Anda di halaman 1dari 6

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Kode/ No : SOP- AKNT- 07.02.

02
NAZHATUT THULLAB SAMPANG Tanggal : 20 Februari 2018

Revisi : 2
SOP SARANA DAN PRASARANA
Halaman : 1-3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN NGT (NASO GASTRIC TUBE)

S.O.P
PEMASANGAN NGT (NASO GASTRIC TUBE)

Proses Penanggungjawab

Nama Jabatan Tandatangan

1. Perumusan Yaumil Akbar, S.Kep Ketua


Laboratorium

2. Pemeriksaan Susmawati, S. Kep., Ns. M. Kes Ketua LPM

3. Persetujuan Zairina, S.IP., MM Ketua STIKES

4. Penetapan Zairina, S.IP., MM Ketua STIKES

5. Pengendalia Yaumil Akbar, S.Kep Ketua


n Laboratorium

SOP Pemasanagan NGT


(Naso Gastric Tube)

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Pemasangan NGT (NasoGastric Tube)

1 Pengertian 1. NGT  adalah kepanjangan dari Naso Gastric Tube.  Alat ini adalah
alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang
plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.  Sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan
dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi
lambung.
2. Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa
yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung.
Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut
(berhubungan dengan perut).
3. Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi
lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan
makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny&Titler,2001).
      Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1) Dewasa ukurannya no 14-20
2) Anak-anak ukurannya no 8-16
3) Bayi ukuran no 5-7
2 Tujuan 1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang
mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau
nutrisi)
3. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak
sadar
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah
darah atau pendarahan pada lambung
5. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung
6. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
7. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan
kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan
dari general anaesthesia)
3 Indikasi 1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
4. pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
6. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus,
tumor mulut atau faring atau esofagus, dll
7. Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus
8. Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
4 Kontra 1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
Indikasi 2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
3. Pasien dengan trauma cervical
4. Pasien dengan fraktur facialis
5 Macam- 1. Selang NGT dari karet
macam NGT 2. Selang NGT dari bahan plastic
3. Selang NGT dari bahan silicon
6 Pengkajian 1. Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan selang
Fokus 2. Ukuran selang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3. Riwayat masalah sinus atau nasal
4. Distensi abdomen, nyeri atau mual
7 Persiapan 1. Ukuran NGT :
alat a.  no. 14-20 untuk ukuran dewasa
b.  no. 8-16 untuk anak-anak
c.   no.5-7 untuk bayi
2. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat
kondisi pasiennya
3. Handscoon bersih
4. Handuk kecil
5. Perlak
6. Bengkok
7. Jelli atau lubricant
8. spuit 50 cc – 100 cc
9. Stetoskop
10. Tongue spatel
11. Plaster
12. Pen light
13. Gunting
14. Klem
15. Baskom berisi air
8 Persiapan Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan,mengadakan pendekatan
pasien kepada pasien atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi.

9 Pelaksanaan Tahap Pra interaksi


1. Cek catatan medis dan perawatan.
2. Menyiapkan alat

Tahap Orientasi dan Langkh-langkah


1. Memberi salam pada pasien
2. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas
termasuk plester 3 untuk tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga
ukuran selang NGT
3. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT
dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT
tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan dan Memkai Schort.
4. Menutup sampiran (kalau perlu).
5. Memakai Masker jika diperlukan
6. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara
etika perawat saat memasang NGT berada di sebelah kanan pasien
7. Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
8. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan
bernapas secara normal dengan menutup salah satu hidung. 
Kemudia ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien sadar)
9. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper
ekstensi
10. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau
pasien muntah
11. Letakkan bengkok di dekat pasien
12. Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan
metode:
1.    Metode tradisional
Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian
bawah, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoideus
2.   Metode Hanson:
Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan
pengukuran dengan metode tradisional.  Selang yang akan
dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda
tradisional
13. Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang
yang akan dimasukkan
14. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
15. Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan
instruksikan pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi
16. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis
suruh pasien untuk menelan dan posisikan kepala pasien fleksi,
setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah benar-benar
masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali
selang dan pasang lagi
17. Jika sudah masuk periksa NGT dengan cara:
a. Masukan ujung NGT kedalambaskom yang berisi air,jika tidak
ada gelembung Maka NGT sudah masuk kedalam lambung.
b. memasukkan udara sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian
dengarkan dengan stetoskop, bila ada suara udara berarti sudah
benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang
di masukkan tadi
c. Lakukan aspirasi apakah keluar cairan pada selang.
18. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang
teraspirasi
19. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi
di leher. Jangan lupa mengklem ujung selang supaya udara tidak
masuk
20. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
21. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau
keluarga.
22. Cuci tangan
23. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
24. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai
waktu harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.
25. Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT
1. Siapakan spuit besar ukuran 50 cc
2. Siapakan makanan cairnnya ( susu, jus)
3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
4. Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT
supaya tidak kemasukan udara dengan mengklem.
5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi
spuit harus diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk
ke lambung.
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa
menambah tekanan lambung, biarkan makanan mengalir
mengikuti gaya gravitasi
7. Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50
cc maka bisa dilakukan 4 kali .
8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan
lupa mencuci dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT
dengan air supaya sisa-sisa makanan tidak mengendap di selang
karena bisa mengundang bakteri.
9. Jika sudah rapikan peralatan

Tahap Terminasi
1. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan

Ketepatan Waktu
a. Dilakukan dengan cepat dan tepat
b. Bekerja dengan sistematis dan tanpa bantuan

Tahap Evaluasi
1. Untuk Pasien
- Perasat dilakukan dengan cepat dan tepat.
- Pasien tidak kelelahan
- Tujuan NGT tercapai
- Pasien merasa nyaman
2. Untuk Perawat
- Penampilan sopan dan tegas
- Sikap kerja sopan dan tertib
- Tidak ceroboh
- Melakukan komunikasi dengan baik
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat respon klien setelah NGT
2. Mencatat kondisi pada pasien
3. Mencatat tanggal dan waktu tindakan NGT

10 Referensi Smeltzer & Bare, Brenda G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.

B. KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
 Sondenya tersumbat.
 Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde
dengan plester di sayap hidung.
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
 Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat.
 Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih
 Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
 Yang menyerupai jerat
 Yang menyerupai simpul
 Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
 Hal ini dapat langsung menyebabkan diare
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
Catatan :
 Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk
atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
 High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
 Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
 Low  Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat

Anda mungkin juga menyukai