pemecahan ini belum lengkap, karena belum ditentukan nila A dan B, juga belum
menghitung nilai energy E yang diperkenankan. Untuk menghitungnya, akan diterapkan
persyaratan bahwa Ψ(x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini
akan dibuat syarat bahwa pemecahan untuk x ¿ 0 dan x >0 bernilai sama di x = 0. Begitu
pula pemecahan untuk x ¿ L dan x < L haruslah bernilai sama di x = L. jika x =0, untuk x
¿ 0 jadi harus mengambil Ψ(x) = 0 pada x = 0.
Ψ(0) = A sin 0 + B cos 0
Ψ(0) = 0 + B.1 = 0 (1.5)
Jadi, didapat B = 0. Karena Ψ = 0 untuk x ¿ L , maka haruslah berlaku Ψ(L) = 0,
Ψ(L) = A sin kL + B cos kL = 0 (1.6)
Karena telah didapatkan bahwa B = 0, maka haruslah berlaku:
A sin kL = 0 (1.7)
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan Ψ(x) = 0 dan Ψ²(x) = 0,
yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak masuk akal)
atau sin kL = 0, maka yang benar jika:
kL = π ,2 π .3 π , … . n=1,2,3 … . (1.8)
dengan :

k=
√ 2 mEn = nπ (1.9)
h L
dari persamaan (1.8) dan persamaan (1.9) diperoleh bahwa energy partikel mempunyai
harga tertentu yaitu harga eigen. Harga eigen ini membentuk tingkat energisitas yaitu:
n²π ²ħ ²
En = (1.10)
2mL²
Dimana enrgi yang kita tinjau disini berbeda dengan energy Born dimana pada
energy Born menyatakan enrgi tingkat atomic sedangkan tingkat energy pada persamaan
Schrodinger menyatakan tingkat energy untuk electron.
Fungsi gelombang sebuah partikel di dalam sumur yang berenrgi En ialah:

Ψn = A sin
√2 mEn x (1.11)
ħ
Untuk memudahkan E1 = ħ²π ²/2 mL ², yang mana tampak bahwa unit energy ini
ditentukan oleh massa partikel dan lebar sumur. Maka E = n²E 1 dan seterusnya. Karena
dalam kasus ini energy yang diperoleh hanya laju tertentu yang diperkenenkan dimiliki
partikel. Ini sangat berbeda dengan kaasus klasik, misalnya manic-manik (yang
meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat dan menumbuk kedua dinding secara elastic)
dapat diberi sembarang kecepatan awal dan akan bergerak selamanya, bolak-balik,
dengan laju tersebut.
Dalam kasus kuantum, hal ini tidaklah mungkin, karena hanya laju awal tertentu
yang dapat memberikan keadaan gerak tetap, keadaan gerak khusus ini disebut keadaan
stasioner (disebut keadaan “stasioner” karena ketergantungan pada waktu yang
dilibatkan untuk membuat Ψ(x,t), |Ψ ( x , t )|² tidak bergantung waktu). Hasil pengukuran
energy sebuah partikel dalam sebuah sumur potensial harus berada pada salah satu
keadaan stasioner, hasil yang lain tidaklah mungkin. Pemecahan bagi Ψ(x) belum
lengkap, karena belum ditentukan tetapan A. untuk menentukannya, ditinjau kembali

+∞

persyaratan normalisasi, yaitu ∫ |Ψ (x)|² dx=1. karena Ψ(x) = 0


−∞

Kecuali untuk 0≤ x ≤ L sehinggaberlaku :


L

∫|A 2| si n2 ( kL ) dx=1 (1.12)


0

Maka diperoleh A = √ 2/ L . dengan demikian, pemecahan lengkap bagi fungsi


gelombang untuk 0≤ x ≤ Ladalah :
2 nπx
Ψn =
√ L
sin
L
n = 1,2,3… (1.13)

Dalam gambar 5.2 dan 5.3 akan dilukiskan berbagai tingkat energy, fungsi
gelombang dan rapat probalitas |Ψ | ² yang mungkin untuk beberapa keadaan terendah.
Keadaan energy terendah, yaitu pada n=1, dikenal sebagai keadaan dasar dan keadaan
dengan energy yang lebih tinggi (n¿ 1 ¿ dikenal sebagai keadaan aksitasi.
Gambar 2 tingkat energy dalam sumur secara konstan

Gambar 3 probalitas keberadaan electron dalam sumur potensial


Kita lihat disini bahwa energy electron mempunyai nilai-nilai tertentu yang diskrit,
yang ditentukan oleh bilangan bulat n, Nilai diskrit ini terjadi karena pembatasan yang
harus dialami oleh Ψ2 yaitu bahwa ia harus berada dalam sumur potensial. Ia harus
bernilai nol di batas-batas dinding potensial dan hal itu akan terjadi bila lebar sumur
potensial L sama dengan bilangan bulat kali setengah panjang gelombang. Jika tingkat
energy untuk n = 1 kita sebut tingkat energy yang pertama, maka tingkat energy yang
kedua pada n=2, tingkat energy yang ketiga pada n=3 dan sterusnya. Jika kita kaitkan
dengan bentuk gelombangnya, dapat kita katakana bahwa tingkat-tingkat energy tersebut
sesuai dengan jumlah titik simpul gelombang. Dengan demikian maka diskritasi energy
electron terjadi secara wajar melalui pemecahan persamaan Schrodinger.
Persamaan (1.10) memperlihatkan bahwa selisih energy antara satu tingkat dengan
tingkat berikutnya, misalnya antara n=1 dan n=2, berbanding terbalik dengan kuadrat
lebar sumur potensial. Makin lebar sumur ini, makin kecil selisih energy tersebut, artinya
tingkat-tingkat energy semakin rapat. Untuk L sama dengan satu satuan misalnya, selisih
energy untuk n=2 dan n=1 adalah E2 – E1 = 3ħ²/8m dan jika L 10 kali lebih lebar maka
selisih ini menjadi E2-E1= 0,03ħ²/8m.
Gambar 4 Pengaruh lebar sumur terhadap energy
Jadi makin besar L maka perbedaan nilai tingkat-tingkat energy akan semakin kecil dan
untuk L semakin lebar maka tingkat-tingkat energy tersebut akan semakin rapat sehingga
kontinyu.

2.1 Potensial Persegi Tak Terhingga


Andaikanlah suatu elektron dalam pengaruh potensial berbentuk sumur tak terhingga
berdimensi-1 seperti berikut:

V (x)  0;  axa
 ; (1.12)
x  a, x  a

Seperti terlihat dalam Gb.5, elektron berada dalam daerah -a<x<a, dan sama sekali
tak dapat ke luar daerah itu. Dengan perkataan lain peluang elektron berada di x>a dan
di x <-a sama dengan nol.
Gb.5 Potensial persegi tak hingga berdimensi-1.

V=

-a 0 a x

Oleh sebab itu, jika (x) diandaikan sebagai fungsi gelombang elektron, maka
syarat batas bagi fungsi gelombang itu adalah:

(a)  (a) (1.13)

Karena V=0 dalam daerah –a<x<a elektron dalam keadaan bebas, maka persamaan
Schrödinger bagi elektron tersebut adalah:

d2φ 2 m
+ Eφ=0 (1.14)
dx 2 ℏ2
atau

d2φ 2 2 2 mE
2
+ k φ=0 ; k = 2 (1.15)
dx ℏ

Dengan syarat batas dalam persamaan (1.13) untuk x=a diperoleh


cos ka  0; k =
; n=1,3,5.… .
2a

sin ka  0; k = ; n=2,4,6 … .
Jadi fungsi eigen adalah: 2a

n (x)  C cos nx / 2a untuk n=1,3,5,…


n (x)  D sin (nx / 2a) untuk n=2,4,6.
Harga C dan D dihitung melalui normalisasi fungsi, yakni:

∫ φ n¿ ( x ) φ n ( x ) dx=1
−a
Hasilnya adalah C=D=1/ √ a, sehingga fungsi gungsi eigen adalah :
1 nπ
φ n ( x )= cos
√a 2a ( )
x ; n=1,3,5...(1.17)

1 nπ
φ n ( x )= sin
√a 2a ( )
x ; n=2,4,6 ...(1.18)

Fungsi-fungsi ini membentuk set ortonormal; artinya:

n (x)n' (x) dx  nn' (1.19)


-
3 3
2

2 22

1 12
a 0 ax-a 0 ax

Gb.6 Fungsi-fungsi eigen n dan kerapatan peluangn2.

Berdasarkan persamaan (1.17 dan 1.18), fungsi-fungsi eigen berikut kerapatan


peluang keberadaan elektron dapat dilukiskan seperti dalam Gb.6. Dari bentuknya,
fungsi-fungsi itu mirip dengan fungsi-fungsi gelombang kawat bergetar yang kedua
ujungnya tetap.
Selanjutnya, dari persamaan (1.15) dan 1.16) diperoleh harga eigen energi :
π 2 ℏ2
En =n2 ( )
8 ma 2
; n=1,2,3 …(3.10)

Energi ini bernilai diskrit (tidak kontinu, tapi bertingkat-tingkat) yang ditandai oleh
bilangan kuantum n; rupanya, suatu partikel yang terperangkap dalam sumur potensial
akan memiliki energi diskritseperti diperlihatkan dalam Gb.3.7.
Gb.7 Tingkat-tingkat energi elektron yang terperangkap dalam sumur potensial tak terhingga.
Sebagai gambaran, misalkan a=1 cm, maka E n=n2(9,4 x 10-16 eV) sehingga beda
energi E2-E1= 2,8 x 10-15 eV. Beda energi ini sangat kecil sehingga energi elektron di dalam
sumur boleh dikatakan kontinu.Tetapi, untuk a=5 nm, En=n2(3,76 x 10-3eV) dan beda energi
E2-E1= 11,3 x 10-3eV . Beda energi ini cukup besar, sehingga untuk a yang kecil energi
elektron dipandang diskrit.
Dari pembicaraan di atas dapat dikemukakan istilah rapat-keadaan sebagai berikut.
Jumlah keadaan ∆n dalam interval ∆k sesuai dengan persamaan (1.16) adalah

∆k
∆ n=2 a
π

Jumlah keadaan (E) dengan energi kurang dari E terlihat pada persamaan (3.20) adalah

2a 2 mE
Γ ( E ) ≡n=
π √ ℏ2
( 3.21)

Jika jumlah keadaan dengan energi antara E dan E+dE adalah d , maka rapat keadaan g(E)
ditetapkan sebagai

g ( E) ≡ (3.22) Dengan menggunakan persamaan (3.22) selanjutnya diperoleh
dE

2a m
g ( E )=

π 2 Eℏ2
Terlihat dalam kasus ini bahwa rapat keadaan berkurang terhadap peningkatan energi. Ini
menggambarkan adanya batasan terhadap gerakan partikel dalam satu dimensi.

2.2 Potensial Persegi Terhingga


Misalkan elektron berada dalam sumur potensial terhingga seperti:

V (x)  0; −¿ a  x a

 Vo ; x  a, x  a

V
Vo
E<Vo

-a 0 a x
Gb.3.8 Sumur potensial persegi
terhingga.
Seperti diperlihatkan dalam Gb.3.8, elektron berada dalam daerah –a<x<a. Jika energi
E<Vo secara klasik elektron tak dapat ke luar daerah itu. Tetapi secara kuantum, karena
potensial itu terhingga elektron masih berpeluang berada diluar daerah –a<x<a. Jadi, dalam
hal ini syarat batas yang dapat dinyatakan hanyalah Ψ ( ∞)= 0

Persamaan Schrödinger untuk daerah –a<x<a di mana V=0 atau elektron dalam
keadaan bebas, adalah:

d2φ 2 m
+ Eφ=0
d x 2 ℏ2

.dengan mana diperoleh solusi berikut :

φ ( x )=cos kx dan φ ( x )=sin kx

Dengan

2 mE
k 2=
ℏ2
Untuk daerah |x|≥ a ,persamaan Schrodinger adalah :

−d 2 φ 2 m
+ 2 (V o −E)φ=0
d x2 ℏ

Jika diasumsikan energi elektron E ¿ V o maka φ ( x )merupakan fungsi exponensial yang


menurun dan menuju nol di |x|=∞jadi untuk |x|≥ a

φ ( x )=C e−K |x|

Dengan

2 mE
k 2=
ℏ2

Agar φ ( x )kontinu untuk semua harga x, kedua persamaan beserta turunanya di x=± a
harus sama, jadi ,

cos ka=C e−Ka

−k sin ka=−K e− Ka

Sehingga,

ka tg ka=Ka

Begitu pula

sin ka=C e− Ka

k cos ka=−KC e−Ka

Sehingga

ka ctg ka=−Ka

Selain itu diperoleh persamaan lingkaran

2 2 2 mV o a2
( ka ) + ( Ka ) =
ℏ2

Ketiga persamaan digambarkan dalam Gb 9 Perpotongan lingkaran (Vo tertentu)


dengan garis-garis tg(ka) dan ctg (ka) memberikan harga-harga k untuk Vo tersebut. Harga-
harga k itu ditandai dengan bilangan kuantum n=0, 2, 4,….untuk perpotongan dengan tg(ka)
dan n=1, 3, 5, …. untuk perpotongan dengan ctg(ka).
tg (ka) ctg (ka) tg (ka)ctg (ka)

n=1
(ka)2  (Ka)2 
n=2

n=3

n=4
0   3/22ka
/

Gb.9 Grafik untuk menentukan harga-harga k.


diperoleh harga-harga eigen energi:
ℏ 2 k 2n
En = ; n=0,1,2,3
2m
Terlihat dalam Gb.9 bahwa jumlah tingkat energi sangat bergantung pada harga V oa2;
misalnya untuk (2mVo)1/2ℏ /2a hanya ada satutingkat energi, dan untuk ℏ /2a<
(2mVo)1/2ℏ /a ada dua tingkat energi dan seterusnya.
Fungsi-fungsi eigen di dalam sumur potensial mirip dengan persamaan (1.7) dan (18)
tetapi mulai di x=a fungsi-fungsi itu menurun secara eksponensial menuju 0 dix=.
Untuk jelasnya, fungsi-fungsi itu diperlihatkan dalam Gb.10.

3

2

1

0
-a 0 ax

Gb.10 Fungsi-fungsi eigen dari partikel dalam sumur potensial terhingga.


Dari uraian di atas, jelaslah bahwa meskipun potensial yang dialami elektron itu
terhingga, namun karena E<Vo, energinya tetap diskrit. Keadaan energi yang diskrit itu
merupakan ciri dari partikel yang terikat dalam sumur potensial. Karena potensial itu
berhingga, fungsi-fungsi eigen mempunyai ekor berbentuk eksponensial menurun di luar
sumur. Artinya, elektron masih mempunyai peluang berada di luar sumur.
Sumur potensial ideal seperti dalam contoh ini mendasari pengembangan devais
moderen yang disebut sumur kuantum (quantum well). Suatu sumur kuantum dibuat dari
suatu film tipis dari bahan semikonduktor yang disisipkan di antara dua lapisan
semikonduktor yang bandgap-nya lebih lebar. Contohnya sumur kuantum
AlAs/GaAs/AlA.Bandgap GaAs adalah Eg1=1,43 eV dan bandgap AlAsEg2=2,68 eV.
Berdasarkan sifat struktur komposit, Vok=0,6(2,68-1,43)=0,75 eV di pita konduksi GaAs,
sedangkan V0v=0,4(2,68-1,43)=0,5 eV di pita valensi GaAs seperti diperlihatkan dalam Gb.
3.11. Jika tebal film GaAs cukup tipis, misalnya 5-10 nm, akan muncul tingkat-tingkat energi
elektron di pita konduksi dan tingkat-tingkat energi hole di pita valensi. Dalam perhitungan
perlu disadari bahwa massa elektron dan hole harus dipandang secara efektif. Misalnya
untuk GaAs
¿ ¿
Massa effektif elektron m e =0,067 m0 Dan massa effektif hole m ℏ =0,082 m0
¿
sedangkan untuk AlAs me =0,092m 0, m ℏ¿ =9,1 x 10−31 kg seperti pada gambar 3.11 jika
lapisan lapisan AlAs/GaAs/AlAs disusun tegak lurus sumbu-x, maka elektron dan hole bebas
bergerak dalam bidang –yz.

AlAs GaAs AlAs

V0k
Eg2 Eg1

V0v
Gb. 3.11 Sumur kuantum AlAs/GaAs/AlAs.

Sumur kuantum mempunyai banyak aplikasi optoelektronik seperti sumber cahaya


berdaya tinggi untuk terapi medik, pemerosesan material, laser printing, dan sumber laser
berfrekuensi tunggal untuk telekomunikasi optik.
2.3 Potensial Persegi dengan Dinding
Misalkan pertikel berada dalam sumur potensial terhingga seperti:

V (x)  Vo ; 0  x  a (2.3.1)


 0; x  a

Seperti diperlihatkan dalam Gb.3.12, elektron berada dalam daerah 0<x<a; di x=0,
potensial itu sehingga elektron tidak mungkin berada di daerah x<0. Bagaimanakah
energi dan fungsi gelombang elektron jika E<0?

Gb.12 Potensial persegi dengan dinding di x=0.


Di dalam daerah 0<x<a, persamaan Schrödinger adalah
d 2 φ 1 2m
+ ( E +V o ) φ1=0(2.3 .2)atau
d x 2 ℏ2

d2φ1 2
+k φ1 =0(2.3 .3)
d x2
Dengan
2m
k 2= ( E+V o ) (2.3 .4)
ℏ2

Solusi persamaan ini adalah

φ 1 ( x )= A e ikx + B e−ikx (2.3.5)

Karena φ 1 ( 0 ) =0 , maka A + B = 0 atau B = -A. Jadi persamaan diatas adalah :

φ 1 ( x )= A ( e ikx −e−ikx )=C sin kx(2.3.6)

Persamaan Schrodinger di daerah x>a adalah :

d2φ2 2 m
+ E φ2=0(2.3.7)
d x 2 ℏ2

Atau

d2φ2 2
+k φ 2=0(2.3 .8)
d x2

Dengan

−2mE
k 2= (2.3 .9)
ℏ2
Tanda negatif diberikan karena energy E itu negatif. Maka,

 (x)  D2 eKx (2.3.10)

Kesinambungan kedua fungsi di x=a harus memenuhi 1=2 dan d1/dx=d2/dx. Jadi,

C sin ka  DeKa ,
kCcos ka  KDeKa .

Dari kedua persamaan ini diperoleh:


k2 (2.3.11)
DC exp(
dan 2Ka)
kactg (ka)  k 2
2
(2.3.12)
K
Ka
Di pihak lain, dari persamaan (2.3.4) dan (2.3.9) diperoleh persamaan lingkaran:
2 2 2 2 mV 0 a2
2
k a +K a =
ℏ2
Mirip dengan persoalan dalam paragraph 3.4, penyelesaian diperoleh dengan metoda
grafik. Persamaan (2.3.12) dan (2.3.13 diplot seperti Gb.13 di bawah ini.

Ka 2mVoa
(ka)2  (Ka
2
) 2

n= ℏ2
1

n=
2
0 /2  3/2 2 ka

Gb.13 Grafik untuk menentukan harga-harga k atau K.

Dari persamaan (3.5.4) dan (3.5.9), tingkat-tingkat energi dapat ditentukan di mana kn dan Kn
diperoleh berdasarkan titik-titik potong dalam gambar.Terlihat dalam gambar bahwa harga Voa2
menentukan jumlah titik potong; misalnya untuk 2mVoa2/ ħ2< /2tidak ada titik potong, untuk
/2<2mVoa2/ħ2<3/2 hanya ada satu titik potong, n=1, dan seterusnya. Bentuk fungsi- fungsi
keadaan dapat digambarkan dengan menggunakan persamaan (2.3.6) dan (2.3.10);
hasilnya diperlihatkan dalam Gb.14. sebagai berikut

k 2n ℏ2 −k 2n ℏ2
En = −V o atau En=
2m 2m


4


3


0 a x
2


1

Gb.14 Fungsi-fungsi keadaan sehubungan dengan potensial dalam Gb.13


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Sumur potensial adalah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal ini berarti bahwa
partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan electron bebas
2. Sebuah partikel tidak akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding, energy
totalnya tetap konstan
3. meskipun potensial yang dialami elektron itu terhingga, namun karena E<Vo, energinya
tetap diskrit. Keadaan energi yang diskrit itu merupakan ciri dari partikel yang terikat dalam
sumur potensial.
4. Sumur kuantum mempunyai banyak aplikasi optoelektronik seperti sumber cahaya
berdaya tinggi untuk terapi medik, pemerosesan material, laser printing, dan sumber
laser berfrekuensi tunggal untuk telekomunikasi optik.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmayani, Hanifah., Hidayanti., Pakrur Razi. 2014. Perhitungan Tingkat Energi Sumur
Potensial Keadaan Terikat Melalui Persamaan Schrodinger Menggunakan. PILLAR
OF PHYSICS, Vol. 1. April 2014, 17-24.
Siregar, Rustam E. 2018. Fisika Kuantum Teori dan Aplikasi. Bandung : FMIPA Unpad
Press
Sutopo. (2005). Pengantar fisika kuantum. Malang: UM PRESS.

Anda mungkin juga menyukai