02
NAZHATUT THULLAB SAMPANG Tanggal : 20 Februari 2018
Revisi : 2
SOP SARANA DAN PRASARANA
Halaman : 1-3
S.O.P
PEMASANGAN NGT (NASO GASTRIC TUBE)
Proses Penanggungjawab
1 Pengertian 1. NGT adalah kepanjangan dari Naso Gastric Tube. Alat ini adalah
alat yang digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang
plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. Sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan
dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi
lambung.
2. Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa
yunani. Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung.
Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya perut gendut
(berhubungan dengan perut).
3. Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi
lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan
makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.
(Metheny&Titler,2001).
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1) Dewasa ukurannya no 14-20
2) Anak-anak ukurannya no 8-16
3) Bayi ukuran no 5-7
2 Tujuan 1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang
mengalami kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau
nutrisi)
3. Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada pasien tidak
sadar
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah
darah atau pendarahan pada lambung
5. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa
subtansi isi lambung
6. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia
7. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang
melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan
kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan
dari general anaesthesia)
3 Indikasi 1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
4. pasien yang muntah darah
5. Pasien Pra atau Post operasi esophagus atau mulut
6. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus,
tumor mulut atau faring atau esofagus, dll
7. Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus
8. Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
4 Kontra 1. Pada pasien yang memliki tumor di rongga hidung atau esophagus
Indikasi 2. Pasien yang mengalami cidera serebrospinal
3. Pasien dengan trauma cervical
4. Pasien dengan fraktur facialis
5 Macam- 1. Selang NGT dari karet
macam NGT 2. Selang NGT dari bahan plastic
3. Selang NGT dari bahan silicon
6 Pengkajian 1. Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan selang
Fokus 2. Ukuran selang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3. Riwayat masalah sinus atau nasal
4. Distensi abdomen, nyeri atau mual
7 Persiapan 1. Ukuran NGT :
alat a. no. 14-20 untuk ukuran dewasa
b. no. 8-16 untuk anak-anak
c. no.5-7 untuk bayi
2. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat
kondisi pasiennya
3. Handscoon bersih
4. Handuk kecil
5. Perlak
6. Bengkok
7. Jelli atau lubricant
8. spuit 50 cc – 100 cc
9. Stetoskop
10. Tongue spatel
11. Plaster
12. Pen light
13. Gunting
14. Klem
15. Baskom berisi air
8 Persiapan Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan,mengadakan pendekatan
pasien kepada pasien atau keluarga dengan memberikan penjelasan tentang
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi.
Tahap Terminasi
1. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
Ketepatan Waktu
a. Dilakukan dengan cepat dan tepat
b. Bekerja dengan sistematis dan tanpa bantuan
Tahap Evaluasi
1. Untuk Pasien
- Perasat dilakukan dengan cepat dan tepat.
- Pasien tidak kelelahan
- Tujuan NGT tercapai
- Pasien merasa nyaman
2. Untuk Perawat
- Penampilan sopan dan tegas
- Sikap kerja sopan dan tertib
- Tidak ceroboh
- Melakukan komunikasi dengan baik
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat respon klien setelah NGT
2. Mencatat kondisi pada pasien
3. Mencatat tanggal dan waktu tindakan NGT
10 Referensi Smeltzer & Bare, Brenda G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
B. KOMPLIKASI
1. Komplikasi mekanis
Sondenya tersumbat.
Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde
dengan plester di sayap hidung.
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat.
Kecepatan aliran nutrisi enteral terlalu tinggih
Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung tidak sempurna.
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
Yang menyerupai jerat
Yang menyerupai simpul
Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
Hal ini dapat langsung menyebabkan diare
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi
Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat ) , lutut boleh ditekuk
atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :
High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 – 90 derajat
Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 – 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat