Anda di halaman 1dari 6

EPIDEMIOLOGI HANTAVIRUS DI INDONESIA

Wibowo

Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi

Abstract. Hantavirus is a cause of emerging rodent born disease with mild to severe
symptoms in human. They are ssRNA virus which are consist of several subtypes that
belong to Bunyaviridae family and Hantavirus genus. Two clinical manifestations that
caused by Hantavirus infection in human are: First, which is known as Hemorrhagic
fever with renal syndrome (HFRS), that caused by Hantaan virus (HTNV), Dobrava,
Puumala dun Seoul (SEOV) subtypes and Apodemus agrarius as reservoir. Second,
Hemorrhagic fever pulmonary syndrome (HPS) which are Sin Nombre (SNV), Bayou
virus (BAY), Black Canal Creek (BCC) dun New York virus (Nu subtypes as the
causative agents and used Pevomyscus maniculatus as resewaoir. Serological study
among rodents and human population in several sea port cities in Indonesia indicated
that hantavirus antibodies prevalence are rodents species speczjic and range between
7.9% - 40.3%. In addition in human the antibody prevalence were between 1.1% - 8.2%,
the highest prevalence of human was in Maumere up to 28.9%.

Key words: hantavirus, HFRS, HPS, epidemiology

PENDAHULUAN Penyakit ini menjadi sangat berbahaya


Terhadap penyakit infeksi oleh karena manifestasi klinisnya yang
emerging dan reemerging dewasa ini men- berakibat fatal. Dikenal dua jenis sindroma
dapat perhatian yang serius baik secara sebagai akibat infeksi hantavirus pada
global maupun pada tingkat nasional. manusia yaitu
Salah satu contoh penyakit yang perlu Hemorrhugic Fever wit11 Rend
diantisipasi adalah penyakit yang disebab- S'yhdrome (HFRS) dan Hantavirus Pulmo-
kan oleh infeksi Hantavirus. Walaupun nary Syndrome (HPS) (1.2,3,6,7.8,9) Berbagai
penyakit ini terjadi sejak perang Korea penelitian telah dilakukan di dunia untuk
sekitar tahun 1951, akan tetapi secara mempelajari secara mendalain terhadap
laboratorik penyakit ini mulai dilaporkan masalah penyakit, baik yang berbasis
sejak tahun 1976 oleh Lee et al. Penyakit komunitas ataupun yang bersifat hopitnl
yang disebabkan oleh Hantavirus yang based dan yang menyangkut masalah ilmu
ditularkan lewat udara yang tercemar oleh dasar tentang Hantavirus. Bahkan terakhir
kotoran rodensia ini merupakan satu ha1 telah dikembangkan suatu jenis vaksin
yang perlu diantisipasi, walaupun dari Hantaviru rekombinan untuk memberikan
laporan penelitian yang dilakukan di kekebalan pada populasi yang berisiko.
beberapa daerah di Indonesia penyakit ini Vaksin tersebut diberikan secara subkutan,
relatif masih endemik pada reservoirnya dua kali dosis dengan interval 1 bulan.
saja, sedangkan penularan pada manusia Ternyata dapat memberikan serokonversi
masih sangat kecil, kurang dari 10%. yang cukup tinggi sebesar 99,0% , dengan
efek samping yang ringan (5,12).
Epidemiologi Hantavirus . . . . .. . . . . . ..... (Wibowo)

Artikel ini bertujuan memberikan ,Syndrome) dan ketiga yang tidak me-
gambaran ringkas tentang studi hantavirus nimbulkan penyakit pada manusia (6 1.4) .
yang pernah dilakukan guna antisipasi Berbeda dengan anggota Hun) a-
kedepan tentang pengendalian hantavirus viridae yang lain, Hantavirus (IITV) me-
di Indonesia rupakan virus yang tidak memilihi vektor
yang menularkan E Il'V diantara populasi
rodensia. HTV diketahui merupakan pe-
PEM RAHASAN
nyebab HFRS dan HPS. Beberapa subtipe
Hantavirus yang lain seperti: Hantaan\~irus
Hantavirus adalah suatu virus RNA (HTNV), Dobrava dan Seoul virus (SEOV)
yang tennasuk dalam famili Bunyaviridae, merupakan penyebab I1FRS sedang dan
yang merupakan genom, yaitu berupa 3 berat di kawasan Asia, sedanghan Puuniala
segmen ssRNA yang bersifat negatif sens. virus inerupakan penyebab HFRS ringan di
Genoni terdiri atas small segmen (S), kawasaan Skandinavia dan Eropa. Subtipt.
medium seginen (M) dan large segmen virus Sin Nombre merupakan pcnyebab
(L). Segnen S (1,7-2,O kb) mengkode HPS di Amerika IJtara dan Andes kirus
protein nukleokapsid (N), segmen M (3.6 (ANDV) merupakan penyebab HPS di
kb) mengkode protein prekusor kawasan Amerika Selatan, Argentina dan
chili (12 13)
glikoprotein dari dua glioprotein virus (G 1
dan G2) dan segmen L (6,5 kb) mengkode
ensim RNA polimerase (1). Selama 5
tahun telah dikenal 20 spesies Hantavirus
yang berbeda (2). Anggota Hantavirus Ketika terjadi perang di Korea pada
dapat dibedakan ~nenjadi 3 kelompok tahun 1951, lebih dari 2000 pasukan Per-
bcrdasarkan penyakit yang ditimbulkan- serikatan Bangsa-Hangsa (PHH) yang ikut
nya. pertama kelompok yang menyebab- berperang di Korea nienderita penyakit
kan HFRS (lfimorrhclgic Fever with Renul berat dengan gejala demam, nyeri kepala.
Syrzo'rome). kedua kelompok yang me- nyeri perut, gaga1 ginjal disertai dengan
nyebabkan HPS (Huntavirzds Pulmonary manifestasi perdarahan berupa petekiae.

Gambar-1. Gambaran virion hantavirus dengan genomnya. Protein Nukleokapsid; small (S),
medium (M) dan large (L);ensim RNA dependent RNA polimerase (RIIRP);
envelop yang terdiri dari glikoprotein (GI dan G2). Hjelle et al 1995 "".
Bul. Penelit. Kesehat, Suplemen, 2010: 44 - 49

Tabel 1. Pembagian Hantavirus Berdasarkan Penyakit yang ditimbulkan, Distribusi Geografis


dan Rodensia Penyebar (6,1,4,12)

Penyakit Spesies Distribusi geografis Rodensia


HFRS Hantaan virus (HTN) Cina, Jepang, Korea, Apodemus spp
Indonesia,
Skandinavia., Rusia
Dobrovavirus (DOB) Yugoslavia A. flavicollis
Seoul virus (SEO) Cina, Jepang, Korea, R. norvegicus
Indonesia
Puumala virus Skandinavia, Eropa Cleithronomys
glaerolus
HPS Sin Nombre virus AS Barat Peronzyscus
(SN)
Bayou virus (BAY) Lousiana Oryzomys palustris
Black Creek Canal Florida Sigmodon
virus (BCC) hipidus
New York virus AS Timur Peromiscu.~
(NY)

Juqitiba virus AS Utara dan


Selatan
Andes virus AS Utara dan - .

Selatan longicaudatus
Laguna Negra virus AS Utara dan Calomys Iavchu
Selatan
Monongahela virus AS Timur P. maniculutus
Tidak ada El Moro Canyon AS Utara Reithrodontoys
virus (ELMC) megalotis
Rio Segundo virus Reithrodontoys
mexicanus
Rio Mamore virus Bolivia 01igoryzomys
microtis
Prospect Hill virus Microttus
(PHI pensylvanicus
Isla Vista viris ? Microtus californ icus
Leakey virus (LEA) AS Mus rnusculu.~
Thailand virus Thailand Bandicota indica
(THAI)
Tottapalyam virus India Suncus murinus
(TPM)

hematemesis. melena, hemtoptisis, hema- tersebut dan 25 tahun kemudian (1976)


turia masif dan perdarahan susunan syaraf Lee et a1 berhasil mengisolasi penyebab
pusat. Penyakit tersebut disebut penyakit berupa virus yang diberi nama
hemorhclgic .fever with renal syndrome Hantavirus (". Penamaan tersebut me-
(HFRS) berlangsung selama beberapa ngacu kepada sungai yang mengalir di
minggu dan menyebabkan angka kematian Korea Selatan yaitu sungai Hantaan karena
sebesar 2- 10%. Kejadian tersebut memicu virus tersebut berhasil diisolasi dari sejenis
berbagai penelitian terhadap penyakit rodensia Apodemis agrarizis (tikus hutan),
Epidemiologi Hantavirus . .. ... . . . .. ..... (Wibowo)

yang hidup di tepi sungai Hantaan (8) . dilakukan pembasmian tikus di daerah
Virus tersebut menimbulkan epidemi epidemi. Epidenli HFRS dengan angka
dernam berdarah di Cina, Jepang, Korea, kematian sekitar 0.4%-15% secara berkala
Kusia dan Sakandinavia ('. ". juga terjadi di rropa Utara terutama di
Finlandia. Di Finlandia epidemi teyjadi
Pada tahun 1980 sampai 1989 ter-
bersamaan dengan meningkatnj a populasi
jadi epidemi FIFRS di Cina yang me-
tikus yang merupakan resen oir Hanta-
nimbulkan penyakit berat sehingga perlu
virus. Diperkirakan terjadi penularan dari
perawatan di rumah sakit terhadap 966.074
tikus ke tikus dan keinudian baru terjadi
orang dan kematian pada 22.809 orang.
penularan dari tikus ke manusia '"".
Epiderni tersebut baru teratasi setelah
Tabel 2. Kronologis Laporan Survei Serologi Hantavirus pada Hewan dan Manusia tli Beberapa
Kota Pelabuhan Laut di Indonesia '3' "'
Tahun Penulis Tahun KotaIPelabuhan Asal Sera Prevalensi Teknik Hantavirus
Penelitian Serologi SPP
1987 Morita et. 1984185 Semarang Rodensia IFA&IAHA tiantaan
a1 Ujung Pandang Rodensia
1992 Hadi dan 1991192 Maumere Manusia Hantaan
Ristyanto
1996 Ibrahim et. 1984185 Semarang R. ratus IFA&IAHA Seoul
ul (ag SR 11)
Uj,Pandang R. norvegicus IFA&IAHA Seoul
(ag SR 11)
R. exulans IFA&IAHA Seoul
(ag SR 11)
1997a Ima 1995196 Tg. Priuk R. norvrgicus ELISA Hantaan
Nurisa et. M. muscu1u.s ELlSA Hantaan
a1 Sd. Kalapa R. norvrgicus ELlSA I-Iantaan
R. rattus ELlSA Hantaan
S. murinzis ELISA Hantaan
l997a Ima 1996197 Tg. Priuk Manusia ELlSA Hantaan
Nurisa et. R. norvrgicus ELlSA Hantaan
a1 R. rattus
Sd. Kelapa Manusia ELlSA Hantaan
R. norvrgicus
R. rattus ELlSA Hantaan
1997 Ansari 1992-96 Jakarta, Bali, Tikus EIA, W Hantaan
Batam, Timor blot
Timur, Irian
Jaya
1995 Jakarta, Bali, Tikus EIA, W Hantaan
Batam, Timor blot
Timur, Irian
Jaya
1996 Jakarta Tikus EIA, W Hantaan
blot
2005 Ima 2004 Makasar Manusia ELISA IgG SEOVI
Nurisa et. Jakarta (Penderita RT - PCR HTNV;
(11 gangguan PUUV;
ginjai) SN V
Keterangan: IFA : Immuno Fluorescent Antibo& assay
IAHA : lmmuno Adherent Hemugglutination Assay
ELISAIEIA : Enzyme Linked ImmunoSorhent Assay
Bul. Penelit. Kesehat, Suplemen, 2010: 44 - 49

Penelitian yang dilakukan menun- PENUTUP


jubkan bahwa peningkatan jumlah kasus
infeksi Hantavirus bukan disebabkan oleh Hantavirus yang terdiri dari
mutan virus yang lebih virulen tapi oleh beberapa sub tipe virus, merupakan suatu
karena peningkatan pajanan Hantavirus penyakit rodent horn yang menimbulkan
(10)
penyakit ringan sanipai fatal. yaitil yang
Pada bulan Mei 1993 di Amerika dikenal sebagai HFRS dengan A. u g r ~ ~ r i s
Serikat terjadi suatu outbreak infeksi paru sebagai resevoir dan HPS dengan P. r?lani-
deiigaii gejala klinik demani, batuk edema,
culatz~s sebagai reservoir. Dengan angka
disertai gaga1 napas dengan mortalitas
tinggi 50%-75%. Penelitian yang dilaku- kematian alitara 0,4%-15% ini tersebar di
kan terhadap outbreak tersebut menunjuk- seluruh dunia dari Eropa Timur, lZnlerika
kan bali\va penyebabnya adalah tIanta- Utara dan Selatan, Asia Timur, Ienggara
virus, sehingga kumpulan gejala tadi dan Selatan. Delnibianlah tinjauan singkat
disebut sebagai Hu~ztavirus Pulmonary tentang Hantavirus yang lnerupakan suatu
Syizdrorne (HPS). Merupakan reservoir penyakit infeksi ernetTgingyang perlu men-
adalah rodensia Peronzysczu maniculatus. dapat antisipasi dan perhatian khusus me-
Epidemiologi hanta virus di Indo- ngingat Indonesia lnerupakan negara ber-
nesia inasih belum banyak diketahui, kembang dimana sarana untuk kehidupan
beberapa hasil survei serologi pada rodensia sangat tersedia dcngan baik.
rodensia telah dilakukan sejak tahun 1984-
1985 di pelabuhaii kota Padang dan
Semarang, selain itu juga telah dilaporkan DAFTAR RUJUKAN
beberapa studi kasus HFRS di Yogyakarta I. Morzunov SP, Rowe JE, Ksiarek TG. et al:
tahun 1989. Pada Tabel 2 dapat diketahui Genetic analysis of the diversity and origin of
hasil survei rodensia di beberapa klantavirus in Peomyscus leucopus.mice in
pelabuhan laut di Indonesia. (3,11) . North America. J Virol 1998. 72(1): 57-64.

Penelitian selanjutnya yang me- 3. Rawlling JA. Martinez NT, Neill SU et all.
Circulation of multiple llantaviruses in Texas,
rupakan hospital based study yang dilaku- with chracterization of sniall (S) genome.of
ltan tahun 2004 di 5 rumah sakit di Jakarta previously undescribeg virus of cotton rats
dan Makasar menunjukkan bahwa dari 172 (Sigmodon hipidus).. Am J Trop Med Illg.
penderita tersangka I-4FRS dengan gejala 1996. 55(6): 672-9.
demam 38,5C, dengan atau talipa mani- 3. Nilrisa I. Hantav~rus penyebab deniam
fesiasi perdarahan disertai dengan gang- berdarah dengan sindrom renal di Indonesia.
guan ginjal, ternyata dari 85 sera yang di- Maj. KedoLt. Indon. 1998. 48(4): 177-80.
periksa seropositif masimg-masing 5 ter- 4. Scarno FG. Nathason M. Bunyaviridae in
hadap SEOVIHTNV, 1 terhadap PUUV Fields BN. Knipe DM, Howley I'M. Eds.
dan 1 lainnya terhadap SNV. Hasil pe- Virology 3rd. Ed. Philadelphia: I.,ippincot-
Raven 1996: 1487-9.
meriksaan RT-PCR terhadap set primer
GS4- GS6; HANTAV I U- HANTAV 1Ii 5. Lee IIW, Alin CN. Song JW. et al. Ficld trial
dan SEOMF 1936- SEOMR 2353, satu of an inactivated vaccine against hemorrhagic
fever with renal syndrome in human. Aech
spesimen positif RSTRK14, terhadap set Virol 1990. Suppl. 1 : 35-47..
primer SEOMF 1936 " I ) .
6. Khan AS, Ksialeh TG. Petre\ CJ. I4antavirus
pulmonary syndrome, Lancet 1996; 347: 738-
41.
Epidemiologi Hantavirus .. . ... . .. . . ..... (Wibowo)

7. Dixon KE, Nang RN. Kim DH et al. A I I. Ima Nurisa 1. Senewe F, Harun S. et al.
hospital based, case control study of risk Penelitian infeksi Hantavirus penyebab HI-RS
factors for hemorrhagoc fever with renal di beberapa pelabuhan hota di Indonesia.
syndrome in soldiers of the armed forces of Abstrak ILaporan penelitian I'uslitbang
the republic of Korea. Am J Trop Med and Ekologi Kesehatan. Badan Litbang Keschatan.
Hyg 1996; 54(3) ; 284-8. DeKes. RI, Jakarta, 2008.
8. Khan AS. Khabbaz RF. Aemstrong LR et al. 12. Martono R, Loho T, Mantavirus. Majalah
Ilamtavirus pulmonary syndrome, the first US Kedokteran Indonesia 1999; 49(5): 180- 187.
I00 cases. J. Infect. Dis. 1996; 173: 1297-303.
13. Pei Wen Tai, Lie Ching Chei et al. Hanta
9. Zupanc TA, Poljak M. Furlan P. et al. hemorrhagic fever with renal syndrome; a
Isolation of a strain of a Hantaan virus from a case report and review. J Microbial Immunol
fatal case of hemorrhagic fever with renal Infect 2005; 38: 22 1-223.
syndronie in Slovenia. An1 J Trop. Med. And
14. Kuswadi 1. Hantavirus dan gaga1 ginjal
I-lyg. 1994; 5 l(4); 393-400.
kronik, Tinjauan Pustaka. Bag Peny. Dalam.
10. Bignall J. Hantaviruses: the rodents take FK UGM. RS Dr. Sardjito, Yogyakarta. 1998.
revenge Lanct 1995;345: 1564.

Anda mungkin juga menyukai