Anda di halaman 1dari 10

Pemodelan Spasial Sistem Informasi Geografis Penentuan Jalur Evakuasi Di Lereng Selatan

Gunungapi Merapi Dengan Luaran Android Mobile Application

Cipta Nur Asa


ciptanurasageo@gmail.com

Taufik Hery Purwanto


taufik_hp@yahoo.com

Abstract
This research aims to build a database of Merapi volcano evacuation routes, determination
evacuation route of Merapi and create smartphone android applications Merapi Evacuation Route.
The method used is to calculating the vulnerability of the population in Merapi disaster prone areas
as a rallying point location, the criteria for assessing the location of the observation refugee camp
and road network. Analysis evacuation route determination using spatial modeling network analysis,
namely closest facility with travel time as the impedance value. The results obtained are 89 lines
contained Merapi evacuation and six location of the refugee camp that is fastest to reach. Evacuation
route is the fastest travel time was 3.57 minutes and the longest is 48.36 minutes.Tthe average travel
time of the entire evacuation route was 13.59 minutes. Applications created with the Android SDK
and Android Google Map API V2. Evacuation route performance test results shown the value of
travel time on the field can be faster than the travel time network analysis results and the application
Merapi Evacuation Route works pretty good.

Key words: Merapi, evacuation routes, network analyst, android

Intisari
Penelitian ini bertujuan untuk membangun basis data jalur evakuasi Gunungapi Merapi, penentuan
jalur evakuasi merapi dan pembuatan aplikasi smartphone android Jalur Evakuasi Merapi. Metode
yang digunakan adalah dengan memperhitungkan kerentanan jumlah penduduk di kawasan rawan
bencana Merapi sebagai penentuan lokasi titik kumpul, pengamatan untuk menilai kriteria lokasi
posko pengungsian dan jaringan jalan. Analisis penentuan jalur evakuasi menggunakan pemodelan
spasial analisis jaringan closest facility dengan nilai waktu tempuh sebagai impedansi. Hasil yang
didapatkan adalah terdapat 89 jalur evakuasi Merapi dan enam buah titik posko pengungsian terdekat
yang paling cepat untuk dicapai. Jalur evakuasi tercepat adalah dengan waktu tempuh 3,57 menit dan
terlama adalah 48,36 menit dan rata-rata nilai tempuh seluruh jalur evakuasi adalah 13,59 menit.
Aplikasi dibuat dengan Android SDK dan Google Map Android V2 API. Hasil uji kinerja jalur
evakuasi menunjukkan nilai waktu tempuh di lapangan dapat ditempuh lebih cepat dari waktu tempuh
hasil analisis jaringan dan aplikasi Jalur Evakuasi Merapi bekerja dengan cukup baik.

Kata kunci : Merapi, jalur evakuasi, analisis jaringan, android

1
android yang mampu mendukung
PENDAHULUAN tampilan grafis 2D dan 3D dengan fitur
Gunungapi Merapi terakhir kali dari perangkat keras yang diusung oleh
meletus hebat dan menimbulkan smartphone itu sendiri seperti GPS dan
bencana pada tahun 2010. Berdasarkan kamera dapat dimanfaatkan untuk
data Pusdalops Badan Nasional menyebarkan informasi spasial. Kajian
Penanggulangan Bencana (BNPB) 18 ini sebagai hasil integrasi bidang-
November 2010, jumlah korban tewas bidang teknis Geografi yang telah ada
sebanyak 275 orang. Kabupaten sebelumnya seperti Kartografi,
Sleman memiliki jumlah korban tewas Penginderaan Jauh, dan Sistem
terbanyak yaitu 199 korban jiwa Informasi Geografis (Danoedoro,
diantaranya 170 korban jiwa 2004).
meninggal karena luka bakar. Jumlah
pengungsi dari Kabupaten Sleman METODE PENELITIAN
mencapai 54.153 jiwa. Pengungsi Alat
tersebut tersebar di beberapa lokasi 1. Laptop ASUS A42J Intel Core2Duo
pengungsian dan sejumlah bangunan P6200 2,13Ghz, RAM 4GB, HDD
yang tersebar didalam dan diluar 500GB, VGA ATI 6470M 1GB, OS
wilayah Kabupaten Sleman. Windows 7 x64
Sebagai salah satu bagian dari 2. GPS Garmin Etrex-H.
sistem tanggap bencana, jalur evakuasi 3. Smartphone Samsung Galaxy Note
memiliki peranan yang penting. Hal ini GT-N7000, Smartfren Andromax
terkait dengan keberadaanya sebagai U2 EG98, Motorola Razr M
penunjang mobilitas penduduk saat 4. ArcGIS 10.x. Android SDK
terjadi bencana. Sistem Informasi (Software Development Kit), JAVA
Geografis (SIG) memungkinkan SDK 1.7 dan Eclipse 3.7.ADT
pemetaan, pemodelan, dan penelusuran (Android Development Tools)
data spasial yang tersebar dalam suatu 5. Microsoft Office, Excel 2013.
ruang. Erupsi gunungapi merupakan Bahan
salah satu fenomena keruangan dengan 1. Citra Quickbird daerah Kabupaten
pola yang dapat dipetakan menjadi Sleman tahun 2009 dan 2010.
unit-unit analisis kerentanan bahaya. 2. Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar
Kerentanan ini didapatkan dengan Kaliurang, Pakem, Sleman,
dengan memperhatikan parameter- Yogyakarta, Wates, Jabung,
parameter berpengaruh dan trend Sendangagung dan Timoho skala
bencana yang terjadi. Selain itu, BAKOSURTANAL 2000.
dengan menganalisis jaringan jalan 3. Peta Kerawanan Bencana Erupsi
sebagai jalur evakuasi dan Gunungapi Merapi Badan Geologi
memperhatikan tingkatan faktor ESDM 2010.
kerentanan bahaya yang ada, maka 4. Peta Posko Pengungsi Bencana
jalur evakuasi optimal dapat dicari. Erupsi Gunungapi Merapi KLMB
Pemanfaatan teknologi 2010.
smartphone dengan sistem operasi

2
5. Peta Posko Pengungsian Bencana 9. Nilai Waktu Tempuh Tiap Ruas
Gunungapi Merapi BPBD Sleman Jalan.
2012. 3. Pengolahan dan Analisis Data.
6. Data Kabupaten Sleman Dalam a. Interpretasi Permukiman, Bangunan
Angka BPS Sleman 2013. Rumah dan Jaringan Jalan
Tahapan Penelitian Interpretasi penggunaan lahan
1. Lokasi Penelitian. dilakukan secara visual pada citra
Penelitian berada di wilayah Quickbird dengan menggunakan
Administrasi Kabupaten Sleman. teknik kunci interpretasi. Interpretasi
Lokasi ini dipilih karena berada pada citra dilakukan secara visual.
kaki lereng Gunungapi Merapi daerah Penggunaan lahan yang ditekankan
tersebut rawan bencana erupsi. dalam penelitian ini adalah poligon
Menurut Badan Geologi Kementerian permukiman sebagai data lanjutan
ESDM hingga ratusan tahun kedepan untuk analisis kepadatan penduduk.
diperkirakan bagian selatan lereng Setelah permukiman dilakukan
Merapi akan terjadi lagi mengingat saat identifikasi bangunan rumah untuk
ini kubah lava sebagian besar analisis perhitungan jumlah penduduk
mengarah ke selatan mengikuti aliran Pada masing-masing poligon
hulu Kali Opak dan Kali Gendol. permukiman. Teknik yang digunakan
adalah digitation on screen sesuai
dengan kenampakan pada karakteristik
penggunaan lahan permukiman.
Interpretasi jaringan jalan dan
lokasi jembatan dilakukan secara
visual pada citra Quickbird. Jembatan
yang disadap dalam penelitian ini
adalah jembatan yang akan dijadikan
Gambar 1. Lokasi Penelitian sebagai hambatan yaitu jembatan yang
2. Pengumpulan data . melintasi sungai yang langsung
Data yang dibutuhkan dalam berhulu di puncak Gunungapi Merapi.
penelitian ini adalah: Kenampakan jalan dan jembatan pada
1. Batas Administrasi. citra Quickbird sangat jelas. Teknik
2. Penggunaan Lahan Permukiman yang dilakukan adalah dengan
dan bangunan rumah. digitation on screen pada tiap-tiap ruas
3. Jaringan Jalan.dan Kelas Jalan. jalan dan untuk jembatan sebagai titik.
4. Kondisi Jalan dan Jembatan pada Hasil Interpretasi jaringan jalan dan
Sungai yang Berhulu di Gunungapi jembatan dari citra dilakukan untuk
Merapi. memperbarui data jaringan jalan yang
5. Jumlah Penduduk. diperoleh dari digitasi Peta RBI. Kelas
6. Zona Kerawanan Bencana Merapi. jalan yang digunakan dalam penelitian
7. Lokasi Titik Kumpul Pengungsi. ini adalah jalan Arteri, jalan Kolektor,
8. Lokasi Posko Pengungsi Erupsi jalan Lokal dan jalan Lain.
Gunungapi Merapi

3
Tabel 1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan kerentanan jumlah pendudukan
Fungsi Jalan digunakan untuk mencari lokasi titik
Kelas Keterangan rawan sebagai titik kumpul penduduk
Arteri - Kecepatan rencana minimal 60 km/jam.
- Lebar badan jalan minimal 11,0 m. untuk memulai jalur evakuasi. Jumlah
Kolektor - Kecepatan rencana minimal 40 km/jam.
penduduk diperoleh berdasarkan
- Lebar badan jalan minimal 9,0 m. perhitungan jumlah bangunan yang
Lokal - Kecepatan rencana minimal 20 km/jam. terdapat pada poligon permukiman.
- Lebar badan jalan minimal 7,5 m.
Tiap bangunan rumah tersebut
Lain - Kecepatan rencana minimal 15 km/jam.
- Lebar badan jalan minimal 6,5 m. kemudian diasumsikan terdapat jumlah
Sumber: PP No. 34 Tahun 2006 penduduk dengan menggunakan data
dari BPS. Peta jumlah penduduk dibuat
b. Cek Ketelitian Hasil Interpretasi
dengan menggunakan peta dasimetrik
Permukiman dan Bangunan Rumah.
yaitu hanya poligon yang terkait
Uji ketelitian dilakukan untuk
dengan penduduk yang diberikan
mengetahui besarnya nilai akurasi hasil
masukkan data pada atribut. Jumlah
interpretasi citra Quickbird untuk
penduduk inilah yang menjadi faktor
memperbaiki kesalahan interpretasi
kerentanan bencana erupsi merapi.
yang terjadi saat interpretasi sehingga
d. Penentuan Lokasi Titik Kumpul
menghasilkan data penggunaan lahan
Pengungsi.
yang baik. Secara garis besar uji
Pembuatan Lokasi Titik kumpul
ketelitian dilakukan dengan
dan titik pengungsian menggunakan
membandingkan hasil interpretasi
data kawasan rawan bencana, data
dengan objek sebenarnya dilapangan.
kerentanan jumlah penduduk yang
Metode uji ketelitian yang digunakan
sudah diolah sebelumnya, dan titik
adalah dengan Confusion Matrix
lokasi pengungsian. Data tersebut
Calculation (Horning, 2004).
kemudian ditumpang susunkan agar
Ketelitian Interpretasi :
dapat diketahui sebaran lokasi yang
∑ 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦𝑦 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏 sesuai dengan kriteria. Titik kumpul
𝑥𝑥 100 %
∑ 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠ℎ 𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 adalah titik dimana jumlah penduduk
pada poligon permukiman yang dinilai
Tabel 2. Contoh Matriks Uji Ketelitian rentan terhadap bencana Gunungapi
Hasil Interpretasi merapi. Pada poligon tersebut dipilih
Interpretasi ∑ titik berupa lokasi yang cukup luas
a b c
Lapangan
sebagai tempat penduduk untuk
a 5 4 8
berkumpul misal lapangan, halaman
b 2 9 11
c 1 3 6 10
kantor desa, tempat ibadah atau
∑ 8 12 9 29 sekolah, selanjutnya untuk diungsikan
Sumber: Horning, 2004. ke posko pengungsian. Koordinat
c. Pembuatan Peta Kerentanan Jumlah lokasi titik kumpul diambil dengan
Penduduk. menggunakan GPS Reciever.
Peta kerentanan penduduk dalam e. Penentuan Lokasi Titik Posko
penelitian ini mengutamakan aspek Pengungsi.
jumlah penduduk pada lokasi Kawasan Data lokasi pengungsian
Rawan Bencana Merapi. Peta diperoleh dari Badan Penanggulangan
4
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Waktu tempuh didapatkan dari
Sleman dan Klinik Lingkungan hasil perhitungan jarak (panjang ruas)
Mitigasi Bencana (KLMB) Fakultas dibagi dengan kecepatan pada tiap ruas
Geografi UGM. Syarat lokasi jalan yang dilalui.
pengungsian adalah: 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇ℎ =
1. Berada diluar kawasan rawan 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅

bencana Gunungapi Merapi. Setelah basis data jaringan jalan


2. Dekat dengan akses jalan, dibuat maka analisis untuk pencarian
3. Berupa bangunan permanen dengan jalur dapat dilakukan sesuai dengan
atap. impedansi yaitu nilai waktu tempuh
4. Terdapat fasilitas MCK dan yang telah diberikan didalam atribut
persedian air bersih. pada tiap ruas jalan (link).
5. Dapat menampung banyak orang. Pada basis data berupa titik
f. Pembuatan Jalur Evakuasi lokasi, titik start merupakan titik
kumpul pada lokasi yang telah
Gunungapi Merapi
ditentukan pada analisis kerentanan
Penentuan jalur evakuasi dibagi jumlah penduduk sebelumnya dan titik
dalam dua tahapan utama yaitu akhir lokasi pengungsian sebagai titik
pembuatan basis data jalur evakuasi akhir tujuan jalur. Titik start
merapi dan analisi jaringan jalur didefinisikansebagaiincidents/kejadian
evakuasi merapi. Basis data spasial dan titik akhir sebagai
jalur evakuasi dibuat setelah terkumpul facilities/fasilitas. Untuk mendapatkan
data dan informasi pendukung jalur evakuasi yang mendekati
diantaranya adalah titik start, titik akhir kenyataan maka diberikan unsur-unsur
dan jaringan jalan. Tahapan pembuatan hambatan (barriers) sehingga pada
basis data dibagi menjadi dua tahap saat analisis jalur dilakukan melalui
yaitu pembuatan basis data berupa ruas yang terdapat titik hambatan,
jaringan jalan dan pembuatan basis maka ruas jalan tersebut tidak dapat
data berupa titik lokasi. Basis data dilewati. Pada tahapan analisis jalur
Jaringan jalan disusun dengan evakuasi jenis analisis pencarian jalur
menggunakan Network Dataset yang yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk di dalam Geodatabase adalah penentuan titik terdekat (closest
Topology. Jaringan jalan dibagi pada facility) merupakan metode yang
tiap ruas jalan yaitu pada edge/link digunakan untuk menemukan fasilitas
yang menghubungkan node/junction mana yang paling dekat.
dansimpangan/intersection. g. Pembuatan Aplikasi Smartphone
Syarat utama jaringan supaya Android Jalur Evakuasi Merapi.
dapat digunakan untuk membuat Pembuatan aplikasi
Network Dataset yaitu minimal ada menggunakan software Android
satu field pada tabel atribut yang akan Software Developement Kit dengan
digunakan sebagai impedansi. Dalam antarmuka Eclipse Juno. Aplikasi
penelitian ini impedansi yang dibuat tanpa mekanisme realtime,
digunakan adalah nilai waktu tempuh. karena proses untuk mendapatan jalur
jalur evakuasi dilakukan secara
5
terpisah oleh admin. Jalur evakuasi 1984 agar Peta RBI memiliki koordinat
hasil analisis dilakukan konversi sehingga obyek data yang akan
sebagai objek yang berada diatas layer diekstraksi dari Peta RBI akan
peta dasar. Demikian juga pada lokasi memiliki posisi yang sama dengan
titik kumpul dan titik posko keadaan nyata di permukaan bumi.
pengungsian dikonversi sebagai objek Dari hasil pemberian titik ikat (Control
marker diatas peta dasar. Objek Point) dilakukan transformasi dengan
tersebut disimpan dalam aplikasi pada metode polynomial orde 1. Proses
memory internal handphone. Peta registrasi jugsa dilakukan pada Peta
dasar yang digunakan diperoleh Zonasi Kawasan Rawan Bencana
melalui Google Map yang dipilih yaitu Merapi keluaran dari Badan Geologi
Hybrid. Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral.
2. Uji Ketelitian Interpretasi di
Lapangan.
Sampel diambil secara acak
dengan metode Purposive Random
Sampling dilokasi yang diidentifikasi
sebagai permukiman dan non
permukiman pada daerah yang dilalui
akses jalan sesuai kelas jalan yang
digunakan dalam penelitian. Jumlah
sampel yang diambil sebanyak 30%
dari total lokasi permukiman yang
telah diidentifikasi dari peta RBI dan
Citra Quickbird. Jumlah poligon
permukiman yang diidentifikasi adalah
345 maka jumlah sampel yang diambil
adalah 103 titik sampel.
Tabel 3. Matriks Uji Ketelitian
Interpretasi Permukiman
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Interpretasi Permuki Non Juml
Lapangan man Permukiman ah
HASIL DAN PEMBAHASAN Permukiman 99 0 99
1. Digitasi Peta Dasar dan Interpretasi Non 3 1 4
Permukiman
Citra Quickbird. Jumlah 102 1 103
Proses registrasi koordinat Sumber : Pengolahan Data, 2014
(georeferencing) dilakukan dengan Perhitungan ketelitian interpretasi :
Permukiman : 99/102 X 100% = 97,05 %
memasukkan titik-titik koordinat yang Non Permukiman : 1/1X100%= 100%
tertera pada grid koordinat peta sebagai Jumlah bangunan rumah yang
titik ikat referensi (Control Point) berhasil di identifikasi adalah 9.039.
dengan format sistem proyeksi Metode yang digunakan adalah
Transverse Mercator dan sistem grid Purposive Random Sampling dengan
koordinat Universal Transverse mengambil sampel pada daerah
Mercator (UTM) dengan Datum WGS permukiman hasil interpretasi. Jumlah
6
sampel yang diambil adalah 30% dari jiwa. Hasil perhitungan jumlah
jumlah polygon permukiman, pada penduduk pada tiap poligon
masing-masing polygon diambil satu permukiman diklasifikasikan kedalam
buah sampel. Hasil cek lapangan lima kelas dengan rentang natural
kemudian dilakukan uji ketelitian break. Distribusi jumlah penduduk
interpretasi dengan menggunakan dapat dilihat pada tabel 8.
metode metode Confusion Matrix Tabel 5. Distribusi Kelas Kerentanan
Calculation (Tabel 6.). Jumlah Penduduk Daerah Penelitian
Tabel 4. Matriks Uji Ketelitian No Jumlah Kelas Titik
Penduduk Kerentanan Kumpul
Interpretasi Bangunan Rumah Poligon
Interpretasi Bangu Bangu Juml 1 0-69 Rentan Sangat 0
nan nan ah Rendah
Lapangan Rumah Lain 2 70-186 Rentan Rendah 1
Bangunan Rumah 91 0 91 3 187-345 Rentan Sedang 2
Bangunan Lain 10 2 12 4 346-648 Rentan Tinggi 3
Jumlah 101 2 103 5 649-1494 Rentan Sangat 4
Sumber : Pengolahan Data, 2014 Tinggi
Perhitungan ketelitian interpretasi : Sumber : Pengolahan Data 2014
Bangunan Rumah: 91/101 X 100% = 90,09 %
Bangunan Lain: 2/2X100%= 100%
3. Analisis Kerentanan Jumlah
Penduduk.
Perhitungan jumlah penduduk
dilakukan dengan mengidentifikasi
jumlah rumah yang ada pada area
permukiman hasil interpretasi dari citra
Quickbird dan Peta RBI sebelumnya.
Sebaran lokasi rumah hasil identifikasi
kemudian dilakukan tumpang susun
dengan batas administrasi desa.
Penggunaan batas administrasi desa Gambar 3. Peta Kerentan Jumlah Penduduk

digunakan untuk menentukan jumlah 4. Pembuatan Titik Kumpul dan Titik


penduduk rata-rata tiap rumah Posko Pengungsi.
berdasarkan data Kecamatan Dalam Lokasi Titik Kumpul pengungsi
Angka Kabupaten Sleman tahun 2013. ditentukan dari hasil perhitungan
Sebaran permukiman yang berada timgkat kerentanan jumlah penduduk
dikawasan rawan bencana Merapi. pada poligon permukiman yang ada di
Jumlah penduduk rata-rata tiap rumah zona II dan zona III di Kawasan Rawan
adalah tiga jiwa. Pada tabel 7 Bencana Merapi. Lokasi titik kumpul
ditunjukkan hasil perhitungan jumlah dijadikan sebagai titik awal dalam
penduduk di berdasarkan area analisis jaringan jalur eakuasi. Lokasi
permukiman di kawasan rawan titik kumpul dapat berupa lapangan,
bencana Merapi zona II dan zona III. fasilitas umum seperti sekolah, tempat
Jumlah penduduk yang berada di ibadah maupun lokasi yang mudah
kawasan rawan bencana Merapi zona II dijangkau oleh penduduk, dekat
dan zona III berdasarkan hasil dengan jalan dan dapat dilewati
perhitungan adalah sebanyak 28.632 kendaraan angkut roda empat. Daftar
7
hasil cek lapangan titik kumpul yang sekolah, universitas, tempat ibadah dan
ditemukan dalah 93 titik kumpul. sarana umum seperti gedung olahraga.
Lokasi titik kumpul yang diperoleh
dilapangan berupa halaman masjid,
lapangan sepakbola, lapangan voli,
halaman sekolah, dan perempatan
jalan.

Gambar 5. Peta Lokasi Titik Posko


5. Pembuatan Basis Data
Titik kumpul pengungsi (titik
start), titik posko pengungsi (titik
Gambar 4. Peta Lokasi Titik Kumpul akhir), titik hambatan (barriers) yang
Titik lokasi posko pengungsian masing – masing dibuat menjadi layer
digunakan sebagai tempat bermukim dengan tipe data titik (poin) dengan
sementara oleh pengungsi selama format data vektor dan data pelengkap
terjadi bencana erupsi di Gunungapi seperti batas administrasi dan sungai
Merapi. Lokasi-lokasi pengungsian masing-masing juga dalam layer
pada tahun 2010 dijadikan sebagai titik berupa data dengan tipe garis (line)
akhir dari analisis jaringan jalur dengn aformat data berupa vektor.
evakuasi. Daftar lokasi posko Jaringan jalan dibentuk dalam suatu
pengungsian pada tahun 2010 dari data layer khusus (Network Dataset),
Klinik Lingkungan dan Mitigasi analisis jaringan tidak dapat dilakukan
Bencana Fakultas Geografi dan Barak apabila basis data jaringan jalan belum
Pengungsian dari Badan dibentuk dalam sebuah Network
Penanggulanagn Bencana Daerah Dataset. Network Dataset tersusun
Kabupaten Sleman kemudian dari line (garis) jalan tiap ruas, line dari
dilakukan cek lapangan agar sesuai tepian jalan (kumpulan edge/link) dan
dengan kriteria lokasi pengungsian titik-titk pertemuan antar ruas jalan
yang baik. Dari hasil cek lapangan (kumpulan node/junction).
terdapat beberapa lokasi posko pada 6. Analisis Jaringan Jalur Evakuasi
tahun 2010 tidak memenuhi syarat Merapi.
diatas. Dari total 113 titik posko Pembuatan jalur evakuasi dibuat
pengungsi yang sesuai dengan kriteria dengan konsep dasar yaitu pergerakan
adalah 93 lokasi titik posko yang menjauhi lokasi Kawasan Rawan
tersebar di bagian selatan Kabupaten Bencana Gunungapi Merapi di daerah
Sleman. Tempat pengungsian yang Lereng Merapi menuju lokasi di luar
diperoleh berupa balai desa, gedung Kawasan Rawan Bencana Gunungapi
Merapi berupa titik posko
8
pengungsian. Lintasan jalur evakuasi total waktu tempuh 3,57 menit dan
yang dilalui berdasarkan nilai waktu total jarak tempuh 2,38 Km.
tempuh tercepat dari titik kumpul Sedangkan jalur evakuasi yang paling
pengungsi yang berda di zona II dan lama untuk dicapai adalah jalur
zona II kawasan rawan bencana Merapi evakuasi dari tititk kumpul di Masjid
menuju titik posko pengungsi yang Dusun AS-Syam Kalitengah Lor
tersebar dibagian selatan kabupaten menuju Kantor Desa Bimomartani
Sleman. Jalur tercepat diperoleh dari dengan total waktu tempuh 48,36 menit
nilai waktu tempuh paling kecil dari dan total jarak tempuh 15,27 Km. Nilai
penelusuran ruas-ruas jalan yang waktu tempuh rata-rata jalur evakuasi
dilewati. Nilai waktu tempuh diperoleh dari titik kumpul pengungsi ke titik
dari pembagian panjang ruas jalan posko pengungsian yang diperoleh
dengan kecepatan rencana. Kecepatan adalah 13,59 menit dan jarak rata-
rencana yang ditetapkan pada masing- ratanya adalah 4,77 Km.
masing ruas jalan berdasarkan dari
kelas jalan sesuai Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 34
Tahun 2006 Tentang Jalan Perhitungan
panjang tiap ruas jalan menggunakan
fasilitas tools pada software yaitu
calculate geometry.
Supaya pemodelan jaringan jalan
lebih mendekati kenyataan maka
ditambahkan titik-titik hambatan dan
aturan arah jalan. Titik hambatan yang
diberikan adalah lokasi jembatan yang Gambar 6. Peta Jalur Evakuasi
berada diatas sungai yang langsung 7. Pembuatan Aplikasi Android Jalur
berhulu di Gunungapi Merapi. Evakuasi Merapi.
Hambatan ini diberikan mengingat Konsep pembuatan aplikasi
material erupsi Gunungapi Merapi smartphone android Jalur Evakuasi
dapat melewati aliran sungai.Titik Merapi adalah dengan memanfaatkan
posko pengungsian terdekat yang salah satu service yang diberikan oleh
diperoleh dari hasil analisis jaringan Google yaitu Google Maps API V2.
adalah sejumlah enam lokasi yaitu Pada aplikasi yang dibuat ini hasil
Kantor Desa Wonokerto, Kantor Desa analisis jaringan Jalur Evakuasi Merapi
Girikerto, Kantor Desa akan ditampilkan di atas layer peta dari
Pakembinangun, Kantor Desa Google.
Bimomartani, Barak Pengungsian
Kiyaran dan Pondok Pesantren Al-
Qodir. Berdasarkan hasil analisis
jaringan, jalur paling cepat untuk
dicapai adalah jalur evakuasi dari titik Gambar 7. Tampilan Aplikasi Jalur
kumpul di SMPN 2 Pakem menuju Evakuasi Merapi pada Smartphone
Kantor Desa Pakembinangun dengan Android

9
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN BNPB. 2011. Rencana Aksi
Kesimpulan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
1. Pembuatan basis data untuk analisis Wilayah Pasca Erupsi Bencana
jaringan jalur evakuasi Gunungapi Gunungapi Merapi 2011-2013.
Merapi dibuat dengan ekstraksi Jakarta: BNPB.
informasi dari data yang diolah BPS. Kabupaten Sleman Dalam Angka
dengan menggunakan kajian ilmu Tahun 2013. Yogyakarta: Badan
Penginderaan jauh dan Sistem Pusat Statistik Kabupaten Sleman.
Informasi Geografis. Unsur basis Danoedoro, Projo. 2004. Sains
data jaringan jalan dapat diperoleh Informasi Geografis: Dari
dengan baik melalui ekstraksi Peta Perolehan dan Analisis Citra
RBI dan interpretasi citra resolusi hingga Pemetaan dan Pemodelan
tinggi yaitu Citra Quickbird. Spasial. Yogyakarta: Jurusan
Interpretasi Citra Quickbird Kartografi dan Penginderaan Jauh,
memiliki ketelitian cukup tinggi. Fakultas Geografi UGM.
2. Sistem Informasi Geografis dapat Google. 2014. Developers Google
digunakan untuk memodelkan dan Maps API Android V2 Developer
mencari jalur evakuasi Merapi Guide. Diakses pada1 Mei 2014,
tercepat dan optimal dengan analisis dari https://developers.google.com/
jaringan Closest Facility dengan maps/documentation/android
parameter panjang lintasan dan Horning, N. 2004. Overview of
kecepatan rencana pada tiap ruas Accuracy Assessment of
jaringan jalan. Landcover Products. New York :
3. Aplikasi android Jalur Evakuasi Center of Biodiversity and
Merapi dapat digunakan sebagai Conservation at American
media untuk menyebarkan Museum of Natural History.
informasi mengenai jalur evakuasi Prahasta, Eddy. 2005. Konsep-Konsep
Gunungapi Merapi. Dasar Sistem Informasi
Saran Geografis. Bandung: Penerbit
1. Untuk Penelitian selanjutnya Informatika.
disarankan untuk memperhitungkan Sandhu, J & Chandrasekhar, T. 2006.
kondisi lalu lintas dan kondisi jenis ArcGis Network Analyst Tutorial.
aktifitas di bahu jalan sehingga New York: ESRI
pemodelan spasial lebih mendekati Sutikno, dkk. 2007. Kerajaan merapi
keadaan nyata dan waktu tempuh Sumber Daya Alam & Daya
jalur evakuasi lebih akurat. Dukungnya. Yogyakarta: Badan
2. Pembuatan jalur evakuasi dapat Penerbit Fakultas Geografi
dilakukan dengan pemodelan least (BPFG) Universitas Gadjah
cost-path dengan memperhitungkan Mada.
kondisi kemiringan lereng.
3. Disarankan untuk penelitian
selanjutnya menggunakan titik start
berupa lokasi user berada.
10

Anda mungkin juga menyukai