Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ZAT DAN KALOR

Dosen : Rosmala yanti S.Pd., M.Pd

Di susun Oleh :
Kelompok 10
Kelas 3 D

Ekatri Pandari (1801414321)


Nurbayani (1801414219)
Mentari Nirwana (1801414149)
Ninik Kendek

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINITO PALOPO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan judul zat dan kalor . Adapun tujun dari penyusunan dalam
tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Fisika Dasar”.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini
tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan
dan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah “Fisika Dasar” ibu Rosmala Yanti
S.pd., M.pd. Dan penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita
semua didalam dunia pendidikan. Dan semoga mampu menjadi pendidik yang patut
di tauladani oleh anak didik.

Palopo, 27 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A Latar Belakang.............................................................................. 1
B Rumusan Masalah......................................................................... 1
C Tujuan........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
A Pengertian Zat............................................................................... 2
B Sifat – sifat zat.............................................................................. 3
C Perubahan zat yang melingkupi perubahan fisika dan       
Kimia............................................................................................. 5
D Pengertian Kalor............................................................................ 7
BAB III PENUTUP............................................................................................... 14
A Kesimpulan........................................................................................... 14
B Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kalor mendefinisikan sebagai energy kinetic dari suatu benda yang bersuhu lebih rendah.
Perpindahan energy yang di butuhkan media seperti zat cair , zat padat, zat gas . oleh karena
itu, jenis perantaran data di temukan antar media sementara jenis yang di tentukan sebagai
jumlah yang di oerlukan atau di lpaskan setiap kilogram untuk menaikan atau menurunkan
suhunya
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1.      Apa pengertian zat?
2.      Apa yang kalor?

C. Tujuan
1.Mengetahui pengertian zat
2.Mengetahui pengertian kalor

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian zat
Zat adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan juga memiliki massa. Menemapati
ruang artinya zat dapat ditempatkan dalam suatu ruang ataupun di suatu wadah tertentu.
Sedangkan pada massa zat, dapat di buktikan atau pun diketahui dengan sebuah alat yang
biasanya disebut dengan neraca ataupun timbangan. Zat tersusun dari partikel – partikel yang
sangat kecil sekali. Partikel – partikel yang sangat kecil itu disebut dengan Molekul.
Pada umumnya, zat memiliki tiga wujud ataupun bentuk, yaitu :
1.    Wujud Padat ( Solid )
2.    Wujud Cair    ( Liquid )
3.    Wujud Gas     ( Gas )

a. Wujud Padat ( solid )


Benda padat memiliki bentuk dan volume yang tetap. Bentuknya tetap dikarenakan
partikel – partikel pada zat padat saling berdekatan , tersusun secara teratur serta mempunyai
gaya tarik menarik antar partikelnya sangat kuat. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat
padat dapat bergerak dan berputar – putar pada kedudukannya saja. Contoh benda padat,
diantaranya : plastik, kayu, kaca, aluminium, karet, besi dan lain – lainnya.

b. Wujud Cair ( Liquid )


Zat cair mempunyai sifat berbentuk berubah – ubah dan volumenya tetap. Bentuknya
berubeh – ubah di sebabkan oleh partikel –partikel pada zat cair berdekatan tetapi renggang,
tersusun teratur, gaya tarik menarik antar partikel agak lemah. Volumenya tetap di kerenakan
partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya. Beberapa
contoh benda cair yaitu : Air putih, minyak goreng, perasan air jeruk, santan, kecap dan
sebagainya.

c. Wujud Gas

2
Zat gas mempunyai sifat bentuk berubah – ubah dan volumenya berubah – ubah juga.
Bentuknya yang selulu berybah – ubah di karenakan partikel – partikel pada zat berjauhan,
tersusun secara tidak teratur, gaya tarik menarik antar partikel sangat lemah. Volumenya
berubah – ubah dikarenakan partikel pada zat gas dapat bergerak bebas meninggalkan
kelompoknya. Contoh benda gas yaitu : udara , gas LPG, gas buang angin dan sebagainya.

B.  Sifat – sifat zat


Zat memiliki ciri khas masing – masing. Contohnya saja pada air dan Alkohol. Dengan
air, kita dapat memedamkan api, tetapi bagaimana dengan alkohol ? Jangan kan dengan api,
dengan solar ataupun bensin saja, alkohol sangat berbahaya dan jangan pernah dicoba sekali
pun. Dari contoh yang terdapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua zat cair tersebut
memiliki sifat – sifat yang berbeda. Para ahli atau pun ilmuwan merumuskan macam –
macam jenis zat atas dua bagian, yaitu :
1.    Sifat Fisika
2.    Sifat Kimia

 Sifat Fisika

   Sifat Fisika adalah ciri khas suatu zat yang dapat diamati tanpa mengubah zat zat
penyusun materi tersebut.
Macam – macam sifat suatu benda, mantara lain :
a. Wujud Zat       
Seperti yang sudah dikatakan di atas, bahwa ad 3 jenis zat, yaitu : padat, cair dan juga
gas. Zat – zat tersebut dapat berubah dari wujud awal hingga menjadi wujud akhir.
Zat memiliki titik didih maupun titik lebur yang berbeda – beda untuk masing –
masing jenis zat.

b. Warna

3
Warna adalah sifat penting dari suatu zat.  Tentu setiap banda memiliki earna yang
berbeda – beda. Warna juga meupakan ciri terpenting untuk membedakan zat satu dengan
zat yang lainnya. Contoh pada susu putih dengan sirup jeruk yang berwarna oranye,
ataupun bunga melati yang berwarna putih dengan bunga mawar yang berwarna merah
dan sebagainya.
c. Kelarutan
Air merupakan zat pelarut untuk zat – zat terlarut. Tetapi, tidak semua zat dapat larut
dalam zat pelarut. Misalnya, pada air dengan pasir dan pada air dengan susu bubuk.

d. Daya Hantar Listrik


Benda logam pada umumnya dapat menghantarkan listrik dengan baik.
Benda – benda yang dapat menghantarkan listrik dengan baik disebut dengan Konduktor,
contohnya pada logam. Sedangkan benda – benda yang tidak dapat menghantarkan listrik
dengan baik disebut dengan Isolator, contohnya pada plastic, kain, kertas dan sebagainya.

e. Kemagnetan
Berdasarkan dengan sifat kemagnetan zat , benda dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu benda magnetik dan juga benda non magnetik. Benda Magnetik adalah benda –
benda yang dapat dotarik oleh magnet, contoh : Magnet yang menarik pasir ataupun
serbuk besi. Sedangkan benda non magnetik adalah benda – benda yang tidak dapat
ditarik oleh magnet. Contoh : Magnet yang mencoba menarik selembar kertas atupun
sehelai daun di atas meja.

f. Bau
Bau merupakan partikel – partikel kecil bahan kimia yang melayang di udara. Saat
menghirup bau atau dapat disebut juga dengan aroma, hidung bertugas untuk merasakan
aroma tersebut.

4
g. Rasa
Beberapa benda mungkin terlihat sama, mulai dari bentuk dan juga Warna, namun
bagaimana dengan rasanya ? Tentu rasa masing – masing zat berbeda. Melalui merasakan sebuah
rasa, kita dapat mengetahui zat tersebut. Tetapi, tidak semua zat dapat dicicipi, karena sebagian
zat tentu mengandung racun ataupun zat – zat beracun bagi tubuh yang sangat berbahay.

h. Duktilitas
Apakah duktilitas itu ? Duktilitas adalah sifat yang dapat Menentukan sejauh mana suatu
zat padat dapat ditarik sehingga mnjadi benang halus. Contohnya, tungsten dan juga
kuarsa adalah benda yang memiliki sifat duktil.  

i. Mudah ditempa
Sifat mudah ditempa menunjukkan sejauh mana suatu logam dapat menjadi lempengan –
lempengan tipis.

C. Perubahan zat yang melingkupi perubahan fisika dan       


Kimia
a.    Perubahan Fisika
Perubahan fisika merupakan perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru.
Misal, beras yang ditumbuk menjadi tepung beras. Hanya menunjukkan bentuk dan
ukuran saja yang beruabah, tetap molekul – molekul yang terdapat tetap sama.
 Bebrapa ciri – ciri pada perubahan fisika yaitu :
          1. Tidak terbentuknya zat jenis baru
          2. Zat yang telah berubah dapat berubah kembali ke bentuk semula
             ( awal )
3.  Hanya diikui oleh perubahan fisika saja

b.   Perubahan Kimia
5
Perubahan Kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan Zat jenis baru. Misal,
kertas yang dibakar kemudian menjadi debu. Zat baru yang terbentuk adalah karbon.
Contoh selain disamping antara lain : nasi membusuk, buah yang mebusuk, susu yang
basi, besi berkarat, telur membusuk dan sebagainya.
           Ciri – ciri perubahan Kimia yaitu :
1.    Ternbentuknya zat jenis baru
2.    Zat yang berubah tidak dapat berubah lagi kr brntuk semula
3.    Diikuti oleh sifat kimia melalui Reaksi Kimia

c. Contoh dari perubahan – perubahan zat


1. Benda atau zat padat berubah menjadi benda cair
 Melebur, Meleleh, Mencair atau pencairan
Contoh :
- es krim yang berubah menjadi cair terkena suhu panas
- permen atau coklat yang mencair terkena suhu panas Ini artinya perubahan dari
padat ke cair membutuhkan kalor (energi). 2. Benda atau zat cair berubah menjadi
benda padat
2. Benda atau zat cair berubah menjadi benda padat
 Membeku atau Pembekuan
contoh:
- membuat es kebo dari air sirup dalam plastik
- membuat agar-agar atau jelly
Ini artinya perubahan ini melepas kalor (energi)
3. Benda atau zat padat berubah menjadi benda gas
Menyublim atau Penyubliman atau Sublim
Contoh :
- kapur barus yang menyublim menjadi gas berbau wangi
- Biang es didalam kotak es tongtong untuk mendinginkan es Perubahan ini
membutuhkan kalor.
4. Benda atau zat gas berubah menjadi benda padat
= Menghablur atau Penghabluran atau hablur atau mengkristal atau
6
pengkristalan atau deposisi
Contoh :
- pembuatan ammonium sulfat dan ammonium nitrat bahan pupuk
Perubahan ini tidak memerlukan energi atau melepas kalor.

5. Benda atau zat gas berubah menjadi benda cair


= Mengembun atau Pengembunan
Contoh :
- Hujan di malam minggu berasal dari uap awan yang menjadi air
- Udara lembab dan dingin di pagi hari membuat embun di pucuk daun.
Perubahan ini tidak memerlukan kalor (melepas) kalor.

6. Benda atau zat cair berubah menjadi benda gas


= Menguap atau Penguapan
Contoh :
- Air comberan menguap menjadi uap terkena sinar matahari
- Spirtus atau spiritus menguap saat terkena udara
Ini berarti perubahan ini membutuhkan kalor (energi).

D. Pengertian Kalor
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan
kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu. Dalam
satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan dengan
kalori. Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini: 1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.

1 kalori = 4.2 joule dan 1 joule = 0.24 kalori

Kalor Jenis

RG Squad sudah pernah mendengar istilah kalor jenis, kan? Kalor jenis


adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan
7
suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk
melepas atau menerima kalor. Masing-masing benda mempunyai kalor jenis yang
berbeda-beda, lho. Satuan kalor jenis ialah J/kg⁰C.

Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu untuk
menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem international ialah
J/K..

Q = m.c.ΔT

Keterangan:

Q   : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)

m   : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

c    : kalor jenis zat (J/kg⁰C)

ΔT : perubahan suhu (⁰C)

Rumus Kalor Jenis: c = Q / m.ΔT

Keterangan:

c = kalor jenis zat (J/kg⁰C)

Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)

m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

ΔT = perubahan suhu (⁰C)

Rumus Kapasitas Kalor: C = Q / ΔT

Keterangan:

8
C = kapasitas kalor (J/K)

Q = banyaknya kalor (J)

ΔT = perubahan suhu (K)

Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu: C = m. c

Keterangan:

C = kapasitas kalor (J/K)

m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kg.K)

Satuan kalor

Satuan kalor adalah joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa
dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori. Hubungan
satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 jo

Kalor Uap

Kalor uap adalah banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat di titik
didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada titik didih tersebut.

Penguapan

Penguapan adalah peristiwa berubahnya zat dari zat cair menjadi zat gas. Penguapan pada
zat cair terjadi karena terdapat kalor yang diterima. Contohnya itu kayak, air yang di
panaskan terus-menerus akan menguap berubah menjadi uap air yang termasuk wujud gas.
Berikut ini adalah Beberapa cara untuk mempercepat dalam proses  penguapan adalah:

1. menaikkan suhu (pemanasan) zat cair,


2. memperluas permukaan zat cair,

9
3. mengalirkan udara di atas permukaan zat cair,
4. mengurangi tekanan di atas permukaan zat cair.

Perubahan Suhu

Perubahan suhu adalah perbedaan suhu akhir dengan suhu awal suatu zat yang harus
dihitung setelah beberapa waktu. Perubahan suhu terjadi karena kalor yang dilepaskan atau
diserap dari atau ke lingkungan di sekitar zat tersebut berada.

Perpindahan Kalor

Seperti yang sudah kami jelaskan di awal bahwa perpindahan kalor terjadi dari benda
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Ada tiga jenis perpindahan kalor yang dapat
terjadi, yaitu sebagai berikut

1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi

Perpindahan Kalor secara konduksi yaitu suatu perpindahan kalor melalui suatu zat
perantara (logam) tanpa disertai perpindahan partikel – partikel zat tersebut secara
permanen. Contohnya yaitu ketika kita memanaskan salah satu ujung logam, maka ujung
logam lainnya akan ikut panas karena terjadi hantaran kalor dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Ketika memanaskan salah satu ujung logam, maka partikel yang terdapat pada ujung logam
tersebut akan bergetar dan membuat sebuah getaran terjadi pada partikel lain yang
terhubung dengannya. Sehingga seluruh partikel logam tersebut akan bergetar
meskipun hanya satu ujung logam yang dipanaskan, nah hal ini lah yang akan merangsang
terjadinya perpindahan kalor.

2. Perpindahan Kalor Secara konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi yaitu suatu perpindahan kalor melalui suatu zat
yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat tersebut. Konveksi bisa terjadi pada zat
cair atau gas. Ada dua jenis perpindahan kalor secara konveksi, yaitu sebagai berikut :

10
 Konveksi Alamiah yaitu salah satu jenis konveksi yang dipengaruhi gaya apung tanpa
faktor luar, dan dikarenakan oleh karena adanya perbedaan massa jenis benda. Contohnya
yaitu pada pemanasan air, massa jenis partikel air yang sudah panas akan naik menjauh
dari api dan digantikan dengan partikel air lain yang suhunya lebih rendah. Proses ini
membuat seluruh partikel zat cair tersebut akan panas sempurna

 Konveksi Paksa  yaitu salah satu jenis konveksi yang terjadi karena adanya pengaruh
faktor luar (contoh tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan
sengaja/dipaksakan. Artinya aliran panas kalor dipaksa menuju ke tempat yang ingin
dituju dengan bantuan faktor luar seperti tekanan. Contohnya yaitu pada kipas angin yang
akan membawa udara dingin ke tempat yang panas, dan radiator mobil yang mempunyai
sistem pendingin mesin.

3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi

Perpindahan kalor secara Radiasi yaitu suatu proses perpindahan kalor yang tidak
memakai zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda dengan konduksi dan
konveksi. Pada Radiasi, supaya terjadinya perpindahan kalor, kedua benda tidak harus
bersentuhan karena kalor bisa berpindah tanpa zat perantara. Artinya kalor tersebut akan di
pancarkan ke segala arah oleh sumber panas, dan akan mengalir ke segala arah. Contohnya
yaitu saat kita dekat dengan api unggun dari sudut manapun, maka kita tetap akan merasakan
kehangatan dari sumber api,

4. Pencegahan perpindahan kalor

Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi bisa dicegah dengan
mengisolasi ruangan tersebut. Contohnya yaitu sederhana penerapan cara ini yaitu pada
termos. Termos dipakai untuk menjaga suhu air tetap panas dengan mencegah perpindahan
kalornya.

Kapasitas Kalor

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa bila kalor diberikan pada dua benda yang
berbeda, maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula, Contohnya ketika minyak dan

11
air dipanaskan dengan suhu yang sama maka minyak akan mempunyai perubahan suhu 2
kali lebih besar dibandingkan air. Hal Ini dikarenakan oleh perbedaan kalor jenis yang
dipunyai suatu benda.

Kalor Jenis Benda yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
dari 1 kg massa benda tersebut menjadi 1 derjat celcius. Satuan dari Kalor Jenis yaitu Kalori
/ GramoCelcius atau dalam Sistem Internasional ditetapkan dengan Joule /
KilogramoCelcius. Kalor Jenis dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

Keterangan :
Q = Kalor (J)
m : Massa Benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT = Perubahan Suhu (oC)

Selain itu, ada rumus lain untuk menentukan kapasitas kalor itu sendiri, yaitu: C = m. c

Keterangan:

 C = kapasitas kalor (J/K)


 m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
 c = kalor jenis zat (J/kg.K)

Sedangkan kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
zat tersebut sebanyak 1 derajat Celcius. Jika kalor Q menghasilkan suhu sebesar t maka
kapasitas kalor dapat dirumuskan :

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zat adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan juga memiliki massa.
Menemapati ruang artinya zat dapat ditempatkan dalam suatu ruang ataupun di suatu wadah

13
tertentu. Sedangkan pada massa zat, dapat di buktikan atau pun diketahui dengan sebuah alat
yang biasanya disebut dengan neraca ataupun timbangan. Zat tersusun dari partikel –
partikel yang sangat kecil sekali. Partikel – partikel yang sangat kecil itu disebut dengan
Molekul.
Pada umumnya, zat memiliki tiga wujud ataupun bentuk, yaitu :
1.    Wujud Padat ( Solid )
2.    Wujud Cair    ( Liquid )
3.    Wujud Gas     ( Gas )
Kalor merupakan panas yang bisa berpindah dari benda yang memiliki kelebihan
kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Kalor biasanya dinyatakan dalam suhu. Dalam
satuan internasional, kalor dinyatakan dengan Joule. Satuan lainnya dinyatakan dengan
kalori. Nah, kamu juga perlu tahu pernyataan ini: 1 kalori didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan sebanyak 1 kg air sebesar 1⁰C.

B. Saran
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari cahaya, baik cahaya matahari, cahaya
bulan, cahaya lampu, maupun cahaya api. Oleh karena itu, mari kita mempelajari sifat-sifat
cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatannya, karena cahaya sangatah penting bagi makhluk
hidup.

DAFTAR PUSTAKA

http://ichakpohan.blogspot.com/2012/11/makalah-kimia-zat.html
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/8518/Pengertian-Kalor-dan-Rumusnya

14
15

Anda mungkin juga menyukai