Analisis Kepemimpinan Soeharto
Analisis Kepemimpinan Soeharto
KELOMPOK 2:
ADE AYMAN
ADRIAN RAMADHANI
ANNISA SANJAYA
FERALDO
0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................1
BAB 1...........................................................................................................................................................2
LATAR BELAKANG TOKOH..........................................................................................................................2
BAB 2...........................................................................................................................................................5
LANDASAN TEORI.......................................................................................................................................5
BAB 3.........................................................................................................................................................10
ANALISIS KEPIMPINAN.............................................................................................................................10
BAB 4.........................................................................................................................................................16
LESSON LEARNED......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................................................18
1
BAB 1
Jend. Besar TNI Purn. Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di
Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Keluarganya berasal dari kalangan petani. Bapaknya
bernama Kertosudiro sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto mulai masuk sekolah saat berusia delapan tahun, namun sering berpindah -
pindah. Awalanya disekolahkan di Sekolah Desa Puluhan, Godean. Kemudian pindah ke SD
Pedes, karena ibu dan bapak tirinya, Pak Pramono pindah ke Kemusuk Kidul. Akan tetapi, Pak
Kertosudiro memindahkan Soeharto ke Wuryantoro.
Beliau menikahi Siti Hartinah yang merupakan seorang anak pegawai Mangkunegaran
pada tahun 1947. Mereka dikaruniai 6 anak. Anak – anak tersebut adalah Siti Hardiyanti Hastuti,
Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti
Hutami Endang Adiningsih.
Tahun 1949, beliau sukses memimpin dalam mengambil alih kota Yogyakarta dari
tangan Belanda. beliau juga menjadi penjaga komandan Sudirman. Selain itu, Pak Harto pernah
sekali menjadi komandan mandala ( Operasi pembebasan Irian Barat).
2
Tanggal 1 Oktober 1965, terjadi G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan
Angkatan Darat. Jendral Soeharto diangkat sebagai Pangad dan ditunjuk sebagai
Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat
Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban
serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin besar revolusi Bung Karno.
Pada saat itu pemerintahan Soekarno mengalami kehancuran. Setelah diangkat menjadi
presiden, Soeharto melarang adanya PKI dan memulai kebijakan baru untuk menstabilkan
perekonomian negara dan kehidupan politik. Untuk menghidupkan perekonomian Indonesia,
Beliau meminta bantuan dari ekonomis Amerika.
Investasi barat dan asing bertujuan untuk mendorong perekonomian. Produksi minyak
domestik diperluas, sehingga menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini digunakan untuk
membangun infrastruktur dan pembangunan proyek.
3
Pada tahun 1990-an, korupsi dan sikap pandang bulu pada masanya menjadi awal
menjauhkannya pada kelas menengah ke bawah dan siklus bisnis. Akan tetapi, pertumbuhan
ekonomi masih tinggi dan pemerintah masih memegang kuat untuk mengontrol.
Tahun 1997, terjadi krisis yang meluas melewati Asia Tenggara. Nilai tukar Rupiah jatuh
dan menyebabkan krisis keungan yang jatuh ke dalam perekonomian nasional. Soeharto
menolak permintaan untuk merubah struktur reformasi. Akan tetapi, ekonomi Indonesia
mengalami resesi, inflasi yang melambung tinggi, dan standar kehidupan jatuh dalam
kemiskinan.
Di tahun 1998, presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya dan digantikan
oleh Presiden B.J. Habibie. Bapak soeharto mengalami penurunan kondisi kesehatan, dan
menjalani berbagai macam perawatan. Pada hari Minggu tanggal 27 Januari 2006, beliau
menhembuskan nafas terakhirnya di RSPP di usianya yang ke 87 tahun.
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
Para ahli perilaku organisasi telah memudahkan kita memahami kepemimpinan melalui
banyak teori dan model mengenai Leadership. Salah satu yang paling terkenal adalah,
kepemimpinan dapat digolongkan menjadi lima perspektif yaitu : Competency, Behavioral,
Contingency, Transformational, dan Implicit.
5
- Drive : Pemimpin memiliki kebutuhan yang tinggi untuk pencapaian/achievement.
Drive mewakili motivasi dari dalam diri pemimpin untuk meraih tujuan dan
mendorong orang lain untuk bergerak maju bersama mereka.
- Integrity : Integritas meliputi kejujuran dan konsisten antara perkataan dengan
perbuatan.
- Leadership Motivation : Pemimpin yang efektif memiliki motivasi untuk memimpin
orang lain. Mereka memiliki kebutuhan yang tinggi atas socialized power disebut
juga sebagai keinginan untuk memiliki sebuah kekuatan/kewenangan dalam
mencapai tujuan organisasi dan tindakan lainnya. Mereka pun memiliki kebutuhan
yang tinggi terhadap personalized power yaitu keinginan untuk memiliki kekuatan
untuk kepentingan pribadi dimana mereka memiliki kuasa terhadap orang lain.
- Knowledge of the business : Pemimpin yang efektif tentunya memiliki pengetahuan
baik itu tacit maupun eksplisit mengenai lingkungan perusahaan sehingga
memungkinkan pemimpin untuk mengambil keputusan secara intuitif.
- Cognitive and Practical Intelligence : Untuk memproses berbagai informasi yang
didapatkan serta mengambil keputusan tentunya seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan kognitif /berpikir diatas rata-rata. Mereka pun harus mampu
menggunakan pengetahuan baik itu berbagai konsep untuk menyelesaikan
permasalahan nyata yang dialaminya.
- Emotional Intelligence : Pemimpin yang efektif memiliki tingkat EI yang tinggi. EI
merupakan kemampuan pemimpin untuk mengatur emosi dirinya dan orang lain,
memisahkannya, serta menggunakan informasi yang dimilikinya untuk mengarahkan
pemikiran dan aksinya.
6
kapasitas kinerja mereka. Mereka melebarkan goals dan menantang karyawan untuk
bekerja melampaui standar yang tinggi.
7
gaya kepemimpinan dengan variable dalam Path Goal Theory :
Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa, gaya kepemimpinan yang Directive akan
efektif apabila dilakukan pada karyawan yang memiliki keterampilan dan pengalaman
yang rendah, external locus of control, struktur pekerjaan yang tidak rutin dan dinamika
tim yang tidak kohesif. Efektifitas gaya kepemimpinan akan meningkatkan motivasi
karyawan, kepuasan karyawan serta penerimaan karyawan terhadap pemimpin
tersebut.
8
Berikut adalah 4 elemen kepemimpinan transformasional :
- Membuat Visi Strategis
- Mengkomunikasikan Visi
- Menjadi model dari visi tersebut
- Membangun komitmen karyawan terhadap visi tersebut
9
BAB 3
ANALISIS KEPIMPINAN
Diawali dengan Supersemar pada tahun 1966, maka pemerintahan berubah menjadi
pemerintahan Era Orde Baru yang dipimpin oleh Letnan Jendral Soeharto. Berdasarkan teori
psikologi kepemimpinan, sifat kepemimpinan Soeharto muncul karena dinamika dan interaksi
sosial. Artinya, jiwa kepemimpinan Soeharto tidak diwariskan secara turun temurun dari
keluarganya.
10
periode kepemimpinan beliau yang bersifat memberikan dorongan dan bimbingan serta
mengundang kritik konstruktif. Berita-berita beliau lebih menekankan sebagai pemimpin yang
mengutamakan pesan-pesan politik kepada pejabat pemerintahan. Mantan presiden Soeharto
juga menerapkan gaya kepemimpinan coercive, yang selalu menginginkan agar perintah dan
instruksinya dipatuhi orang lain secara segera. Ketika beliau meminta bawahan atau orang lain
untuk menjalankan perintahnya, beliau lebih sering menggunakan kalimat netral dibanding
kalimat persuasif.
Analisis SWOT
1. Strenght
Sebagai seseorang yang hidup di lingkungan militer, Soeharto memiliki sikap sistematis
dan taktis, yang terlihat dari beberapa kebijaksanaan yang beliau terapkan selama
menjabat sebagai presiden. Contohnya adalah program rancangan kerja lima tahun
(Repelita). Kebijaksanaan tersebut bersifat sistematis dan berkelanjutan yang sangat
menggambarkan sifat Soeharto. Selain itu, gaya kepemimpinan yang otoriter , dominan
dan sentralis juga bisa menjadi strenght. Gaya kepemimpinan tersebut dirasa sangat
cocok untuk memimpin Indonesia di jaman itu karena banyaknya pergolakan-
pergolakan dan situasi yang tidak menentu di Indonesia. Hal tersebut membuat
pemerintah dan masyarakat patuh terhadap segala kebijakannya dan akhirnya pun
terlaksana dengan baik.
2. Weakness
Selain menjadi strenght, gaya kepemimpinan Soeharto juga dapat dianggap sebagai
weakness. Hal ini dikarenakan sifat kepemimpinannya yang tidak berubah sampai lebih
dari 30 tahun. Indonesia memang sedang bergejolak di awal-awal pemerintahan
Soeharto, akan tetapi seiring dengan berkembangnya pemikiran masyarakat akan
demokrasi, maka gaya kepemimpinan yang otoriter tidak lagi menjadi kekuatan malah
menjadi kelemahan yang berujung pada turunnya Soeharto di tahun 1998.
3. Opportunities
11
Keberhasilan di masa pemerintahan Soeharto di bidang pembangunan berdampak
positif terhadap kehidupan masyarakat. Dengan terwujudnya berbagai program-
program pemerintah, Indonesia mendapat peluang untuk menjadi negara yang
diperhitungkan di kancah internasional.
Keberhasilan yang lainnya adalah dengan sifat otoriter, maka peluang untuk terjadinya
tindakan kriminal menjadi berkurang. Masyarakat tidak akan berani bertindak kriminal
karena akan ditindak tegas oleh pemerintah pada masa itu.
4. Threats
Berdasarkan 5 perspektif kepemimpinan yang telah dijelaskan pada bab 2, maka kepemimpinan
Soeharto dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) COMPETENCY
Kompetensi yang dimiliki Soeharto didasari latar belakangnya sebagai seorang perwira
TNI-AD, bahwa ia punya pribadi yang tegas tetapi santun. Beliau terkenal sebagai “The Smiling
General” yang murah senyum tetapi di balik itu semua dia tegas terhadap apa yang sudah
dijalankan. Beliau memiliki drive yaitu dorongan agar semua misi yang dia cita-citakan dalam
Repelita tercapai, dan juga motivasi untuk memimpin orang lain terutama semua pejabat
menteri dan TNI yang dekat dengan dirinya. Namun dia tidak punya knowledge of the business
karena seringkali dia hanya mendengar apa kata para bawahannya saja sehingga terciptalah
kultur “Asal Bapak Senang” (ABS).
2) BEHAVIORAL
12
Dari segi perilaku Soeharto lebih condong ke Task Oriented Style, fokus pada hasil dan
bukan orang-orang yang dipimpinnya. Terbukti dengan bagaimana ia dengan mudahnya
memasukkan orang-orang yang tak searah dengan dirinya ke dalam penjara.
3) CONTINGENCY
Berdasarkan pola adaptasi kepemimpinan yang dijabarkan melalui teori Path-Goal
Leadership, Soeharto memimpin dengan gaya Directive karena lebih banyak memberikan
arahan tugas-tugas pembangunan negara kepada para menterinya. Beliau tidak banyak
melibatkan para menteri ataupun bawahan dalam mengambil keputusan.
4) TRANSFORMATIONAL
Dari sisi transformasi, Soeharto cukup banyak mengubah haluan bangsa Indonesia
setelah beliau menggantikan Soekarno. Di antaranya dengan memulihkan hubungan dengan
Malaysia (setelah era “Konfrontasi”) tetapi justru memutus hubungan diplomatik dengan
negara-negara komunis seperti Tiongkok dan Uni Soviet. Kemudian di tengah masa
kepemimpinannya, Soeharto juga memiliki rencana untuk fokus ekonomi ke bidang industri,
setelah sebelumnya lebih fokus pada sektor pertanian.
5) IMPLICIT
Secara implisit, dari semua hasil kerja dan keputusan yang dibuat oleh Soeharto,
masyarakat memandangnya sebagai seorang presiden yang ditakuti, tetapi sampai saat ini
jasanya di bidang ekonomi dan pembangunan masih dikenang. Walaupun begitu, banyak pihak
yang masih punya dendam terhadap dirinya karena kebijakan-kebijakannya yang cukup ekstrim
seperti memenjarakan tahanan politik, penembakan secara misterius, dan
13
- Self Concept : Mantan presiden Soeharto memiliki konsep diri yang baik dan juga
kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini terlihat dari berbagai program kerjanya yang
sangat ambisius dan terbukti berhasil seperti program rancangan kerja lima tahun,
transmigrasi sampai dengan swasembada pangan yang sekarang tidak bisa
dijalankan dengan baik oleh penerus-penerusnya.
- Drive : Integritas yang meliputi kejujuran dan konsistensi terlihat di suksesnya
berbagai program kerjanya. Akan tetapi, kita tidak dapat menutup mata bahwa
tingkat kejujuran mantan presiden Soeharto cukup lemah yang bisa dibuktikan dari
jumlah kekayaan yang sangat tinggi dan “terpilihnya” mantan presiden Soeharto
sebagai pemimpin negara paling korupsi sepanjang sejarah Indonesia dan Asia.
- Leadership Motivation : Dalam hal ini, terlihat bahwa leadership motivation mantan
presiden Soeharto mengarah ke arah yang kurang baik. socialized power yang
digunakan kearah kepentingan golongan (Keluarga Cendana, Golkar, dll). Dan juga
personalized power yang tinggi sehingga dapat menjadi presiden selama 7 periode
pemerintahan.
- Knowledge of the business : Pemimpin yang efektif tentunya memiliki pengetahuan
baik itu tacit maupun eksplisit mengenai lingkungan perusahaan sehingga
memungkinkan pemimpin untuk mengambil keputusan secara intuitif. Salah satu
kekurangan yang dimiliki mantan presiden Soeharto adalah kurangnya knowledge of
business, sehingga budaya “ABS” (asal bapak senang) sangat melekat di beliau.
- Cognitive and Practical Intelligence : Mantan presiden Soeharto terbukti memiliki
intelligence yang tinggi dari program kerjanya, dan juga dari peristiwa Supersemar
yang membuat beliau mampu menggulingkan rezim Soekarno dan menjadi presiden
kedua Indonesia.
- Emotional Intelligence :Kurangnya emotional intelligence dari mantan presiden
Soeharto dibuktikan dari sifatnya yang otoriter, hanya memikirkan kepentingan
golongannya, dan juga takutnya bawahan terhadap beliau sehingga apapun perintah
beliau harus dikerjakan tanpa memikirkan bawahannya.
14
Path Goal Leadership
Dalam hal ini, sifat kepemimpinan mantan presiden Soeharto campuran dari directive,
achievement-oriented dan supportive. Gaya kepemimpinan yang otoriter membuat beliau
memperjelas dan menjelaskan tujuan kinerja bawahannya. Gaya kepemimpinan directive
sangat berkaitan dengan task-oriented leadership. Dalam hal achievement-oriented , mantan
presiden Soeharto mendorong bawahannya untuk mencapai kinerja tertinggi ditambah dengan
menunjukan kepercayaan yang tinggi sehingga bawahannya merasa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan pekerjaannya.
Sifat supportive yang dimiliki mantan presiden Soeharto hanya dirasakan oleh kerabat-
kerabat yang dekat dengan beliau. Hal tersebut terbukti dari loyalitas yang tinggi yang
ditunjukan oleh para bawahan yang dekat dengan beliau.
15
BAB 4
LESSON LEARNED
Sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin harus dinamis. Masyarakat
yang berubah harus segera diikuti dengan perubahan sifat kepemimpinan juga. Sifat yang
otoriter dibutuhkan dalam kondisi dimana situasi organisasi yang baru dan sedang tidak
menentu, akan tetapi, seiring dengan waktu, organisasi akan menjadi lebih dewasa dan lebih
mengerti akan keadaan sekitar, sehingga dibutuhkan perubahan dalam kepemimpinan agar
kedepannya organisasi akan menjadi lebih baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Lesmana, Tjipta. 2009. Dari soekarno sampai SBY : intrik dan lobi politih para
penguasa. Pt Gramedia pustaka utama : Jakarta
2. Sari, Ambar Dewi. 2006. Beribu alasan kita mencintai Soeharto. PT jakarta citra :
Jakarta.
3. Sutedjo, Harsono. 2010. Kamus kejahatan ORBA : Cinta tanah air dan bangsa.
Komunitas Bambu : Depok
4. Tarmidi. Lepi T. 1998. Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan
saran. Universitas Indonesia : Jakarta.
5. Wahyudin, Khotiman, Hariwijaya. 2008. Orang-orang desa yang sukses menjadi
pemimpin besar dunia. Elmatera Publishing : Yogyakarta.
6. Soeharto. Perpustakaan Republik Indonesia. Cited on 2016 Oct 14. Available on:
http://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/en/biography/?
box=detail&presiden_id=2&presiden=suharto
17
LAMPIRAN
18