Disusun Oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya kelompk 1 dapat menyelesaikan penulisan makalah Fisika
Kuantum “Persamaan Schrodinger Pada Potensial Kotak/Sumur Partikel”.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu terutama kepada :
1. Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Fisika Kuantum Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
2. Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penulisan
makalah, terimakasih atas dorongan semangat yang telah diberikan.
Kelompok 1 juga meminta maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan baik yang
disengaja maupun tanpa disengaja. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan kita semua.
Medan, November 2020
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 17
Sumur potensial adalah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal ini berarti
bahwa partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan electron bebas. Kita
katakana bahwa electron terjebak di sumur potensial, dan kita anggap bahwa dinding
potensial sangat tinggi menuju ∞, atau kita katakana sumur potensial sangat dalam.
Dalam gambar (5.1) berikut kita akan menggambarkan sumur potensial. Daerah I dan
daerah II adalah daerah-daerah dengan V = ∞, sedangkan di daerah II, yaitu antara 0 dan
L, V =. Kita katakan bahwa lebar sumur potensial ini adalah L.
V(x) = 0, 0≤ x ≤ L
V(x) = ∞ x¿ 0 , x> L,
k=
√ 2 mEn (1.3)
h
sesuai dengan persamaan gelombang maka :
Ψ(x) = A sin kx + B cos kx (1.4)
Pemecahan ini belum lengkap, karena belum ditentukan nila A dan B, juga belum
menghitung nilai energy E yang diperkenankan. Untuk menghitungnya, akan diterapkan
persyaratan bahwa Ψ(x) harus kontinu pada setiap batas dua bagian ruang. Dalam hal ini
akan dibuat syarat bahwa pemecahan untuk x ¿ 0 dan x >0 bernilai sama di x = 0. Begitu
pula pemecahan untuk x ¿ L dan x < L haruslah bernilai sama di x = L. jika x =0, untuk x
¿ 0 jadi harus mengambil Ψ(x) = 0 pada x = 0.
Ψ(0) = A sin 0 + B cos 0
Ψ(0) = 0 + B.1 = 0 (1.5)
Jadi, didapat B = 0. Karena Ψ = 0 untuk x ¿ L , maka haruslah berlaku Ψ(L) = 0,
Ψ(L) = A sin kL + B cos kL = 0 (1.6)
Karena telah didapatkan bahwa B = 0, maka haruslah berlaku:
A sin kL = 0 (1.7)
Disini ada dua pemecahan yaitu A = 0, yang memberikan Ψ(x) = 0 dan Ψ²(x) = 0,
yang berarti bahwa dalam sumur tidak terdapat partikel (Pemecahan tidak masuk akal)
atau sin kL = 0, maka yang benar jika:
kL = π ,2 π .3 π , … . n=1,2,3 … . (1.8)
dengan :
k=
√ 2 mEn = nπ (1.9)
h L
dari persamaan (1.8) dan persamaan (1.9) diperoleh bahwa energy partikel mempunyai
harga tertentu yaitu harga eigen. Harga eigen ini membentuk tingkat energisitas yaitu:
n²π ²ħ ²
En = (1.10)
2mL²
Dimana enrgi yang kita tinjau disini berbeda dengan energy Born dimana pada
energy Born menyatakan enrgi tingkat atomic sedangkan tingkat energy pada persamaan
Schrodinger menyatakan tingkat energy untuk electron.
Fungsi gelombang sebuah partikel di dalam sumur yang berenrgi En ialah:
Ψn = A sin
√2 mEn x (1.11)
ħ
Untuk memudahkan E1 = ħ²π ²/2 mL ², yang mana tampak bahwa unit energy ini
ditentukan oleh massa partikel dan lebar sumur. Maka E = n²E 1 dan seterusnya. Karena
dalam kasus ini energy yang diperoleh hanya laju tertentu yang diperkenenkan dimiliki
partikel. Ini sangat berbeda dengan kaasus klasik, misalnya manic-manik (yang
meluncur tanpa gesekan sepanjang kawat dan menumbuk kedua dinding secara elastic)
dapat diberi sembarang kecepatan awal dan akan bergerak selamanya, bolak-balik,
dengan laju tersebut.
Dalam kasus kuantum, hal ini tidaklah mungkin, karena hanya laju awal tertentu
yang dapat memberikan keadaan gerak tetap, keadaan gerak khusus ini disebut keadaan
stasioner (disebut keadaan “stasioner” karena ketergantungan pada waktu yang
dilibatkan untuk membuat Ψ(x,t), |Ψ ( x , t )|² tidak bergantung waktu). Hasil pengukuran
energy sebuah partikel dalam sebuah sumur potensial harus berada pada salah satu
keadaan stasioner, hasil yang lain tidaklah mungkin. Pemecahan bagi Ψ(x) belum
lengkap, karena belum ditentukan tetapan A. untuk menentukannya, ditinjau kembali
+∞
Dalam gambar 5.2 dan 5.3 akan dilukiskan berbagai tingkat energy, fungsi
gelombang dan rapat probalitas |Ψ | ² yang mungkin untuk beberapa keadaan terendah.
Keadaan energy terendah, yaitu pada n=1, dikenal sebagai keadaan dasar dan keadaan
dengan energy yang lebih tinggi (n¿ 1 ¿ dikenal sebagai keadaan aksitasi.
Gambar 2 tingkat energy dalam sumur secara konstan
V (x) 0; axa
; (1.12)
x a, x a
Seperti terlihat dalam Gb.5, elektron berada dalam daerah -a<x<a, dan sama sekali
tak dapat ke luar daerah itu. Dengan perkataan lain peluang elektron berada di x>a dan
di x <-a sama dengan nol.
Gb.5 Potensial persegi tak hingga berdimensi-1.
V=
-a 0 a x
Oleh sebab itu, jika (x) diandaikan sebagai fungsi gelombang elektron, maka
syarat batas bagi fungsi gelombang itu adalah:
Karena V=0 dalam daerah –a<x<a elektron dalam keadaan bebas, maka persamaan
Schrödinger bagi elektron tersebut adalah:
d2φ 2 m
+ Eφ=0 (1.14)
dx 2 ℏ2
atau
d2φ 2 2 2 mE
2
+ k φ=0 ; k = 2 (1.15)
dx ℏ
nπ
cos ka 0; k =
; n=1,3,5.… .
2a
nπ
sin ka 0; k = ; n=2,4,6 … .
Jadi fungsi eigen adalah: 2a
∫ φ n¿ ( x ) φ n ( x ) dx=1
−a
Hasilnya adalah C=D=1/ √ a, sehingga fungsi gungsi eigen adalah :
1 nπ
φ n ( x )= cos
√a 2a ( )
x ; n=1,3,5...(1.17)
1 nπ
φ n ( x )= sin
√a 2a ( )
x ; n=2,4,6 ...(1.18)
2 22
1 12
a 0 ax-a 0 ax
Energi ini bernilai diskrit (tidak kontinu, tapi bertingkat-tingkat) yang ditandai oleh
bilangan kuantum n; rupanya, suatu partikel yang terperangkap dalam sumur potensial
akan memiliki energi diskritseperti diperlihatkan dalam Gb.3.7.
Gb.7 Tingkat-tingkat energi elektron yang terperangkap dalam sumur potensial tak terhingga.
Sebagai gambaran, misalkan a=1 cm, maka E n=n2(9,4 x 10-16 eV) sehingga beda
energi E2-E1= 2,8 x 10-15 eV. Beda energi ini sangat kecil sehingga energi elektron di dalam
sumur boleh dikatakan kontinu.Tetapi, untuk a=5 nm, En=n2(3,76 x 10-3eV) dan beda energi
E2-E1= 11,3 x 10-3eV . Beda energi ini cukup besar, sehingga untuk a yang kecil energi
elektron dipandang diskrit.
Dari pembicaraan di atas dapat dikemukakan istilah rapat-keadaan sebagai berikut.
Jumlah keadaan ∆n dalam interval ∆k sesuai dengan persamaan (1.16) adalah
∆k
∆ n=2 a
π
Jumlah keadaan (E) dengan energi kurang dari E terlihat pada persamaan (3.20) adalah
2a 2 mE
Γ ( E ) ≡n=
π √ ℏ2
( 3.21)
Jika jumlah keadaan dengan energi antara E dan E+dE adalah d , maka rapat keadaan g(E)
ditetapkan sebagai
dΓ
g ( E) ≡ (3.22) Dengan menggunakan persamaan (3.22) selanjutnya diperoleh
dE
2a m
g ( E )=
√
π 2 Eℏ2
Terlihat dalam kasus ini bahwa rapat keadaan berkurang terhadap peningkatan energi. Ini
menggambarkan adanya batasan terhadap gerakan partikel dalam satu dimensi.
V (x) 0; −¿ a x a
Vo ; x a, x a
V
Vo
E<Vo
-a 0 a x
Gb.3.8 Sumur potensial persegi
terhingga.
Seperti diperlihatkan dalam Gb.3.8, elektron berada dalam daerah –a<x<a. Jika energi
E<Vo secara klasik elektron tak dapat ke luar daerah itu. Tetapi secara kuantum, karena
potensial itu terhingga elektron masih berpeluang berada diluar daerah –a<x<a. Jadi, dalam
hal ini syarat batas yang dapat dinyatakan hanyalah Ψ ( ∞)= 0
Persamaan Schrödinger untuk daerah –a<x<a di mana V=0 atau elektron dalam
keadaan bebas, adalah:
d2φ 2 m
+ Eφ=0
d x 2 ℏ2
Dengan
2 mE
k 2=
ℏ2
Untuk daerah |x|≥ a ,persamaan Schrodinger adalah :
−d 2 φ 2 m
+ 2 (V o −E)φ=0
d x2 ℏ
Dengan
2 mE
k 2=
ℏ2
Agar φ ( x )kontinu untuk semua harga x, kedua persamaan beserta turunanya di x=± a
harus sama, jadi ,
−k sin ka=−K e− Ka
Sehingga,
ka tg ka=Ka
Begitu pula
sin ka=C e− Ka
Sehingga
ka ctg ka=−Ka
2 2 2 mV o a2
( ka ) + ( Ka ) =
ℏ2
n=1
(ka)2 (Ka)2
n=2
n=3
n=4
0 3/22ka
/
3
2
1
0
-a 0 ax
V0k
Eg2 Eg1
V0v
Gb. 3.11 Sumur kuantum AlAs/GaAs/AlAs.
Seperti diperlihatkan dalam Gb.3.12, elektron berada dalam daerah 0<x<a; di x=0,
potensial itu sehingga elektron tidak mungkin berada di daerah x<0. Bagaimanakah
energi dan fungsi gelombang elektron jika E<0?
d2φ1 2
+k φ1 =0(2.3 .3)
d x2
Dengan
2m
k 2= ( E+V o ) (2.3 .4)
ℏ2
d2φ2 2 m
+ E φ2=0(2.3.7)
d x 2 ℏ2
Atau
d2φ2 2
+k φ 2=0(2.3 .8)
d x2
Dengan
−2mE
k 2= (2.3 .9)
ℏ2
Tanda negatif diberikan karena energy E itu negatif. Maka,
Kesinambungan kedua fungsi di x=a harus memenuhi 1=2 dan d1/dx=d2/dx. Jadi,
C sin ka DeKa ,
kCcos ka KDeKa .
Ka 2mVoa
(ka)2 (Ka
2
) 2
n= ℏ2
1
n=
2
0 /2 3/2 2 ka
Dari persamaan (3.5.4) dan (3.5.9), tingkat-tingkat energi dapat ditentukan di mana kn dan Kn
diperoleh berdasarkan titik-titik potong dalam gambar.Terlihat dalam gambar bahwa harga Voa2
menentukan jumlah titik potong; misalnya untuk 2mVoa2/ ħ2< /2tidak ada titik potong, untuk
/2<2mVoa2/ħ2<3/2 hanya ada satu titik potong, n=1, dan seterusnya. Bentuk fungsi- fungsi
keadaan dapat digambarkan dengan menggunakan persamaan (2.3.6) dan (2.3.10);
hasilnya diperlihatkan dalam Gb.14. sebagai berikut
k 2n ℏ2 −k 2n ℏ2
En = −V o atau En=
2m 2m
4
3
0 a x
2
1
3.1. Kesimpulan
1. Sumur potensial adalah yang tidak mendapat pengaruh potensial. Hal ini berarti bahwa
partikel selama berada dalam sumur potensial, merupakan electron bebas
2. Sebuah partikel tidak akan kehilangan Energinya jika bertumbukan dengan dinding, energy
totalnya tetap konstan
3. meskipun potensial yang dialami elektron itu terhingga, namun karena E<Vo, energinya
tetap diskrit. Keadaan energi yang diskrit itu merupakan ciri dari partikel yang terikat dalam
sumur potensial.
4. Sumur kuantum mempunyai banyak aplikasi optoelektronik seperti sumber cahaya
berdaya tinggi untuk terapi medik, pemerosesan material, laser printing, dan sumber
laser berfrekuensi tunggal untuk telekomunikasi optik.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmayani, Hanifah., Hidayanti., Pakrur Razi. 2014. Perhitungan Tingkat Energi Sumur
Potensial Keadaan Terikat Melalui Persamaan Schrodinger Menggunakan. PILLAR
OF PHYSICS, Vol. 1. April 2014, 17-24.
Siregar, Rustam E. 2018. Fisika Kuantum Teori dan Aplikasi. Bandung : FMIPA Unpad
Press
Sutopo. (2005). Pengantar fisika kuantum. Malang: UM PRESS.