PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana maskulinitas dipandang di masyarakat
2. Mengetahui bagaimana hubungan antara maskulinitas dan sistem
patriarkinya dilngkungan masyarakat
3. Menyajikan data yang berkaitan dengan maskulinitas dan patriarkinya
dilngkungan masyarakat
BAB II
PENYAJIAN DATA
A. Maskulinitas
1. Impression of Masculinity
Gambar 1.1
Gambar 1.3
Gamar 1.4
B. Patriarki
1. Kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat, salah satu faktor nya
adalah bayang-bayang budaya patriarki yang masih cenderung represif
terhap perempuan, bisa dilihat pada data catatan tahunan dari komnas
perempuan.
a. Makna Maskulinitas
Maskulinitas dapat diartikan sebagai perilaku, peran, sifat, dan ciri
yang dimiliki seorang laki-laki sehingga bisa dikatakan laki-laki tersebut
maskulin. Priyo Soemandoyo (dalam Widyatama, 2006: 6) mengatakan
pria digambarkan memiliki fisik yang besar, agresif, prestatif, dominan-
superior, asertif dan dimitoskan sebagai pelindung.
Pada dasarnya maskulinitas tidak memiliki konsep yang paten, dalam
artian maskulinitas bisa saja berbeda sesuai dengan budaya dan juga
kehidupan sosial dan lingkungan sekitar. Jadi bisa dijelaskan juga bahwa
maskulinitas itu merupakan sebuah ketentuan yang merangkum apa saja
yang disebut maskulin, dan atau juga termasuk nilai dan norma maskulin.
b. Perkembangan Maskulinitas
Pada perkembangannya maskulinitas dibagi atas tiga masa :
- Literatur kuno berusia sekitar 3000 SM, maskulinitas tersirat dalam
mitos para dewa dan pahlawan. Dalam Alkitab ibrani dari 1000
SM, Raja Daud dari Israel mengatakan kepada anaknya, "aku pergi
menjalani seluruh bumi: Jadilah engkau kuat. oleh karena itu
tampakkanlah dirimu laki-laki. Cerita-cerita tentang legenda
pahlawan kuno menunjukkan kualitas kepahlawanan yang
menginspirasi, memberi rasa hormat, mencontohkan kebijaksanaan
dan keberanian serta mengambil risiko yang orang lain tidak akan
berani merupakan sifat-sifat maskulin yang berkembang di masa
lalu.
- Jeffrey Richards menggambarkan "maskulinitas abad pertengahan"
Eropa yang pada dasarnya bersifat dogma agama Kristen dan
ksatria.". Simbol Keberanian, penghargaan terhadap wanita dari
semua kelas, dan kemurahan hati merupakan penggambaran pria.
Contoh : cerita-cerita Hengest, Horsa dan Beowulf adalah contoh
cita-cita maskulin abad pertengahan. Menurut David Rosen,
pandangan tradisional para ilmuwan terhadap Beowulf adalah
kisah kepahlawanan zaman pertengahan yang memandang
persamaan antara Beowulf dan monster Grendel. Maskulinitas
dicontohkan oleh Beowulf dalam cerita tersebut.
- Pada awal abad ke-20, sebuah keluarga tradisional terdiri dari ayah
sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Ciri khas
maskulinitas masa kini adalah kesediaan pria untuk melawan
stereotip. Terlepas dari usia atau kebangsaan, pria lebih
menginginkan kesehatan yang lebih baik, kehidupan keluarga yang
harmonis dan hubungan baik dengan pasangan sama pentingnya
dengan kualitas hidup mereka. (Dysfunction and Constructs of
Masculinity and Quality of Life in the Multinational Men's
Attitudes to Life Events and Sexuality (MALES) Study. Journal of
Sexual Medicine)
2. Patriarki
a. Makna Patriarki
Karena pandangan itulah setiap anak laki-laki dari kecil sudah dibiasakan
untuk tidak mengekspreksikan emosinya. Hal tersebut pada akhirnya terbawa
hingga ketika seseorang tumbuh dan menghadapi suatu masalah ia akan
merasa bahwa pria cenderung tidak mencari bantuan ketika mereka
membutuhkannya, apalagi ketika sudah mengalami gangguang seperti stress
atau kecemasan.
A. KESIMPULAN
Dengan paparan diatas bisa dilihat juga bagaimana maskulinitas dan juga
patriarkinya berjalan seiringan dan saling berhubungan satu sama lain.
B. SARAN
Penulis berharap bahwa makalah yang telah dibuat dapat berguna bagi
masyarakat khususnya yang ingin mengetahui lebih lanjut berkenaan dengan
maskulinitas dan patriarkinya. Selain itu dengan adanya mata kuliah sosiologi
budaya ini mahasiswa/i juga bisa lebih peka terhadap isu dan permasalahan
sosial sebagai bekal jika ingin menjadi seorang jurnalis nanti.
DAFTAR PUSTAKA