Anda di halaman 1dari 3

SURAT EDARAN

No. : XX/SE-BMD/DIR/2020

Kepada Seluruh :
Kepala Divisi dan Koordinator Wilayah
Kepala Bagian / Seksi /Unit
Pimpinan Cabang / Area Manager / Pimpinan Cabang Pembantu
PT Bank Mestika Dharma, Tbk.

Perihal : Penerapan Undang-Undang No 10 Tahun 2020 Tentang Bea Meterai

Sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No 10 Tahun


2020 Tanggal 26 Oktober 2020 Tentang Bea Meterai yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2021.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diatur beberapa hal untuk mempertegas maupun
mekanisme penerapan undang-undang tersebut di Bank Mestika, sebagai berikut :

1. Dokumen yang bersifat perdata dikenai Bea Meterai 1 (satu) kali untuk setiap dokumen
sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). Dokumen dimaksud meliputi :
a. surat perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis,
beserta rangkapnya;
b. akta notaris beserta grosse, salinan, dan kutipannya;
c. akta Pejabat Pembuat Akta Tanah beserta salinan dan kutipannya;
d. surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apapun;
e. dokumen transaksi surat berharga , termasuk dokumen transaksi kontrak berjangka,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun;
f. dokumen lelang yang berupa kutipan risalah lelang, minuta risalah lelang, salinan risalah
lelang, dan grosse risalah lelang;
g. dokumen yang menyatakan jumlah uang dengan nilai nominal lebih dari Rp 5.000.000,00
(lima juta rupiah) yang :
- menyebutkan penerimaan uang, atau
- berisi pengakuan bahwa utang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi atau
diperhitungkan ;
h. Dokumen lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

2. Yang dimaksud dengan “surat berharga” ( butir 1.d) di atas antara lain saham, obligasi,
cek, bilyet giro, aksep, wesel, sukuk, surat utang, warrant, option, deposito dan
sejenisnya .
3. Yang dimaksud dokumen pada butir 1. g di atas, secara umum dimaksudkan adalah “
kuitansi” atau dapat juga diberlakukan pada “invoice” jika fungsinya selain sebagai bukti
penagihan juga sebagai bukti penerimaan uang.
4. Apabila jumlah nominal dinyatakan dalam valuta asing , maka pemberlakuan pengenaan
bea meterai dimaksud disetarakan dengan nilai nominal dalam rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi.
5. Bea Meterai tidak dikenakan atas dokumen yang berupa :
a. Dokumen yang terkait lalu lintas orang dan barang;
* surat penyimpanan barang;
* konosemen;
* surat angkutan penumpang dan barang;
* bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
* surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim , dan
* surat lainnya yang dapat dipersamakan.
b. segala bentuk ijazah;
c. tanda terima pembayaran gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembeyaran
lainnya yang berkaitan dengan hubungan kerja serta surat yang diserahkan untuk
mendapatkan pembayaran dimaksud;
d. tanda bukti penerimaan uang negara dari kas negara, kas pemerintah daerah, bank, dan
lembaga lainnya yang ditunjuk oleh negara berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan;
e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat
dipersamakan
dengan itu yang berasal dari kas negara , kas pemerintahan daerah, bank, dan lembaga
lainnya yang ditunjuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
g. dokumen yang menyebutkan simpanan uang atau surat berharga, pembayaran uang
simpanan, kepada penyimpan oleh bank, koperasi, dan badan lainnya yang
menyelenggaraan penyimpanan uang atau pengeluaran surat berharga oleh kustodian
kepada nasabah;
h. surat gadai;
i. tanda pembagian keuntungan, bunga, atau imbal hasil dari surat berharga, dengan nama
dan dalam bentuk apa pun, dan
j. dokumen yang diterbitkan atau dihasilkan oleh Bank Indonesia dalam rangka
pelaksanaan kebijakan moteter.
6. Dokumen yang dimaksudkan dalam butir 6 g di atas, dapat diartikan berupa : salinan
rekening koran, buku tabungan dan yang sejenis.
7. Meterai temple yang telah dicetak berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985
( meterai harga Rp 6.000,00 dan Rp 3.000,00) yang masih tersisa , masih dapat digunakan
sampai tanggal 31 Desember 2021 dengan nilai total meterai tempel yang dibubuhkan pada
dokumen paling sedikit Rp 9.000,00 atau ( Rp 6.000,00 + Rp 3.000,00);
8. Untuk memudahkan penyelesaian penggunaan sisa meterai dimaksud pada butir 7, kepada
satuan kerja di KPO dan Kantor Cabang/Capem diminta menggunakan meterai dalam kurun
waktu 1 Januari 2021 s.d 31 Desember 2021 sebagai berikut :
a. menggunakan meterai secara berpasangan ( Rp 6.000,00 dan Rp 3.000,00) terlebih

dahulu;
b. apabila persediaan meterai Rp 3.000,00 telah habis , dicarikan/dibelikan meterai Rp
3.000,00 di kota setempat dan selanjutnya digunakan bersama pasangannya Rp
6.000,00;
9. c. apabila meterai Rp 3.000,00 tidak tersedia lagi/tidak dapat dibeli di kota setempat,
sedangkan persediaan meterai Rp 6.000,00 masih ada, maka sisa meterai Rp 6.000,00
dikirim ke KPO u.p Bagian GE.
10. Untuk memahami secara utuh ketentuan Undang-undang meterai ini, dapat dipelajari
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 Tentang Bea Meterai beserta Penjelasannya.

Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2021.

Demikian Surat Edaran ini dikeluarkan untuk dipejari dan dipedomani.

PT Bank Mestika Dharma, Tbk.


Direktur Kepatuhan

Andy

Anda mungkin juga menyukai