PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inflasi dan deflasi?
2. Apa penyebab dari inflasi dan deflasi?
3. Bagaimana dampak inflasi dan deflasi?
4. Bagaimana cara mengatasi inflasi dan deflasi?
5. Apa pengaruh inflasi dan deflasi?
1. 3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari inflasi dan deflasi
2. Menjelaskan penyebab dari inflasi dan deflasi
3. Menjelaskan dampak inflasi dan deflasi
4. Menjelaskan cara mengatasi inflasi dan deflasi
5. Menjelaskan pengaruh inflasi dan deflasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 INFLASI
a. Pengertian Inflasi
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang
tetap atau konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut
diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana
arus barang harus mengalir dari hasil produksi perusahaan kepasar barang dan
bertemu dengan arus yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan rumah
tangga atau konsumen.
Pada keadaan seperti ini, harga akan tercipta. Jika arus uang dan arus
barang berada dalam keseimbangan, maka harga akan stabil, jumlah penawaran
sama dengan jumlah permintaan. begitu pula jumlah uang yang tersedia di
masyarakat. jika terjadi ketidak seimbangan antara penawaran dan permintan
barang, serta arus uang dan arus barang saat itulah yang dinamakan inflasi. Untuk
lebih tepatnya, pengertian inflasi adalah”suatu proses atau peristiwa dalam
perekonomian di akibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus uang
dan arus barang. ” Atau inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum
mengalami kenaikan secara terus menerus.
Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupun persentasi yang cukup
besar belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh
lanjutan. sebagai contoh, kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan
ataupun pada hari besar lainnya belum dapat dikatakan debagai inflasi karena
tidak mempunyai pengaruh lebih lanjut. kejadian seperti contoh diatas, di
istilahkan sebagai kenaikan tingkat harga dan setiap peristiwa yang cenderung
mendorong naiknya tingkat harga disebut sebagai gejolak inflasi. Sedangkan
tingkat persentase kenaikan tingkat harga dan beberapa indeks harga dari suatu
periode ke periode lain disebut dengan laju inflasi.
2
6. Terjadi pemberontakan
7. Pengenaan pajak pada konsumen
8. Kenaikan harga BBM
Sebab-sebab inflasi
b. Berdasarkan Penyebabnya
1) Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull Inflation) : Penyebab pertama
kali inflasi jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan total, (agregat
demand) sedangkan produksi berada pada keadaan kesempatan kerja
penuh (pull employment). apabila kesempatan kerja penuh tercapai,
maka pertambahan permintaan hanya akan menaikan harga, sedangkan
kenaikan jumlah produksi tidak dapat diusahakan lagi. inflasi jenis ini
disebut inflasi jenis murni. apabila kenaikan permintaan menyebabkan
terjadinya keseimbangan, GNP berada diatas GNP pada kesempatan
kerja penuh, maka terjadilah inflationari gap yang pada akhirnya akan
menimbulkan inflasi.
2) Inflasi Biaya (Cost Push Inflation) : Inflasi biaya ini terjadi karena
adanya penurunan dalam penawaran total(agregat supply) karena adanya
kenaikan biaya produksi. kenaikan biaya produksi menyebabkan adanya
3
kenaikan harga serta produksi akan turun. jika berjalan terus-menerus
maka akan terjadi cost push inflation.
d. Pengaruh Inflasi
4
mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang
mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya
pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya
dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat
inflasi.
2. Menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika
tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang
enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang.
Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
3. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai
uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur
atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai
uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
4. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi,
produsen akan temenyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada
akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara
waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
5
3. Kebijakan Non Moneter
Dapat ditempuh melalui cara berikut ;
Kebijakan upah
Kebijakan yang berkaitan dengan hasil produksi
Kebijakan penentuan harga dan indexing
1. Inflasi DKI Jakarta tahun 2018 mencapai 3,27%, sedangkan Indeks Harga
Konsumen mencapai 135,25
Inflasi adalah kenaikan harga-harga, diukur berdasarkan pertumbuhan dari
Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan tahun dasar dan periode yang sama.
Inflasi DKI Jakarta 2018 mencapai 3,27% atau melambat 0,45 poin dari tahun
sebelumnya. Inflasi tahun 2014 yang bernilai 8,95% merupakan inflasi
terbesar sejak 2009.
Mulai Januari 2014 menggunakan tahun dasar baru 2012 (2012 = 100), di
mana sebelumnya menggunakan tahun dasar 2007. IHK 2018 adalah 135,25.
Artinya, pada tahun 2018 telah mengalami inflasi sebesar 35,25% bila diukur dari
tahun 2012.
6
Gambar 2 Indeks Harga Konsumen Tahunan 2014-2018
2. 2 DEFLASI
A. Definisi Deflasi
Deflasi juga berkaitan dengan nilai tukar rupiah. Dengan deflasi, mata
uang kita mengalami apresiasi atau peningkatan. Dalam ilmu ekonomi, deflasi
diartikan sebagai suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai
uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Salah satu cara
menanggulangi deflasi adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga.
7
B. Penyebab Deflasi
1. Menurunnya persediaan uang di masyarakat;
2. Meningkatnya persediaan barang;
3. Menurunnya permintaan akan barang;
4. Naiknya permintaan akan uang.
C. Dampak Deflasi
1. Pengusaha-pengusaha kurang bernafsu untuk memproduksi barang karena
harga terus menurun.
2. Kesempatan kerja berkurang karena terjadi pemecatan buruh akibat
turunnya produksi barang
3. Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh Negara sehingga pendapatan Negara
berkurang.
4. Kegiatan perekonomian mundur.
5. Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat
dan akan menyebabkan depresi besar dan juga akan membuat pasar
Investasi (Saham) akan mengalami kekacauan, dikarenakan harga barang
mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda
belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan turun
lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan
pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
6. Banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis
tidak sanggup membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan
yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar
di masyarakat semakin berkurang.
7. Deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di
lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi
dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
8. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol
persen. Lalu diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
9. Deflasi yang terjadi akan menurunkan produksi suatu perusahaan karena
kurang permintaan dan lemahnya daya beli, sehingga berdampak pada
pengurangan produksi dan juga pengurangan jumlah tenaga kerja.
8
digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan tidak mungkin akan
mengalami kelumpuhan selamanya.
E. Pengaruh Deflasi
9
berinvestasi langsung dan ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai
mata uang akan menguat.
7. Deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka
mendepositokan uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti
yang tidak naik. Karena harga terus turun maka produsen cenderung
kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan kerja berkurang
karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga
pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan
mengalami kemunduran.
10
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang
tetap atau konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut
diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana
arus barang harus mengalir dari hasil produksi perusahaan kepasar barang dan
bertemu dengan arus yang berasal dari pembelanjaan pemerintah dan rumah
tangga atau konsumen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grapindi
Persada.
12