Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 530045274
Fakultas : FKIP
UPBJJ-UT : PALEMBANG
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
NINGDIA WIDIATI
1.a . Gerakan Murid Merdeka dan Guru Penggerak menurut saya merupakan
suatu inovasi program pada sistem pendidikan di Indonesia. Sistem Gerakan
Murid merdeka merupakan bentuk sistem pendidikan yang berfokus pada
blanded learning yang berbasis teknologi untuk seluruh tingkat pendidikan mulai
dari paud hingga SMA sistem ini juga memiliki kurikulum Nasional, personal, dan
fleksibel. Merdeka belajar merupakan suatu gebrakan yang memberikan
kebebasan dalam belajar kepada siswa, kebebasan ini diberikan kepada sekolah
kemudian guru untuk melalukan penggebrakan melakukan inovasi bagaimana
memberikan pendidikan kepada siswa. Inovasi pendidikan ini mengarahkan siswa
untuk mengetahui kompetensi para siswa, mengetahui minat dan kemampuan
siswa tanpa dituntut untuk memahami semua mata pelajaran seperti sebelum
adanya “Merdeka Belajar” merdeka belajar juga disesuaikan dengan culture atau
budaya di suatu sekolah masing masing sehingga dapat menhasilkan kualitas
pendidikan yang lebih baik kedepannya.
Sistem selama ini yang digunakan seperti UN dengan segala assemen yang telah
disepekati dengan baik tetapi jika dites pada standar internasional seperti
kemampuan bernalar bukan kemampuan menghafal yang selama ini diterapkan
pada sistem pendidikan di Indonesia sehingga perlu ditanyakan apa fungsi UN itu
sendiri. Pada sistem pendidikan “Merdeka Belajar” para siswa tidak dituntut untuk
menghafal semua pelajaran atau bahan bacaan tetapi bagaimana para siswa
dapat memahami suatu bahan bacaan, bisa menganalisa makna dari suatu bacaan
itu yaitu LITERASI dan NUMERASI ini seperti contoh siswa tidak dituntut untuk
mengerti konsep-konsep matematikan yang sangat sulit bahkan bisa menghitung
dengan cepat tetapi siswa diharapkan dapat menggunakan konsep-konsep
berhitung untuk memecahkan suatu masalah yang real dalam suatu konteks. Pada
sistem pendidikan di masa depan yang dibutuhkan adalah bagaimana cara siswa
dapat memecahkan suatu masalah problem solving kemampuan bernalar. UN
merupakan assesmen yang mengukur kemampuan seorang siswa tetapi tidak
dapat mengukur kemampuan seperti kreativitas, kolaborasi, kamampuan
komunikasi dan kemampuan mempunyai kompension terhadap sesama serta
inovasi. Membuat aktifivitas didalam kelas lebih partisipatif, melakukan diskusi,
melakukan tenya jawab, serta presentasi bukan pasif sepeti guru berceramah dan
murid mendengarkan. Proses pemberlajaran yang sebenarnya adalah proses
refleksi dimana seorang guru juga harus melakukan refleksi dan mengeolah lagi
suatu kurikulum yang ada dan melakukan penilaian tersendiri dari proses inilah
guru dapat mengerti esensi dari pemberlajaran kurikulum yang ada.
Merdeka Belajar bukan hanya diperuntukan untuk murid tetapi juga Guru sebagai
penggerak Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru
untuk menjadi pemimpin pembelajaran, guru penggerak adalah guru yang
mengutamakan murid dari apa pun, bahkan dari kariernya, mengutamakan murid
dan pembelajaran murid. Karena itu mengambil tindakan-tindakan tanpa disuruh,
diperintah, untuk melakukan yang terbaik. Melakukan inovasi-inovasi di bidang
pendidikan, tidak semua inovasi pendidikan harus sukses tetapi dari inovasi ini
kita dapat mengtahui kemampuan para peserta didik itu sendiri.
Sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas
menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid
dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya
mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik
yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan
tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya
meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki
bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing.
Metode yang digunakan juga beragam metode pelajaran bagaimana yang akan
diaplikasikan di kelas seperti aktif learning. Aktif learning merupakan proses
pembelajaran dimana guru bersama-sama siswa melalui proses pembelajaran,
guru bukan lagi menjadi penceramah didepan kelas tetapi guru dapat mengajak
siswa untuk berpatisipatif dikelas. Ada juga role playing metode role playing atau
bermaian peran.
2.a Budaya inovatif (the culture of Innovation) pada guru tentu memiliki nilai
untuk meningkatkan hasil pendidikan. Jenjang pendidikan dasar, yang mencakup
pendidikan sekolah dasar dan menengah, perlu dikembangkan melalui berbagai
arahan dan dukungan oleh sekolah dan Pengambil kebijakan dan pengelola
pendidikan di Kantor-Kantor DinaPendidikan, dan secara nasional oleh
Pemerintah Pusat. Dalam hal ini Kepala sekolah dan Pengawas sekolah dapat
bekerja sama untuk mengusahakan berkembangnya dan menguatnya budaya
inovasi guru pendidikan dasar. Untuk menilai apakah budaya inovasi ini ada pada
para guru, kita misalnya dapat menggunakan rubrik penilaian guru dalam hal
pemanfaatan teknologi digital, yang dikembangkan oleh National Educational
Technology standards for Teachers, yang mengukur
1. Guru menggunakan pengetahuannya dalam bidang studi dan pedagogi
untuk memfasilitasi pengalaman belajar siswa agar mampu berpikir
kritis dan inovatif, dengan cara:
a. Guru memberi contoh model berpikir kreatif dan inovatif
b. Guru melibatkan siswa untuk mengeksplorasi masalah-masalah nyata dalam
masyarakat, dan mencari pemecahan masalah otentik dengan menggunakan
berbagai sumber, termasuk sumber informasi digital.
c. Mendorong siswa untuk melakukan refleksi terhadap pemikiran dan
tindakannya melalui kolaborasi dengan teman lain untuk dapat mengklarifikasi
pemahaman dan pikirannya dan proses kreatif yang terjadi.
d. Memberi model kepada siswa, bagaimana mengembangkan pengetahuan
melalui kolaborasi dengan orang lain, baik dalam pertemuan tatap muka maupun
secara viral (virtual).
2. Guru mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi pengalaman belajar dan
evaluasi hasil belajar yang otentik, menggunakan berbagai alat, media
kontemporer untuk memaksimalkan penguasaan substansi oleh siswa, dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa, dengan cara:
a. Guru mendesain atau mengadaptasi strategi pembelajaran untuk menciptakan
pengalaman belajar yang relevan, dan mengintegrasikan sumber-sumber digital
untuk memacu kreativitas belajar siswa.
b. Guru mempertimbangkan kebutuhan siswa, seperti keragaman kemampuan
awal, strategi belajar, dan sebagainya. Dalam merancang pembelajaran.
c. Menggunakan teknik dan bentuk penilaian hasil belajar yang bervariasi,
disesuaikan dengan capaian belajar, dan menggunakan hasilnya untuk masukan
bagi proses belajar dan cara mengajar guru.
3. Guru menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan proses kerja yang
merepresentasikan seorang guru profesional dalam masyarakat yang digital dan
global.
a. Guru mendemonstrasikan pemahaman tentang sistem teknologi dan
kemampuan menggunakan teknologi masa kini.
b. Guru berkolaborasi dengan siswa, kolega, orang tua, dan masyarakat luas
menggunakan berbagai media, termasuk teknologi komunikasi digital untuk
mendukung keberhasilan belajar siswa.
c. Mengkomunikasikan informasi dan gagasan yang relevan dengan efektif kepada
siswa, orang tua dan kolega menggunakan berbagai media komunikasi.
d. Memberi contoh penggunaan teknologi informasi (misalnya, internet) untuk
menemukan, menganalisis, mengevaluasi dan menggunakan informasi untuk
mendukung riset dan belajar siswa.
2.b strategi yang akan saya susun/rancang sebagai seorang kepala sekolah untuk
memperkuat budaya inovasi guru guru.
Beberapa prinsip yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru sebagai tenaga kependidikan agar mampu meningkatkan
kemampuan profesionalnya. Prinsipprinsip tersebut sebagaimana disebut oleh E.
Mulyasa (2005:121-122) adalah sebagai berikut :
1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukan menarik dan menyenangkan
2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para
tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan ia bekerja. Para tenaga
kependidikan juga harus dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
3. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap
pekerjaannya
4. Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman namun sewaktu-waktu
hukuman juga perlu dilakukan.
5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan
memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa
kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa
sehingga setiap pegawai memperoleh kepuasan dalam pekerjaan.
Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memotivasi para guru
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Strategi ini dapat dilakukan oleh
kepala sekolah melalui pengaturan lingkungan yang harmonis, suasana kerja yang
kondusif, disiplin, penghargaan dan hukuman secara efektif dan penyediaan
berbagai sumber belajar sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya secara
profesional. Berbagai strategi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja para guru sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa
(2005:54) yaitu: 1. Para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukan menarik dan menyenangkan 2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan
jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan
yang ingin dicapai 3. Para guru harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap
pekerjaannya
3.b Sebagai guru Anda ingin mengukur kesiapan teknologi siswa-siswi Anda,
karena Anda merencanakan untuk menggunakan sumber dari internet dalam
pembelajaran. Kembangkan suatu matriks/table untuk menunjukkan pertanyaan
indicator apa yang akan Anda ukur/cari jawabannya, serta metode/teknik untuk
mencari informasi tersebut (gunakan pengetahuan Anda tentang metode
penelitian)
Table Mengukur Kesiapan Teknologi Siswa Siswi
No Aspek soft skills Criteria Penilaian Pertanyaan indicator Metode Jumlah
yang di nilai siswa /i
1. Penggunaan Ketepatan dalam 1. Apakah guru bersama Tanya jawab 10
Teknologi menggunakan siswa bisa bergabung
internet dalam situs belajar secara
online
2. Apakah Guru bersama
siswa bisa menggunakan 10
Teknologi Informasi
Komunikasi
2. Pemanfaatan Factor pemanfaatan 3. Apakah siswa bisa Wawancara
Teknologi teknologi menggunakan internet
dengan sebaik-baiknya. 10
4. Apakah Guru bisa
membimbing siswa jika
dalam menggunakan
internet di gunakan
dengan salah.
3. Pengembangan Langkah-langkah 5. Apakah Guru bersama Kuisioner
Teknologi dalam siswa mampu
pengembangan mengembangkan
teknologi teknologi informasi
dengan baik