Anda di halaman 1dari 10

ddnya gangguan cemas menyeluruh dan gangguan cemas panik LAPORAN KASUS

GANGGUAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA


Yaslinda Yaunin

Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RSUP Dr. M. Djamil


email : linda_yns@yahoo.co.id

Abstrak
Serangan Panik ditandai dengan gejala anxietas yang berat seperti:
berdebar-debar, nyeri dada, sesak nafas, tremor, pusing, merasa dingin atau panas,
ada depersonalisasi atau derealisasi, gejala mencapai puncaknya dalam 10 menit.
Gangguan Panik merupakan serangan panik yang berulang-ulang dengan onset
cepat dan durasi sangat singkat. Karena adanya keluhan fisik berat pada waktu
serangan, pasien menjadi ketakutan mereka akan mendapat serangan jantung,
stroke dan lain-lain. Kadang pasien berfikir mereka akan kehilangan kontrol atau
menjadi gila. Lama-lama pasien akan menghindari tempat-tempat atau situasi
serangan paniknya pernah terjadi terutama tempat kegiatan sosial atau tempat
yang susah untuk menyelamatkan diri, hal ini dianggap sebagai penyebab
terjadinya Agorafobia. Gangguan Panik bisa disebabkan faktor biologik,genetik
atau psikososial. Penatalaksanaan sebaiknya kombinasi Psikofarmaka dan
Psikoterapi. Pada kasus ini seorang wanita 26 tahun datang dengan keluhan
seperti serangan panik berulang sejak 6 bulan sebelumnya, yang tidak mendapat
pengobatan adekuat sehingga jatuh menjadi Gangguan Panik dengan Agorafobia.
Kalau dilihat etilogi sesuai teori psikososial: pasien ini mengalami cukup banyak
trauma pada masa anak yaitu dengan perceraian orangtua, hidup penuh stresor
bersama tante serta ibu tiri pada masa-masa sekolah. Ketika tinggal bersama ibu
kandung pasien sering menyaksikan pertengkaran ibu dan bapak tirinya. Dengan
pemberian Psikofarmaka yang dikombinasi dengan Psikoterapi memberi hasil
yang cukup baik.
Kata kunci: Serangan Panik,Gangguan Panik, Agorafobia

Abstract
Panic Attack is characterized by severe anxiety symptoms: palpitation,
chest pain, dyspnoe, tremor, dizziness, chills or hot, depersonalization or
derealization, the symptoms reached a peak within 10 minutes. Panic Disorder is
several time got Panic Att.ack with rapid onset and short very duration. Because
of the physical symptoms during the attack, patient become afraid that they will
have heart attack, become stroke etc.Sometimes patient think they will loss
control or be crazy. By the time patient will avoid the place and situation their
panic attack have occured, especially social activities or the place which escape
would be formidable is thought to cause the Agoraphobia. Etilogy of Panic
Disorder can be biological factors, genetic or psychosocial factors. The most
effective treatments are combine pharmacotherapy and psychoterapy.In this case
report a 26 years woman come with chief complain like panic attack many time
since 6 moths before, cause of not get adequate treatment patient become Panic
234
Disorder with Agoraphobia. From etiology we consider psychosocial factors:
patient had many psychosocial trauma since she was a child that is divorced of her
parent, live with her auntie and step mother full with stressor during her
schooltime, When she live with her mother, she often face the disharmony of her
mother and her step father. With the combination of pharmacotherapy and
psychotearpy give good result.
Key word : Panic Attack, Panic Disorder. Agoraphobia.

235
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 236

PENDAHULUAN cemas-cemas sejak satu tahun sebelum-


Panik berasal dari kata Pan yaitu nya. Keadaan makin parah enam bulan
nama Dewa Yunani yang tinggal diper- kemudian dengan gejala: pasien mulai
gunungan dan hutan serta mempunyai tidak berani keluar rumah karena takut
tingkahlaku yang sulit diramalkan. pingsan, takut mati dan takut menjadi
Riwayat Gangguan Panik ini berasal gila, serta takut ditinggal sendirian.
dari konsep yang dikemukakan oleh
Jacob Mendes DaCosta (1833-1900) Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:
gejala-gejala seperti serangan jantung Sejak satu tahun sebelumnya pasien
yang ditemukan pada tentara-prajurit mulai merasa khawatir berlebihan,
Perang Saudara Amerika. Gejala mudah cemas. Beberapa bulan kemu-
DaCosta meliputi gejala psikologik dan dian dirasakan makin berat karena
somatik.(1) kadang-kadang nafas terasa sesak, nyeri
Istilah Agorafobia pertama kali dada, jantung berdebar-debar cepat,
dipakai tahun 1871 untuk meng- sering kesemutan, keringat banyak.
gambarkan kondisi pasien yang takur Lama-lama pasien berfikir akan men-
pergi ketempat-tempat umum sendirian. derita sakit jantung, sehingga cemasnya
Berasal dari bahasa Yunani : Agora dan makin sering datang. Pasien berobat ke
Phobos yang berarti takut terhadap RS tempat suami bekerja, dokter
situasi/suasana pasar.(1) mengatakan kondisi fisiknya baik,
Prevalensi hidup Gangguan pasien disarankan untuk lebih rileks dan
Panik kira-kira 1-4% populasi, sedang- santai saja serta diberi beberapa obat.
kan Serangan Panik sekitar 3-6%. Enam bulan berikutnya cemas-cemas
Wanita 2-3 kali lebih banyak menderita belum juga hilang, nafsu makan
gangguan ini dibanding laki-laki. menurun, ada mual, tidur kurang,
Prevalensi Agorafobia kira-kira 2-6%.(1- bahkan perasaan takut makin mening-
4)
kat, pasien takut kehilangan kontrol
Gangguan Panik bisa terjadi dirinya, takut pingsan karena sesak
kapan saja sepanjang hidup,onset nafas berulang, dan takut menjadi gila.
tertinggi usia 20-an, ditandai dengan Karena gejala ini pasien tidak mau
perasaan serangan cemas tiba-tiba dan keluar rumah, tidak berani lagi kepasar
terus menerus,sesak nafas, disertai dan tidak berani mengantar anaknya
perasaan akan datangnya bahaya, serta kesekolah.Tidur dirasakan kurang, bah-
ketakutan akan kehilangan kontrol kan sering mimpi-mimpi buruk tentang
atau menjadi gila. Bila tidak diobati masa lalunya. Makan juga kurang,
beresiko terjadinya ide bunuh diri dan pasien merasakan berat badannya turun.
percobaan bunuh diri. Penatalaksanaan Akibat gejalanya ini pasien tidak lagi
yang tepat kombinasi farmakoterapi bisa menjalankan tugasnya mengurus
dengan psikoterapi akan memberikan rumah tangganya serta mengantar anak
hasil yang lebih baik.(1,3,4) kesekolah.

KASUS Riwayat Premorbid: Pasien bersaudara


Seorang wanita, Nyonya HN (26 3 orang (2 perempuan dan 1 laki-laki,
tahun) dirujuk oleh dokter dari salah pasien merupakan anak tertua) berasal
satu rumah sakit swasta di kota Padang dari keluarga yang “broken home”, di-
pada tanggal 1 Juni 2009 dengan mana pada waktu pasien klas IV SD
keluhan utama : jantung berdebar- kedua orangtua bercerai dan selanjutnya
debar, perasaan gelisah, takut-takut, pasien dibesarkan oleh tantenya,
Yaslinda Yaunin, GANGGUAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA 237

sedangkan kedua adiknya ikut ibu yang normal, abdomen dan ekstremitas juga
menikah lagi dan tinggal dikota R dan dalam batas normal. Tidak ditemukan
ayahnya juga menikah kembali dan kelainan neurologis.
tingal dikota P. Tantenya membesarkan
dengan disiplin yang cukup keras dan Status Mental:
beban pekerjaan rumah tangga yang Kontak psikis dapat dilakukan ,cukup
cukup berat bagi anak seusianya yaitu wajar dan lama. Bicara cukup jelas,
pagi harus membantu tante memasak, sekali-kali tertahan ketika pasien beru-
mencuci pakaian dan piring. Kadang saha mengendalikan emosinya. per-
tidak diizinkan pergi sekolah kalau hatian cukup. Orientasi baik, afek
pekerjaan rumah tangga belum selesai. hipotim, emosi labil, arus emosi cepat.
Pasien merasakan tekanan mental yang Pasien menguraikan riwayat perjalanan
berat selama berada dalam asuhan masa lalunya dengan emosi yang sangat
tantenya. Karena tidak tahan hidup labil : sedih, sekali-kali berusaha
bersama tantenya maka pada waktu menahan isak tangisnya. Ansietas ada–
pasien telah duduk di klas II SMP banyak. Proses fikir cepat, jelas dan
pasien lari kerumah ayahnya dan hidup tajam. Diskriminatif insight derajat lima
bersama ayah dan ibu tirinya.Selama (pasien menyadari ketakutan tidak
hidup bersama ibu tiri pasien juga wajar, tapi tidak bisa melepaskan diri
sering dimarahi, bahkan ibu tiri kadang dari keadaan tersebut). Tidak ditemukan
memukul pasien bila tidak melak- gangguan persepsi dan isi fikiran,
sanakan perintahnya. Ibu tiri juga psikomotor aktif, hubungan dengan
sering menghasut ayahnya, sehingga realita masih cukup baik
pasien dimarahi ayahnya. Akhirnya
pada waktu klas II SMA ibunya pindah Penatalaksanaan:
ke kota P dan sejak itu pasien tinggal Pasien datang dalam kondisi gangguan
bersama ibu dan ayah tirinya. Kehi- psikis yang cukup berat maka pada
dupan bersama ibu memang lebih baik tahap awal diberikan psikofaramaka
(tidak sering dimarahi), tapi pasien yaitu Alprazolam 2 x 0,5 mg, serta
sering menyaksikan pertengkaran ibu roborontia. Seminggu berikutnya pasien
dan bapak tirinya. Pasien menikah pada kontrol: takut masih ada, tidur kurang,
usia muda yaitu setelah tamat SMA makan kurang. Terapi: Alprazolam 2 x
dengan pria pilihan bapaknya dan 0,5mg, ditambah fluoxetine 1 x 20 mg
pasien juga mencintainya. (pagi hari) dan roborontia. Dua minggu
berikutnya pasien mulai bisa tidur
Riwayat Perkawinan dan Status nyenyak dan nafsu makan juga mem-
Ekonomi: baik. Pada minggu keempat mulai
Pasien menikah dan mempunyai dua diberikan Psikoterapi dalam bentuk
anak perempuan, anak pertama sudah Psikoterapi Kognitif Perilaku. Terapi
sekolah Taman Kanak-Kanak. Pasien dilanjutkan sampai minggu ke 8
merasakan rumahtangganya cukup har- sesudah datang pertama, pasien merasa-
monis, dan ekonomi juga mencukupi. kan takut dan cemas sudah sangat
sedikit,berdebar-debar tidak ada lagi,
Status Internus dan Neurologis: makan serta tidur dirasakan cukup dan
Kesadaran komposmentis kooperatif, pasien mengaku sudah berani keluar
Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi rumah, tapi untuk pergi kepasar belum
88x/menit, nafas 24x/menit, suhu sanggup dilakukannya. Minggu ke12
afebris, paru dan jantung dalam batas pasien sudah mulai berani kepasar
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 238

dengan ditemani suaminnya, Terapi TINJAUAN KEPUSTAKAAN


dilanjutkan dengan menurunkan dosis GANGGUAN PANIK DENGAN
Alprazolam pagi hari menjadi : 0,25mg AGORAFOBIA
– 0 – 0,5mg dan Psikoterapi dilanjutkan Gangguan Panik (Panic
terus. Minggu ke 16 kondisi pasien Disorder) adalah satu perasaan
menurun lagi karena anak tertuanya serangan cemas mendadak dan terus
sakit Typhus sampai harus dirawat di menerus disertai perasaan perasaan
RS. Mengeluh sering pusing, sakit akan datangnya bahaya / bencana, di-
kepala dan susah tidur. Cemas dan takut tandai dengan ketakutan yang hebat
muncul lagi, pasien khawatir hal secara tiba-tiba. Gangguan Panik dise-
terburuk terjadi pada anaknya. Terapi but juga Anxietas Paroksismal Epi-
Alprazolam dinaikkan lagi menjadi 2 x sodik.(1,3,5,6)
0,5mg, Fluoxetine tetap 1 x 20mg, serta Agorafobia merupakan jenis
roborontia. Minggu ke20 keluhan Fobia yang menyebabkan ketidak-
pusing dan sakit kepala sudah mampuan berat bagi pasien karena
berkurang, terapi diteruskan. Minggu membuat seseorang tidak mampu
ke-24 pasien merasa jauh lebih baik: berfungsi dengan baik ditempat kerja
sakit kepala tidak ada lagi, makan dan maupun dilingkungan sosial diluar
tidur cukup serta sudah berani rumah. Di Amerika Serikat sebagian
mengantar anak kesekolahnya tanpa besar peneliti percaya bahwa Agora-
ditemani. Dosis Alprazolam diturunkan fobia hampir selalu terjadi akibat
: 0,25mg – 0 – 0,5mg, Fluoxetine 1 x komplikasi pada pasien dengan gang-
10mg, roborontia. Psikoterapi sudah guan panik. Tetapi sebagian peneliti
memasuki tahap evaluasi. Pada minggu lain kurang setuju karena Agorafobia
ke 28 kondisi pasien makin membaik bisa juga tanpa riwaat Gangguan Panik.
dan sudah berani kepasar tanpa dite- Serangan Panik bisa juga ditemukna
mani, aktivitas sehari-hari juga terasa pada ganguan mental lain (seperti:
lebih baik serta keluhan somatik lainnya Gangguan Depresi) dan kondisi medik
tidak dirasakan lagi, perasaan cemas- tertentu (seperti: Gangguan Putus Zat
takut berdebar-debar juga sudah tidak atau Keracunan).(1,3,5)
ada. Dosis Alprazolam diturunkan
menjadi: 2 x 0,25mg, Fluoxetine 1 x Etiologi
10mg serta ditambah roborontia. Psi- 1. Faktor Biologik: Penelitian
koteapi juga sudah bisa dihentikan dan berdasarkan biologik pada
pasien disarankan kontrol beberapa Gangguan Panik ditemukan
minggu lagi untuk tahap penurunan peningkatan aktifitas syaraf sim-
dosis psikofarmaka. phatis. Penelitian neuroendo-
krin menunjukkan beberapa
Prognosis: abnormalitas hormon terutama
Prognosis cukup baik, karena pasien kortisol. Neurotransmitter yang
mempunyai keluarga yang mendukung berpengaruh pada Gangguan
pengobatan dan kesembuhannya, respon Panik adalah Epinefrin, Sero-
psikofaramaka dan psikoterapi sesuai tonin, dan Gama Amino Butyric
dengan harapan serta tidak ditemukan Acid (GABA)
gangguan kepribadian atau organik.
Zat-zat yang bisa menginduksi
terjadinya “Serangan Panik”
(Panicogens) antara lain
Yaslinda Yaunin, GANGGUAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA 239

 Carbon Dioksida (5 s/d 35%) xietas. Sedangkan Agorafobia aki-


 Sodium Laktat dan Bicarbonat bat kehilangan salah satu orang-tua
 Bahan Neurokimiawi yang bekerja pada masa anak-anak dan ada-nya
melalui sistem Neu-rotransmitter riwayat cemas perpisahan. Penga-
spesifik (yohimbin, α2-adrenergik laman perpisahan traumatik pada
receptor antagonist, m- masa anak-anak bisa mempenga-
chlorophenylpiperazine/mCP, bahan ruhi susunan syaraf yang menye-
yang berefek sero-tonergik) babkannya menjadi mudah jatuh
 Cholecystokinin dan caffein kepada anxietas pada masa
(1,5)
 Isoproterenol. dewasa. Pasien dengan riwayat
Zat-zat yang menginduksi serangan pelecehan fisik dan seksual pada
panik tersebut diperkirakan berreaksi masa anak juga beresiko untuk
mulanya pada baroreseptor cardio- menderita Ganggaun Panik.(4)
vaskuler di perifer dan signal ke sistem
vagal-afferent terus ke nucleus tractus GAMBARAN KLINIK DAN
solitarii diteruskan ke nucleus para- DIAGNOSIS
gigantocellularis di medulla. Terjadi- Serangan Panik menunjukkan
nya hiperventilasi pada pasien gang- beberapa gejala anxietas yang berat
guan panik mungkin disebabkan hiper- dengan onset cepat. Gejala mencapai
sensitif akan kekurangan oksigen puncaknya dalam 10 menit, tapi juga
karena peningkatan tekanan CO2 dan bisa dalam beberapa detik. Pasien
konsentrasi laktat dalam otak yang mengeluh nafas pendek, sesak nafas,
selanjutnya akan mengaktifkan monitor tremor, pusing, merasa panas atau
asfiksia secara fisiologis. dingin, ada depersonalisasi dan derea-
Bahan Neurokimiawi yang mengin- lisasi. Pasien dengan Serangan Panik
duksi panik diduga mempengaruhi akan berulangkali mencari pertolongan,
sistem noradrenergik, serotonergik dan sering dibawa ke Instalasi Gawat
reseptor GABA dalam susunan syaraf Darurat (IGD) Rumah Sakit. Bila tidak
pusat secara langsung.(1,5) diobati seranga panik akan berulang dan
2. Faktor Genetik : Keluarga gene- pasien akan berulangkali mengunjungi
rasi pertama pasigot.ien Gangguan dokter atau seringkali dibawa ke IGD.
Panik 4 – 8 kali beresiko untuk Lama-lama pasien akan menghindari
menderita gangguan ini. Kembar tempat-tempat atau situasi serangan
monozigot resiko lebih besar paniknya pernah terjadi terutama tempat
daripada dizigot.(1,4,5,7) kegiatan sosial atau tempat dimana
3. Faktor Psikososial : susah untuk menyelamatkan diri. Lama-
 Teori Kognitif Perilaku: kecemasan lama bisa jatuh pada Agorafobia.
bisa sebagai satu respon yang Serangan panik akan berkurang di-
dipelajari dari perilaku orangtua rumah, berada bersama pasangan atau
atau melalui proses kondisioning orang yang dikenal sehingga bisa mem-
klasik yang terjadi sesudah adanya bantu bila terjadi serangannya.(1-5,7)
stimulus luar yang menyebabkan Gangguan Panik merupakan
individu menghindari stimulus serangan panik yang berulang-ulang
tersebut.(1,5,6) dengan onset cepat dan durasi sangat
 Teori Psikososial: serangan panik singkat. Karena adanya gejala-gejala
muncul karena gagalnya pertahanan fisik pada waktu serangan, pasien men-
mental menghadapi impuls / jadi ketakutan mereka akan mendapat
dorongan yang menyebabkan an- serangan jantung, stroke dan lain-lain.
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 240

Kadang pasien berfikir mereka akan A. Harus ada 1 dan 2 kriteria


kehilangan kontrol atau menjadi dibawah ini :
gila.(2,5,7) 1. Adanya Serangan Panik
Beberapa penelitian menunjukkan ter- yang tidak diharapkan secara
jadi peningkatan resiko ide bunuh diri berulang-ulang.
dan percobaan bunuh diri pada pasien 2. Paling sedikit satu Serangan
Gangguan Panik. Resiko bunuh diri ini Panik diikuti dalam jangka
tinggi pada pasien dengan comorbiditas waktu 1 bulan (atau lebih)
Depresi Berat.(4,5) oleh satu (atau lebih)
keadaan-keadaan berikut :
DIAGNOSIS SERANGAN PANIK a) Kekhawatiran yang terus
Menurut Diagnostic and Statistical menerus tentang
Manual of Mental Disorder IV (DSM kemungkinan akan men-
IV) adalah : dapat serangan panik.
Adanya satu periode ketakutan sangat b) Khawatir tentang imply-
hebat atau kegelisahan dimana 4 kasi daripada serangan
(empat) atau lebih gejala-gejala panik atau akibatnya
dibawah ini dapat ditemukan dan (misal: hilang kendali
mencapai puncaknya dalam waktu 10 diri, mendapat serangan
menit : jantung atau menjadi
1. Palpitasi, jantung terasa berat gila).
dan peningkatan denyut jantung. c) Adanya perubahan yang
2. Keringat banyak. bermakna dalam perilaku
3. Menggigil atau gemetaran. sehubungan dengan ada-
4. Perasaan nafasnya pendek atau nya serangan panik.
tertahan-tahan. B. Ada atau tidak adanya agora-
5. Merasa tercekik. fobia.
6. Nyeri dada. C. Serangan Panik tidak disebab-
7. Mual atau rasa tidak nyaman kan oleh efek fisiologis lang-
diperut. sung dari satu zat (misal:
8. Merasa pusing, goyang / penyalahgunaan zat atau obat-
hoyong, kepala terasa ringan obatan) atau kondisi medis
atau nyeri. umum (hipertiroid).
9. Derealisasi (merasa tidak D. Serangan Panik tidak bisa
didunia realita), atau deper- dimasukkan pada gangguan
sonalisasi (merasa terpisah dari mental emosional lain.(1-3,5)
diri sendiri).
10. Takut kehilangan kendali diri
GAMBARAN KLINIK AGORA-
atau menjadi gila.
FOBIA
11. Takut mati Pasien dengan Agorafobia akan
12. Parestesia (menurunnya
menghindari situasi / tempat sulit men-
sensasi). dapatkan pertolongan. Mereka lebih
13. Merasa kedinginan atau merah
suka bepergian bersama teman atau
kepanasan.(1-3,5)saudara pada daerah-daerah yang
ramai/sibuk seperti: pasar, jalan raya.
DIAGNOSIS GANGGUAN PANIK Pasien akan selalu minta ditemani
menurut DSM IV ADALAH : setiap saat akan meninggalkan rumah,
bahkan pada keadaan yang sudah cukup
Yaslinda Yaunin, GANGGUAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA 241

berat pasien menolak keluar jadi Agorafobia, Depresi, ide


(1,3,5,7)
rumah. atau percobaan bunuh diri, dan
gejala sudah cukup berat.
DIAGNOSIS AGORAFOBIA Pemakaian Trisiklik Anti-
MENURUT DSM IV ADALAH: depresan (Imipramine, Clomi-
A. Cemas berlebihan apabila bera-da pramine, Maprotiline, Amitri-
ditempat-tempat atau situasi-situasi ptiline) harus hati-hati karena
yang sangat sulit untuk efek samping yang kurang
menyelamatkan diri (atau akan menyenangkan seperti : mulut
mengalami rasa malu hebat) atau kering, konstipasi, somnolent,
pertolongan mungkin tidak bisa disfungsi seksual, anxietas,
didapatkan dalam keadaan yang hipotensi orthostatistik). Selec-
tidak diharapkan atau situasi yang tive Serotonin ReUptake
menjadi predis-posisi serangan Inhibitor (SSRI) seperti: Pema-
panik atau gejala-gejala menyerupai kaian Paroxetine, Sertraline dan
panik. Ketakutan pada Agorafobia Fluoxetine cukup efektif untuk
ciri khasnya adalah takut pada Gangguan Panik. Pemberian
situasi-situasi terbuka (misal: diluar golongan Benzodiazepine
rumah sendirian, berada dalam (Alprazolam, Clonazepam,
keramaian atau berdiri dalam satu Lorazepam) punya kemampuan
antrian, berada diatas jembatan, spesifik sebagai anti panik, tapi
dalam perjalanan dengan bus, kereat pemakaian jangka lama harus
api atau mobil). sangat hati-hati karena akan
B. Situasi-situasi tersebut akan mudah menimbulkan toleransi
dihindari (membatasi perjalanan) serta penurunan atau
atau bila dikerjakan akan ditandai penghentian pengobatan bisa
dengan adanya distress atau menimbulkan efek “ classical
kecemasan akan kemungkinan withdrawal” sepeti terjadinya
terjadinya satu serangan panik atau rebound fenomen dari gejala
gejala-gejala menyerupai panik, panik.(1,2,4)
atau sering minta ditemani ditemani Meskipun Farmakoterapi cukup efektif
kalau keluar rumah. mengatasi gejala-gejala awal Gangguan
C. Kecemasannya atau penghindaran panik, kombinasi Psikoterapi dan Far-
terhadap situasi yang ditakuti makoterapi memberikan hasil yang
(fobia) tidak bisa digolongkan lebih baik pada beberapa kasus.(1-3,5)
kedalam gangguan mental lain-
nya.(1-3,5) Prognosis
Kira-kira 30% – 40% pasien sembuh
Penatalaksanaan sempurna, 50% masih mempunyai
I. Non Psikofarmakologik gejala yang ringan tapi tidak
1) Terapi Kognitif Peri-laku. mengganggu aktifitas kehidupan sehari-
2) Terapi Keluarga. hari. Sekitar 10% – 20% masih terus
3) Psikoterapi Berorientasi mengalami gejala yang signifikan.(1)
Insight (Tilikan).
4) Psikoterapi Kombinasi.(1-3,5) ANALISA KASUS
II. Psikofarmakologik Telah dikemukakan kasus
Pemberian Psikofarmaka perlu seorang wanita 26 tahun datang dengan
dipertimbangkan bila telah ter- keluhan: jantung berdebar-debar, pera-
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 242

saan gelisah, takut-takut, cemas-cemas, dan kesembuhannya, respon psikofara-


Beberapa bulan kemudian dirasakan maka dan psikoterapi sesuai dengan
makin berat karena kadang-kadang harapan serta tidak ditemukan gangguan
nafas terasa sesak,nyeri dada, jantung kepribadian atau organik.(1)
berdebar-debar cepat, dengan sering
kesemutan, keringat banyak. Lama- KEPUSTAKAAN
lama pasien berfikir akan menderita 1. Sadock, BJ.; Sadock, VA :Panic
sakit jantung, sehingga takut pingsan, Disorder and Agoraphobia in
takut mati dan takut menjadi gila, takut Synopsis of Psychiatry
ditinggal sendirian serta tidak berani Behavioral Sciences/Clinical
keluar rumah. Status mental: afek Psychiatry, Xth ED, Lippincott
hipotim,emosi labil, arus emosi cepat, Williams & Wilkins,
sekali-kali berusaha menahan isak Philadelphia- USA, 2007, p:
tangisnya. Ansietas ada banyak. Proses 587-597.
fikir cepat, jelas dan tajam. Dis-
kriminatif insight derajat lima (pasien 2. Shelton,RC.:ANXIETY
menyadari ketakutan tidak wajar, tapi DISORDERS in CURRENT
tidak bisa melepaskan diri dari keadaan Diagnosis & Treatment
tersebut). Tidak ditemukan gangguan Psychiatry .Second
persepsi dan isi fikiran, psikomotor Edition;edited by Michael
aktif, hubungan denga realita masih H.Ebert,MD; Barry
cukup baik anamnesa dan status mental Nurombe,MD; Peter T
sesuai dengan diagnosis Gangguan loosen,MD,PhD;James
Panik dengan Agorafobia.(1-5,7) Dari F.Leckman,MD; The McGraw-
riwayat masa lalu pasien bisa diper- Hill Companies Inc., Singapore,
timbangkan etiologinya adalah faktor 2008, p: 351-378.
psikososial yaitu pengalaman traumatik
pada masa anak dengan perceraian 3. Taylor, CT; Pollack, MH;
orangtua, hidup dengan tante dan ibu LeBeau, RT; and Simon,NM :
tiri pada usia sekolah dasar dan Anxiety Disorder : Panic, Social
menengah yang penuh dengan stresor Anxiey, and Generalized
psikososial serta kehidupa ibu kandung Anxiety in Massachusetts
dengan bapak tiri yang tidak harmonis General Hospital
telah mempengaruhi pertkembangan Comprehensive Clinical
mental pasien sampai masa dewasa.(1,5,6) Psychiatry, Mosby Inc, 2008,p :
Penatalaksanaan yang diberikan 429-433.
adalah kombinasi psikofarmaka dengan
psikoterapi memberikan hasil cukup 4. Katon,WJ: Panic Disoder in The
baik dan pada akhir minggu ke28: New England Journal of
cemas, takut, berdebar-debar tidak Medicine, June 1, 2006, p:
dirasakan lagi, keluhan somatik juga 2360-2367.
sudah tidak ada dan pasien sudah berani
keluar rumah sendiri (mengantar anak 5. Han,J. Park, M; Hales, RE.:
sekolah, pasar). Aktifitas hidup sehari- Anxiety Disorders in
hari dirasakan membaik,serta dosis obat Lippincott’s Primary Care Psyc;
sudah mulai diturunkan.(1-5) Prognosis hiatry edited by: Robert
cukukup baik pasien mempunyai M.McCarron, Glen L.Xiong,
keluarga yang mendukung pengobatan James A.Bourgeois, Lippincott
Yaslinda Yaunin, GANGGUAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA 243

Williams & Wilkins, 7. Bagot,R.; Bredy, TW; Zhang,


Philadelphia, 2009, p: 61-79. T,Gratton,A, Meaney,MJ.:
Developmental Origin of
6. DEPARTEMEN Neurobiological Vulnerability
KESEHATAN INDONESIA, for PTSD in Understanding
DIREKTORAT JENDERAL Trauma Edited by Laurence
PELAYANAN MEDIK: J.Kirmayer, Robert Lemelson,
PEDOMAN Mark Barad, Cambridge
PENGGOLONGAN University PressUSA,
DIAGNOSIS GANGGUAN 2007,p:103-104.
JIWA di INDONESIA III, 1993,
hal :173-179.

Anda mungkin juga menyukai