Absen : 37
Kelas : X MIPA 1
1. Bagaimana menyikapi dari segi Al-Qur’an, Hadist, dan Ijtihad jika ada wabah seperti
wabah covid-19 saat ini?
Jawab :
Segi Al-Qur’an
َقَا َل هَلْ َءا َمنُ ُك ْم َعلَ ْي ِه إِاَّل َك َمٓا أَ ِمنتُ ُك ْم َعلَ ٰ ٓى أَ ِخي ِه ِمن قَ ْب ُل ۖ فَٱهَّلل ُ خَ ْي ٌر ٰ َحفِظًا ۖ َوهُ َو أَرْ َح ُم ٱل ٰ َّر ِح ِمين
arti : “Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin)
kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada
kamu dahulu?". Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha
Penyanyang diantara para penyanyang.” (Q.S. Yusuf :64)
Segi Hadist
Berikhtiar denga melakukan usaha usaha pencegahan wabah covid-19 agar
tidak menular kepada diri kita maupun kepada orang orang disekitar. Dengan cara
selalu membersihkan diri, rajin mencuci tangan, hindari kontak fisik dengan orang
lain, sebaiknya menggunakan masker ketika keluar rumah dan juga sebaiknya kita
mengikuti apa yang diperintahkan oleh pemerintah untuk dirumah sementara yang
berguna untuk menghindari kontak fisik dengan orang lain dan tidak
menyebarkan virus virus jika terdapat virus ditubuhnya.
Segi Ijtihad
1. Tindakan yang menimbulkan kepanikan/menyebabkan kerugian politik,
seperti menimbun kebutuhan pokok dan menimbun masker maupun hand
santizer.
2. Pemerintah menjadikan fatwa ini sebagai pedoman dalam upaya
penanggulangan covid-19 terkait dengan masalah keagamaan dan umat islam
wajib menaatinya.
3. Dalam kondisi penyebaran covid-19 terkendli, umat islam wajib
menyelenggarakan sholat jum’at
4. Memberbanyak ibadah, taubat, dzikir, istoghfar, sedekah, sholawat, dan juga
senantiasa berdoa agar kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5. Pengurusan jenazah (Tajhiz jenazah) yang terkena covid-19 haru dilakukan
sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang
6. Dalam kondisi penyebaran covid-19 tidak terkendali disuatu Kawasan yang
mengancam jiwa, umat islam tidak boleh menyelenggaran shalat jum’at
dikawasan tersebut, sampai keadaan membaik dan wajib menggantinya
dengan shalt dzuhur.
7. Orang yang terkena covid-19 wajib menjaga dan mengisolasi diri agar tidak
menular ke orang lain
Namun, jika pemakain masker dalam shalat sangat dibutuhkan, seperti karena khawatir
terkena virus corona, kuman dan lainnya, maka hal itu tidak masalah. Menurut Ibnu
Abdil Barr, menutup mulut dengan masker diperbolehkan jika hal itu ada kebutuhan.
“Luruskanlah shaf, rapatkanlah antara pundak, tutuplah celah shaf, dan janganlah
biarkan celah shaf untuk setan. Siapa yang menyambung shaf, maka Allah
menyambungnya. Siapa yang memotong shaf, maka Allah memotongnya.” (Fath Al-Bari,
2:2110)
Namun, ketika ada sekadar uzur atau bahkan situasi darurat yang sangat mendesak seperti
darurat penyebaran Covid-19, makmum boleh menjaga jarak satu sama lain. Jarak aman
(social distancing) antarjamaah dan antarasaf minimal 1 meter dalam situasi uzur atau
bahkan darurat tidak membatalkan salat berjamaah.