Anda di halaman 1dari 17

INFEKSI SALURAN KEMIH

Dr. Budi Iman Santoso,SpOG(K)


Divisi Uroginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Rs. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Pendahuluan.
 Infeksi Saluran kemih (ISK) menyumbang sekitar
tujuh juta kunjungan ke dokter dan satu juta ke unit
gawat darurat pertahunnya di AS, dengan nilai
pertahun mencapai 1,6 juta dollar.(1).

 Lima puluh persen wanita mengalami sedikitnya


sekali ISK sepanjang hidupnya dan 20% diantaranya
mengalami rekurensi.
 Frekuensi penyakit ini mengharuskan para praktisi
menguasai dengan baik evaluasi dan
penatalaksanaannya.
Definisi
 Bakteriuria asimptomatik,didefinisikan sebagai
kultur urin positif tanpa keluhan,terjadi pada 1-2%
gadis usia sekolah, 5% dari wanita muda aktif
seksual, 15-50% pasien lanjut usia dalam perawatan,
50% wanita dengan kateterisasi intermiten dan 100%
pasien dengan foley kateter jangka lama.

 Bakteriuria asimptomatik tidak sinonim dengan ISK


akut dan hanya diobati pada keadaan khusus seperti
kehamilan atau pada wanita yang menjalani
prosedur genitourinary invasive.
FAKTOR RISIKO ISK
 Laki-laki.
 Usia lanjut
 Terdapat di ruang emergensi perkotaan
 Infeksi nosokomial
 Kehamilan
 Pemakaian foley kateter
 Riwayat instrumentasi saluran kemih
 Abnormalitas anatomik dan fungsional saluran kemih
 Infeksi saluran kemih masa kanak-kanak
 Pemakaian antimikroba baru-baru ini
 Keluhan lebih dari 7 hari
 Diabetes mellitus
 Immunosupresi.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
TERJADINYA ISK REKUREN
 Kehamilan.
 Kelainan anatomik
 Pemakaian diafragma
 Peningkatan aktivitas seksual
 Meningkatan volume reside pasca berkemih
 Penurunan daya tahan pejamu
 Penyakit sistemik
 Riwayat operasi uroginekologik
MIKROBIOLOGI ISK
 Basilus Gram negatif:
 E.Coli (menyumbang 80% ISK tak berkomplikasi)
 Klebsiella
 Enterobacter
 Serratia
 Proteus
 Pseudomonas
 Providencia
 Morganella
 Staphylococcus saprophyticus (menyumbang 10% ISK tak berkomplikasi)
 Staphylococcus wpidermis (biasanya nosokomial)
 Staphylococcus aureus ( dapat menyebar hematogen)
 Streptococcus agalactiae (biasanya berhubungan dengan DM)
 Enterococcus fecalis (menyumbang 15% infeksi nosokomial)
 Anaerob (jarang)
 Candida albicans (biasanya terjadi bersama DM, pemakaian kateter dan pasien
imunokompromise)
 Torulopsis glabrata
 Chlamydia trachomatis.
ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK.
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa Dipstick
URINALISA MIKROSKOPIK
 KULTUR URIN.
PENATALAKSANAAN
Infeksi traktus urinarius tak
berkomplikasi.
ISK BERKOMPLIKASI
ISK BERULANG
REGIMEN ANTIMIKROBA UNTUK SISTITIS
AKUT TAK BERKOMPLIKASI

Antimikroba: Dosis: Lama (durasi):

Makrokristal Nitrofurantoin 50mg tiap 6 jam 7


(Macrodantin)
Makrokristal Nitrofurantoin 100mg tiap 12 jam 7
Monohodrat (Macrobid)
Trimethoprim-sulfamethoxazole (Bactrim 160/800mg tiap 12 3
DS) jam
Trimethoprim 100mg tiap 12 jam 3
Ciprofloxacin (Cipro) 250mg tiap 12 jam 3
Levofloxacin (Levaquin) 250mg tiap 24 jam 3
Cefixime (Suprax) 400mg tiap 24 jam 3
Amoxicillin/clavulanate (Augmentin) 500mg tiap 12 jam 7
Factor risiko perilaku terjadinya
ISK berulang
Aktivitas seksual
Pemakaian spermicide
Partner seksual baru dalam 1 tahun lalu
ISK pertama pada usia < 15 tahun
Riwayat ISK pada ibu.
URINARY TRACT INFECTION
Initial evaluation
• History
• Physical examination
• Urinalysis
• Culture and sensitivity (if indicated)

Pyuria or bacteruria No pyuria or


(positive culture) bacteruria

Recurrent episode Evaluate for


Isolated episode • Vaginitis
• urethritis
Empiric or culture- • Urgency, Frequency
Empiric antibiotic directed antibiotic
therapy • Chronic pain syndrome
therapy

Persistence Resolution of
Resolution of of symptoms symptoms Treat as appropriate
symptoms (see Chaps. 4 and 7)

Repeat culture Further evaluation


• evaluate risk factors for recurrence
• consider cystoscopy and upper urinary
Bacterial persistence tract evaluation
or new infection

Treatment options
Trial with antibiotics
• Vaginal estrogen for postmenopausal women
as indicated
• Postcoital prophylaxix for infections releated to sexual activity
• Consider self-star therapy or low-dose antibiotic prophylaxis
Diskusi kasus
 Seorang wanita nullipara 24 th, yang sebelumnya
sehat menghubungi poliklinik pada hari Jum’at pk 5
sore dengan keluhan frekuensi,urgensi dan nyeri
pubik selama 2 hari. Ia berencana menunggu sampai
Senin untuk berbicara dengan perawat,namun ia
melihat darah dalam urinnya dan ia khawatir.
Poliklinik tutup dan ia dianjurkan ke bag.emergensi.
Anda pernah memeriksa pasien ini sekali dalam
pemeriksaan tahunan 10 bulan yl,pada waktu itu ia
sehat.
Informasi lain apa yang perlu
anda dapatkan?
 Saya akan menanyakan riwayat medis umum untuk
mengetahui pasien dan menyingkirkan factor yang
dapat menyebabkan ISK berkomplikasi.Ini meliputi
riwayat medis lalu, riwayat ISK sebelumnya, riwayat
seksual, metode kontrasepsi, riwayat menstruasi.
Tanyakan kemungkinan kehamilan.Saya akan
tanyakan sbb:
 Kapan keluhan mulai dan seberapa beratnya?
 Apakah ada demam atau sakit pinggang?
 Kapan episode hubungan seksual terakhir?
 Apakah ada perubahan partner seksual?
 Apakah terdapat keluhan lain seperti mual atau muntah?
 Apakah pasien mengeluh secret vagina atau gatal/
Apakah diperlukan urinalisa atau
kultur urin?

Pasien ini menunjukkan riwayat klasik dan


factor risiko ISK tak berkomplikasi.
Walaupun urinalisa dan kultur urin sering
bermanfaat untuk diagnosis dan panduan
terapi, dalam keadaan ini tidak perlu.
Urinalisa akan menunjukkan pyuria dan
kultur urin akan menunjukkan E.coli.
Apa pengobatan yang akan
direkomendasikan?
Saya akan meresepkan nitrofurantoin 100 mg
2 kali sehari selama 7 hari, atau trimethoprim
160 mg/sulfamethoxazole 800 mg (Bactrim
DS) dua kali sehari selama 3 hari. Adalah
penting untuk memperhatikan pola resistensi
bacterial setempat, karena terdapat daerah
dengan resistensi terhadap trimethoprim-
sulfamethoxazole.

Anda mungkin juga menyukai