Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang
Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk larutan. Untuk membuat
larutanpada umumnya digunakan pelarut air. Ada juga beberapa larutan yang menggunakan
pelarut lain.

Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami
sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan makhluk hidup pada
umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya
antara zat murni.

Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi
berlangsung didalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan
dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan
campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan
begitu seragam atau satu fase sehingga tidak dapat diamati dan bagian-bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra sekalipun.

Larutan terjadi jika atom, molekul atau ion dari suatu zat semuanya terdispersi (larut).
Larutan terdiri dari dua komponen penting, komponen tersebut adalah  pelarut dan  zat
terlarut. Biasanya komponen pelarut mengandung jumlah zat terbanyak dan komponen zat
pelarut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu didalam larutan. Konsentrasi
merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi
berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut menyatakan banyaknya
zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung
sebagian besar zat pelarut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya
tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil zat terlarut, maka
konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat,
diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit.

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar dapat mengetahui cara pembuatan suatu larutan
dan cara mengencerkan larutan.

1.2        Tujuan
-          Mengetahui berbedaan pembuatan larutan NaCl dan H2SO4
-          Mengetahui reaksi yang terjadi pad proses pembuatan larutan NaCl dan H2SO4 dengan air
-          Mengetahui hasil dari konsentrasi dari pembuatan NaCl dan H2SO4
-          Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
                                                                                BAB  2
                                                       TINJAUAN  PUSTAKA

Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat atau lebih. Zat padat, cair
dan gas semuanya dapat dilarutkan ke dalam cairan untuk membuat larutan.
Dengan kata lain, setiap campuran yang membentuk hanya satu fase adalah
larutan. Sesuai dengan definisi atau pengertian maka udara bersih dapat dipandang
sebagai larutan. Sebab larutan yang dianggap udara merupakan campuran
homogen dari sistem gas seperti nitrogen, oksigen, argon, dan juga karbon dioksida,
dan lain-lain (Khopkar, 1990).

Fasa larutan dapat berupa fasa cair, padat atau gas tergantung pada dua sifat
komponen larutan tersebut. Dan tiga wujud zat seharusnya terbentuk dalam
sembilan macam zat larutan, tetapi zat berwujud padat dan cair tidak membentuk
dalam larutan dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud padat dan cair
dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk larutan heterogen (Khopkar,
1990).

Campuran adalah gabungan zat – zat yang berbeda jenisnya dengan perbandingan
tidak tetap atau juga penggabungan antara dua zat atau lebih yang berbeda tanpa
reaksi dan jenis – jenis campuran ada 2 macam, yaitu campuran homogen yang
artinya adalah campuran yang seluruh bagiannya mempunyai perbandingan
komponen yang sama sehingga sangat sulit untuk membeda – bedakan komponen
zat penyusunannya dan campuran heterogen yang artinya adalah campuran yang
perbandingan komponen disetiap bagiannya tidak sama sehingga masih dapat
dibedakan zat – zat penyusunnya (Khopkar, 1990).

Kelarutan atau solubility merupakan jumlah maksimum dari suatu zat yang dapat


larut didalam sejumlah pelarut pada temperatur atau suhu tertentu (Khopkar, 1990).

Kelarutan suatu zat memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu :


1) Jenis pelarut, zat bisa bercampur asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.
2) Suhu, kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi , jika suhunya 
     dinaikkan.
3) Pengadukan, dengan diaduk maka antara partikel dan pelarut bertumbukan
sehingga akan semakin cepat gula larut dalam cair (Hiskia, 1996).

Larutan  dapat   dibagi   menjadi   3,  yaitu:
1) Larutan Jenuh, suatu larutan yang mengandung sejumlah zat pelarut yang
larut      dan mengadakan kesetimbangan dengan  zat pelarut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel – partikelnya tepat habis bereaksi dengan
pereaksi.

2)  Larutan Tak Jenuh, larutan yang  mengandung (zat terlarut) kurang dari  suatu


     yang diperlukan  untuk membuat   larutan   jenuh atau dengan kata lain, larutan
     yang partikel–partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi.

3) Larutan Lewat Jenuh, suatu larutan yang mengandung lebih banyak solut tidak
     daripada yang   diperlukan   untuk   larutan jenuh atau dengan kata lain, larutan
     yang   dapat lagi melarutkan zat   terlarut   sehingga   terjadi endapan (Hiskia,
     2001).

Larutan Pekat adalah larutan yang memiliki atau mengandung sebagian besar zat pelarut
sedangkan Larutan Encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat pelarut, relatif
terhadap jumlah pelarut (Hiskia, 2001).

Air disebut pelarut universal karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada
pelarut lainnya, tetapi tidak benar - benar universal, namun air merupakan pelarut
yang luar biasa karena ditandai polaritas dari molekul air dan kecendrungan untuk
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul lain (Aminu.2010).
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik, seperti halnya satuan volume, satuan
kimia, ataupun satuan berat seperti mol, ekuivalen, dan massa rumus. Konsentrasi memiliki 3
satuan antara lain :

1) Molalitas (m) merupakan  satuan  konsentrasi   yang penting untuk menentukan


     sifat – sifat   yang   tergabung   dari   jumlah   partikel   dalam   larutan.  Secara
     matematis pernyataan diatas dinyatakan sebagai berikut  :
                          m= n x1000/p
                          m=massa/Mrx1000/p
2) Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Secara
     matematis pernyataan diatas dinyatakan sebagai berikut :  
M = n/v
3) Fraksi mol (x)   menyatakan   perbandingan   mol  salah satu komponen dengan
     Jumlah   mol   semua   komponen –  komponen.  Fraksi   mol masing – masing
     komponen dalam suatu larutan dapat ditentukan sebagai berikut :
xA = nA/nA +B atau xB =  nB/nA+nB
     (Gunawan, 2004).
 
Sifat fisik yang dimiliki cairannya berminyak tebal, berbau namun memiliki bau tersedak
ketika panas, tak berwarna dan memiliki rasa asam, sifat kimia yang dimiliki adalah asam
kuat, bersifat korosif, memiliki afinitas yang sangat besar terhadap air, sifatnya reaktif, asam
bervalensi 2, dan diperoleh dari reaksi SO₃ dengan air SO₃+H₂OH₂SO₄ (Karyadi, 1994).

Sifat fisik yang dimiliki NaCl adalah solid, memiliki rasa asin, mudah larut dalam air,
dan tidak bisa melewati selaput semipermeable. Sifat kimia yang dimiliki NaCl
adalah NaCl didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga PHnya netral, ikatan
ioniknya kuat ( ) + ( ) selisih elektronegatifnya lebih dari dua, dan
larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada air
(Sukardjo, 1997).
Air mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik, karena fungsinya sangat penting dalam
kehidupan mahluk di dunia ini. Air merupakan pelarut yang sangat baik. Air yang terdapat di
danau, sungai, dan laut mengandung zat yang larut didalamnya (Gunawan, 2004).
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor atau energi dari suatu
sistem ke lingkungan. Sedangkan reaksi endoterm ialah reaksi kimia yang menyerap
kalor atau energi dari lingkungan ke sistem. Salah satu contoh reaksi eksoterm
adalah percobaan H₂SO₄ dan contoh reaksi endoterm adalah percobaan pembuatan
larutan NaCl (Petrucci, 1987).

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1       Alat dan Bahan


3.1.1    Alat
-          Neraca analitik
-          Labu ukur 100 ml
-          Pipet tetes
-          Pipet ukur 1 ml
-          Gelas kimia 100 ml
-          Batang pengaduk
-          Corong kaca
-          Spatula
-          Kaca arloji
-          Botol semprot
-          Bulp
-          Alat tulis
-          Kalkulator

3.1.2    Bahan
-          NaCl
-          H2SO4 96 %
-          Aquades
-          Tisu

3.2       Prosedur Percobaan
3.2.1    Larutan NaCl
-      Ditimbang NaCl menggunakan neraca analitik sebanyak 1,0018 gram.
-      Dimasukkan aquades sebanyak 50 ml kedalam gelas kimia 100 ml.
-      Dimasukkan NaCl kedalam gelas kimia 100 ml yang berisi aquades.
-      Diaduk menggunakan batang pengaduk.
-      Dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml menggunakan corong kaca.
-      Dibilas gelas kimia 100 ml menggunakan aquades dan bilasannya di masukkan kedalam labu
ukur 100 ml.
-      Ditutup labu ukur 100 ml dan di bolak-balik sambil dipegang tutupnya hingga tercampur rata.

3.2.2    Pengenceran H2SO4
-          Dimasukkan aquades sebanyak 50 ml kedalam gelas kimia 100 ml.
-          Dipipet H2SO4 96% sebanyak 1 ml dan dimasukkan kedalam gelas   
              kimia 100 ml.
-          Diaduk menggunakan batang pengaduk.
-          Dipindahkan ke labu ukur 100 ml menggunakan corong kaca.
-          Dibilas gelas kimia dan bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur
100 ml.
-          Dimasukkan sisa bilasannya dengan menggunakan pipet tetes.
hingga sampai dengan batas ukur 100 ml pada labu ukur.
-          ditutup labu ukur 100 ml dan bolak-balik sambil dipegang tutupnya
hingga tercampur rata.

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Tabel Pengamatan
N Nama Larutan Konsentrasi
O
1. Larutan NaCl Molaritas 0,171
Fraksi Mol 3,065 X 10-3
Persen berat 1,0018%
2. Larutan H2SO4 Molaritas 0,180
Fraksi Mol 3,262 X 10-3
Persen volume 1%
4.2       Reaksi
4.2.1    NaCl dan air
            NaCl + H2O   Na+ + Cl- + H2O

4.2.1    H2SO4 dan air
            H2SO4 + H2O   2H+ + SO4-2 + H2O

4.3       Perhitungan
4.3.1    Larutan NaCl
            Diketahui        :          
-           massa NaCl          = 1,0018 gram
-          Mr NaCl    = 58,5 gram/mol
-          Vlarutan                    = 100 ml
-                        = 1 gram/ ml
air

-           NaCl                       = 2,16 gram/ ml


-          Mr air                    = 18 gram/ mol
            Ditanya           :
-          A. Molaritas ?
-          B. Fraksi mol ?
-          C. Persen berat ?
Jawab              :

A.    M =   = 

                             = 
                             = 0,171 M

B.     Fraksi Mol             = 

Mol NaCl        =   = 


                                    = 0,017 mol
Mol air             =   =
Karena mol air belum diketahui maka kita cari terlebih dahulu massanya dengan cara sebagai
berikut.
Vair =Vlarutan – VNaCl

VNaCl =   = 
                        = 0,464 ml
Vair     = 100 ml – 0,464 ml
            = 99,356 ml
Massa air = V.   air
                     = 99,536 . 1
                 = 99,536 gram

Mol air =   = 


                          = 5,529 mol

XNaCl = 
          =          = 3,065 X 10-3
C.     Persen berat           =   X 100%

=   X 100%
= 1,0018%

4.3.2    Larutan H2SO4
            Diketahui        :
-          Kadar H2SO4                    = 96%
-                                                   = 1,84 gram/ ml
-          Vlarutan                            = 100 ml
-          Mr H2SO4                          = 98 gram/ml
-          VH2SO4                            = 1 ml
Ditanya           :
A.    Molaritas ?
B.     Fraksi mol ?
C.     Persen Volume ?
Jawab              :
A.    Molaritas sebelum diencerkan

M1 =               = 
                              = 18,2
Molaritas setelah diencerkan
M1.V1 = M2.V2

M2       =         = 
                              = 0,180 M
B.     Mol H2SO4            = 
Karena massa H2SO4 belum diketahui maka kita cari terlebih dahulu massanya dengan cara
sebagai berikut.
M H2SO4   = V. P
                  = 1. 1,84
                  = 1,84 gram

Mol H2SO4            =    = 


                                           = 0,018 mol

Mol H2O               = 
                              = 5,5 mol

X H2SO4               =

                              = 
                              = 3,262 X 10-3

C.     Persen Volume      =   X 100%

=   X 100%             
= 1%
4.4       Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan dua percobaan. Percobaan yang pertama yaitu pembuatan
larutan NaCl ( zat pelarut ) dan aquades ( zat terlarut ). Pertama-tama NaCl ditimbang
menggunakan neraca analitik didapatkan sebanyak 1,0018 gram kemudian dimasukkan kedal
gelas kimia yang telah berisi aquades dan diaduk agar tercampur sempurna. Kemudian
dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan dibolak-balik dari percobaan tersebut didapatkan
konsentrasi sebanyak 0,171 M, fraksi mol 3,065 X 10-3 dan persen berat sebanyak 1,0018%.

Pada percobaan kedua, pengenceran larutan dari H2SO4 ( zat cair ) dan aquades ( zat
terlarut ). Pertam-tama dipipet 1 ml H2SO4 kedalam gelas kimi yang telah berisi aquades
sebanyak 50 ml dan diaduk agar tercampur. Kemudian larutan H 2SO4 dimasukkan kedalam
labu ukur 100 ml dan dibolak-balik, dari percobaan tersebut didapatkan hasil konsentrasi
molaritasnya sebanyak 0,18 M, fraksi mol sebanyak 3,262 X 10 -3 dan persen volumenya
sebesar 1%.

Perbedaan pembuatan larutan NaCl dan H2SO4 yang pertama adalah cara pengukuran takaran
NaCl menggunakan neraca analitik karena menggunakan zat padat, sedangkan H 2SO4 diukur
menggunakan pipet Volume krena merupakan zat cair. Yang kedua dalam dalam menghitung
konsentrasi, NaCl menggunakan rumus   sedangkan larutan H2SO4 menggunakan rumus
pengenceran yaitu M1V1 = M2V2.

Fungsi perlakuan pada pembuatan larutan NaCl diantaranya dilakukan penimbangan


menggunakan neraca analitik agar mendapatkan NaCl yang diinginkan. Dilakukan
pengadukan agar NaCl dan pelarut aquades bercampur dengan rata dan larutan sempurna.
Dibolak-balik labu ukur untuk menghomogenkan larutan. Fungsi perlakuan pada
H2SO4 diantaranya dilakukan pengukuran menggunakan pipet volume agar mendapatkan
volume H2SO4 yang diinginkan. H2SO4 dimasukkan kedalam gelas kimia yang sudah berisi
aquades, hal ini dilakukan agar menghilangkan panas dari H 2SO4. Apabila H2SO4 dimasukkan
terlebih dahulu tanpa berisi aquades akan memercik dan yang paling bahayanya
mengakibatkan pecahnya gelas kimia. Labu ukur dibolak-balik untuk menghomogenkan
larutan H2SO4.

Pada penentuan molaritas NaCl menggunakan rumus M =   karena sudah diketahui masa
NaCl melalui penimbangan, Mr NaCl, dan volume larutannya. Sedangkan pada penentuan

molaritas H2SO4 menggunakan rumus m =   karena yang diketahui kadar


H2SO4 sebanyak 96%, masa jenis H2SO4 sebesar 1,84 gram/ml dan Mr H2SO4. Serta rumus
pengenceran yaitu M1V1 = M2V2. Digunakannya rumus pengenceran M1V1 = M2V2 karena
larutan H2SO4 dicampurkan dengan aquades.

Faktor kesalahan pada percobaan pembuatan laruatan ini diantaranya kurangnya


ketelitian  dalam pengukuran NaCl menggunakan neraca analitik dan kurang teliti dalam
pengukuran H2SO4 menggunak pipet ukur 1 ml.
BAB 5
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
-          perbedaan pembuatan larutan NaCl dan H2SO4 diantranya yaitu cara penakaran NaCl
menggnakan neraca analitik, sedangkan H2SO4 penggunakan pipet ukur 1ml. Rumus yang
digunakan untuk menghitung konsentrasi NaCl menggunakan rumus , sedangkan larutan

H2SO4 menggunakan rumus 
-          a.  Reaksi yang terjadi pada pembuatan larutan NaCl dan air
                                    NaCl + H2O   Na+ + Cl- + H2O
                   b.  Reaksi yang terjadi pada pembuatan larutan H2SO4 dan air
                                    H2SO4 + H2O    2H+ + SO4-2 + H2O
-          Pada pembuatan NaCl didapatkan didapatkan konsentrasi           molaritasnya 0,171 M,
fraksi mol 3,065 x 10-3 dan persen berat 1,0018%. Pada pembuatan larutan H2SO4 didapatkan
konsentrasi molaritasnya 0,18 M, fraksi mol 3,626 x 10-3 dan persen volume 1%.
-          Faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, jumlah zat,      jenis zat, dan
tekanan.

5.2       Saran
Sebaiknya dalam percobaan pembuatan larutan menggunakan bahan yang lain seperti NH 4Cl,
CH3COONH4, HCl, dan lain-lain agar mendapatkan hasil yang beragam.
                                               

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1996. “Kimia Larutan”. Bandung : Citra Aditya Bakti


Achmad, Hiskia. 2001. “Kimia Larutan”. Bandung : Citra Aditya Bakti
Gunawan, Adi dan Roeswati. “Sifat Fisik dan Kimia”. Jakarta : PT. Gramedia
Irfandah, Aminu. 2010. “Mengapa Air Disebut Pelarut Universal”.
Yogyakarta :                   Farmasi UGM
Karyadi, Grenny. 1994. “Kimia Dasar 2”. Jakarta : DEPDIKBUD
Khopkar, S.M. 1990. “Konsep Dasar Kimia Analitik”. Jakarta : Universitas
                 Indonesia
Petrucci, R. 1987 .“KimiaDasar 2” .  Bandung   :     ITB
Sukardjo. 1997. “Kimia Fisika”. Jakarta : PT. Rineka Cipta

B. LANDASAN TEORI
Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut larutan (solution).
Biasanya larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya
padatan atau gas. Komponen utama biasanya disebut pelarut (solvent), dan
komponen minornya dinamakan zat terlarut (solute). Pelarut dipandang sebagai
‘pembawa’ atau medium bagi zat terlarut, yang dapat berperan serta dalam reaksi
kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena pengendapan atau
penguapan (Oxtoby, 2001 : 153).
Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang  besar jumlahnya.
Komponen yang besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebut solute.
Contohnya satu gram gula dicampur dengan 100 ml air akan membentuk larutan
gula dalam air (Grolier, 2004: 200).

Dalam cairan dan padatan, molekul2 saling terikat akibat adanya tarik-menarik
antarmolekul. Gaya ini juga memainkan peranan penting dalam pembentukan
larutan. Bila suatu zat (zat terlarut) larut dalam zat lainnya (pelarut), partikel zat
terlarut akan menyebar ke seluruh pelarut. Partikel zat terlarut ini menempati posisi 
yang biasanya ditempati oleh molekul pelarut. Kemudahan partikel zat terlarut
menggantikan molekul pelarut bergantung pada kekuatan relative dari tiga jenis 
interaksi yaitu interaksi pelarut-pelarut, interaksi zat terlarut-zat terlarut, dan
interaksi pelarut-zat terlarut (Chang, 2005 : 4).

Dalam ilmu kimia pengertian larutan ini sangat penting karena hamper semua reaksi
kimia terjadi dalam larutan. Laruatn dapat didefinisikan sebagai campuran serba
sama dan berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat molekul,atom,ion dari
dua zat atau lebih (Marratin,2008).
Larutan juga daapat digunakan sebagai bahan industry baik industry nuklir
maupaun lain sebagainya. Larutan sebagai bahan industry dapat dilakukan dengan
membuat umpan melalui metode re-ekstraksi, dimana hal ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kecepatan waktu terhadap efisiensi dan koefisien
distibusi(Mulyono,2007).

DAFTAR PUSTAKA
 Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
 Grolier. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri.
 Marratin,MR.2008. pembuatan larutan dan standrisasinya. Stafa pengajar
Universitas Seranbi Mekah.
 Mulyono.2007. pembuatan larutan umpan prosespengendapan Zr(OH)4
menggunakan metode re-ekstraksi:STTNAS-BATAM.
 Oxtoby, David W. 2001. Prinsip – Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 

1. Teori Dasar
 
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
solute terlarut (Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena,
minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan
(Gunawan, 2004).

Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena
semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas
adalah homogen ia merupakan larutan.

Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu
cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.

Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi


tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).

REPORT THIS AD
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.

Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih
banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature
tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.

Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah
tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat
bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun
larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya
dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen
dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.

Contoh larutan biner

Zat terlarut Pelarut Contoh


Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
REPORT THIS AD
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar,
2003).
Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
ketika kita ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan
kemudian tambahkan teh serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih
terasa manis, kmudian kita menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh
yang tadinya kental atau pekat dan manis sekali menjadi lebih encer dan rasa
manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam pembuatan larutan.
Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan
campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang
manis dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut
konsentrasi atau Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu system homogen yang terdiri
dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom,
molekul atau dari suatu zat semuanya terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang
dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang dinamakan solvent.
Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan
senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut
(Baroroh,2004).

Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan
non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak
melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua
fase.

( Stephen,2002)

Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring
bertambahnya jumlah partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari
larutan gula akan bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel  gula yang larut.

REPORT THIS AD
Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi 1 L air
ditambahkan gula ke wadah yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel
yang sama. Hasil pengukuran dari masing-masing larutan menunjukan bahwa kedua
larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku yang sama relatif terhadap pelarut air. Pengukuran dengan
osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga
mempunyai tekanan osmosis yang sama.

Sifat larutan yaitu penurunan teknan uap (▲P), kenaikan titik didih (▲Pb), penurunan
titik beku (▲Tf), dan tekanan osmotik (π) yaang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif
larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jjumlah partikel zat
terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan dibedakan untuk
larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Hal ini  dikarenakan kemampuan elektrolit
untuk terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan
jumlah partikel zat terlarutnya menjadi lebih besar.
Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat
dirumuskan sebagai berikut :

M=  n
                                           V
REPORT THIS AD
Keterangan :

M= kemolaran (mol/L)

n= mol zat (mol)

V= volume yang ditempati zat (L)

Pengenceran suatu larutan adalah suatu penambahan zat pelarut ke dalam suatu
larutan sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air
(pelarut). Persamaan rumusnya adalah sebagai berikut :

                              M1.V1 = M2. V2


(Johari, 2011)

1. Alat dan Bahan


2. Bahan:
 NaCl 0,1M (garam dapur)
 C6H12O6 0,2 M (glukosa)
 C 11H22 O11 0,02M  (sukrosa)
2. Alat :
 Gelas kimia Labu volumetric
 Pipet volume
 Gelas ukur
 Kaca arloji
 Batang pengaduk
 Neraca analitik
 Corong kaca
REPORT THIS AD
 
1. Prosedur kerja
2. Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi
Massa ketiga kristal tersebut dihitung terlebih dahulu melalui data yang ada

Massa kristal ditimbang dengan neraca analitik sercara tepat.

Masa kristal hasil penimbangan dimasukan ke dalam gelas kimia 100ml dan
ditambah dengan 50ml kemudian diaduk dengan pengaduk hingga larut.
Larutan tersebut dimasukan ke dalam volumetric 100ml dan ditambah dengan air
hingga batas akhir 100ml.

Semua langkah tersebut dillakukan pada 3 bahan diatas.

2. Pembuatan larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi


Larutan dari percobaan 1 diambil 10ml menggunakan popet volume 10ml dan
dimasukan ke dalam labu volumetric 100ml

Ditambah air sampai tepat garis batas 100ml

Dihitung konsentrasi setelah pengenceran

Semua langkah tersebut dilakukan pada 3 bahan di atas

1. Hasil Pengamatan
2. Pembuatan Larutan
no Sampel keterangan Perhitungan Gambar
M= n
V

0,1= n

0,05

n= 0,05

gr= n x Mr

gr= 0,005 x

Sebelum
58,44
membuat larutan
maka dihitung
dahulu berat gr= 0,2922grm
1 NaCL 0,1M bahan
2 Glukosa 0,2 Sebelum M= n
M membuat larutan V
maka dihitung
dahulu berat 0,2= n
bahan
0,05
n= 0,01

gr= n x Mr

gr= 0,01 x

180

gr= 1,8 gram

M= n
V

0,02=  n

0,05

n= 0,001

gr= n x Mr

Sebelum
gr= 0,001 x 330
membuat larutan
maka dihitung
Sukrosa dahulu berat gr= 0.33 gram
3 0,02 M bahan
2. Pengenceran Larutan
no sampel keterangan Perhitungan Gambar
V1= 10ml
M1= 0,1ml

V2= 100ml

V1.M1=V2.M2

10.0,1=100.M2

M2= 10.0,01

100
Setelah melkukan
pengenceran,
dihitung molar = 0,01M
1 NaCl perhitungan
V1= 10ml
M1= 0,2ml

V2= 100ml

V1.M1=V2.M2

10.0,2=100.M2

M2= 10.0,2

100
Setelah melkukan
pengenceran,
dihitung molar = 0,02M
2 glukosa perhitungan
V1= 10ml
M1= 0,02ml

V2= 100ml

V1.M1=V2.M2

10.0,02=100.M2

M2= 10.0,02

100
Setelah melkukan
pengenceran,
dihitung molar = 0,002M
3 sukrosa perhitungan
1. Pembahasan
REPORT THIS AD
Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas
dapat diuraikan bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah
jumlah zatnya (mol). Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan
berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M
dan C11H22O11 0,02 M, yang paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui
berapa gram zat yang digunakan. Dalam pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan
diberi perlakuan pembuatan larutan murni, pembuatan larutan dengan pengenceran
dan dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan diatas, dapa di ketahui
massa garam 0,299 gram, massa glukosa 1,8 gram dan masa sukrosa 0,33 gram.
Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M
yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam
pembuatan ketiga larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah
penambahan air atau pelarut di dalam labu volumetric dan adanya pengocokan
maka campuran itu sudah dinamakan larutan.
Perlakuan selanjutnya adalah mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses
pengencerannya hanya mengambil sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing
bahan tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya.
Sehingga terjadi perubahan volume dan perubahan konsentrasi.

Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika
diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-
mula atau mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari
semula. Bisa dilihat larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian
setelah pengenceran konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan glukosa
mulanya konsentrasi sebesar 0,2 M setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya
turun menjadi 0,02 M dan pada larutan sukrosa atau gula pasir juga demikian
awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan konsentrasinya berubah menjadi
0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga larutan yang diambil untuk
proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah penambahan 90 ml
air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol) tetap. Hal itu
bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah

REPORT THIS AD
M1.V1 =  M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga
mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan
pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni
bahwa mengencerkan larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan
menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan
kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut tidak berubah.
1. Kesimpulan
1. Setelah melakukan praktikum pebuatan larutan, kita dapat membuat larutan dengan
benar. Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02
M yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan
ketiga larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau
pelarut di dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah
dinamakan larutan.
2. Setelah membuat larutan kemudiaan larutan tersebut diencerkan. konsentrasi dari
ketiga larutan tersebut (garam, glukosadan sukrosa)  ketika diencerkan konsentrasinya
menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan
konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula.
KEPUSTAKAAN
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung
Mangkurat:Banjar Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika : Surabaya
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga: jakarta

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta


Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB
B.
 
Dasar Teori
1.
 
LarutanMerupakan campuran homogeny antara dua zat atau lebih yang berbeda jenis.Ada
dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut dan zat pelarut.Fasa larutan
dapat berupa fasa gas, cair, atau gas tergantung pada dua sifatkomponen larutan tersebut.
Apabila fasa pembuat larutan atau zat-zat pembentuknya sama. Zat yang berbeda dalam
jumlah terbanyak umumnya
disebut pelarut, sedangkan zat yang lainnya disebut zat terlarut. (Drs. Mulyono HAM,M.Pd.:
1).Berdasarkan zat wujud terlarut dan zat pelarut, larutan dapat dibagi dalamtujuh macam.
Dari tiga jenis wujud zat seharusnya terbentuk sembilan macam zatlarutan, tetapi zat
berwujud padat dan cair tidak membentuk dalam larutan
dalam pelarut berwujud gas. Partikel yang berwujud
padat dan cair dalam zat lain yang berwujud gas akan membentuk larutan heterogen. (Drs.
Syukri S.: 352).Selain itu masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap
larutan.Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal denganlarutan
binner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun),larutan kuartener
(empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan
larutan elektrolit (larutanyang dapat menghantarkan arus listrik), dan larutan non elektrolit.
(larutan yangtidak dapat menghantarkan arus listrik). Sedangkan ditinjau dari segi
kemampuansuatu zat malarutkan ke dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu
dikenalsebagai:a.
 
Larutan Jenuh b.
 
Larutan Tak Jenuh
 
c.
 
Larutan lewat jenuh2.
 
Pengenceran larutanProsedur laboratorium dalam kimia analitik sering kali
mensyaratkan pengambilan alikout dari sebuah larutan standar, mengencerkannya menjadivol
ume yang lebihh besar dalam botol volumetrik.3.
 
MolaritasMolaritas (M) adalah suatu konsentrasiyang mengukur banyaknya mol zatterlarut
dalam suatu liter larutan. Dapat di tulis dengan rumus
:M= mol zat terlarut atau M = molLiter larutan VMembuat suatu larutan untuk
suatu eksperomen dapat dilakukan denganmelarutkan zat padat (kristal) atau dengan
melakukan pengenceran larutankonsentrasi tinggi menjadi konsentrasi rendah.

DAPUS
JR, R.A. Day & A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta:Erlangga.HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium.
Jakarta: Bumi Aksara.

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan
solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat,
akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua
gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia
merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak
beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut
larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak
daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang
demikian disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu
pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat
zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua
komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
ketika kita ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian
tambahkan teh serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian
kita menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan
manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua adalah kegiatan dalam
pembuatan larutan. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan
dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis
dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau
Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat
semuanya terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut
solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam
jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute
atau zat terlarut (Baroroh,2004). Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua
larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan
yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua
fase. ( Stephen,2002)
Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut
dalam larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya
jumlah partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah
seiring bertambahnya jumlah partikel  gula yang larut.
            Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi 1 L air ditambahkan
gula ke wadah yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel yang sama. Hasil
pengukuran dari masing-masing larutan menunjukan bahwa kedua larutan tersebut ternyata
memiliki nilai penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang
sama relatif terhadap pelarut air. Pengukuran dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua
larutan garam dan gula tersebut juga mempunyai tekanan osmosis yang sama.
            Sifat larutan yaitu penurunan teknan uap (▲P), kenaikan titik didih (▲Pb), penurunan
titik beku (▲Tf), dan tekanan osmotik (π) yaang hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif larutan. Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada
jenis zat terlarutnya.
            Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jjumlah partikel zat
terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit. Hal ini  dikarenakan kemampuan elektrolit untuk
terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat
terlarutnya menjadi lebih besar.
            Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap
liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. Molaritas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
M=  n
       V
Keterangan : M= kemolaran (mol/L)
                       n= mol zat (mol)
                      V= volume yang ditempati zat (L)
Pengenceran suatu larutan adalah suatu penambahan zat pelarut ke dalam suatu larutan
sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).
Persamaan rumusnya adalah sebagai berikut :
                              M1.V1 = M2. V2
(Johari, 2011)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Bahan dan Alat
3.1.1        Bahan:
         NaCl 0,1M (garam dapur)
         C6H12O6  0,2 M (glukosa)
         C 11H22 O11 0,02M  (sukrosa)
3.1.2        Alat :
-          Gelas kimia Labu volumetric              -Pipet volume
-          Gelas ukur                                           - Kaca arloji
-          Batang pengaduk                                - Neraca analitik
-          Corong kaca
3.2  Prosedur kerja
1.      Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi
Massa ketiga kristal tersebut dihitung terlebih dahulu melalui data yang ada
Massa kristal ditimbang dengan neraca analitik sercara tepat
Masa kristal hasil penimbangan dimasukan ke dalam gelas kimia 100ml dan ditambah dengan
50ml kemudian diaduk dengan pengaduk hingga larut
Larutan tersebut dimasukan ke dalam volumetric 100ml dan ditambah dengan air hingga
batas akhir 100ml

Semua langkah tersebut dillakukan pada 3 bahan diatas

2.     Pembuatan larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi


Larutan dari percobaan 1 diambil 10ml menggunakan popet volume 10ml dan dimasukan ke
dalam labu volumetric 100ml
Ditambah air sampai tepat garis batas 100ml
Dihitung konsentrasi setelah pengenceran
Semua langkah tersebut dilakukan pada 3 bahan di atas

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
4.1.1 Pembuatan Larutan
n Sampel keterangan Perhitungan Gambar
o
1 NaCL Sebelum M= n
0,1M membuat       V
larutan 0,1= n  
maka        0,05
dihitung n= 0,05
dahulu berat gr= n x Mr
bahan gr= 0,005 x
      58,44
gr= 0,2922grm
2 Glukos Sebelum M= n
a 0,2 M membuat       V
larutan 0,2= n  
maka        0,05
dihitung n= 0,01
dahulu berat gr= n x Mr
bahan gr= 0,01 x
      180
gr= 1,8 gram
3 Sukrosa Sebelum M= n
0,02 M membuat       V
larutan 0,02=  n  
maka          0,05
dihitung n= 0,001
dahulu berat gr= n x Mr
bahan gr= 0,001 x 330
gr= 0.33 gram
4.1.2 Pengenceran Larutan
n sampel keterangan Perhitungan Gambar
o
1 NaCl Setelah V1= 10ml
melkukan M1= 0,1ml
pengenceran, V2= 100ml
dihitung V1.M1=V2.M2
molar 10.0,1=100.M2
perhitungan M2= 10.0,01
            100
      = 0,01M
2 glukosa Setelah V1= 10ml
melkukan M1= 0,2ml
pengenceran, V2= 100ml
dihitung V1.M1=V2.M2
molar 10.0,2=100.M2
perhitungan M2= 10.0,2
            100
      = 0,02M
3 sukrosa Setelah V1= 10ml
melkukan M1= 0,02ml
pengenceran, V2= 100ml
dihitung V1.M1=V2.M2
molar 10.0,02=100.M2
perhitungan M2= 10.0,02
            100
      = 0,002M

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat
diuraikan bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah zatnya
(mol). Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa massa yang
dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M, yang
paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram zat yang digunakan.
Dalam pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi perlakuan pembuatan larutan murni,
pembuatan larutan dengan pengenceran dan dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil
pengamatan diatas, dapa di ketahui massa garam 0,299 gram, massa glukosa 1,8 gram dan
masa sukrosa 0,33 gram.  
Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M
yang digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga
larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam
labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.
Perlakuan selanjutnya adalah mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses
pengencerannya hanya mengambil sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing bahan
tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya. Sehingga terjadi
perubahan volume dan perubahan konsentrasi.
Dari semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut ketika
diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau
mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula. Bisa dilihat
larutan garam dapur mulanya berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran
konsentrasinya menjadi 0,01 M, begitu pula larutan glukosa mulanya konsentrasi sebesar 0,2
M setelah ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,02 M dan pada larutan
sukrosa atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah diencerkan
konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya volume ketiga
larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10 ml/larutan dan setelah
penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan untuk jumlah zatnya (mol)
tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah
M1.V1 =  M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat (mol), sehingga
mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan larutan dengan pengenceran
hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori yang mendasari,yakni bahwa mengencerkan
larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu
pelarut. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat
terlarut tidak berubah.
BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
         Setelah melakukan praktikum pebuatan larutan, kita dapat membuat larutan dengan benar.
Pelarut dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M yang
digunakan adalah air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga
larutan tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di dalam
labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan larutan.
          Setelah membuat larutan kemudiaan larutan tersebut diencerkan. konsentrasi dari ketiga
larutan tersebut (garam, glukosadan sukrosa)  ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih
rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan konsentrasi
sehingga larutannya lebih encer dari semula.
5.2  Saran
Dalam melakukan praktikum pembuatan larutan harus dilakukan dengan sungguh-
sungguh dan teliti. Karena, apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam menghitug massa
tiap sampel maka akan mempengaruhi pada proses pembuatan larutan dan pengenceran.
Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung


Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat:Banjar
Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika : Surabaya
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga: jakarta
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai