Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“KETAHANAN NASIONAL”

Dosen Pengampu:

Dr.Warman. M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Ariella Setia Ningsih

Aura Ayu Atramadani

Cindy Ayu Dyah Larasati

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TINGKAT 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T,shalawat serta salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah S.A.W karena berkah rahmat hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Ketahanan Nasional” ini.

Makalah ini disusun agar kita dapat memperluas ilmu kewarganegaraan dan
mendalaminya,yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
swt. Akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang memberi
bantuan,dorongan,dan arahan kepada penyusun terutama kepada dosen pengampu
Dr.Warman. M.Si yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu segala saran
dan kritik dosen perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Samarinda, 30 Agustus 2020

Penyusun (Kelompok3)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Ketahanan Nasional ........................................................................ 3


B. Ciri-ciri Ketahanan Nasional ............................................................................ 3
C. Sifat-sifat Ketahanan Nasional ......................................................................... 3
D. Asas-asas Ketahanan Nasional .......................................................................... 4
E. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Terhadap Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara .................................................................................................... 5
F. Ketahanan Pada Aspek Pertahanan dan Keamanan ........................... ............... 12
G. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia ..................................... ............. 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
B. Saran .................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang Ketahanan Nasional Terbentuknya Negara Indonesia dilatar belakangi


oleh para pejuang seluruh bangsa Indonesia. Sekian lamanya bangsa indonesia menjadi
incaran banyak Negara atau bangsa – bangsa lain, karena potensinya yang sangat besar dilihat
dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kebenarannya ancaman
datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam. Harta, waktu dan nyawa mereka
korbankan demi kemerdekaan Negara Indonesia. Sejak Negara Indonesia merdeka ,
Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman yang membahayakan rakyat Indonesia. Tetapi
selama ini bangsa Indonesia mampu memepertahankan kemerdekaaan dan kedaulatannya
serta mampu menegakkan wilayah pemerintahan . Indonesia harus mampu mempertahankan
kesatuan serta kedaulatan Negara dan pemerintahan dari ancaman-ancaman yang datang
tersebut. Negara Indonesia harus bisa memperkuat ketahanan nasional dalam kehidupan
Negara Indonesia. Ketahanan nasional dapat terbentuk jika seluruh elemen raktyat Indonesia
ikut menjaga ketahanan dalam aspek politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, pertahanan, dan
keamanan.kerja sama antara pemerintah dan rakyat dalam memebentuk ketahanan nasional
akan memperkuat ketahanan Negara Indonesia. Ketahanan nasional adalah kondisi bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan
dan ketangguhan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menggapai dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan, dam gangguan baik yang datang dari luar dan dari
dalam untuk menjamin identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia
serta perjuangan mencapai tujuan nasional Negara Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud ketahanan nasional ?
2. Apa saja ciri-ciri ketahanan nasional ?
3. Apa saja yang termasuk sifat-sifat ketahanan nasional ?
4. Apa saja asas-asas ketahanan nasional ?
5. Bagaiamana pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara ?
6. Bagaimana upaya ketahanan pada aspek pertahanan dan keamanan ?
7. Bagaimana cara mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional ?
C. Tujuan Penulisan

a. Menumbuhkan rasa cinta tanah air.


b. Memiliki kesadaran tentang pentingnya mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan.
c. Mempunyai keinginan untuk selalu mencapai atau mewujudkan apa yang
menjadi tujuan nasional.
d. Menambah wawasan dan ilmu tentang ketahanan nasional.
e. Penulisan makalah ketahanan nasional (tanas) secara obyektif dan sistematik,
bertujuan agar dimengerti dan dimanfaatkan dalam penyelenggaraan nasional
suatu bangsa.
D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin
sehingga dapat memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan yang diberikan dan sebagai
sarana media pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu kesatuan menyeluruh
dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat
potensional maupun fungsional.

Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan Negara
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta
perjuangan mencapai tujuan nasional.

Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang
harus diwujudkan. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

B. Ciri – Ciri Ketahanan Nasional

Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara
berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan
kehidupan. Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam
sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) yang meliputi geografi,
kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial (pancagatra) yang meliputi ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan
nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara
juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan
merupakan landasan ketahanan nasional.

C. Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:


1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip
tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan
kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin
kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat
dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa berubah. Oleh
sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa
diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di
antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
5. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan
kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.

D. Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan
Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

1. Asas kesejahtraan dan keamanan

Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan
keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan
keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan
dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasuional
itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada
kondisi apa pun.

Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
2. Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar

Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan


bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat
timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu
diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.

 Mawas ke Dalam

Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu
sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas
derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh.

 Mawas ke Luar

Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan
dengan dunia internasional.

3. Asas kekeluargaan

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang


rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan
kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga
dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

4. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu

Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam


bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).

E. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara

Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional dalam
berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek relatif berubah menurut waktu, ruang dan
lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi
umum yang sulit dipantau karena sangan komplek. Konsepsi ketahanan nasional akan
menyangkut hubungan antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:

1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat statis, yang meliputi Aspek Geografi,
Aspek Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek Ideologi,
Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan Keamanan.

Pengaruh Aspek Ideologi

Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
ldeologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu
bangsa. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber dari stuatu falsafah dan meruakan
pelaksanaan dari sistem filsafah itu sendiri.

 Ideologi Dunia

a) Liberalisme

Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini mengajarkan bahwa
negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua individu
dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat
pada manusia sejak ia lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa
kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar
kebabasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu
kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang melimpah
dan dicapai dengan bebas.

b) Komunisme

Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx, Engels dan Lenin pada
mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada awal
revolusi industri. Aliran pemikiran ini beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan
(kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.

Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu Marx menganjurkan
agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari golongan
kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat ganti berkuasa dan mengatur negara. Sesuai
dengan aliran pikiran yang melandasi komunisme, dalam upaya merebut atau
mempertahankan kekuasaan kominisme dalam upaya merebut atau mempertahankan
kekuasaan komunisme akan :

1. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan- golongan, tertentu serta


menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa, dan didasarkan pada kebendaan (materialistis). Bahkan agama dinyatakan
sebagai racun bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Masyarakat komunis bercorak Internasional. Masyarakat yang dicita-citakan
oleh komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh
kesadaran nasiona1. Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang
terkenal”Kaum buruh diseluruh dunia bersatulah!” Komunisme menghendaki
masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas.
Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat memberikan suasana
hidup yang aman dan tentram, tanpa pertentangan, tanpa hak milik pribadi atas
alat produksi dan tanpa pembagian kerja.

c) Faham Agama

Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab Agama.

 Ideologi Pancasila

Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.

Sila-sila Pancasila adalah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun
kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran
dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.

3. Persatuan Indonesia.

Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik mengandung nilai
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin
keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan


dan perwalikan.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwalikan menunjukan bawha kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan oleh
persatuan nasional yang riil dan wajar.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan
antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana
kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadlian sosial.

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang
dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi bangsa dan negara Indonesia. Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental
bangsa yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Untuk memperkuat
ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta


ditingkatkan.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlefansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan
mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan
jati diri bangsa Indonesia.
3. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan Nusantara yang bersumber
dari Pancasila harus terus di kembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat
yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah serta moralitas yang royal dan bangga terhadap bangsa dan
negara. Disamping itu anggota masyarakat dan pemerintah perlu bersikap wajar
terhadap kebhinekaan.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia harus dihayati dan diamalkan serta nyata oleh setiap penyelenggaraan
negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, serta setiap warga
negara Indonesia, agar kelestarian dak keampuhannnya terjaga dan tujuan
nasional serta cita-cita bangsa Indonesia terwujud, dalam hal ini suri tauladan
para pemimpin panyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat
merupakan hal yang sangat mendasar.
5. Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukan
keseimbangan antara Fisik material dcngan mental spiritual untuk menghindari
tubuhnya materialisme dan skuarisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi
Indonesia, pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayahuntuk
memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya. Ke dalam mata pelajaran lain seperti pendidikan budi
pekerti, pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa Indonesia dan
kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada
masyarakat luas secara non formal.

a) Pengaruh Aspek Politik

Politik berasal dari kata politik yang mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) dan atau
politik yang berarti kebijaksanaan.

Di Indo¬nesia, kita tidak memisahkan politik dari policik. Hubungan ini ter¬cermin pada
pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu ke¬bijaksanaan dan ingin mewujudkan
aspirasi semi tuntutan masyarakat. Karena itu, kebijaksanaan pemerintahan negana tersebut
harus serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat. Politik di Indonesia, yang
harus dilihat dalam konteks Ketahanan Nasional, meliputi dua bagian utama, yaitu Politik
dalam negeri dan Politik luar negeri.

1. Politik Dalam Negeri

Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 yang mampu menyerap aspirsi, dan dapat mendorong partisipasi masyarakat
dalam satu sistem. Unsur-unsurnya terdiri dari struktur politik, proses politik, budaya politik,
komunikasi politik, dan partisipasi politik.

1. Struktur Politik merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat dan sekaligus


wadah pengkaderan pimpinan nasional.

2. Proses Politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai


kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan
dalam pemilihan kepemimpinan yang puncaknya terselenggara dalam Pemilu.

3. Budaya Politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat, beberbangsa, dan bernegara, yang dilaksanakan
secara dasar dan rasional melalui pendidikan politik maupun kegiatan politik yang
sesuai dengan disiplin nasional.

4. Komunikasi Politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanan rakyat merupakan sumber aspirasi
dan sumber pimpinan nasional Ketahanan pada aspek politik dalam negeri berarti
sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, mekanisme politik yang
memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang
mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat.

2. Politik Luar Negeri

Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepantingan nasional dalam pergaulan
antarbangsa. Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial,
serta anti penjajahan karena tidak sesuai dcngan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional dalam kehidupan antar bangsa.
Dijiwai oleh falsafah negara Pancasila se bagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri
Indonesia di tujukan pada kepentingan nasional terutama pembangunan nasional. Dengan
demikian, politik luar negeri merupakan bagian integral dari strategi nasional dan secara
keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasional.

Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia,
berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak
sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan
aktif. Bebas dalam pengertian Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada
dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam
percaturan internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas
dasar cita-citanya.

Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat
dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan
Pancasila UUD 1945. Ketahanan pada aspek politik luar negeri berarti meningkatkan
kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif
Indonesia.

Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional.


Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama,
memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan negara industri maju.
Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan
hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

b) Pengaruh Aspek Ekonomi

Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat, yang meliputi produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa,
dan dengan usaha untuk meningkatkan, taraf hidup masyarakat.

Perekonomian Indonesia. Sistem perekonomian bangsa Indonesia mengacu pada pasal 33


UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas ke-keluargaan. Secara makro, sistem perekonomian Indonesia
dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan. Ketahanan ekonomi diartikan sebagai
kondiosi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
kekuatan nasioanl dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan
dan gangguan yang datang dari luar maupun ancaman dalam negeri secara langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara Republik
Indonesia berdasar-kan Pancasila dan UUD 1945.

c) Pengaruh Aspek Sosial Budaya

Yang disebut “sosial” di sini pada hakikatnya adalah pergaulan hidup dalam bermasyarakat
yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungjawaban dan solidaritas
yang merupakan unsur pemersatu. Semetara “budaya” adalah sistem nilai yang merupakan
hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan menjadi
kekuatan pendukung dalam menggerakan kehidupan.

Struktur Sosial di Indonesia. Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai
fungsi, peran dan profesinya. Kehidupan masyarakat terstruktur berdasarkan peran dan fungsi
masing-masing anggota. Kondisi Budaya di Indonesia, kebudayaan daerah, dalam setiap
kebudayaan daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya
asing, yang sering disebut sebagai local genius. Local genius ialah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.Kebudayaan
Nosional bersitat religius, bersifat kekeluargaan, bersifat serba selaras, bersifat kerakyatan.

Integrasi Nasional.Komunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang mendiami bumi


Nusantara ini pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama
sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini terwujud secara sah dan diakui oleh bangsa-
bangsa lain di dunia melalui Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Kenyataan
sejarah menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru me¬rupakan hikmah bagi bangsa
Indonesia dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor-faktor perekat persatuan atau
inregrasi bangsa. Di masa depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat
persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih crta-cita bersama,
akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.

d) Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan

 Pokok-pokok Pengetahuaan Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia
dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya adalah untuk menciptakan keamanan
bangsa dan negara dalam rangka me¬wujudkan Ketahanan Nasional Indonesia.

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan


pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang mengandung keuletan, ketangguhan, dan
kemampuan dalam mengembangkan menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan
hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam, yang secara. langsung maupun tidak
langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara
Kesatuan Iaepuhlik In-donesia.

 Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamaman

Postur Kekuatan Hankam. Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan, tingkat
kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk
membangun postur kekuatan Hankam, yaitu pendekatan ancaman, misi, kewilayahan dan
politik.

Pembangunan Kekuatan Hankam. Konsepi Hankam perlu mengacu pada konsep Wawasan
Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan seluruh wilayah kedaulatan
negara kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara, dan darat, termasuk pulau-pulau besar
dan kecil.

Gejolak Dalam Negeri. Di dalam era globalisasi saat ini dan di masa mendatangf tidak
tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan alasan menegakkan nilai-nilai
HAM, demokrasi, penegak hukum dan lingkungan hidup di balik kepentingan nasional
mereka. Geopolitik ke arah Geoekonomi. Kondisi ini mengimplikasi-kan semakin
canggihnya upaya diplomasi guna mencapai tujuan politik dan ekonomi. Perkembangan
Lingkungan Strategis. Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke
arah geoekonomi membawa perubahan dalam penerapan kebijaksanaan dan strategis negara–
negara di dunia dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-masing.

Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik dalam
negeri yang mendorong keterlibatan negara super power. Dalam menyikapi dinamika
perkembangan seperti ini, kita perlu membangun postur kekuatan. Hankan yang dimiliki
profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan : pertama, kegiatan intel stra¬tegis dalam
semua aspek kehidupan nasional; kedua, upaya pertahanan darat laut dan udara; ketiga,
pemeliharaan dan penegakan keamanan dalam negeri secara berlanjut dalam semua aspek
kehidupan nasional; keempat, pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek.
kehidupan nasional untuk meningkatkan Tannas; serta kelima, pe¬meliharaan stabilitas
nasional dan Tannas secara menyeluruh dan ber¬lanjut.

Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam. Dengan mengacu pada negara-negara lain yang
hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi, barangkali konsep
standing armed forces secara proposional dan seimbang perlu dikembangkan.

Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan Hankamneg ini meliputi : pertama,


perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang dibina sebagai kekuatan-kekuatan
TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu
Polri dan Rapih yang fungsinya adalah Wanra;, kedua, perlawanan tidak bersenjata yang
terdiri atas Ratih yang berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra dan Linmas; ketiga komponen
pendukung perlawanan bersenjara dan tidak ber¬senjata sesuai bidang profesi masing-masing
dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana, dan prasarana serta perlindungan
masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.

F. Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara,
yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelengaraan Siskamnas
(Sishankamrata) untuk menjanlin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

G. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia

Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warganegara Indonesia perlu :

1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk Perjuangan Non Fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembang-
kan kekuatan nasional dalam rangka meng-hadapi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan ganguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan
nasional.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik,
ekonomi, soasial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap warga neraga
Indonesia dapat mengeliminir pengaruh tersebut
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia


yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu kesatuan
menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik
bersifat potensional maupun fungsional.

Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa,
terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warganegara ingin
mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, makakita harus memperkuat
ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup
banyak landasan seperti Pancasila sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional dan Wawasan Nusantaraa sebagai landasan visional, jadi dengan demikian
ketahanan nasional kita sangat solid.

B. Saran

Saran Dari hasil bahan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada semua
pihak, khususnya para generasi Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa kesatuan terhadap
bangsa indonesia agar tercapai kehidupan yang aman dan tentram. Karena kita sebagai
bangsa indonesia sebagai penerus perjuangan dan menjaga nama baik negara kita tercinta ini.
Dan kita harus memiliki sikap yang menjaga ketahaanan dan keutuhan negara Indonesia kita
tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dosenpendidikan.co.id/ketahanan-nasional-adalah/

https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd

https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd

https://guruppkn.com/asas-asas-ketahanan-nasional
ALAT EVALUASI

Q&A

Ariella Setia Ningsih

1. Mengapa negara Indonesia menadapat ancaman dari dalam negeri ?


Jawaban :
Banga Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang
dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah
persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber
konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi NKRI.
Aura Ayu Atramadani
2. Pada abad 600-1400 m dikenal dengan abad pertengahan yang bercirikan
feodal, kehidupan sosial dan spiritual dikuasai oleh paus dan kehidupan politik
yang diperebutkan oleh para bangsawan . sehingga kehidupan yang dihadapi
masyarakat waktu itu merupakan pada zaman ...
Jawaban :
Pada zaman kegelapan
Cindy Ayu Dyah Larasati
3. Apa yang dilakukan untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional
setiap warga Negara Indonesia?
Jawaban :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk Perjuangan Non Fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka mengahadapi segala
ancaman,hambatan,tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk
menjamin integritas, kelangsungan hidup bangsa dari Negara serta pencapaian
tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideology,
politik,ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap warga
Negara Indonesia dapat mengeliminir perngaruh tersebut.

Anda mungkin juga menyukai