Abstrak
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Menurut
saluran yang terkena maka ISK dapat dibedakan menjadi bagian atas (pielonefritis) dan bagian
bawah (sistitis, prostatitis, uretritis). ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik
(kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain. Beberapa bakteri
gram negatif yang sering menyebabkan terjadinya ISK terutama E.coli. Dua jalur utama
masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur desending dan asending, tetapi asending lebih
sering terjadi. Gejala klinis pielonefritis seperti panas tingi (39,5-40,5̊C), disertai menggigil dan
sakit pinggang, sering didahului gejala ISK bawah (sistitis). Gejala klinis sistitis seperti sakit
suprapubik, polakisuria, nokturia, dysuria atau rasa panas pada kemaluan dan stranguria.
Sedangkan gejala klinis uretritis sulit dibedakan dengan sistitis, biasanya hanya disuri dan sering
kencing. Pencegahan ISK dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, seperti diet
Abstrack
Urinary tract infection (UTI) is a bacterial infection that occurs in the urinary tract. According
to the channel exposed the UTI can be divided into the upper (pyelonephritis) and the bottom
(cystitis, prostatitis, urethritis). UTI can be caused by bad habits (less drinking, holding urine),
catheterization, and diseases and other disorders. Some gram-negative bacteria that commonly
1
cause UTI, especially E.coli. Two main lines of the entry of bacteria to the urinary tract is
desending and ascending path, but more often ascending. Pyelonephritis clinical symptoms such
as hot steeper (39,5-40,5̊C), accompanied by chills and back pain, often preceded by symptoms
of lower UTI (cystitis). Clinical symptoms of cystitis such as suprapubic pain, polakisuria,
nocturia, dysuria or burning sensation in the genitals and stranguria. While the clinical
symptoms of urethritis difficult to differentiate from cystitis, usually only dysuria and frequent
urination. Prevention of UTI can be done by changing your daily habits, such as diet and
Pendahuluan
Urinary tract infection (UTI) atau lebih dikenal infeksi saluran kemih (ISK) merupakan
masalah yang banyak dijumpai. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi
pada saluran kemih. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya
urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang
biak dalam urin, terjadilah ISK. Menurut saluran yang terkena maka ISK dapat dibedakan
menjadi bagian atas (pielonefritis) dan bagian bawah (sistitis, prostatitis, uretritis).
ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih),
kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain. ISK dapat mengenai berbagai peringkat usia dan
jenis kelamin. Dengan penangan yang baik, ISK dapat diobati dan dapat mencegah komplikasi.
Cara hidup yang bersih dan sehat mampu menghindarkan tubuh dari terinfeksi. Pada makalah ini
Anamnesis
2
Anamnesis terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit keluarga. Dari anamnesis akan didapatkan keluhan utama dan
perjalanan penyakit, serta faktor-faktor lain yang sering membantu ditegakkannya diagnosis.
Identitas Pasien
Identitas pasien meliputi nama, tanggal lahir, umur, suku, agama, alamat, pendidikan,
dan pekerjaan
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang dirasakan pasien, sehingga menjadi alasan pasien dibawa ke rumah
o Adakah hematuria, sekret penis atau vagina, urin berbau busuk, urin keruh atau
mengeluarkan batu?
o Adakah gejala saluran kemih (misal hesitansi, pancaran kecil, tetesan di akhir
o Adakah gejala sistemik seperti penurunan berat badan, mual dan muntah,
3. Apakah sebelumnya pernah mengalami ISK, batu saluran kemih, penyakit ginjal ?
lain ?
3
Riwayat Pribadi
Pemeriksaan
1. Fisik
Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat temuan-temuan
dalam anamnesis. Teknik pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan visual atau pemeriksaan
pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi), pemeriksaan ketok (perkusi) dan pemeriksaan
a. Inspeksi
Pemeriksaan inspeksi daerah pinggang dimulai dengan meminta pasien duduk relaks
dengan membuka pakaian di daerah perut. Diperhatikan adanya pembesaran asimetris pada
daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran itu mungkin disebabkan oleh
karena hidronefrosis, abses paranefrik, atau tumor ginjal, atau pada organ retroperitoneum
yang lain.
b. Palpasi
4
Palpasi ginjal dilakukan secara bimanual dengan memakai dua tangan. Tangan kiri
diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan
meraba ginjal dari depan di bawah arkus kosta. Pada saat inspirasi ginjal teraba bergerak ke
bawah. Dengan melakukan palpasi bimanual, ginjal kanan yang normal pada anak atau
dewasa yang bertubuh kurus seringkali masih dapat diraba. Ginjal kiri sulit diraba, karena
c. Perkusi
kostovertebra (sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang vertebra). Untuk
menemukan rasa nyeri pada ginjal dapat dilakukan pemeriksaan perkusi dengan kepalan
tangan, selain dengan cara palpasi diatas. Pemeriksa meletakkan tangan kirinya padadaerah
kostovertebral belakang, lalu pukul dengan permukaan ulnar tinju dengan tangankanannya.
Gunakan tenaga yang cukup untuk menimbulkan persepsi tapi tanpa menimbulkanrasa nyeri
pada pasien normal. Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksa ini dapat disebabkan
d. Auskultasi
Suara bruit yang terdengat pada saat auskultasi di daerah epigastrium atau abdomen
sebelah atar patut dicurigai adanya stenosis arteria renalis, apalagi bila terdapat bruit yang
Pemeriksaan fisik bagi kasus infeksi saluran kemih (ISK) adalah seperti berikut.
Pemeriksaan fisik abdomen biasanya masih normal, kecuali nyeri tekan di daerah
5
Pemeriksaan fisik pada ISK Atas:
Pada pemeriksaan fisik ditemui panas intermiten disertai menggigil. Sering ditemukan
nyeri pada saat perkusi di bagian costovetebral angle (CVA) sebelah kanan.
Nadi: 90x/menit
Suhu: 39,2oC
Abdomen: bising usus (+) meningkat, nyeri tekan regio suprapubic, nyeri ketuk CVA
kanan (+)
2. Penunjang
1. Urinalisis2
Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya UTI.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
urin. Peningkatan jumlah lekosit dalam urine (leukosituria atau piuria) umumnya
menunjukkan adanya infeksi saluran kemih baik bagian atas atau bawah, sistitis,
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus atau
urolitiasis.
6
Urin normal mempunyai pH bervariasi antara 4,3-8,0. Bila bahan urin masih segar pH
>8,0 (alkalis) selalu menunjukan adanya infeksi saluran kemih yang berhubungan
ditemukan pada ISK. Sifatnya ringan dan kurang dari 1 gram per 24 jam.
Pada pielonefritis akut leukositosis mencapai 40.000 per mm3, neutrofillia, LED
meningkat. Urin keruh, protein 1-3 gram per hari, penuh dengan pus dan kuman,
2. Bakteriologis2
Mikroskopis
Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam
Wanita, simtomatik
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau adanya pertumbuhan organisme
patogen apapun pada urin yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik
Pasien asimtomatik: > 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin
berurutan.
3. Tes Kimiawi2
7
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian
besar mikroba kecuali enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.000-
1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik.
Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu
terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi intravena
Pada sistitis : Foto polos perut terlihat ginjal membesar (hidronefrosis) atau salah satu
Pada pielonefritis : Foto polos perut mungkin sudah dapat memperlihatkan beberapa
kelainan seperti obliterasi bayangan ginjal karena sembab jaringan, preinephritic fat, dan
obstruksi. Pada umumnya USG ginjal normal. Pemeriksaan USG sangat penting untuk
A. Working Diagnosis
Berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik serta dilakukannya anamnesa, WD pada kasus ini
adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan
8
Bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni >105 colony forming
units(CFU/ml) pada biakan urin. ISK secara umum diklasifikasikan sebagai infeksi yang
melibatkan saluran kemih bagian atas (pielonefritis, nefritis interstisial dan abses renal) atau
ISK bawah:5
Sistitis. Inflamasi pada membran mukosa pada vesika urinaria, disebabkan oleh bakteri yang
masuk melalui uretra. Seringkali memberi gambaran klinis disuria, polakisuria, urgensi, dan
nyeri suprapubik.
Uretritis. Inflamasi pada uretra akibat virus atau bakteri yang sama yang menyebabkan
sistitis. Bakteri yang menyebabkan sexually transmitted disease dapat juga menyebabkan
uretritis. Memberi gejala klinis yang kurang lebih sama dengan ISK lainnya.
B. Differential Diagnosis
ISK atas:5
Pielonefritis akut (PNA) adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh
infeksi bakteri.
Pielonefritis kronis (PNK) mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau
infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa
bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal. Bakteriuria
asimtomatik kronik pada orang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak menyebabkan
Etiologi
9
Kelompok Enterobacteriaceace:7
1. Escherichia coli
Kuman ini berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 u x 0,4 sampai 0,7 u gram-
negatif, tak bersimpai, bergerak aktif dan tidak berspora. E.coli adalah penyebab yang paling
lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama
pada kira-kira 90% wanita muda. E.coli yang biasa menyebabkan infeksi saluran kemih ialah
piolonefritis.
2. Klebsiella pneumonia
lesi fokal pada pasien yang lemah. Ditemukan pada selaput lendir saluran napas atas, usus
dan saluran kemih dan alat kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan
biasa dengan membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlainan.
3. Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil, dapat hidup bebas seperti dalam saluran
usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran kemih terjadi melalui
infeksi nosokomial.
4. Proteus sp
Bakteri ini adalah bakteri pathogen oportumistik. Dapat menyebabkan infeksi laruna
kemih atau kelainan seperti abses, infeksi luka, infeksi telinga atau saluran napas. Proteus sp
dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran usus.
Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia. P. mirabilis
menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi lainnya. Pada infeksi saluran
10
kemih oleh Proteus, urin bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu.
Pergerakan cepat oleh proteus mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran
kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease mengakibatkan hidrolis urea yang cepat dengan
pembebasan ammonia.
Kelompok Pseudomonas 7
1. Pseudomonas aeruginosa
Batang gram negatif, 0,5 -1,0 x 3,0 -4,0 um. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi
kadang-kadang 2-3 flagel. Pseudomonas aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah
yang fungsi pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit rusak (pada
pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih) atau bila terdapat netropenia, misalnya
pada kemoterapi kanker. Organisme ini merupakan penyebab 10-20% infeksi nosokomial.
Sering diisolasi dari penderita yang neoplastik, luka dan luka bakar yang berat. Bakteri ini
juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah, saluran kemih, mata
dan lainnya.
1. Staphylococcus secara khas tidak berpigmen, resisten terhadap novobiosin, dan nonhemolitik
; bakteri ini menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda. Spesies yang
2. Streptococcus. Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur, tersusun dalam bentuk
rantai .Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Anggota rantai
11
Infeksi bakteri merupakan penyebab tersering dari Sistitis. Infeksi bakteria pada kandung kemih
disebabkan oleh:9
1. Tidak kosongnya kandung kemih secara full, hal ini dapat menyebabkan bakteri
berkembangbiak, dan meninggalkan bakteri pada kandung kemih. Ini terutama terjadi
2. Bakteria tertekan ke dalam uretra wanita, ini dapat terjadi ketika berhubungan seksual.
3. Menyebarnya bacteria dari anus ke uretra ketika buang air besar pada wanita, hal ini
dapat terjadi apabila membasuh dari belakang ke depan daripada depan ke belakang.
kemih.
6. Pembesaran kelenjar prostat pada laki-laki, yang hal tersebut disebabkan karena adanya
8. Pada wanita menopause, lapisan pada uretra dan kandung kemih menjadi lebih tipis
karena efek dari hormon estrogen. Penipisan lapisan ini lebih tepatnya menjadi infeksi
dan merusak. Wanita juga memproduksi sedikit mukus disekitar vagina setelah
menopause, dan tanpa mukus ini, bakteri akan lebih mudah untuk berkembang biak.
Patofisiologi
Dua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur desending dan asending,
12
A. Infeksi hematogen (desending)
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah, karena
menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan
imunosupresif. Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah
satu tempat. Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen adalah
Staphylococcus aureus, Salmonella sp., Pseudomonas., Candida sp., dan Proteus sp.6
Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang
terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi
B. Infeksi asending
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali pada
bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid,
streptpkokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra
13
ini disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang
berasal dari usus karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut.6
Pada wanita, kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli di samping
enterobacter dan S.fecalis. Kolonisasi E.coli pada wanita didaerah tersebut diduga karena:6
adalah:6
Faktor anatomi
Kenyataan bahwa infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-
laki disebabkan karena uretra wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat dengan anus.
Uretra laki-laki bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret prostat merupakan
Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena tekanan urin. Selama
Faktor-faktor lain:
14
- Perubahan hormonal pada saat menstruasi
Dalam keadaan normal, mikroorganisme yang masuk ke dalam kandung kemih akan cepat
menghilang, sehingga tidak sempat berkembang biak dalam urin. Pertahanan yang normal dari
Eradikasi organisme yang disebabkan oleh efek pembilasan dan pemgenceran urin
Efek antibakteri dari urin, karena urin mengandung asam organik yang bersifat
bakteriostatik. Selain itu, urin juga mempunyai tekanan osmotik yang tinggi dan pH yang
rendah
Mekanisme pertahanan mukosa ini diduga ada hubungannya dengan mukopolisakarida dan
glikosaminoglikan yang terdapat pada permukaan mukosa, asam organik yang bersifat
bakteriostatik yang dihasilkan bersifat lokal, serta enzim dan lisozim. Selain itu, adanya sel
fagosit berupa sel neutrofil dan sel mukosa saluran kemih itu sendiri, juga IgG dan IgA yang
terdapat pada permukaan mukosa. Terjadinya infeksi sangat tergantung pada keseimbangan
antara kecepatan proliferasi bakteri dan daya tahan mukosa kandung kemih.6
15
Eradikasi bakteri dari kandung kemih menjadi terhambat jika terdapat hal seperti adanya urin
sisa, miksi yang tidak kuat, benda asing atau batu dalam kandung kemih, tekanan kandung kemih
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan menyebarnya infeksi dari pelvis ke korteks
karena refluks internal. Refluks vesikoureter adalah keadaan patologis karena tidak berfungsinya
valvula vesikoureter sehingga aliran urin naik dari kandung kemih ke ginjal. Tidak berfungsinya
Gejala3
1. Pielonefritis akut (PNA). Presentasi klinis PNA seperti panas tinggi (39,5-40,5̊C), disertai
menggigil dan sakit pinggang. Presentasi klinis ini sering didahului gejala ISK bawah
(sistitis).
2. Sistitis. Presentasi klinis sistitis seperti sakit suprapubik, polakisuria, nokturia, dysuria atau
3. Uretritis. Presentasi klinis uretritis sulit dibedakan dengan sistitis, biasanya hanya disuri dan
sering kencing. Uretritis sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun.
16
Epidemiologi
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapatkan perhatian serius
dikarenakan angka kejadian kasus ini masih terbilang tinggi. Di Amerika dilaporkan setidaknya
6 juta pasien datang ke dokter setiap tahunnya dengan diagnosis ISK. Di Indonesia sendiri
tingkat prevalensi kejadian ISK masih cukup tinggi. Keadaan ini tidak terlepas dari tingkat dan
taraf kesehatan masyarakat Indonesia yang masih jauh dari standar dan tidak meratakanya
tingkat kehidupan sosial ekonomi, yang mau tidak mau berdampak langsung pada kasus infeksi
ISK dapat menyerang mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Pada bayi laki-
laki dan perempuan memiliki tingkat prevalensi kejadian ISK yang sama. Insiden akan menurun
pada laki-laki dan meningkat pada perempuan pada saat usia 6 bulan. Usia lebih dari 65 tahun
perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang
lebih sering ditemukan pada perempuan, meningkat 30% baik laki-laki maupun perempuan bila
disertai faktor predisposisi. Faktor predisposisi ISK seperti obstruksi saluran kemih, kateterisasi,
penyakit ginjal polikistik, diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal, kehamilan dan peserta KB
Tatalaksana
17
Infeksi Saluran Kemih Bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan
Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotic tunggal;
Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (lekosuria) diperlukan terapi konvensional
Pemeriksaan miokroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukn bila semua gejala hilang dan
tanpa lekosuria.
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk memelihara
status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam. The Infectious Disease
Society of America menganjurkan satu dari tiga alternative terapi antibiotik IV sebagai terapi
Fluorokuinolon
18
Efek samping yang ditimbulkan oleh fluoroquinolone antara lain adalah mual,
muntah, sakit kepala, halusinasi, kejang, delirium (jarang), hepatotoksisitas (jarang), dan
pointes).11
basil Gram-negatif seperti P. aeruginosa, Klebsiella, Proteus dan E. coli. Antibiotik ini
kanamisin, paromomisin, gentamisin, tobramisin, amikasin, dan lain-lain. Obat ini sangat
polar sehingga sukar diabsorpsi melalui saluran cerna. Oleh karena itu pemberiannya
kebanyakan secara parenteral. Pada pemberian parenteral (IM), kadar puncak dicapai
dalam waktu ½ sampai 2 jam dan diekskresikan melalui ginjal terutama dengan filtrasi
glomerulus. Pada infeksi saluran kemih, yang sering digunakan adalah gentamisin,
dirusak oleh cephalosporinase. Cephalosporin aktif terhadap kuman Gram positif dan
19
- Cephalosporin generasi 2 (cefamandole, cefuroxime), aktif terhadap kuman Gram
negatif seperti H. influenzae, P mirabilis, E. coli dan Klebsiella. Tidak efektif terhadap P.
positif dibanding generasi pertama, tetapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae
dan P. aeruginosa
generasi 3, dan lebih stabil terhadap kuman penghasil betalaktamase. Untuk infeksi
saluran kemih, semua generasi Cephalosporin di atas dapat digunakan, namun generasi 1
memiliki aktivitas yang lebih terbatas. Efek samping yang dapat timbul dari pemberian
Cephalosporin antara lain adalah alergi, anafilaksis, spasme bronkus, dan efek
nefrotoksik.
Komplikasi
Pengobatan ISK pada dasarnya efektif. Apabila infeksi tidak diobati atau infeksi berulang terjadi,
Gagal ginjal: lanjutan dari pielonefritis kronik menyebabkan fungsi ginjal terganggu.
Sepsis: lebih mudah terjadi pada lansia, bayi, dan individu dengan daya tahan tubuh yang
rendah.
Pencegahan
20
Beberapa pencegahan ISK dapat dilakukan dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, seperti
berikut:
Minum banyak air putih, 2 liter sehari mampu membantu mengeluarkan bakteri dari saluran
kemih. Namun pada pasien dengan gagal ginjal, konsumsi air yang banyak tidak dibolehkan.
Jumlah air yang harus diminum harus dirujuk dengan dokter, yang bersesuaian dengan
kebutuhan masing-masing.
Miksi rutin
Pasien harus sering buang air kecil dan apabila timbulnya keinginan untuk berkemih. Hal ini
karena bakteri mampu membiak sekiranya urin berada di dalam vesika urinaria terlalu lama.
Setelah berkemih, wanita harus membersihkan dan mengeringkan kemaluan dari arah depan ke
Pemilihan toilet
Sebaiknya pilihlah toilet jongkok berbanding toilet duduk, karena menggunakan toilet jongkok
Pakaian
Elakkan memakai celana yang ketat, atau celana dalam nylon, karena akan memudahkan bakteri
untuk membiak dalam suasana lembab. Seeloknya pakai celana dalam cotton dan celana yang
longgar agar lebih banyak udara yang mampu mengeringkan area uretra.
21
Sekiranya mengalami ISK akibat dari pemakaian alat pencegah kehamilan, bertukarlah ke alat
Prognosis
Dengan pengobatan yang benar dan tepat, ISK seringkali memberi prognosis yang baik. Bila
faktor-faktor predisposisi tidak diketahui atau sulit dikoreksi, kira-kira 40% ISK akan
Kesimpulan
• ISK adalah penyakit yang seringkali terjadi terutama pada wanita berumur 20-50 tahun.
Penyebab tersering ISK adalah E. coli. Diagnosis ISK dapat ditegakkan dengan
ditemukannya bakteri pada urin dengan jumlah >10 5 atau dengan ditemukan bakteri
bermakna pada pemeriksaan urin suprapubic. Penanganan yang cepat dan adekuat akan
memberikan prognosis yang baik dan menghindari komplikasi dan kerusakan yang lebih
jauh.
22
Daftar Pustaka
1. W, Nah YK. Buku panduan ketrampilan medik skill lab: pemeriksaan urologi patologis.
2. Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi 3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII) Bagian
3. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jilid 2.
4. Sumolang SAC, Porotu’o J, Soeliongan S. Pola bakteri pada penderita infeksi saluran
kemih di BLU RSUP Prof dr RD Kandou Manado. Jurnal eMB. 1 Maret 2013; 1(1):598.
5. Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk. Ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jilid 2. Jakarta: Interna
Publishing; 2009.h.1009-15.
6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
7. Jawetz. E , Melnick , Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. edisi 23. Jakarta: EGC; 2008.
8. Cotran, Rennke H, Kumar V. Buku ajar patologi. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007. h.591-
3.
9. Sant GR. Clinical management of interstitial sistitis. The journal of reviews in urology.
23
10. Prabowo FI, Habib I. Identifikasi pola kepekaan dan jenis bakteri pada pasien infeksi
(2): 94.
11. Gunawan SG et al. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen farmakologi FKUI;
24