Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI INTERNATIONAL

RESUME BAB 6 TRANSLASI MATA UANG ASING


RESUME JURNAL “ Foreign Currency Translation Methodology and its Impact on
Multinational Financial Reporting by Joseph Brear”
OLEH : RANI PRASTYAWATI C2D019036
23 Oktober 2020
BAB 6
TRANSLASI MATA UANG ASING
 
ALASAN TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negri yang signifikan mempersiapkan laporan
keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhi hal tersebut laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing
dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk lainnya disebut translasi
mata uang asing. Untuk tujuan pembukuan, aset atau kewajiban mata uang asing dikatakan
rentan resiko keuangan jika tingkat perubahan pada mata uang yang ditranslasikan
menyebabkan perubahan pada (laporan) padanannya mata uang induk perusahaan.
Perhitungan terhadap translasi semacam ini sangat bergantung pada metode mata uang
asing yang perusahaan gunakan.
 
LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
            Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang
secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi
moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang
dalam padanannya dolar AS. Neraca mata uang asing ditranslasikan terhadap padanannya
mata uang domestik oleh nilai tukar mata uang asing: harga satu buah unit mata uang
diartikan dalam mata uang lainnya. Mata uang pada perdagangan negara-negara utama
dibeli dan dijual pada pasar global. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan
lainnya, perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan
komunikasi modern.
 
EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Tiga kurs translasi dibawah ini dapat digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang
asing terhadap mata uang domestik. Pertama, kurs saat ini adalah kurs yang berlaku pada
tanggal laporan keuangan. Kedua, adalah kurs historis yang merupakan translasi mata uang
asing yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali muncul. Ketiga, kurs rata-
rata yaitu nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat itu.
Oleh karena kurs rata-rata hanya merupakan variasi pada kurs historis atau saat itu, maka
pembahasan selanjutnya hanya akan fokus pada dua kurs terakhir saja.
 
TRANSAKSI MATA UANG ASING
Perbedaan karakteristik pada mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata
uang asing. Oleh karena itu, transaksi mata uang asing akan muncul saat perusahaan
membeli atau menjual produk yang pembayarannya menggunakan mata uang asing atau
juga saat pinjam-meminjam dengan mata uang asing. Transaksi mata uang asing mungkin
menggunakan satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain.
FAS No. 52, keputusan pihak yang berwenang AS pada akuntansi pada mata uang asing,
emngamanatkan persyaratan untuk mata uang asing:

Rani Prastyawati/C2D019036
1. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset kewajiban, pemdapatan, beban,
keuntungan atau kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat dalam mata uang
fungsional dalam catatan secara keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar aset pada
saat itu.
2. Pada tiap tanggal neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata uang selain mata
uang fungsional pada pencatatan harus disesuaikan untuk menggambarkan nilai
tukar saat itu.
 
PERSPEKTIF TRANSAKSI TUNGGAL
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap
pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan
kejadian tunggal.
 
PERSPEKTIF TRANSAKSI GANDA
Pada transaksi tunggal, penerimaan piutang karna mempertimbangkan kejadian yang
terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
 
TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk
menunjukkan aset, utang, pemdapatan, dan beban dalam mata uang domestik yang
dinyatakan dalam mata uang asing. Metode translasi mata uang asing seperti ini dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tipe: mereka yang menggunakan nilai tukar mata uang asing
tunggal untuk mengembalikan neraca asing ke dalam pedanannya mata uang domestik
mereka dan mengguakan nilai tukar mata uang asing ganda.
 
METODE NILAI TUKAR TUNGGAL
Metode nilai tukar tunggal, yang juga diketahui sebagai metode kurs saat ini, telah lama
populer di Eropa. Metode ini mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga penutupan atau
harga pada saat itu, terhadap semua saham dan utang asing. Pendapatan dan mata uang
asing secara umum ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
Bagaimanapun untuk meyakinkan pendapatan dan beban biasanya ditranslasikan oleh rata-
rata nilai tukar saat itu pada tiap periode.
 
METODE NILAI TUKAR GANDA
Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses
translasi mata uang asingnya.
1. Metode Current-Noncurrent
Pada metode ini, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar
ditranslasikan kedalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannnya
dengan kurs saat ini. Aset dan kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs historis. Item
pada labarugi ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional tiap bulan atau pada
rata-rata dasar tambahan yang mencangkup kurs historis dengan pengaruh saat modal yang
dimiliki didapatkan.
1. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata
uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item
nonmoneter ditranslasikan dnegan prosedur yang sama dnegan yang dijelaskan untuk
konsep current-noncurrent. Oleh karena item moneter dimasukan kedalam kas, penggunaan
kurs saat ini untuk translasi mata uag asing, item terebut menghasilkan padanannya mata
uang domestik yang merefleksikan nilai yang dapat dicapai atau nilai penyelesaian.
1. Metode Kurs Sementara

Rani Prastyawati/C2D019036
Dengan metode ini translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang
dihitung; hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Dengan kata lain, transalasi
mata uang asing neraca disajikan ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan
penilaian aktual. Pada GAAP AS, nilai kas dihitung berdasarkan jumlah yang dimiliki pada
tanggal neraca. Piutan dan utang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan untuk diterima
atau dibayar pada waktu jatuh temponya. Aset dan kewajiban dan lain-lain dihitung dengan
harga uang yang berlaku pada saat item diterima atau terjadi. Bagaimanapun, beberapa
dihitung dengan harga yang berlaku pada saat laporan keuangan, seperti persediaan
berdasarkan harga yang lebih rendah antara biaya atau harga pasar. Singkatnya, dimensi
waktu berhubungan dengan nilai tersebut.

 
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
1. Perpektif Laporan
Dalam mengadopsi mengenai mata uang fungsional, FAS No. 52 dan IAS 21 mengakomodasi
perspektif laporan baik dari induk perusahaan maupun lokal dalam laporan keuangan
gabungan.
1. Konsep Pendapatan
Pada keputusan translasi mata uang asing yang dijelaskan diatas, penyesuaian muncul dari
laporan keuangan mata uang asing dan transaksi tertentu yang dibuat berhubungan
langsung dengan ekuitas pemegang saham, dengan cara tidak menghitung laporan labarugi.
1. Laba Terkelola
Keterangan translasi mata uang asing seperti yang baru saja dijelaskan memberikan cara
untuk mengelola laba. Pertimbangan pilihan mata uang fungsional.
 
TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI
            Hubungan terbalik antara tingkat inf;aso sebuah negara dnegan nilai eksternal mata
uangnya telah ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk
mentranslasikan biaya aset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang cenderung
berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestik jauh dibawah nilai aslinya.
Pada saat yang bersamaan laba yang dihasilkan lebih besar karena berhubungan dengan
depresiasi biaya. Hasil seperti ini menginformasikan hal yang salah. Valuasi dolar yang lebih
rendah biasanya meremehkan kekuatan laba sebenarnya dari aset dalam mata uang asing
yang didukung oleh inflasi lokal, dan kembali terjadinya inflasi pada rasio investasi
operasional asing yang dapat membuat ekspektasi yang salah mengenai keuntungan dimasa
depan.
 
TRANSLASI MATA UANG ASING DI MANA SAJA
Canadian Institute of Chartered Accountants (CICA), Accounting Standards Board Inggris,
serta International Accounting Standards Board berpartisipasi dalam pertimbangan yang
menghasilkan FAS No. 52. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan untuk menemukan bahwa
standar hubungan mereka sangat sejalan dengan FAS No. 52.

Rani Prastyawati/C2D019036
REVIEW JURNAL
Foreign Currency Translation Methodology and its Impact on Multinational Financial
Reporting
by Joseph Brear

INTRODUCTION
Sistem nilai tukar mengambang saat ini telah mempersulit pengelolaan keuangan bisnis
multinasional. 1 Bidang yang sangat bermasalah adalah penerjemahan laporan keuangan
mata uang asing ke dalam dolar untuk tujuan pelaporan keuangan domestik, dan masalah
terkait pengukuran dan pengakuan keuntungan dan kerugian selisih kurs. perusahaan
multinasional berbasis selama lima tahun terakhir telah dicirikan oleh beragam pendekatan
untuk menangani fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Untuk mencapai keseragaman
pelaporan, Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.8 - akuntansi untuk penjabaran transaksi mata uang asing dan
laporan keuangan mata uang asing. Makalah ini mendekati subjek dari perspektif bahwa
tidak mungkin untuk mengembangkan sistem terjemahan yang produk akhirnya, akun yang
dinyatakan dalam dolar, dapat menjawab semua pertanyaan yang mungkin diajukan secara
sah tentang dampak fluktuasi valuta asing pada perusahaan multinasional. Laporan
keuangan yang dinyatakan dalam biaya historis tidak dapat menjawab pertanyaan tentang
dampak pergerakan tingkat harga.

A. Asumsi yang Mendasari Metode Temporal,

Perlakuan item-item laporan laba rugi mirip dengan perlakuan item-item neraca. Dalam
Tampilan II menerjemahkan pendapatan menghasilkan rugi bersih, bagaimanapun,
pendapatan FC tersedia untuk didistribusikan kepada induk sebagai dividen. Bagian ini
mengevaluasi kegunaan informasi keuangan yang disediakan oleh sistem terjemahan
berdasarkan asumsi ini dengan membandingkan sistem FASB # 8 dengan sistem terjemahan
berorientasi pendapatan. Pendekatan berorientasi pendapatan untuk translasi valuta asing
berfokus pada efek fluktuasi valuta asing terhadap arus pendapatan anak perusahaan asing
di masa depan.

Esensi bahwa pendekatan berorientasi pendapatan memandang terjemahan sebagai proses


aktif yang memperhitungkan hasil kegiatan ekonomi masa lalu yang memiliki relevansi
akuntansi. Fe yang terdevaluasi mengurangi nilai dolar dari aliran pendapatan Fe anak
perusahaan asing di masa depan. Sistem terjemahan berorientasi pendapatan dirancang
untuk mengukur nilai yang dikurangi ini. Seperti FASB # 8, sistem berorientasi pendapatan
berkaitan dengan penilaian aset dan pengertian biaya historis.

Biaya historis aset adalah ukuran nilai sekarang yang didiskontokan dari arus pendapatan
masa depan yang dihasilkan oleh aset tersebut. Harga aset ditentukan oleh kekuatan pasar
terbuka, namun, dalam istilah riil, aset hanya bernilai sebesar aliran pendapatan diskon yang
mereka hasilkan untuk perusahaan tertentu. Setiap perusahaan membuat perhitungannya
sendiri tentang arus pendapatan di masa depan dan tingkat pengembalian modal yang dapat
diterima. Meskipun nilai Fe dari aliran pendapatan masa depan yang didiskon dari aset
mungkin tetap tidak berubah, interaksi ekonomi antara U. Hasil Fe yang terdevaluasi dalam
nilai dolar yang berkurang untuk aliran pendapatan Fe di masa depan.

Rani Prastyawati/C2D019036
Dengan menerjemahkan aset pada tingkat historis yang lebih tinggi, FASB # 8 menilai terlalu
tinggi nilai dolar saat ini dari aliran pendapatan Fe aset di masa depan. Pendekatan
berorientasi pendapatan akan menerjemahkan aset pada tingkat saat ini yang lebih rendah,
dengan demikian, menghasilkan nilai dolar yang lebih akurat menggambarkan nilai dolar
aset saat ini. Revaluasi Ls The Fe, bagaimanapun, telah meningkatkan nilai dolar dari arus
pendapatan yang dihasilkan oleh pabrik dan peralatan.

B. Kegunaan Pendekatan Berorientasi Pendapatan

Penggunaan pendekatan berorientasi pendapatan bukanlah akuntansi nilai pengganti.


Sebaliknya, ini merupakan upaya untuk mempertahankan biaya historis aset dalam hal mata
uang asing yang digunakan untuk membeli aset tersebut. Ini mempertahankan ukuran biaya
historis mata uang asing dari akun yang diterjemahkan ke dalam dolar dengan memilih nilai
tukar yang akan memperhitungkan nilai dolar saat ini dari pendapatan Fe di masa depan.
Bukti III mengasumsikan devaluasi Fe tidak dibarengi dengan kenaikan harga di luar negeri.

Jika devaluasi dikaitkan dengan kenaikan harga domestik, sistem berorientasi pendapatan
akan menerjemahkan aset tetap pada nilai historis. Kenaikan harga domestik akan menjaga
nilai dolar dari pendapatan Fe di masa depan. Tujuan manajemen adalah untuk
menginvestasikan dana tersebut secara hati-hati dalam proyek yang menghasilkan tingkat
pengembalian yang dapat diterima dari waktu ke waktu. Manajemen yang ceroboh
berinvestasi di negara asing X yang ditandai dengan industri yang tidak efisien dan tingkat
inflasi yang tinggi.

Mata uang X mendevaluasi relatif terhadap dolar. Karena sebagian besar perusahaan
memiliki posisi kewajiban bersih di bawah FASB # 8, manajemen dihargai dengan
keuntungan terjemahan. Namun, nilai dolar dari pendapatan FC di masa depan berkurang.
Sebaliknya, manajemen yang bijaksana, berinvestasi di luar negeri Y karena mereka yakin Y
lebih dinamis daripada X. Manajemen yang bijaksana itu benar.

Ekonomi dinamis Y menghasilkan pergerakan FC Y ke atas relatif terhadap dolar. Karena


posisi kewajiban bersihnya di bawah FASB # 8, manajemen yang berhati-hati dikenakan
sanksi kerugian translasi. Neraca, dengan mengukur nilai pada suatu titik waktu, harus
menjadi ekspresi dari potensi pendapatan masa depan suatu entitas. Kekurangan FASB # 8
berasal dari melihat terjemahan sebagai proses netral.

Menggunakan matriks faktor kurs kini dan historis ke dalam laporan keuangan konsekuensi
dari fluktuasi nilai tukar. Jadi, penerjemahan adalah proses aktif.

FASB #8'8 IMPACT ON MULTINATIONAL FINANCIAL REPORTING

Persyaratan FASB # 8 tentang pengakuan segera atas keuntungan dan kerugian translasi
telah menghasilkan kontroversi terbesar di antara perusahaan multinasional. F ASB # 8
paragraf 17 mensyaratkan bahwa keuntungan dan kerugian translasi untuk kuartal yang
dilaporkan dimasukkan dalam laba rugi kuartalan. 88 Setiap kali nilai dihargai 1%
dibandingkan dolar, TRW dihadapkan pada kerugian terjemahan $ 300.000. Untuk

Rani Prastyawati/C2D019036
menghindari kerugian translasi di masa depan, TRW mengubah utang mark miliknya menjadi
utang dolar.

Konversi dari hutang mark menjadi hutang dolar ini mungkin mengakibatkan kerugian
translasi. Ini adalah kerugian terjemahan yang terealisasi. TRW bersedia untuk
merealisasikan kerugian translasi aktual untuk menghindari kerugian translasi kertas di masa
depan atas laporan keuangannya. Pendekatan lain untuk menghindari kerugian translasi
adalah mengimbangi kerugian dengan keuntungan.

Ada manfaat untuk kebijakan pengakuan langsung atas keuntungan dan kerugian translasi.
FASB # 8 mungkin tidak menggunakan ukuran terbaik yang tersedia untuk keuntungan dan
kerugian translasi. Seperti disebutkan sebelumnya, FASB # 8 tiba pada ukuran keuntungan
dan kerugian translasi secara tidak langsung. Kedua perusahaan tampaknya bersedia untuk
mengurangi modal kerja seminimal mungkin untuk menghasilkan keuntungan terjemahan
kertas tambahan daripada merealisasikan keuntungan tersebut.

CONCLUSION
FASB # 8 memang memberikan keseragaman pelaporan untuk hasil operasi asing
perusahaan multinasional yang berbasis di A.S. Sayangnya, tampaknya tidak ada
peningkatan kualitas pelaporan. Disampaikan bahwa FASB # 8 mendistorsi nilai aset yang
diterjemahkan dalam banyak situasi pelaporan. Distorsi ini mengakibatkan pengukuran
pendapatan masa depan terdistorsi. Selain itu, hal itu dapat mendorong perilaku tidak
ekonomis di pihak perusahaan multinasional untuk menghasilkan kerugian terjemahan
kertas. Kekurangan ini adalah konsekuensi dari upaya untuk merancang sistem
penerjemahan dengan alasan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di A.S. Rupanya
para perumus FASB # 8 gagal menyadari bahwa terjemahan tidak sebanding dengan
konsolidasi induk dan anak perusahaan di dalam negeri. Yang dibutuhkan adalah penelitian
lebih lanjut tentang dampak riil fluktuasi nilai tukar terhadap perekonomian bisnis
multinasional. Kemudian, setelah menentukan aktivitas apa yang perlu diukur, sistem
terjemahan dapat dibangun untuk menjelaskan aktivitas ini

Rani Prastyawati/C2D019036

Anda mungkin juga menyukai