Anda di halaman 1dari 2

Menentukan Jadwal Dosis

Dari Tabel 11.3, konsentrasi C n−1 pada awal interval ke-n diberikan oleh
C n−1=C0 + R n−1(11.22)

Tingkat dosis yang diperlukan untuk mendekati tingkat aman tertinggi H, maka C n−1
mendekati H saat n menjadi besar. diperoleh
H= lim C n−1+ ¿ R n−1=C 0+ R ¿
n→ ∞

Gabungkan hasil akhir ini diperoleh C 0=H−L dimana R=L.

Untuk memeriksa konsentrasi sisa R untuk interval T yang berbeda antara dosis dengan
Rdibandingkan denganC 0, Diperoleh

C0
kT
R e −1 C0
= ; R= kT
C0 C0 e −1

R C0
=
C0 C0 ( ekT −1)

R 1
= kT 0< R n< R ,untuk semua n
C0 e −1

Substitusikan C 0=H−L dan R=L diperoleh

L 1
= kT
H−L e −1

H −L
L=
e kT −1

L ( e kT −1 )=H −L

L e kT −L=H−L

L e kT =H
H
e kT =
L
Kemudian selesaikan persamaan diatas untuk e kT didapatkan

e kT =H / L

ln e kT =ln ( Hl )
kT =ln ( Hl )
1 H
T = ln (11.25)
k L
Obat ini dapat diikuti setiap T =(1/k ) ln ⁡(H / L) jam dengan dosis yang meningkatkan
konsentrasi C 0=H−L mg/ml .

Memverifikasi Model
Model meresepkan dosis cukup bagus. Model tersebut didasarkan pada asumsi bahwa
penurunan konsentrasi obat dalam aliran darah sebanding dengan konsentrasi yang telah
diverifikasi secara klinis. Obat dapat diuji untuk menentukan secara eksperimental tingkat
efektif terendah ( L) dan tingkat keamanan tertinggi ( H ) dengan faktor keamanan yang sesuai
untuk memungkinkan ketidak-akuratan dalam proses pemodelan. Dengan demikian, model
tersebut berguna.
Kekurangan model ini adalah asumsi peningkatan konsentrasi setiap kali obat diberikan.
Aspirin, yang diminum secara oral membutuhkan waktu terbatas untuk berdifusi ke dalam
aliran darah. Sehingga, anggapan tersebut tidak realistis untuk obat seperti itu. Untuk kasus
seperti itu, grafik konsentrasi versus waktu untuk satu dosis mungkin menyerupai Gambar.

Gambar 11.14 Konsentrasi obat dalam aliran darah


untuk dosis tunggal yang diminum

Anda mungkin juga menyukai