Anda di halaman 1dari 13

PELANGGARAN

HAM DALAM
INDUSTRI
PERIKANAN:
WHAT CAN WE DO
TO PROTECT?

13 MEI 2020

Arie Afriansyah, Ph.D


Center for Sustainable Ocean Policy
Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Pendahuluan

• Industri perikanan termasuk kegiatan penangkapan


ikan di perairan jauh adalah kegiatan berisiko tinggi.
• ”Distant fishing vessels” merupakan kapal-kapal
perikanan yang beroperasi di laut bebas dan ZEE
negara lain.
• Kapal-kapal ini merupakan bagian dari “global
supply chain” sumber makanan dari laut ke seluruh
dunia.
• Dengan “janji” berpenghasilan dalam “dollar”
banyak warga negara Indonesia tertarik untuk
bekerja di industri penangkapan ikan ini.

(c) Arie Afriansyah 2020 2


Pendahuluan

• Laporan atas kasus-kasus negatif terkait kegiatan


menangkap ikan di kapal ikan besar sudah banyak
dilaporkan.
• Namun, perlu diakui juga bahwa ada situasi yang
baik dalam industri ini.
• Fokus utama adalah memastikan perbaikan kondisi
bekerja dalam industri perikanan internasional dan
perlindungan hukum atas kasus-kasus yang akan
terjadi di masa yang akan datang.

(c) Arie Afriansyah 2020 3


Tindak kriminal

(c) Arie Afriansyah 2020 4


Laporan Greenpeace & SBMI (Des 2019)

https://storage.googlea
pis.com/planet4-
southeastasia-
stateless/2019/12/b68e
7b93-greenpeace-
seabound-book-c.pdf

(c) Arie Afriansyah 2020 5


Modern Slavery

Setelah
Perekrutan Pekerjaan
pekerjaan

(c) Arie Afriansyah 2020 6


Modern Slavery

• Wilayah operasi di
tengah laut, membuat
“ketidakberdayaan”
ABK.
• Kapten kapan seringkali
bertindak tidak
berprikemanusiaan
karena tuntutan hasil
yang tinggi.
• Kerap melakukan IUU
Fishing.
• Menghindari wilayah
yurisdiksi yang ketat
memerangi IUUF.
• Transhipment semakin
marak.
(c) Arie Afriansyah 2020 7
What can we do to protect?

1. Secara internal
2. Dengan Korea Selatan
3. Dengan Cina

(c) Arie Afriansyah 2020 8


Dalam negeri

1. Melakukan penertiban atas perusahaan


perekrutan pekerja migran LN.
2. Melakukan edukasi / advise hukum kepada
mereka yang akan menjadi pekerja migran.
3. Memastikan akses informasi terpusat
penanganan laporan perlakuan negatif diatas
kapal (call center/aplikasi khusus PMI)
4. Meneruskan penyelidikan dan penyidikan kasus-
kasus terkait korban Indonesia dimanapun
lokasinya.
5. Melaporkan kasus ini ke RFMO terkait untuk
sanksi lebih lanjut atas IUUF.
(c) Arie Afriansyah 2020 9
Dengan Korea Selatan

1. Jalur diplomasi: mempertanyakan sikap otoritas


Korea yang tidak langsung menindaklanjuti
laporan ABK Indonesia
2. Mempertanyakan Korea yang tidak menggunakan
kewenangannya sebagai negara pelabuhan untuk
melakukan penahanan atas kapal yang diduga
melakukan pelanggaran hukum.
3. Berkomunikasi secara intensif atas segala
informasi terkait kasus ini dan terkait lainnya.

(c) Arie Afriansyah 2020 10


Dengan Cina

1. Jalur diplomasi: menekan cina untuk melakukan


investigasi serius bersama penegak hukum
Indonesia atas kasus ini. (China-Indonesia MLA
agreement)
2. Menugaskan perwakilan Indonesia di Cina untuk
ikut melakukan “investigasi” berkoordinasi
dengan kepolisian Indonesia dan interpol.
3. Jika tertangkap pelakunya, meminta ekstradisi
kepada cina untuk dapat diadili di Indonesia.

(c) Arie Afriansyah 2020 11


DASAR EKSTRADISI

(c) Arie Afriansyah 2020 12


(c) Arie Afriansyah 2020 13

Anda mungkin juga menyukai