Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

(MONITORING & EVALUASI )

DISUSUN
OLEH

KELOMPOK 1
1. SRI WAHYUNI (1810009)
2. FANI FAJRIANI (1810028)
3. CHINTYA AYUNI M (1810052)
4. LEBRINA UNITLY (1810033)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIK TAMALATEA MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Monitoring dan Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam
rangka pengendalian suatu program. Meskipun merupakan satu kesatuan
kegiatan, Monitoring dan Evaluasi memiliki fokus yang berbeda satu sama
lain.

Perencanaan, monitoring (dan pengendalian) dan evaluasi merupakan


kegiatan yang berkaitan. Berdasarkan perencanaan yang telah disusun,serta
lokakarya mini Puskesmas, pelaksanaan kegiatan perlu dimonitor dan
dikendalikan agar selalu disiplin mengikuti rencana yang telah ditetapkan
serta keputusan-keputusan dalam lokakarya mini. Perlu pula dilakukan
monitoring terhadap perubahan lingkungan organisasi yang mungkin dapat
mendasari perlunya dilakukan koreksi atau penyesuaian terhadap kegiatan
yang sedang dilaksanakan (seperti misal pemotongan anggaran, adanya
perubahan pola penyakit akibat terjadinya wabah, adanya bencana alam,
diberlakukanya aturan perundangan yang baru dsb).Hasil monitoring dan
pengendalian harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas, lengkap dan
mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai
staf pelaksana/ pendukung) sehingga dapat dipakai untuk melakukan koreksi
(bila diperlukan) atau penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning.
Monitoring dan pengendalian dilakukan terhadap kegiatan program atau
pelayanan kesehatan yang sedang berjalan, sehingga koreksi (bia ditemukan
penyimpangan) dapat dilaksanakan segera saat itu untuk lebih dapat
menjamin pencapaian tujuan Puskesmas atau tujuan yang telah disesuaikan.

Evaluasi perlu dilakukan terhadap setiap fungsi manajemen yang


dilakukan, mulai dari perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian, serta
pengawasan. Selain itu evaluasi juga perlu dilakukan pada setiap tahap dalam

2
proses manajemen, mulai dari input, proses, output, outcome dan dampak.
kegiatan/program, Tidak kalah pentingnya evaluasi juga harus dilakukan
pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan atau target suatu
program atau kegiatan pelayanan.

Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap


kegiatan atau program pelayanan yang sedang berjalan, juga digunakan untuk
melakukan perencanaan pengembangan program dan kegiatan di waktu
mendatang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan monitoring?
2. Apa tujuan dilakukannya monitoring?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
4. Apa tujuan dilakukannya evaluasi?
5. Apa fungsi dilakukannya evaluasi?
6. Apa saja tipe-tipe evaluasi?
7. Bagaimana tahapan proses evaluasi?
8. Apa kegunaan dan pentingnya evaluasi?
9. Bagaimana langkah-langkah monitoring dan evaluasi?
10. Bagamana merancang proses evaluasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian monitoring.
2. Untuk mengetahui tujuan monitoring.
3. Untuk mengetahui pengertian evaluasi.
4. Untuk mengetahui tujuan evaluasi.
5. Untuk mengetahui fungsi evaluasi.
6. Untuk mengetahui tipe-tipe evaluasi.
7. Untuk mengetahui tahapan proses evaluasi.
8. Untuk mengetahui kegunaan dan pentingnya evaluasi.
9. Untuk mengetahui langkah-langkah monitoring dan evaluasi.
10. Untuk mengetahui bagaimana merancang proses evaluasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Monitoring
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan
pelaksanaanya secara mantap, teratur dan terus menerus dengan cara
mendengar, melihat dan mengamati dan mencatat keadaan serta
perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk
mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana
telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah
dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO).
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu
program yang dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus
(Suherman, dkk.1988).
Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang
mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang
bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian
kinerja dari waktu ke waktu serta pencapaian hasil yang diharapkan kepada
manajer dan stakeholders.
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan
atau diharapkan dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Monitoring meliputi kegiatan pengumpulan dan analisis data
tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program atau kegiatan dan
memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Monitoring Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring
sebenarnya lebih ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan
kegiatan serta adanya perubahan lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan
memberikan umpan balik, apakah kegiatan dapat berjalan semestinya, ataukah

4
terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan, atau bahkan
perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan
lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen,
mulai dari penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan
koreksi dan/ atau penyesuaian.Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai
pengendalian, sehingga sering pengendalian tidak dapat dipisahkan atau
bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu sendiri. Monitoring dan
pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga disebut
sebagai on-going evaluation atau former evaluation.
Fungsi monitoring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang
berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan
tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya. Bila
kemudian tindakan koreksi dilakukan maka fungsi pengendalian akan
terlaksana secara lengkap.
Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah dapat
dijadikan sebagai informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh
manajer/stake holder (Pimpinan Puskesmas) untuk dasar pengambilan
keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan yang sedang berjalan
maupun kegiatan yang akan datang.
B. Tujuan monitoring
1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi,
prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait,
baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.

5
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan
dari waktu ke waktu.
5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin
pencapaian hasil/tujuan yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam
penggunaan sumberdaya. Adapun tujuan yang lain dari pelaksanaan
monitoring dan pengendalian adalah:

 Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat


terlaksana dengan baik atau tidak baik,,apa penyebab yang
mempengaruhinya serta bagaimana koreksi dapat dilakukan.
 Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen
program, untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka
ekstensi/ekspansi dan replikasi.
 Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
 Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
 Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders
dapat menyebutkan hasil dan kualitas program.
 Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.

C. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji
secara sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari
program yang sedang berjalan atau program yang telah selesai. Evaluasi
dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan spesifik, yang akan
dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau manajer, serta untuk
menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu
program adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan
mengapa. Evaluasi biasanya bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah
suatu program itu relevan, dirancang dengan baik, efisien, efektif, memberi

6
dampak positif, dan dapat berkesinambungan (sustain), atau bahkan
dikembangkan.
Ada juga yang mengatakan bahwa arti evaluasi adalah suatu kegiatan
mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode, manusia,
peralatan), dimana informasi tersebut akan dipakai untuk menentukan
alternatif terbaik dalam membuat keputusan.
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia
sehingga meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup
individu, kelompok, maupun lingkungan kerja.

Agar lebih memahami apa itu evaluasi, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini;

1. Anne Anastasi

Menurut Anne Anastasi (1978), arti evaluasi adalah proses


sistematis untuk menentukan sejauh mana tujuan instruksional
dicapai oleh seseorang. Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai
sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan
yang jelas.

2. Sajekti Rusi
Menurut Sajekti Rusi (1988), pengertian evaluasi adalah proses
menilai sesuatu, yang mencakup deskripsi tingkah laku siswa baik
secara kuantitatif (pengukuran) maupun kualitatif (penilaian).
3. Suharsimi Arikunto
Menurut Suharsimi Arikunto (2003), arti evaluasi adalah
serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu program pendidikan.
4. A.D Rooijakkers
Menurut A.D Rooijakkers, pengertian evaluasi adalah suatu usaha
atau proses dalam menentukan nilai-nilai. Secara khusus evaluasi

7
atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai
berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
5. Norman E. Gronlund
Menurut Norman E. Gronlund (1976), pengertian evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai siswa
6. Abdul Basir
Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi adalah proses
pengumpulan data yang deskriptif, informative, prediktif,
dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk menentukan
kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
7. William A. Mehrens dan Irlin J. Lehmann
Menurut William A.Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1978),
pengertian evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
D. Tujuan Evaluasi
Tujuan utama evaluasi adalah:
1. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan,
strategi dan pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi
program yang sedang berjalan maupun intervensi di masa mendatang.

8
2. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan.

E. Fungsi Evaluasi
Kegiatan evaluasi memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi pihak
yang melakukan evaluasi maupun pihak yang dievaluasi. Adapun
beberapa fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Selektif
Fungsi selektif adalah fungsi yang dapat menyeleksi seseorang
apakah memiliki komptensi yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Misalnya; menentukan seseorang diterima kerja atau
tidak, menentukan seseorang naik jabatan atau tidak, dan lainnya.
2. Fungsi Diagnosa

9
Fungsi diagnosa bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan seseorang dalam bidang kompetensi tertentu. Misalnya
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan seorang siswa dalam
bidang studi yang didapatkannya di sekolah.
3. Fungsi Penempatan
Fungsi penempatan bertujuan untuk mengetahui di mana posisi
terbaik seseorang dalam suatu bidang tertentu. Misalnya untuk
mengetahui posisi terbaik seorang karyawan sesuai dengan
bidangnya di dalam suatu perusahaan.
4. Fungsi Pengukuran Keberhasilan
5. Dalam hal ini, evaluasi berfungsi untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu program, termasuk metode yang dipakai,
penggunaan sarana, dan pencapaian tujuan.
F. Tipe-tipe Evaluasi
8. Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program:
 Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum
dilaksanakan (feedforward evaluation)
 Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses
pelaksanaan kegiatan (Concurrent Evaluation)
 Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut
sebagai evaluasi akhir kegiatan/ program (feedback evaluation)
9. Menurut criteria kegiatan/ program
 Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan
dalam kegiatan/ program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM,
dana, tehnologi, procedure, dll
 Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan,
missal ketaatan waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau
procedure, hambatan2 yang ditemukan dll
 Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti
cakupan program, kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll

10
 Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari
pencapaian output, misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya
kasus komplikasi pada kehamilan dan persalinan dll
 Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau
tercapainya outcome, misalnya tingkat kesehatan penduduk
meningkat, turunnya KI dan AKB dst.
G. Tahapan Proses Evaluasi
Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu:
1. Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan,
biasanya sudah dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan
standar.Indikator adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu
satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai
kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada umumnya penetapan indicator dan
standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan proses perencanaan.
Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai
standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target
cakupan sasaran, target penurunan AKI dan AKB, Pencapaian standar
kualitas ANC dll. Tiga bentuk standar yang sering dipakai adalah:
 Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan,
kepuasan pelanggan dll
 Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran
program/kegiatan. Standar biaya pemulihan balita gizi buruk, standar
biaya ANC dll
 Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan
tertentu atau untuk pencapaian tujuan tertentu.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan
meningkatkan kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut
dapat dipakai sebagai penuntun tahap ini, yaitu:

11
 Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus
dilakukan, missal sekali, bulanan, tahunan dll
 Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan,
menginpeksi visual (pengamatan), menghitung, menimbang dll
 Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ? manajer saja
atau tim evaluasi dsb
 Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat
diolah dan dianalisa, dengan biaya yang “relative” murah
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel)
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus
dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa
cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan atau hasil pelaksanaan
kegiatan adalah:
 Pengamatan (observasi)
 Laporan baik lisan maupun tertulis
 Mertode-metode otomatis
 Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang,
mengukur waktu dll
 Penelitian atau survai sampel
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil
pengukuran (pealaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata
dengan yang direncanakan atau dengan standar yang ditetapkan.
Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada
saat menginterprestasi adanya penyimpangan.Titik kritis yang penting
lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi,
yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi
(koreksi), merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab

12
penyimpangan serta melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan
koreksi mungkin berupa:
 Mengubah standar: memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam
pelaksanaan kegiatan
 Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
 Menambah sarana dan prasarana kegiatan
 Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll
H. Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi
Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiat an
yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncana kan atau
ditetapkan. Selain itu juga untuk mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan
adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:
 Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak
berhasil:
 Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan
manajemen program.
 Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka
ekstensi/ekspansi dan replikasi.
 Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil.
 Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
 Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program
 Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.
I. Langkah-langkah monitoring dan Evaluasi
Langkah utama monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan
program/ kegiatan. Standar biasa mencakup semua input yang digunakan
(dana, meteri/bahan, cara atau metode, SDM, Prosedur, Tehnologi dll).

13
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan) dari
pelaksanaan kegiatan/ proses kegiatan yang dipilih untuk dibandingkan
dengan standar/indikator (baik kualitatif maupun kuantitatif) yang telah
ditentukan.
3. Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk
pengkajian pengaruh lingkungan tersebut terhadap kegiatan yang sedang
dilaksanakan.
4. Pengolahan, analisis data dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan
(termasuk perubahan lingkungan) diolah dan dianalisis untuk membuat
penilaian dan kesimpulan tentang proses pelaksanaan kegiatan. Hasil
analisis dan kesimpulan akan digunakan lebih lanjut untuk perumusan
rekomendasi tindak lanjut.
5. Pengambil keputusan melakukan tindakan (termasuk koreksi dn
penyesesuai kegiatan, maupun perencanaan ulang).
6. Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut
kepada pihak yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan proses
pengambilan keputusan lebih lanjut.

Pengendalian berbeda dengan monitoring hanya pada kewenangan dari


manajer untuk langsung melakukan intervensi ketika hasil monitoring tidak

14
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian adalah
kegiatan monitoring ditambah dengan tindakan intervensi yang dilakukan
oleh manajer (pengendali/ superisor/ pelaksana monitoring).

Monitoring, pengendalian dan evaluasi merupakan alat manajemen untuk


memberikan informasi kepada pengambil keputusan dan menunjukkan
akuntabilatas program atau kegiatan. Evaluasi bukan pengganti monitoring
dan pengendalian, demikian sebaliknya monitoring dan pengendalian tidak
bisa menggantikan evaluasi. Data yang dihasilkan secara sistematis pada
waktu kegiatan monitoring sangat menentukan keberhasilan evaluasi.

J. Merancang Proses Evaluasi


Mengacu kepada William H Newman, prosedur perancangan evaluasi
terdiri dari 5 langkah dasar, yaitu:
1. Merumuskan hasil yang diinginkan. menajer harus merumuskan hasil
yang akan dicapai dengan sejelas mungkin. Misalnya meningkatkan
kualitas ANC sesuai standar mutu Depkes RI, Menurunkan angka
kematian ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun, Meningkatkan cakupan
pelayanan ibu hamil risti hingga 100 % selama 3 tahun, Rujukan kasus
balita gizi buruk mencapai 100 % pada setiap tahunnya, SOP penangan
kegawat daruratan ibu bersalin yang ditetapkan secara rinci dan jelas dll.
Agar dapat dengan mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan
tujuan/sasaran kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu Spesifik,
Measurable, Apropriate, Realistik dan Timebound. Selain itu hasil yang
diinginkan harus dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab
2. Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar
manajer dapat mengatasi atau memperbaiki adanya
penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir berkaitan dengan perencanaan
kegiatan dan pengembangannya di masa datang.Tugas penting manajer
adalah merancang program eva luasi untuk menemukan sejumlah
indicator yang terpercaya sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi

15
sehingga perlu tindakan koreksi. Beberapa hal yang dapat membantu
manajer memperkirakan apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak
adalah:
a. Pengukuran masukan/input
b. Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
c. Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab
d. Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan
lingkungan)
e. Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program.
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah
pelaksanaan suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang
ditetapkan serta seberapa besarkah penyimpangan terjadi, sehingga focus
perhatian manajer terhadap kejadian penyimpangan menjadi tepat
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. Langkah berikutnya
adalah menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi
penunjuk (indicator) dan memandingkan nya dengan standar. Jejaring
informasi dibangun mulai dari siapa mengumpulkan data, mengukur
kegiatan, siapa mengolah dan menganalisis data menjadi informasi hasil
evaluasi, bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan
dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejaring informasi
dianggap baik bila tidak hanya keatas tetapi juga kesamping dan
kebawah, yaitu kepada siapa yang akan melaksanakan tindakan koreksi.
Pengambil keputusan tentang koreksi dilakukan oleh manajer atas tetapi
pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring informasi harus cukup
efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada
personalia/petugas kunci yang memerlukannya.
5. Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi
Menilai informasi dan mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau
perbaikan.Setelah hasil evaluasi diperoleh maka dibandingkan dengan
standard dan penentuan apakah koreksi/ intervensi perlu dilakukan.
Informasi tentang temuan penyimpangan dari standar harus dievaluasi

16
terlebih dahulu, sebelum tindakan koreksi alternative dikembangkan,
dievaluasi/dinilai dan diimplementasikan.
Perancangan proses evaluasi pada program pokok Puskesmas Kegiatan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas sering terlalu banyak
sehingga dalam kebutuhan tertentu, evaluasi dilakukan pada program pokok
Puskesmas, yaitu upaya kesehatan wajib seperti yang dimaksud oleh
Permenkes RI No. 128 tahun 2004, seperti Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Program Pemberantasan Penyakit (P2), Program Gizi, Kesehatan
Lingkungan dll.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk
mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana
telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah
dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program (UNESCO) .
Fungsi monitoring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang
berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi untuk melakukan
tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya.
Tujuan monitoring adalah untuk menjamin agar kegiatan program dapat
dilaksanakan sesuai rencana dan dapat disesuaikan dengan perubahan
lingkungan organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara
sistematis dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang
sedang berjalan atau program yang telah selesai. Tujuan evaluasi adalah
memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan,
strategi dan pelaksanaan program berkait dengan intervensi program yang
sedang berjalan maupun di masa mendatang. Tipe-tipe evaluasi menurut
tahapan pelaksanaan kegiatan/ program yaitu pada perencanaan (feedforward
evaluation), kegiatan yang sedang berjalan/ proses pelaksanaan kegiatan
(Concurrent Evaluation) dan setelah kegiatan selesai dilaksanakan (feedback
evaluation). Kegunaan dan pentingnya evaluasi adalah untuk menjamin agar
kegiatan yang dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai monitoring dan evaluasi
dalam program pemberdayaan. Serta bermanfaat bagi institusi/bidan sebagai
bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan pelayanan
asuhan kebidanan.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.2009.Promosi Kesehatan


Komitmen Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi Menuju Rakyat
Sehat.FKM.UI.Jakarta
Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi kesehatan. Jakarta : EGC
Cronk,Mary,dkk.1989. Community Midwifery.Jordan Hill,Oxford : Athenaeum
press Ltd
http://tngciremai.com/2013/05/monev-pemberdayaan-masyarakat-tahun-2012-
part-i/.
http://semuelslusi.blogspot.co.id/2015/03/monitoring-dan-evaluasi.html?m=1.

20

Anda mungkin juga menyukai