Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

‘PENULISAN KARANGAN ILMIAH’

Dosen Pengajar : Dahrun Sajadi, SE. MM

Disusun Oleh :

Muhammad Rafli (1320170123)


Muhammad Rahma Doni (1320170115)
Teuku M Fiqri (1320170069)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah mencurahkan nikmatnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami ini tentang ‘Penulisan Karangan Ilmiah’. Makalah ini kami buat dalam
rangka memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami yaitu Bahasa Indonesia, di
program studi Manajemen Universitas Islam Assyafiiyah.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang. Kami berharap
bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta dapat
menambah pengetahuan bagi pembacanya.

Jakarta, 11 Desember 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................  i
DAFTAR ISI...................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Karangan Ilmiah……………………………..……………........2
B.    Jenis Tulisan………………………………………………...……………....4
C. Teknik Menentukan Tema…………………………….................................5
D. Sistematika Karangan Ilmiah..………………………...…………………....6
E. Topik………………………………………………….…………………….7
F. Kerangka Karangan…..…………………………………….……………….8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................................10  
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan
tersebut  biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh masyarakat
akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu :
tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
  Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung
komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian,
metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya
hasil penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian
harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian
adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu,  menulis
laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan
merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis
dan  pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar menulis
karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga
dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca.
Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah


Karya ilmiah adalah tulisan yang berisikan ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang
disusun secara sistematis menurut metode penulisan ilmiah dengan menggunakan ragam bahasa
resmi. Karya ilmiah merupakan laporan ilmiah yang dapat berupa laporan kajian dan penelitian.
Karya ilmiah dibuat untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan bentuknya dapat
berupa makalah, skripsi, dan laporan penelitian. Sebagai karya hasil penelitian maka di dalam
karya ilmiah harus ada beberapa komponen yaitu :
A. Masalah penelitian
Berkaitan dengan masalah penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat masalah, cara
mencari masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah. Sebelum kita
melakukan suatu penelitian, pastilah kita harus menentukan masalah yang akan diteliti. Masalah
dapat dipahami atau diartikan sebagai adanya keadaan, kejadian, atau peristiwa yang perlu untuk
dipecahkan. Masalah biasanya timbul karena adanya kesenjangan antara yang satu dengan yang
lain. Misalnya, antara apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam kenyataan, mengenai
teknologi dan pengetahuan ataupun sesuatu yang lain yang dapat menimbulkan suatu pertanyaan.
Maka penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut atau memperkecil kesenjangan
yang terjadi. Kita dapat menemukan suatu masalah dengan cara proaktif mencari dari berbagai
sumber bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari pertemuan-pertemuan ilmiah,
pernyataan pemegang otoritas, pengamatn sepintas, dan sebagainya. Seandainya kita telah
menemukan masalah yang akan diteliti, maka pertama-tama kita harus menjelaskan mengapa
masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi ilmiah dan segi kegunaan hasil peneliti
tersebut.
Selanjutnya, jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah
masalah yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari masalah-masalah
yang telah kita identifikasi, kita memilih sebuah masalah yang dianggap paling tepat untuk
diteliti sebagai fokus dalam penelitian tersebut. Kita harus membatasi masalah yang kita teliti
agar penelitian yang kita lakukan bisa lebih mendalam. Oleh karena itu, masalah yang akan kita
teliti haruslah dirumuskan dulu dengan baik.  

B. Tujuan penelitian   
Setiap penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat terarah
sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian itu harus sejalan dengan rumusan masalahnya.
Di sini perlu disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.

C. Metode penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk memecahkan masalah.
Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, maka
ada dua cara untuk melakukan metode penelitian.
Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan bantuan analisis statistik, dan
untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari populasi. Sedangkan metode
kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data yang ditemukan dari sebuah objek penelitian.
Kalau penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis, maka penelitian kualitatif
bertujuan menemukan atau menyusun “teori-teori” baru dari data-data penelitian yang
digunakan.
Selain penelitian kuantitatif dan kualitatif, ada satu lagi penelitian yang disebut
dengan action research. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus, biasanya digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar atau hasil suatu produk. Setiap siklus akan menghasilkan satu
hipotesis yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama akan
diperbaiki oleh siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang terakhir dan didapatkan
hasil yang dianggap memuaskan.

D. Kajian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan dan tujuan penelitian ditetapkan, maka harus
dilanjutkan dengan kajian teori yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian teori
dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan ilmiah yang ada. Penelitian
yang bersifat kuantitatif harus benar-benar mengkaji teori-teori yang ada lalu merumuskan
konsep pikiran dari teori-teori tersebut, serta merumuskan hipotesis yang akan diuji berdasarkan
data yang akan dikumpulkan.
Sedangkan dalam penelitian yang bersifat kualitatif kajian teori dikumpulkan sedikit demi
sedikit. Data yang baru terkumpul langsung dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka pikir
yang telah ditetapkan.

E. Objek penelitian, data, dan variabel penelitian


Dalam penelitian kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi, tetapi tidak seluruh
populasi yang diteliti, melainkan hanya sampel (percontoh) dari populasi itu. Namun, hasil
penelitian terhadap sampel itu kemudian digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu.
Sampel biasanya diambil sekian persen dari populasi, tergantung dari besarnya populasi itu.
Dalam penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada sampel,
melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai tujuan yang ingin
diketahui dianggap telah tercapai.
Dalam penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, kemudian akan dianalisis dengan
bantuan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal, keadaa, kejadian, dan sebagainya.
Perlu dijelaskan bahwa objek penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam penelitian
kuantitatif ada istilah variabel penelitian. Yang dimaksud dengan variabel penelitian itu adalah
sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau judulnya adalah korelasi, antara kemampuan
membaca dengan kemampuan menulis, maka variabelnya adalah kemampuan membaca dan
menulis. Salah satu diantaranya dijadikan variabel bebas dan yang lain dijadikan variabel terikat.

F. Hasil penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, hasil penelitiannya berupa hasil perhitungan statistik
terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistik ini dijadikan dasar untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitiannya berupa
penjelasan terhadap data-data yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian ditarik
suatu kesimpulan dan berdasarkan kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
1.      Memberi penjelasan
2.      Memberi komentar atau penilaianMemberi saran
3.      Menyampaikan sanggahan
4.      Membuktikan hipotesa

B. Jenis Tulisan
Setiap tulisan pasti dibangun oleh beberapa bagian. Bagian-bagian pembangunan sebuah
karya tulis akan mengandung beberapa jenis tulisan. Sebuah karya tulis berlaras ilmiah pun akan
dibangun oleh beberapa jenis tulisan. Seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali berbagai
bahan informasi menjadi sebuah tulisan yang utuh, Sebuah tulisan ilmiah merupakan hasil
rangkaian fakta, bukan realitas, yang merupakan hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala, dan
pendapat.
Pada dasarnya, sebuah karya ilmiah merupakan sebuah tulisan nonfiksi yang bertujuan
untuk memberitahukan, menjelaskan, atau membuktikan suatu fakta kepada membaca. Tekanan
pada memberitahukan, menjelaskan, atau membuktikan menyebabkan jenis tulisan pada karya
ilmiah merupakan eksposisi (memberitahukan, menjelaskan, memaparkan) dan argumentasi
(membuktikan). Dalam usaha untuk menyampaikan karya ilmiah secara lebih akurat, karya
ilmiah seringkali juga menampilkan jenis tulisan deskripsi.
Berikut ini merupakan jenis-jenis karangan yang ditemukan dalam karya ilmiah :
1. Narasi
Narasi adalah penulisan yang sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengamatan maupun
pengalaman. Dalam karya ilmiah, narasi bersifat menyampaikan sebuah peristiwa berdasarkan
urutan kronologis dan digunakan sebagai ilustrasi untuk menguatkan uraian yang sedang
disampaikan oleh penulis.
2. Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang berusaha untuk menggambarkan bentuk obyek
pengamatan: rupanya, sifatnya, rasanya, atau coraknya sesuai dengan keadaan yang sebenernya.
Deskripsi juga merupakan penulisan yang menggambarkan perasaan seperti bahagia, takut, sepi,
sedih atau gembira. Tujuan dari deskripsi adalah membantu pembaca untuk membayangkan
seseorang, merasakan suatu suasana, atau memahami suatu sensasi atau emosi melalui imajinasi
yang terbentuk dari ungkapan bahasa.
Dalam menyusun sebuah deskripsi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Harus ada penggambaran yang dominan yang dituangkan dalam sebuah kalimat topic dalam
paragraf.
b. Suasana hati tertandai melalui pilihan kata yang baik.
c. Pengembangan paragraf harus dilakukan secara efektif, masuk akal atau logis, dipikirkan dan
dirancang dengan cermat dan teliti.
3. Eksposisi
Eksposisi adalah tulisan yang berusaha memberi penjelasan atau informasi. Tulisan yang
ekspositoris akan menguraikan sebuah proses, melukiskan proses pembuatan sesuatu yang belum
diketahui pembaca, atau proses kerja suatu benda. Ada beberapa jenis tulisan ekspositoris yaitu
eksposisi yang menjelaskan suatu prosedur atau proses, memberikan dan menguraikan sebuah
definisi atau pandangan, menerangkan arah, menjelaskan dan menafsirkan gagasan,
menerangkan bagan atau tabel, mengulas suatu hal atau peristiwa.
Pada dasarnya dalam sebuah karya ilmiah, eksposisi menghimpun dua hal, pencerapan
alat indera dan penggalian referensi. Pada saat eksposisi melukiskan sesuatu, jenis tulisan
deskripsi akan muncul juga. Dalam usaha lainnya seperti menguraikan, menafsirkan,
menjelaskan. Eksposisi berusaha untuk merangkaikan atau merangkum sebuah hasil riset
berdasarkan percobaan, akumulasi data, perluasan pemikiran atau pengamatan. Dalam tulisan
ekspositoris ada suatu bagian simpulan atau saran yang akan mengakhiri tulisan tersebut.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah penulisan yang bertujuan untuk meyakinkan orang, membuktikan
pendapat atau bahkan membujuk pihak lain agar pendapat pribadi penulis diterima. Dalam karya
ilmiah, bentuk argumentasi ini dianjurkan dalam sajian yang obyektif dan tidak mengandung
opini penulis. Argumentasi harus dibangun dengan menyusun alasan secara logis untuk
menunjang sebuah kalimat topic dalam paragraf. Alasan disusun berdasarkan penjelasan atau
kutipan dan fakta-fakta yang tepat.
Secara umum jenis karya tulis ilmiah dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Karya tulis ilmiah pendidikan (paper, skripsi, tesis, disertasi)
2. Karya tulis ilmiah penelitian (makalah, laporan, jurnal)
3. Karya tulis ilmiah keterampilan (artikel,resensi,esai)

C. Teknik Menentukan Tema


Tema adalah gagasan sentral atau ide pokok sebuah karangan, seperti ekonomi, social,
politik, kebudayaan, dan pendidikan.
Teknik menentukan tema yaitu :
1. Menarik
2. Urgensi
3. Aktual
4. Keilmuan
5. Terjangkau
D. Sistematika dan Kejelasan Karangan
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah. Oleh
karena itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka penulisan tertentu. Aturan penulisan
tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga yang bersangkutan. Secara umum,
kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan
penutup.

1. Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi : halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar dan grafik.
- Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf
kapital, biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
- Halaman Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing atau lembaga yang bersangkutan.
- Kata Pengantar
Menguraikan dengan singkat alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian, dan
ucapan terima kasih kepada pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan
penelitian.
- Halaman Abstrak
Berisi masalah pokok pada skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak memerlukan
halaman ini.
- Daftar Isi
Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi pokok laporan, sehingga harus
mencantumkan dengan jelas urutan bab dan sub-bab, serta seluruh lampiran yang ada
dengan nomor halaman masing-masing.
- Daftar Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi laporan, maka
harus mencantumkan nomor urut dan halaman dengan jelas.
2. Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
- Pendahuluan
Memaparkan  latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
hipotesis, penjelasan, dan metode penelitian.
- Landasan teori
Berisi uraian teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang
mendasari perumusan hipotesis.
- Hasil penelitian
Menguraikan pengolahan dan analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
- Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan
kepada landasan teori yang digunakan kemudian dikemukakan beberapa saran.
3. Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari:
-  Daftar Pustaka
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang
digunakan dalam penulisan laporan.
-  Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan
lain-lain.
-  Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan disusun menurut abjad.
E. Topik
Topik seringkali sulit dibedakan dari judul. Sebuah topik atau bahkan sebuah tesis pada
akhirnya dapat dijadikan judul tulisan. Akan tetapi, topik tidak sama dengan judul. Tidak selalu
sebuah judul merupakan topik tulisan.
Topik adalah pokok kajian/pembicaraan yang dapat diturunkan atau diambil dari tema
atau subtema sesuai dengan karangan/tulisan yang akan digarap.
Ada empat syarat pemilihan topik, yaitu :
1. Menarik perhatian penulis.
2. Diketahui dan dikuasai oleh penulis.
3. Harus cukup sempit dan terbatas.
4. Tidak terlalu baru, teknis atau kontroversial.

TUJUAN
Jika selesai memilih topik, langkah berikutnya yaitu menetapkan tujuan penulisan.
Tujuan penulisan ada dua yaitu sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berdasarkan topik
yang telah dipilih dan maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan.
Jadi, tujuan yang dimaksudkan bukan tujuan topik melainkan pribadi penulis.
TESIS
Langkah berikutnya adalah merumuskan kalimat tema, yakni menggabungkan topik dan
tujuan kita. Kalimat tema dalam karangan ilmiah disebut kalimat tesis. Kalimat tesis adalah
kalimat tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang
bertindak sebagai gagasan sentral kalimat tesis tersebut.
Sebuah kalimat tesis merupakan perumusan singkat yang mengandung tema Dasar
sebuah tulisan dengan satu gagasan sentral yang menonjol. Jika kita memandangnya dari sudut
analisis kalimat, gagasan sentral dari kalimat tesis adalah subjek, predikat, dan objek, gagasan
sentral adalah gagasan utama kalimat. Kalimat tesis berbentuk satu kalimat, dapat berupa kalimat
tunggal ataupun kalimat majemuk bertingkat.
Jadi, dalam merumuskan sebuah kalimat tesis, selain persyaratan kalimat tema, harus
diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan empat hal berikut ini :
a. Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik tujuan.
b. Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
c. Tidak boleh kalimat majemuk setara.
d. Harus memiliki gagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.
e. Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif seperti beberapa, hanya dan agak.
Kalimat tesis merupakan payung dari keseluruhan bentuk karangan. Pembagian bab atau
pembagian paragraf dalam sebuah karangan merupakan gagasan-gagasan yang akan menunjang
kalimat tesis tersebut. Kerangka karangan yang baik selalu dapat menunjukkan kepada pembaca
topik dan tujuan si penulis.
F. Kerangka Karangan
Pada umumnya, ketika akan menulis karangan ilmiah, penulis membuat sebuah bagan
atau rencana kerja. Tujuannya yaitu agar isi pikiran yang akan dituangkan ke dalam tulisan
literatur, terperinci, dan sempurna. Metode yang biasa dipakai disebut outline atau kerangka
karangan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kerangka karangan adalah suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap.
Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan
1. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik atau tujuan yang akan dicapai. Tema yang
dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan harus berbentuk tesis atau
pengungkapan maksud.
2. Mengadakan inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis.
Dalam hal ini, boleh mencantumkan sebanyak-banyaknya topik dengan tidak perlu langsung
melakukan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
3. Mengadakan evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua diatas.
4. Menentukan pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian dari tesis.
Dengan pola susunan tersebut, semua perincian akan disusun kembali sehingga akan
diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.
BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Dari pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang
disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya.  Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang disajikan secara fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak
aspek yang mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan
hasil karya ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling harus
mengetahui etika dan kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan karya ilmiah
yang baik dan benar dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan
menerima berbagai kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah, karena itu
merupakan suatu pembelajaran ketika akan membuat karya ilmiah. Karya ilmiah mempunyai
beberapa jenis seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai, opini, dan fiksi.
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi
tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan,
serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi
sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi
penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan
menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara
sistematis, serta memperluas wawasan.

Anda mungkin juga menyukai