Anda di halaman 1dari 7

JISIP Vol. 1 No.

2 ISSN 2598-9944 November 2017


LANDASAN SOSIOLOGIS DALAM PENDIDIKAN

Syatriadin
Dosen STAI AL-Amin Dompu
Syatriadin290382@gmail.com

Abstrak : Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam
kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Landasan sosiologi pendidikan adalah seperangkat
asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka praktek dan atau studi pendidikan yang bersumber
sosiologi. Sosiologi pendidikan meliputi: interaksi guru-guru dengan siswa, dinamika kelompok
kelas atau sekolah, struktur dan fungsi pendidikan, serta sistem-sistem masyarakat dan
pengaruhnya terhadap pendidikan. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menjelaskan
mengapa sosiologi diperlukan sebagai salah satu landasan pendidikan, bagaimana implementasi
landasan sosiologis pendidikan di Indonesia, bagaimana implikasi landasan sosiologis pendidikan
terhadap pendidikan Indonesia. Berdasarkan analisis sosiologi memiliki peran yang penting dalam
pendidikan sebagai acuan atau dasar dalam rangka mencapai tujuan dari pendidikan, dasar atau
acuan. Konsep dan teori sosiologi pendidikan memberi petunjuk kepada guru-guru bagaimana
seharusnya membina para siswa agar mereka memiliki kebiasaan saling kerjasama, rukun,
bersahabat, saling membantu sesama teman dan saling menghormati sesama teman. Implementasi
landasan sosiologi dalam pendidikan bisa dilaksanakan dalam beberapa kegiatan sosiologi dalam
pendidikan diantaranya: Sosialisasi anak-anak dalam pendidikan, proses sosialisai anak-anak,
kewajiban sekolah untuk mengembangkan aspek itu pada diri anak-anak. Peranan pendidikan
dalam masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pendidikan. Implikasi landasan sosiologi
terhadap pendidikan adalah keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat
sekitarnya, perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat,
proses sosialisasi anak perlu ditingkatkan, dinamika kelompok dimnfaatkan untuk belajar.

Kata kunci: Sosiologis, Landasan, Pendidikan

Pendahuluan lain, bagaimana susunan unit masyarakat atau


Manusia merupakan makhluk sosial, sosial di wilayah serta kaitanya dengan yang
mereka membutuhkan orang lain. Sejak lain. Sosiologi diperlukan dalam pendidikan
manusia dilahirkan di dunia, sesungguhnya ia karena konsep dan teori dari sosiologi
telah belajar dan berkenalan dengan memberikan petunjuk kepada guru-guru
hubungan-hubungan sosial. Hubungan sosial tentang bagaimana seharusnya mereka
manusia mengacu pada hubungan antar membina para siswa, agar mereka memiliki
individu, antar masyarakat, dan individu kebiasaan akrab, harmonis bersahabat sesama
dengan masyarakat. Hubungan sosial dimulai teman. Antara sosiologi dan sosiologi
dari hubungan antara anak dengan orang tua pendidikan saling terkait. Sosiologi
kemudian meluas hingga ketetangga. Dalam memberikan bantuan pada pendidikan dalam
hubungan sosial tersebut terjadilah proses wujud sosiologi pendidikan. Dengan
pengenalan dan proses pengenalan tersebut demikian ilmu sosiologi memiliki peran yang
mencakup berbagai budaya, nilai, norma dan penting dalam pendidikan sebagai acuan atau
tanggung jawab manusia, sehingga dapat dasar dalam rangka mencapai tujuan dari
tercipta corak kehidupan masyarakat yang pendidikan, dasar atau acuan disebut dengan
berbeda-beda dengan masalah yang berbeda landasan. Jadi landasan sosiologis pendidikan
pula. Sosiologis adalah ilmu yang merupakan dasar atau acuan yang dijadikan
mempelajari hubungan antara manusia dalam acuan dalam mencapai tujuan pendidikan
kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, yang bersumber dari sosiologis. Berdasakan
(Pidarta, 2009:151). Jadi dalam ilmu konteks masalah diatas, maka perlu dipetakan
sosiologi mempelajari tentang bagaimana ulang, dideskripsikan secara lebih lanjut
hubungan antara manusia satu dengan yang mengenai bagaimana landasan sosiologis

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 101


JISIP Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
pendidikan di indonesia, implementasi agama yang menjadi titik tolak dalam rangka
landasan sosiologis pendidikan di Indonesia praktek pendidikan dan atau studi
serta bagaimana pula implikasinya bagi pendidikan. (b) Landasan filosofis
sistem pendidikan. pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang
Landasan sosiologis pendidikan adalah bersumber dari filsafat yang menjadi titik
acuan atau asumsi dalam penerapan tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
pendidikan yang bertolak pada interaksi antar atau studi pendidikan. (c) Landasan ilmiah
individu sebagai mahluk sosial dalam pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan bersumber dari berbagai cabang atau disiplin
pendidikan merupakan suatu proses interaksi ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka
antara dua individu (pendidik dan peserta praktek pendidikan dan atau studi
didik) bahkan dua generasi yang pendidikan. (d) Landasan yuridis atau hukum
memungkinkan generasi muda pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang
mengembangkan diri. Pengembangan diri bersumber dari peraturan perundang-
tersebut dilakukan dalam kegiatan undangan yang berlaku yang menjadi titik
pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
pendidikan dapat berlangsung baik di atau studi pendidikan. Dengan demikian
lingkungan keluarga, sekolah, dan landasan pendidikan ini memiliki fungsi yang
masyarakat. sangat mendasar atas pijakan atau titik tolak
Secara leksikal, landasan berarti praktek pendidikan dan atau studi
tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan pendidikan.
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar Pembahasan terkait ruang lingkup
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: sosiologi bisa ditinjau dari pendekatan.
landasan pesawat terbang); dapat pula Pertama, pendekatan tujuan sosiologi
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan. Kedua, pendekatan pemakaian
pendidikan). Konsep pendidikan pula dapat istilah atau pengertian sosiologi pendidikan.
dipahami dari dua sudut pandang, pertama Jika mengacu arti sebanarnya secara logis,
dari sudut praktek sehingga kita mengenal rumusan tujuan sosiologi pendidikan
istilah praktek pendidikan, dan kedua dari berdasarkan hakikat dari sosiologi
sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan itu sendiri. Karena cakupan
pendidikan. Praktek pendidikan adalah sosiologi terlalu luas, maka sangatlah tepat
kegiatan seseorang atau sekelompok orang apabila digunakan dua pendekatan tersebut.
atau lembaga dalam membantu individu atau Pendekatan pertama, ruang lingkup
sekelompok orang untuk mencapai tujuan berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan,
pedidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek sehingga dapat disusun sebagai berikut:
pendidikan dapat berupa pengelolaan 1. Sosiologi untuk guru
pendidikan (makro maupun mikro), dan 2. Sosiologi sekolah
dapat berupa kegiatan pendidikan 3. Sosiologi mengajar
(bimbingan, pengajaran dan atau latihan). Pengembangan pokok pikiran sosiologi
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang guna memenuhi tujuan sosiologi pendidikan,
atau sekelompok orang dalam rangka dalam hal ini memiliki beberapa ruang
memahami pendidikan. Uraian landasan lingkup diantaranya :
pendidikan sedikit menyimpulkan bahwa 1. Pengantar, meliputi:
landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi a. Konsep dasar sosiologi
yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak b. Struktur social
dalam rangka praktek pendidikan dan atau c. Fungsi dan pengendalian social
studi pendidikan. Perolehan jenis landasan d. Perubahan sosial
pendidikan ini mencakup empat bagian e. Taksonomi ahli sosiologi
diantaranya: (a) Landasan religius f. Macam-macam kelompok dan sistem
pendidikan, maksudnya memiliki asumsi- sosial
asumsi yang bersumber dari religi atau g. Hasil penelitian ilmuan sosial

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 102


JISIP Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
2. Pembahasan meliputi: untuk menelaah berbagai macam hubungan
a. Institusi masyarakat antara pendidikan dengan masyarakat, harus
b. Sosiologi dan kurikulum memperhatikan sejumlah konsep-konsep
c. Pendidikan bagi kebudayaan umum. Lester Frank Ward, adalah pencetus
d. Proses belajar mengajar dikelas pertama kali lahirnya Educational Sociology
menurut kacamata sosiologis sebagai cabang ilmu yang baru dalam
e. Guru dan masyarakat sosiologi pada awal abad ke-20. Ia sering
g. Sosiologi dan nilai dijuluki sebagai “Bapak Sosiologi
Pendekatan kedua, pendekatan Pendidikan”. Fokus kajian Educational
berdasarkan pengertian dan istilah sosiologi Sociology adalah penggunaan pen-didikan
pendidikan. Ada beberapa istilah sosiologi pendidikan sebagai alat untuk memecahkan
pendidikan yang pernah digunakan permasalah-an sosial dan sekaligus
diantaranya, social foundatioan of education memberikan rekomendasi untuk men-dukung
(yayasan social pendidikan), educational perkembangan pendidikan itu sendiri.
sociology (sosiologi pendidikan), social Selanjutnya, pada tahun 1923 dibentuk
education (pendidikan sosiologi), school and organisasi professional bernama National
society (sosial dan pendidikan), community Society for the Study of Educational
relation (relasi komunikasi). Pemakaian Sociology dan menerbitkan Journal of
istilah sosiologi sebagai terjemahan dari educational Sociology. Pada tahun 1948,
educational sociology, pemakaian istilah organisasi progesional yang mandiri itu
ternyata mempunyai konsekuensi logis bergabung ke dalam seksi pendidikan dari
terhadap ruang lingkup sosiologi pendidikan. American Sociological Society. Sedangkan
Peran Penting Sosiologis Sebagai Salah Sosiologi lahir di Eropa pada abad ke-19
Satu Landasan Pendidikan karena pergeseran pandangan tentang
Manusia hakikatnya adalah makhluk masyarakat sebagai ilmu empiris yang
bermasyarakat dan berbudaya. Namun karena memperoleh pijakan yang kokoh. Nama
manusia tidak secara otomatis mampu hidup sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh
bermasyarakat dan berbudaya, maka August Comte (1798-1857) pada tahun 1839
masyarakat melakukan pendidikan atau (Soim, 2012:90). Di Prancis, pelopor
sosialisi (socialization). Menurut Ornstein sosiologi pendidikan yang terkemuka adalah
(2008:291): “Socialization, which prepares Durkheim (1858-1917), merupakan Guru
children to function first as young people and Besar Sosiologi dan Pendidikan pada
then asadults, transmits culture and thereby Universitas Sorbonne. Di Jerman, Max
allows society to function satisfactorily”. Weber (1864-1920) menyoroti keadaan dan
Sosialisasi, yang mempersiapkan anak-anak penyelenggaraan pendidikan pada
berfungsi pertama sebagai orang-orang muda masyarakat dengan latar belakang sosial
dan kemudian sebagai orang dewasa, budaya serta tingkat kemajuan berbeda. Di
membawa budaya dan dengan demikian Inggris muncul aliran sosiologi yang
memungkinkan masyarakat berfungsi secara memfokuskan perhatiannya akan analisis
memuaskan. Dengan demikian diharapkan pendidikan pada level mikro, yaitu mengenai
setiap individu mampu hidup bermasyarakat interaksi sosial yang terjadi dalam ruang
dan berbudaya sehingga tidak terjadi belajar. Berstein, misalnya, berusaha dengan
penyimpangan tingkah laku terhadap sistem jalan menyajikan lukisan tentang kenyataan
nilai dan norma masyarakat. Payne (1928) dan permasalahan yang terdapat dalam
menjelaskan bahwa Sosiologi Pendidikan sistem persekolahan dengan tujuan agar para
merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang pengambil keputusan menentukan langkah-
menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan langkah perbaikan yang tepat. Di Indonesia,
dan menjelaskan institusi, kelompok sosial, perhatian akan peran pendidikan dalam
dan proses sosial yang merupakan hubungan pengembangan masyarakat, dimulai sekitar
sosial di dalamnya individu memperoleh tahun 1900, saat Indonesia masih dijajah
pengalaman yang terorganisasi. Sosiologi Belanda. Para pendukung politis etis di
Pendidikan di dalam menjalankan fungsinya Negeri Belanda saat itu melihat adanya

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 103


JISIP Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
keterpurukan kehidupan orang Indonesia. pendidikan mesti terdapat studi pendidikan
Mereka mendesak agar pemerintah jajahan dan praktek pendidikan, maka istilah
melakukan politik balas budi untuk landasan pendidikan dapat pula didefinisikan
memerangi ketidakadilan melalui edukasi, sebagai seperangkat asumsi yang dijadikan
irigasi, dan emigrasi. Meskipun pada titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
mulanya program pendidkan itu amat elitis, dan atau studi pendidikan, (Syaripudin,
namun selanjut berjalan dengan baik, meluas 2012:7-8). Asumsi yang dijadikan dasar
dan meningkat ke arah yang makin populis dalam praktek pendidikan berasal dari
sampai penyelenggaraan wajib belajar filsafat, sejarah, psikologi, sosiologi,
dewasa ini. Pelopor pendidikan pada saat itu antropologi, ekonomi dan lain sebagainya.
antara lain: Van Deventer, R.A.Kartini, dan Jika asumsinya bersumber dari sosiologi
R..Dewi Sartika, (Soim, 2012:91-92) maka disebut dengan landasan sosiologi
Sosiologi pendidikan merupakan analisis pendidikan, jadi landasan sosiologi
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola pendidikan adalah seperangkat asumsi yang
interaksi sosial dalam system pendidikan. dijadikan titik tolak dalam rangka praktek
Ruang lingkup yang dipelajari oleh dan atau studi pendidikan yang bersumber
sosiologi pendidikan meliputi empat bidang, sosiologi.
yaitu: (1) Hubungan system sekolah dengan Setiap kelompok sosial memiliki
aspek masyarakat lain, (2) Hubungan dinamikanya sendiri-sendiri, yang disebut
kemanusiaan di sekolah, (3) Pengaruh dengan dinamika kelompok. Dinamika ini
sekolah pada perilaku anggotanya, (4) bermanfaat bagi setiap kelompok untuk
Sekolah dalam komunitas, (Basri, 2013:90). memanjukan kelompoknya. Ada dua teori
Dalam pendidikan di sekolah terdapat untuk meningkatkan produktivitas kelompok
interaksi dan komunikasi antara siswa sosial, yaitu teori structural dan teori konflik.
dengan siswa yang lain, guru dengan siswa. Teori structural fungsional memanfaatkan
Interaksi sosial dan komunikasi tersebut struktur dan fungsi untuk meningkatkan
bagian dari proses sosial. Bentuk dari produktivitas kelompok. Yang dimaksud
interaksi sosial menurut Pidarta (2009:157) dengan struktur ialah bagian-bagian
berupa (1) Kerjasama, misalnya kerjasama kelompok dengan peranannya dan posisinya
dalam kelompok belajar pada anak-anak, masing-masing. Sedangkan teori konflik
kerjasama antar guru-guru, guru-guru dengan menggunakan prinsip-prinsip pemaksaan
para orang tua siswa, dan sebagainya. (2) dalam melakukan perbaikan atau perubahan
Akomodasi ialah usaha untuk meredakan kelompok sosial. Contohnya guru-guru SD
pertentangan, mencari kestabilan, serta beraai-ramai kuliah lagi jurusan PGSD
kondisi berimbang diantara para anggota. karena ada peraturan dari pemerintah tentang
Contohnya, interaksi orang tua yang tidak kualifikasi guru harus S1 yang sesuai dengan
setuju kenaikan SPP akhirnya melahirkan yang diajarkanya agar guru-guru
kesepakatan tertentu, kompromi antar siswa mendapatkan tunjangan sertifikasi. Selain
menentukan daerah karyawisata. (3) struktur, fungsi dan tekanan ada beberapa
Asimilasi atau akulturasi ialah usaha faktor yang merupakan kekuatan-kekuatan
mengurangi perbedaan pendapat antara dalam kelompok yang menimbulkan
anggota serta usaha meningkatan persatuan perubahan kelompok atau dinamika
pikiran, sikap dan tindakan dengan kelompok yaitu: tujuan kelompok,
memperhatikan tujuan-tujuan bersama. pembinaan kelompok, rasa persatuan
Contohnya, pakaian seragam, perlakuan yang kelompok, iklim kelompok, dan efektifitas
sama disekolah. (4) Persaingan, sebagai kelompok, pendidikan yang diinginkan aliran
bentuk interaksi sosial yang negatif. (5) sosiologi adalah proses pendidikan yang bisa
Pertikaian, adalah proses sosial yang mempertahankan dan meningkatkan
menunjukkan pertentangan atau konflik satu keselarasan hidup dalam pergaulan manusia.
dengan yang lain. Landasan pendidikan Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan
adalah seperangkat asumsi yang dijadikan membutuhkan sosiologi. Peran penting
titik tolak dalam pendidikan. Karena dalam sosiologis sebagai salah satu landasan

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 104


JISIP Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
pendidikan harus mengacu pada teori, keseimbangan berfungsinya dimensi tingkah
prinsip, dan konsep dari sosiologi laku nomothetis dan ideografis. Pendidikan
pendidikan. Konsep dan teori sosiologi adalah suatu sistem sosial yang bersifat
pendidikan memberi petunjuk kepada guru- demokratis, (Setiasih, 2009:10). Pola
guru bagaimana seharusnya membina para kegiatan sosial tersebut berlangsung di
siswa agar mereka memiliki kebiasaan saling sekolah, yang merupakan bagian dari
kerjasama, rukun, bersahabat, saling pendidikan formal. Maka dari itu sekolah
membantu sesama teman dan saling sebagai bagian dari pendidikan harus
menghormati sesama teman. Menurut memperhatikan pengembangan nilai. Karena
Wiradji sosiologi pendidikan meliputi: (1) salah satu fungsi dari sekolah adalah untuk
interaksi guru-guru dengan siswa, (2) memperbaiki mental anak-anak. Seperti
dinamika kelompok kelas dan diorganisasi harapan Coleman yaitu sekolah memperbaiki
intra sekolah, (3) struktur dan fungsi kesehatan mental bangsa, seperti mencegah
pendidikan, dan (4) sistem-sistem masyarakat kenakalan, obat bius, mencegah penyakit
dan pengaruhnya terhadap pendidikan, menular, hamil muda dan sebagainya.
(Pidarta, 2009:153). Dari pendapat tersebut Harapan seperti itu juga dikemukakan oleh
bisa disimpulkan bahwa sosiologi memiliki Wuradji dengan mengatakan, (1) sekolah
peran penting dalam landasan pendidikan sebagai control sosial, yaitu untuk
dalam melaksanakan pendidikan dengan baik memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek kala
sehinggan tujuan dari pendidikan bisa dirumah maupun di masyarakat, (2) sekolah
tercapai. sebagai pengubah sosial, yaitu untuk
Implementasi landasan sosiologi dalam menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga
Pendidikan Indonesia: Sebuah Analisis Negara yang baik, dan menciptakan ilmu
Sekolah sebagai masyarakat kecil serta teknologi baru (Pidarta,2009:163).
tujuannya adalah mempersiapkan anak-anak Kewajiban membina mental tidak hanya
untuk menjadi anggota masyarakat yang kewajiban sekolah, karena anak-anak di
baik. Dalam implementasi sosiologi, perilaku sekolah hanya beberapa jam saja, sedangkan
manusia berkaitan dengan nilai-nilai yang waktu yang lebih banyak dihabiskan di
berlaku dalam masyarakat. Sosiologi lingkungan rumah. Hal ini sejalan dengan
berpandangan bahwa perilaku manusia tidak salah satu pasal dalam undang-undang yang
bebas melainkan mengikuti pola yang mengatakan sekolah/pemerintah, orang tua
kontinu dan pola itu sebagai pengatur dan masyarakat secara bersama-sama
perilaku adalah nilai-nilai yang ada dalam bertanggung jawab ata lancarnya pelaksanaan
masyarakat. Nilai yang berlaku bersumber pendidikan. Berarti mereka bersama-sama
dari norma, agama, peraturan undang- bertanggung jawab atas terwujudnya tujuan
undang, pengetahuan. Ada tiga jenis pola pendidikan. Implementasi landasan sosiologi
kegiatan sosial dalam pendidikan, yaitu (1) dalam pendidikan bisa dilaksanakan dalam
pola kegiatan sosial nomothetis adalah pola beberapa kegiatan sosiologi dalam
kegiatan sosial yang lebih menekankan pada pendidikan diantaranya:
dimensi tingkah laku yang bersifat normatif, a. Sosialisasi anak-anak dalam pendidikan,
pendidikan adalah sosialisasi kepribadian, kegiatan tersebut bisa dilihat dari interaksi
pendidikan adalah upaya pewarisan sosial antar siswa, interaksi siswa dengan guru,
kepada generasi muda;(2) pola kegiatan guru dengan siswa. Agar interaksi antar
sosial ideografis adalah pola kegiatan sosial siswa bisa dibina dengan baik maka
yang lebih menekankan pada dimensi tingkah sebagai seorang guru harus membina
laku yang bersifat individual/perseorangan. siswanya dengan baik.
Pendidikan adalah sebagai personalisasi b. Proses sosialisai anak-anak disekolah
peranan yaitu upaya membangun seseorang seperti konsep tentang interaksi sosial,
untuk mengetahui dan mengembangkan apa kontak sosial, komunikasi, bentuk
yang ingin diketahui dan dikembangkannya; interaksi sosial dan sebagainya.
(3) Pola kegiatan sosial transaksional adalah c. Kelompok sosial dengan berbagai
pola kegiatan yang mengutamakan bentuknya termasuk sekolah.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 105


JISIP Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
d. Dinamika kelompok, yang sudah tentu dengan masyarakat sekitarnya, keduanya
berlaku dalam dunia pendidikan misalnya saling menunjang. Sekolah seharusnya
dinamika dalam kelas, dinamika dalam menjadi agen pembangunan masyarakat, (2)
kegiatan intra maupun ekstra sekolah dan perlu dibentuk badan kerja sama antara
lain sebagainya. sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat,
e. Nilai-nilai yang ada di masyarakat serta termasuk wakil-wakil orang tua siswa, untuk
kewajiban sekolah untuk mengembangkan ikut memajukan pendidikan, (3) proses
aspek itu pada diri anak-anak. sosialisasi anak perlu ditingkatkan, (4)
f. Peranan pendidikan dalam masyarakat atau dinamika kelompok dimnfaatkan untuk
sosial. belajar.
g. Dukungan masyarakat terhadap Dari penjelasan diatas menurut penulis
pendidikan. implikasi dari landasan sosiologi terhadap
Implikasi landasan sosiologi dalam pendidikan adalah:
Pendidikan Indonesia: Sebuah Analisis a. Pengembangan teori Pendidikan
Individu maupun masyarakat sebagai Implikasi sosilogi dalam
suatu kesatuan individu-individu mempunyai pengembangan teori pendidikan:
berbagai kebutuhan. Untuk memenuhi mendorong lahir dan berkembangnya
berbagai kebutuhan tersebut masyarakat sosiologi pendidikan, mendorong lahir
membangun atau mempunyai pranata sosial. dan berkembangnya ilmu pendidikan
Salah satu diantaranya adalah pranata kependudukan dan mendorong lahir dan
pendidikan. Pendidikan merupakan pranata berkembangnya aliran sosiologisme
sosial yang berfungsi melaksanakan pendidikan.
sosialisasi. Terdapat hubungan antara b. Tujuan Pendidikan
pendidikan dengan masyarakat. Berbagai Pendidikan dapat djadikan ajang
pandangan atau teori sosiologi yang pembelajaran bagi siswa untuk
menggambarkan fungsi atau peranan mempersiapkan diri mereka sebelum
pendidikan dalam hubungannya dengan terjun di masyarakat. Sekolah sebagai
masyarakat. Sosialisasi adalah suatu proses pengubah sosial, yaitu untuk menyeleksi
dimana anak belajar menjadi seorang anggota nilai-nilai, menghasilkan warga negara
yang berpartisipasi dalam masyarakat. Yang yang baik, dan menciptakan ilmu serta
dipelajari individu melalui sosialisasi ini teknologi baru untuk mencapai tujuan
adalah peranan-peranan. Dalam proses pendidikan nasional maka sekolah
sosialisasi individu belajar untuk mengetahui seharusnya menjadi agen pembangunan
peranan yang harus dijalankannya serta masyarakat. Agar tujuan dari pendidikan
peranan-peranan yang harus dijalankan orang nasional bisa tercapai perlu dibentuk
lain. Melalui penguasaan peranan-peranan badan kerja sama antara sekolah dengan
yang ada dalam masyarakat ini individu akan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wakil-
dapat berinteraksi dengan orang lain. wakil orang tua siswa, untuk ikut
Seseorang dikatakan melaksanakan memajukan pendidikan
peranannya jika ia melaksanakan hak dan c. Kurikulum Pendidikan
kewajiban sesuai dengan statusnya. Dalam Kurikulum pendidikan harus
rangka memenuhi berbagai kebutuhan atau disusun berdasarkan kondisi social
untuk mencapai tujuan-tujuannya, setiap masyarakat. Kurikulum disusun bukan
individu maupun kelompok melakukan hanya harus berdasarkan nilai, adat
interaksi sosial. Dalam interaksi sosial istiadat, cita-cita dari masyarakat, karena
tersebut mereka melakukan berbagai kondisi social senantiasa berubah dan
tindakan sosial. Tindakan sosial yang berkembang sejalan dengan perubahan
dilakukan individu hendaknya sesuai dengan masyarakat. Maka kurikulum harus
status dan peranannya. Implikasi terhadap disusun dengan memperhatikan unsur
konsep pendidikan menurut Pidarta fleksibilitas dan bersifat dinamis,
(2009:191) adalah sebagai berikut: (1) sehingga kurikulum tersebut senantiasa
keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan relevan dengan masyarakat. Konsekuensi

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 106


JISIP Vol. 1 No. 2 ISSN 2598-9944 November 2017
logisnya, pada waktunya perlu diadakan DAFTAR RUJUKAN
perubahan dan revisi kurikulum, sesuai
Basri, Hasan. 2013. Landasan Pendidikan.
dengan perkembangan dan perubahan
Bandung: Pustaka Setia.
sosial yang ada pada saat itu. Program
kurikulum harus disusun dan Elisanti, Tintin Rostini. 2009. Sosiologi Studi
mengandung materi sosial. dan Pengajaran. Jakarta: Pusat
d. Proses Pendidikan. Pembukuan Departemen Pendidikan
Sekolah merupakan bagian dari Nasional. Bandung. Acarya Media
kelompok sosial yang ada di masyarakat, Utama.
maka dari itu dalam sekolah harus Hendi Suhendi, Ramdani Wahyu. 2001.
melaksanakan nilai-nilai yang dibuat dan Pengantar Studi Sosiologi Keluarga.
disepakati oleh masyarakat yang Bandung. Pustaka Setia.
bersumber dari norma, pemerintah,
agama, dan pengetahuan. Sekolah sebagai Ornstein, Allan C dan Levine, Daniel U.
kontrol sosial, yaitu untuk memperbaiki Foundation of Education. New York :
kebiasaan-kebiasaan jelek kala dirumah Houghton Mifflin Company.
maupun di masyarakat. Proses sosialisasi Pidarta, Made. 2007. Landasan Pendidikan:
anak perlu ditingkatkan melalui Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
pelaksanaan strategi dan metode Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
pembelajaran yang sesuai dengan siswa
agar siswa mudah bersosialisasi dengan Setiasih, Ocih. 2009. Hand out Landasan
siswa lain, dan mampu berkomunikasi Pendidikan. Bandung: Universitas
dengan baik. Pendidikan Indonesia.
Implikasi sosiologi sangat berkaitan erat Soim, Abdul Madjir. 2012. White Paper
dengan pendidikan, hal itu disebut sebagai Landasan-landasan Pendidikan dan
istilah sosiologi pendidikan, yaitu ilmu yang Pembelajaran. Malang : Manajemen
berusaha untuk mengetahui cara-cara Pendidikan.
mengendalikan proses pendidikan guna
Syaripudin, Tatang. 2012. Landasan
mengembangkan kepribadian individu agar
Pendidikan. Jakarta Pusat:Direktorat
lebih membaik. Pandangan sosiologi
Jenderal Pendidikan Islam,
pendidikan menurut Nasution, merupakan
Kementerian Agama R.
proses analisis social dan pola-pola sosial
yang terdapat dalam sistim pendidikan.
Menurutnya sosiologi ini merupakan ilmu
pengetahuan yang otonom mempunyai sifat
diantaranya: (1) sifat umum, yang membahas
prinsip hubungan antar manusia pada
umumnya dan bukanlah orang perorangan
atau daerah perdaerah. (2) sifat kategoris,
bahwa sosiologi menyatakan apa adanya
hubungan antar manusia didalam masyarakat
dan bukan bersifat normatif. Dalam hal ini
jika kita mengakaji bahwa sosiologi ini
mengkaji prilaku manusia dan hubungannya
dengan personal lainya. Pada umumnya,
seluruh prilaku manusia dipelajarinya melalui
hubungannya dengan manusia lain-nya baik
dirumah, sekolah tempat permainan,
pekerjaan dan sebagainya.

Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan 107

Anda mungkin juga menyukai