Tugas 1 Revisi
Tugas 1 Revisi
TUGAS 1
Pembuatan Ekstrak Rimpang Kaempferia galanga
Dengan Maserasi (Rendaman 24x3 jam)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Fitofarmaka
KELOMPOK : 1
KELAS: C
DOSENPEMBIMBING:
SitiRofida, M.Farm., Apt.
Amaliyah Dina A., M.Farm., Apt.
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan ekstarksi rimpang Kaemferia galangal L
dengan menggunakan metode maserasi konvensional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Preetha, 2016)
Gambar 2.1
Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)
2.1.2Morfologi Tanaman
Kencur merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu tinggi,
lebih kurang 20 cm dan tumbuh dalam rumpun. Daun tunggal, berwarna hijau
dengan pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar
sampai bundar, panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkai
berlekuk, dan tepinya rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu,
sedangkan bagian bawah berbulu halus. Tangkai daun pendek, berukuran 3-10
cm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5-3,5 cm, berwarna putih.
Jumlah daun tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan
(Damayanti, 2008).
Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari
panjang sekitar 4 mm, berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih
keunguan. Bunga tersusun setengah duduk, mahkota bunga berjumlah 4-12
buah dengan warna putih lebih dominan. Tanaman kencur berbeda dengan
famili Zingiberaceaelainnya, yaitu daunnya merapat ke permukaan tanah,
batangnya pendek, akar serabut berwarna coklat kekuningan, rimpang pendek
berwarna coklat, berbentuk jari dan tumpul, bagian luarnya atau kulit
rimpangnya berwarna coklat mengkilat, memiliki aroma yang spesifik, bagian
dalamnya berwarna putih dengan daging lunak, dan tidak berserat (Damayanti,
2008).
2.1.3 Habitat dan Distribusi Geografis
Kencur adaptif di daerah berketinggian 50–600 m di atas permukaan laut
yang bersuhu 25º – 30º C. Kencur menghendaki 5–9 bulan basah dan 5–6
bulan kering per tahun. Intensitas cahaya matahari idealnya penuh (100%)
atau ternaungi sampai 25%–30% hingga tanaman berumur 6 bulan. Syarat
lainnya adalah drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat
berpasir, kemiringan lahan kurang dari 3%, kemasaman tanah 5,5–
6,5(Pujiharti, 2012).
Tanaman kencur ini banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau
Jawa, selain itu juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan Cina.
2.2. Ekstrak
2.2.1 Pengertian
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi
baku yang telah ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan
mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya
dipekatkan secara destilasi dengan menggunakan tekanan (Ditjen POM, 1995).
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Senyawa
aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam
golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lain-lain. Dengan
diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM, 2000).
N-heksan 2,0
Kloroform 4,8
Benzen 2,3
Etanol 24,3
Metanol 33,1
Air 80,4
PROSEDUR KERJA
Kerangka operasional
padw
3.2. Prosedur Operasional
Pertama-tama ditimbang 400g serbuk rimpang kencur, dimasukan ke
dalam bejana maserasi, lalu ditambahkan 1000ml etanol 96%, diaduk sampai
serbuk terbasahi. Setelah serbuk terbasahi, ditambahkan 600ml etanol 96%,
diaduk sampai homogen, lalu ditutup bagian mulut bejana dengan alumunium,
dan didiamkan selama 24 jam. Hasil maserasi kemudian disaring dan
ditampung filtratnya. Selanjutnyadilakukan kembali maserasi dengan 1200ml
etanol 96% pada residu selama 24 jam. Setelah itu disaring kembali hasil
maserasi dan ditampung kembali filtratnya.Selanjutnya dilakukan kembali
maserasi dengan 1200ml etanol pada residu selama 24 jam, kemudian disaring
kembali hasil maserasi.
Langkah berikutnya yaitu semua filtrat yang sudah didapat dikumpulkan
menjadi satu, kemudian dikaliberasi labu yang berisi ekstrak pada rotavapor,
dan diberikan tanda pada volume 400ml. Kemudian filtrat yang telah
terkumpul dilakukan pemekatan dengan rotavapor, yaitu penguapan dengan
penururnan tekanan hingga volume tersisa 400ml (tanda kaliberasi) dan
dipindahkan hasilnya kedalam loyang, lalu diratakan ekstrak pada loyang.
Selanjutnya ditambahkan cab-o-sil sebanyak 5% dari ekstrak 20g dengan
ditaburkan sedikit demi sedikit secara merata. Kemudian didiamkan selama
semalam (sampai kering), lalu dihomogenkan dan disimpan pada wadah
tertutup (botol selai/jar kaca). Terakhir, jangan lupa diberikan label identitas
pada wadah.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
Kelompok 5 8,84%
Kelompok 6 8,84%
Kinetik
Kelompok 7 7,52%
Kelompok 8 7,52%
Kelompok 9 8,39%
Ultrasonik
Kelompok 10 7,62%
Kelompok 1 9,21%
Kelompok 2 9,21%
Maserasi Perendaman
Kelompok 3 11,41%
Kelompok 4 11,41%
4.2 Dokumentasi Hasil Penelitian
PEMBAHASAN
BAB VI
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA