BAB V
METODA EKSPLORASI TAK LANGSUNG
Berdasarkan pada sifat-sifat endapan, metoda penyelidikan dan pendekatan-pendekatan teknologi yang
digunakan, metoda eksplorasi secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu metoda eksplorasi
tak langsung dan eksplorasi langsung.
Secara prinsip kedua jenis metoda eksplorasi tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk
mengidentifikasikan dan menemukan endapan bahan galian (bijih). Perbedaan mendasar dari kedua
jenis kegiatan eksplorasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.
Dalam pembahasan di bab ini, yang dibicarakan khusus untuk kegiatan eksplorasi tak langsung,
sedangkan kegiatan eksplorasi langsung akan dibicarakan pada bagian (bab) lain. Pembahasan pada Bab
ini akan diuraikan metoda-metoda eksplorasi tak langsung, yaitu :
Penginderaan jarak jauh (inderaja).
Metoda eksplorasi geokimia.
Metoda eksplorasi geofisika.
Penginderaan jarak jauh merupakan suatu teknologi dengan memanfaatkan sarana angkasa (luar
angkasa) untuk dapat melakukan observasi pada permukaan bumi. Penginderaan jauh ini juga akan
(dapat) sangat membantu dalam melakukan interpretasi bawah permukaan tanah terutama pada daerah-
daerah yang ditutupi oleh vegetasi atau lapukan kuarter.
Dengan bantuan penginderaan jarak jauh (terutama foto udara) dapat membantu juga dalam pembuatan
peta-peta topografi maupun peta-peta tematik dengan cepat dan akurat. Selain itu karena data-data
dapat diperoleh dalam bentuk data digital, maka dapat dilakukan kompilasi maupun manipulasi peta
dengan cepat melalui bantuan teknologi komputer.
Secara umum penginderaan jarak jauh (inderaja) ini dapat dilakukan dengan 3 (tiga) sistem, yaitu :
Pemotretan dengan kamera atau fotografi dengan menggunakan pesawat udara yang dikenal
dengan Foto Udara (Aerial Photograph).
Melakukan scanning melalui gelombang mikro (Radar) yang ditempatkan pada wahana luar
angkasa.
Melakukan pemotretan permukaan bumi dengan menggunakan satelit (Landsat) yang dikenal
dengan Citra Satelit.
Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari penggunaan inderaja ini, antara lain :
Dapat mencakup (meliputi) area permukaan bumi yang cukup luas,
Dapat dilakukan pengamatan fenomena geologi yang dinamik dengan cara melakukan
pengamatan dalam range (interval) waktu tertentu, sehingga proses, pergerakan, maupun
perubahan objek dapat diamati.
Dapat mengeliminasi kesulitan dalam interpretasi bawah permukaan pada daerah-daerah yang
ditutupi oleh vegetasi yang lebat (terutama melalui citra satelit).
Dapat mengeliminasi kesulitan pengamatan akibat iklim (misalnya tertutup awan) melalui
pengamatan dengan menggunakan citra satelit.
Dapat ditampilkan dalam beberapa variasi bentuk antara lain foto hitam-putih, citra berwarna,
citra hitam-putih, serta variasi rona sehingga dapat dimanfaatkan untuk interpretasi litologi
maupun alterasi.
Dapat membantu dalam pengamatan struktur geologi lokal sehingga akan sangat membantu
dalam interpretasi kontrol pembentukan zona mineralisasi.
Dapat diformulasikan atau diskenariokan dalam berbagai variasi analisis, karena semua data
berada dalam format digital.
Dapat melakukan penghematan biaya, karena secara umum berdasarkan cakupan areal maka
biaya per satuan luas mungkin akan relatif kecil jika dibandingkan dengan pengamatan langsung
di permukaan.
Merupakan pemotretan permukaan bumi dengan menggunakan kamera foto dengan menggunakan
pesawat udara. Adapun hasil pemotretan yang dapat diperoleh adalah :
Fotograf Hitam & Putih (B & W Film).
Fotograf berwarna (Color Film).
Inframerah hitam & putih (B & W IR).
Dalam suatu pengamatan foto udara terdapat 7 (tujuh) komponen dasar foto udara yang perlu diketahui,
yaitu :
Bentuk, berhubungan dengan kenampakan fisik suatu objek.
Ukuran, berhubungan dengan dimensi suatu objek dan umumnya berfungsi sebagai skala,
Pola, berhubungan dengan posisi/sifat/karakteristik spasial suatu objek,
Bayangan, dapat menjadi petunjuk interpretasi (sebagai guide untuk kenampakan suatu objek),
namun dapat juga menjadi kendala dalam interpretasi (jika menghalangi fisik objek yang
penting),
Rona, merupakan tingkat (gradasi) kecerahan/warna relatif suatu objek terhadap objek lain,
Tekstur, merupakan kombinasi dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, atau rona,
Situs/lokasi/indeks, merupakan letak/posisi relatif objek terhadap objek lain.
Pemotretan untuk pembuatan suatu series foto udara yang meliputi suatu daerah dapat dilakukan pada
jalur terbang dan menghasilkan lembaran-lembaran foto. Untuk dapat dilakukan penggabungan foto-
foto (mosaik) maka masing-masing lembaran yang dihasilkan (difoto) harus saling overlap (umumnya
30%).
Adapun dalam pengamatan suatu foto udara, secara umum dapat diikhtisarkan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi : pengamatan foto analisis/pengukuran kenampakan suatu objek
pemindahan hasil interpretasi ke dalam peta dasar. Pengamatan dan analisis suatu foto udara dapat
dilakukan secara 3-D, yaitu melalui pengamatan stereografis dengan perantara suatu alat yaitu
stereoskop.
Interpretasi-interpretasi (informasi) yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan (analisis) foto udara
adalah :
Relief permukaan bumi peta topografi,
Rona muka bumi interpretasi litologi (batuan) dan alterasi,
Tekstur muka bumi (objek) untuk menginterpretasikan jenis batuan atau perbedaan kekerasan
batuan,
Pola aliran sungai,
Tingkat erosi permukaan,
Tata guna lahan,
Kelurusan-kelurusan objek yang bermanfaat untuk interpretasi struktur geologi.
Penginderaan jarak jauh dengan menggunakan gelombang mikro dapat dilakukan dalam segala kondisi
alam (kabut, berawan, siang, malam, dll.) tergantung pada panjang gelombang yang digunakan.
Penginderaan dengan gelombang mikro ini umumnya menggunakan sensor gelombang mikro aktif yang
dikenal dengan RADAR (Radio Detection and Ranging), dimana transmisi berupa ledakan pendek
(pulsa gelombang mikro) dan merekam kekuatan gema/pantulan yang direspon oleh objek.
Umumnya peralatan sistim Radar ini dipasang pada pesawat terbang maupun pesawat antariksa (ulang-
alik). Sistem Radar yang digunakan pada umumnya adalah SLR (Side Looking Radar) dan SLAR (Side
Looking Airborne Radar).
Karena resolusi spasial yang dihasilkan oleh sistem SLR/SLAR ini relatif lebih kasar daripada resolusi
yang dihasilkan oleh foto udara, maka SLR/SLAR ini jarang digunakan pada tahapan penelitian
(pemetaan) rinci, tapi hanya (umum) digunakan pada pemetaan awal (survei tinjau reconnaissance).
Penginderaan jarak jauh dengan menggunakan wahana ruang angkasa (satelit) dengan melakukan
pemotretan bumi melalui sistem penginderaan Return Beam Vidicom (RBV) ataupun dengan
Multispectral (MSS) dengan menggunakan satelit Landsat, dan hasil yang diperoleh disebut dengan
Citra Landsat.
Data landsat diperoleh melalui Multispectral Imagery, sehingga dapat menghasilkan produk-produk
sebagai berikut :
Landsat CCTs untuk MSS atau TM Imagery, yang cocok untuk pemrosesan dengan bantuan
komputer.
Bayangan hitam putih dalam bentuk lembaran berukuran 23 x 23 cm dengan skala 1 : 1.000.000.
Cetak berwarna atau hitam putih dan skala dapat disempurnakan sampai dengan skala 1 :
100.000.
Jika dibandingkan dengan penginderaan dengan foto udara, maka Citra Satelit ini mempunyai beberapa
kelebihan/kekurangan, seperti terlihat pada Tabel 5.2.
Oleh sebab itu, maka hasil Citra Landsat umumnya digunakan sebagai pelengkap dalam melakukan
interpretasi penginderaan jarak jauh disamping analisis foto udara sebagai media interpretasi utama.
Beberapa satelit lain yang sering digunakan dalam penginderaan jarak jauh adalah :
Seasat-1 ; umumnya untuk penelitian oseanografi (dari ketinggian 800 km).
SPOT ; yang merupakan satelit Perancis (Satelit Proboloire Pour 1 Observation de La Terre).
Satelit cuaca, antara lain NOAA/TIROS, GOES, NIMBUS, DMSP.
Prospeksi geokimia dilakukan berdasarkan pengetahuan bahwa mineralisasi primer lebih banyak terjadi
di sekitar endapan mineral dan suatu pola dispersi sekunder dari unsur-unsur kimia sering terbentuk
selama pelapukan dan erosi dari endapan. Dispersi primer merupakan suatu kenampakan alterasi dan
kondisi zoning yang memiliki dimensi yang sama dari sentimeter sampai meter di sekitar badan bijih,
dan ratusan meter sampai kilometer di sekitar badan bijih yang besar dan area tambang. Sedangkan pola
dispersi sekunder mengandung sisa-sisa mineralisasi bijih yang dapat ditemukan dalam conto-conto
batuan, tanah, vegetasi, sedimen, dan air yang diambil pada jarak beberapa meter sampai puluhan
kilometer dari sumber (Gambar 5.1).
Gambar 5.1 Metode eksplorasi geokimia dan material geologi yang di-sampling untuk mendeteksi
dispersi primer dan sekunder (Gocht et al., 1988)
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi
unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi
endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara
sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air atau gas
untuk mendapatkan anomali geokimia yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras
terhadap lingkungannya (background geokimia).
Gambar 5.2 Pola dispersi sekunder dan endapan yang berpindah dari sumbernya (Chaussier, 1987)
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di dalam proses-proses geologi yang
mengakibatkan terjadinya tanah, sedimen, dan batuan. Dispersi geokimia tidak terlepas dari daur
geologi dan jenis-jenis bijih yang dihasilkan pada berbagai tingkatan daur (Gambar 5.3).
TERSINGKAP
Bijih Oksidasi
dan Supergen
CEBAKAN EKSHALASI
(VULKANIK)
Ekstrusif
SEDIMEN
(PLACER)
BATUAN BEKU
(CEBAKAN HIDROTHERMAL)
Intrusif
BATUAN SEDIMEN
(ENDAPAN SULFIDA SEDIMEN,
ENDAPAN POSFAT)
BATUAN METAMORF
(CEBAKAN METAMORFIK)
MAGMA
MATERIAL BARU
DARI KERAK BUMI
Menurut Peters (1978), urutan kegiatan eksplorasi geokimia secara umum terdiri dari :
a. Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang diinginkan, serta
pola sampling.
b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dengan mengecek conto-conto secara
umum dan kedalaman conto untuk menentukan level yang dapat diyakini dan untuk
mengevaluasi faktor bising (noise).
c. Analisis conto, di lapangan dan laboratorium dengan analisis cek yang dibuat pada beberapa
metode.
d. Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data, sering berkaitan dengan ketersediaan data
geologi dan geofisika.
e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis dan evaluasi pada area yang lebih
kecil, menggunakan interval sampling yang lebih rapat dan penambahan metode geokimia.
f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang dan penambahan analisis dari
conto-conto yang telah ada.
Dua hal dasar yang berkaitan dengan prospeksi geokimia adalah unsur-unsur penunjuk (indicator
element) dan unsur-unsur jejak (pathfinder element). Suatu penunjuk merupakan salah satu unsur utama
bijih dalam badan bijih yang dicari, sedangkan suatu jejak berasosiasi dengan badan bijih tetapi lebih
sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas penyebarannya dari unsur-unsur penunjuk. Tabel
5.3 menunjukkan beberapa unsur penunjuk dan jejak yang berkaitan dengan badan-badan bijih yang
umum.
Sedangkan Tabel 5.4 menunjukkan metode-metode utama yang digunakan dalam prospeksi geokimia.
Metode yang sering digunakan pada penyelidikan awal adalah survei sedimen sungai, sedangkan untuk
penyelidikan detil lebih sering digunakan sampling tanah. Sampling terhadap uap, vegetasi, dan air
digunakan pada kondisi yang khusus.
Tabel 5.3 Contoh asosiasi bijih, unsur-unsur penunjuk dan jejak (Peters, 1978)
Asosiasi bijih Unsur penunjuk Unsur jejak
Tembaga porfiri Cu, Mo Zn, Mn, Au, Rb, Re, Tl, Te
Bijih sulfida kompleks Zn, Cu, Ag, Au Hg, As, S (SO4), Sb, Se, Cd
Urat-urat logam berharga Au, Ag As, Sb, Te, Mn, Hg, I, F, Bi, Co
Endapan skarn Mo, Zn, Cu B
Uranium (batupasir) U Se, Mo, V, Rn, He
Uranium (urat) U Cu, Bi, As, Co, Mo, Ni
Badan bijih ultramafik Pt, Cr, Ni Cu, Co, Pd
Urat-urat fluorspar F Y, Zn, Rb, Hg
Sampling batuan dapat dilakukan pada singkapan, dalam tambang, dan inti bor. Dalam hal ini
permukaan batuan dibersihkan dengan pencucian dan conto chip diambil dalam area atau interval yang
standar. Conto batuan 500 gram umumnya diambil terhadap batuan berbutir halus, sedangkan batuan
yang berbutir sangat kasar diambil lebih dari 2 kg. Pada metode ini data dapat secara langsung
berhubungan dengan aureole primer dalam sampling detil dan terhadap provinsi geokimia dalam
sampling pengamatan awal. Konteks geologi dari conto batuan langsung menggambarkan struktur, jenis
batuan, mineralisasi, dan alterasi pada saat conto tersebut diambil.
Sampling tanah akan menguntungkan untuk beberapa area dimana jarang ditemukan singkapan.
Lubang untuk sampling tersebut dapat digali secara manual ataupun mekanis. Setelah conto tanah
diambil, terus diayak sampai –80 mesh dan 20-50 gram fraksi halus dikumpulkan untuk analisis. Survei
tanah umumnya dibuat pada suatu pola lintasan dengan jarak lokasi antar titik conto 300-1500 m pada
pengamatan awal dan 15-60 m pada survei selanjutnya.
Sampling sedimen sungai merupakan komposit alami dari material di bagian atas (hulu) sampai lokasi
sampling. Sampling tersebut efektif pada pekerjaan pengamatan awal dimana lokasi conto tunggal
mungkin menunjukkan area tangkapan (catchment area) yang sangat luas. Dalam survei yang detil,
conto dapat diambil setiap 50-100 m sepanjang aliran, masing-masing sebanyak 50 gram dengan ukuran
butir –80 mesh untuk keperluan analisis.
Sampling air merupakan salah satu metode geokimia yang paling lama. Metode tersebut mudah
dilakukan, tetapi conto air tidak stabil untuk waktu yang singkat. Faktor-faktor yang mengontrol
kandungan logam dalam air permukaan seperti dilusi, pH, temperatur, kompleks organik sulit untuk
dievaluasi, dan kandungan logam biasanya relatif rendah.
Sampling vegetasi diperlukan sebagai koreksi terhadap sampling tanah dan airtanah untuk analisis
kimia. Tumbuhan mengekstrak unsur-unsur logam dari kedalaman dan mengirimnya ke dedaunan.
Interpretasi yang dihasilkan lebih kompleks dibandingkan dengan metode lainnya. Sampling yang
dilakukan sangat sederhana hanya dengan memotong ranting dan dedaunan. Conto yang diambil sekitar
100 gram daun atau ranting muda pada setiap pohon, kemudian dikirim ke laboratorium untuk diabukan
dan dianalisis, conto abu akhir umumnya sekitar 10-30 gram. Idealnya vegetasi disampling pada
lintasan yang seragam.
Sampling uap air raksa digunakan sebagai petunjuk badan bijih sulfida sejak sekitar tahun 1950-an
yang diambil dari tanah, udara maupun air. Spektrometer portabel sering digunakan untuk memompa
gas dari lubang bor berdiameter kecil dalam tanah. Conto yang paling efektif diambil dari tanah dimana
konsentrasi gas ribuan kali lebih banyak daripada di udara. Radon dan helium dikumpulkan dari conto
air permukaan dan airtanah yang terbukti efektif sebagai petunjuk mineralisasi uranium.
Dalam eksplorasi geokimia tidak mengutamakan akurasi yang tinggi, yang terpenting adalah dapat
dilaksanakan dengan cepat, semurah mungkin, dan sederhana. Metode analisis yang umumnya
digunakan dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kalorimetri, spektroskopi emisi, XRF (X-
Ray Fluoresence), dan AAS (Atomic Absorption Spectrometry). Metode lain yang juga digunakan
dalam kasus khusus terutama untuk mendeteksi radiasi unsur radioaktif adalah aktivasi netron,
radiometri, dan potensiometri.
Metode AAS paling sering digunakan dalam analisis unsur tunggal standar. Sedangkan peralatan yang
lebih canggih dapat menganalisis multiunsur, seperti :
Plasma emission spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb, Zn, Ag, W, Sb, Ba, Ni, Mn,
Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur jejak baik sebagai unsur penyerta (V, P, As, Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y),
maupun untuk pemetaan geologi.
Optical emission spectrometry yang langsung dibaca : quantometer, yang mengukur secara
simultan 7 (tujuh) unsur utama dan 26 unsur jejak.
Interpretasi data geokimia melibatkan kesimpulan statistik dan geologi. Perlu disadari bahwa
kesuksesan interpretasi data tergantung pada keberhasilan program pengambilan conto. Jika mungkin
program pengambilan conto dibuat sefleksibel mungkin sehingga interpretasi dapat dilakukan secara
progresif, mulai dari interpretasi subjektif diteruskan dengan prosedur yang lebih kompleks sampai
kemungkinan anomali ditemukan atau sampai dapat dikenali tanpa ragu jika tidak terdapat anomali.
Geokimia strategis dan analisis multiunsur dengan data yang banyak (33 unsur/conto) memerlukan
pengolahan data dengan komputer. Analisis ini sering dilakukan di pusat-pusat pengolahan data.
Seorang mine-geologist hanya perlu menyediakan peta lokasi dan data lapangan (buku catatan
sampling).
Pengolahan data dimulai dengan mengambil informasi geokimia dari conto yang dikumpulkan. Hal ini
dapat diperoleh dengan cara mengelompokkan conto dengan indeks yang sama, seperti :
hasil analisis dari laboratorium,
koordinat conto, dan
observasi lapangan.
Pengolahan data melibatkan manipulasi sejumlah besar variabel (nilai conto). Ini dapat menentukan
variabilitas dalam dan antara populasi conto. Terdapat tiga metode statistik yang digunakan, yaitu
pertama melibatkan pengolahan variabel yang diambil satu persatu (analisis univarian), kedua teknik
analisis bivarian, dan ketiga analisis multivarian.
Analisis univarian atau analisis elementer memungkinkan perangkuman karakteristik dari distribusi
unsur baik melalui perhitungan maupun secara grafis. Grafik yang disajikan untuk distribusi unsur
tertentu dapat digunakan untuk menentukan hukum statistik mana yang sesuai dengan distribusi unsur
atau menentukan populasi yang berbeda (jika ada) dalam conto global.
Analisis bivarian terdiri dari analisis dua karakter dari variasi simultan, baik secara grafis ataupun
perhitungan koefisien korelasi linier.
Analisis multivarian terdiri dari regresi multipel dan analisis faktorial. Regresi multipel
memungkinkan variasi-variasi dari suatu variabel dihubungkan dengan variasi-variasi dari satu atau
beberapa variabel lain. Gunanya untuk membantu menonjolkan atau mengeliminasi material logam dari
endapan primer, sebagai contoh Cu tinggi yang berasosiasi dengan batuan basa dapat ditekan atau
dihapus dengan studi distribusi Ni, Co dan V. Di lain pihak anomali yang signifikan akan kelihatan
lebih kontras. Sedangkan analisis faktorial bertujuan mendapatkan informasi dari data numerik yang
besar. Sintesis ini memerlukan perhitungan matematis yang kompleks, sebagai contoh jika satu seri
plutonik dipelajari, dimulai dengan data kimia Fe, Mg dan Ti dikelompokkan pada faktor yang sama;
hal ini dapat mengekspresikan variasi dalam level mineral feromagnesia dalam conto yang berbeda.
Dalam prospeksi geokimia, fakta-fakta tersebut dapat menggambarkan kehadiran berbagai
mineralisasi, kontras antara satuan geologi utama, dan sebagainya.
Analisis statistik elementer dapat membantu memisahkan background dari anomali. Hal ini dapat
dilakukan secara manual melalui perhitungan nilai rata-rata, deviasi standar dapat pula disajikan dalam
bentuk grafis (Gambar 5.4) dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pemilihan data populasi yang tepat, sebesar mungkin dan sehomogen mungkin.
Pengumpulan nilai-nilai menjadi jumlah kelas yang cukup.
Menghitung frekuensi tiap kelas kemudian diplot terhadap satuan kelas untuk mendapatkan
histogram.
Menghaluskan histogram untuk mendapatkan kurva frekuensi.
Pemplotan frekuensi kumulatif sebagai ordinat untuk mendapatkan kurva frekuensi kumulatif
yang merupakan bagian integral dari kurva frekuensi.
Dengan mengubah ordinat di atas menjadi skala probabilitas, maka kurva frekuensi akan
menjadi garis lurus.
Gambar 5.4 Histogram dan frekuensi-kumulatif untuk menggambarkan diferensiasi dari populasi
background dan dan anomali (Gocht et al., 1988)
Informasi geofisika diinterpretasikan berkaitan dengan pola-pola geologi seperti jenis batuan, struktur,
urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metoda geofisika digunakan pada tahap eksplorasi
pendahuluan biasanya dengan airborne untuk mencakup kenampakan geologi pada area yang luas dan
pada tahap yang lebih detil dilanjutkan dengan pengukuran geofisika di permukaan, maupun pada
lubang bor (logging). Metode geofisika bekerja berdasarkan kondisi atau sifat fisik bawah permukaan
bumi. Beberapa metode yang sering digunakan dalam kegiatan eksplorasi bahan galian tambang adalah
elektromagnetik, geolistrik, magnetik-gravitasi, dan seismik. Metode-metode tersebut dipilih dan
digunakan berdasarkan target yang hendak diukur.
Eksplorasi geofisika dilakukan berdasarkan kontras atau perbedaan sifat fisik dari batuan, mineral, dan
bijih dari endapan yang diukur. Secara umum metode geofisika dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Metode aktif meliputi metode geolistrik, elektromagnetik, dan seismik yang dilakukan dengan
memberikan gangguan berupa arus listrik ataupun getaran ke bawah permukaan bumi.
b. Metode pasif meliputi metode magnetik, gaya berat, dan radioaktif yang dilakukan dengan
mendeteksi anomali-anomali yang terdapat di alam.
Sinyal yang diukur oleh peralatan geofisika mungkin merefleksikan bising (noise) yang disebabkan oleh
alat atau faktor-faktor lingkungan luar, background yang tipikal untuk lokasi atau wilayah tertentu, dan
anomali yang merefleksikan kehadiran dan distribusi konsentrasi batuan atau mineral dari kontras sifat-
sifat fisik.
Penerapan metode-metode geofisika dan geokimia dalam kegitana eksplorasi endapan mineral bijih
secara umum ditunjukkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Penerapan metode-metode geofisika dan geokimia dalam eksplorasi (Gocht et
al., 1988)
Cu/Pb
Survei eksplorasi Fe Cr Au Ag Sn U Hidrokarbon
Zn
Survei magnetik ++ -- - -- -- --
Survei geolistrik - - ++ + -- -- --
Survei elektromagnetik - ++ + --
Survei radiometrik -- -- - - ++ --
Survei gravimetrik + + - - -- +
Survei seismik -- -- -- -- -- ++
Survei geokimia -- - ++ + ++ + -
Survei mineral berat + ++ - ++ -- ++ --
Detektor Hg -- -- + + + -- - --
Keterangan : -- tidak dapat diterapkan; - jarang diterapkan; dapat diterapkan untuk bukti tidak langsung; + umumnya berhasil; ++
sangat berhasil
Survei ini bertujuan untuk mengukur intensitas medan magnetik bumi. Deviasi lokal dari medan
tersebut disebabkan oleh kehadiran batuan dan mineral yang bersifat magnetik atau magnetismenya
diinduksi oleh medan magnet bumi. Mineral yang paling berkaitan dalam survei ini adalah magnetit,
tetapi dalam beberapa kasus terdapat kehadiran ilmenit, hematit atau pirotit. Magnetisme alami atau
remanen yang terdapat dalam mineral saat formasinya, umumnya lebih lemah daripada magnetisme
yang diinduksi oleh medan magnetik bumi. Tingkat induksi diukur oleh suseptibilitas magnetik mineral
atau batuan yang mengandung mineral-mineral tersebut (Gambar 5.5).
Gambar 5.5 Beberapa sifat fisik berbagai jenis batuan yang digunakan dalam eksplorasi geofisika
(Gocht et al., 1988)
Medan magnetik yang diukur selama survei merupakan cerminan jenis batuan yang mendasari. Survei
ini berguna untuk deteksi langsung misalnya terhadap endapan Fe, Ni, atau Cu-Pb-Zn yang
mengandung magnetit atau pirotit, dan untuk pemetaan geologi. Survei dengan metode magnetik ini
dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
Survei magnetik udara dilakukan untuk menampilkan kenampakan geologi pada area yang luas, jika
terdapat tanah atau overburden yang cukup tebal menutupi batuan. Intensitas medan magnetik diukur
dalam gamma () dimana 1 = 10-6 nT. Total medan bumi berkisar antara 20.000-50.000 dan
magnitudo lokal tergantung pada lintang dan bujur; nilai tersebut bervariasi 10-30 dalam background
harian, dan 1000 atau lebih disebabkan oleh badai magnetik yang berkaitan dengan aktivitas sunspot.
Proton precession magnetometer yang mengukur medan magnetik total, dan fluxgate magnetometer
yang mengukur medan magnetik total maupun komponen tunggal (medan vertikal dan horisontal)
adalah alat yang paling sering digunakan dalam eksplorasi. Peralatan tersebut memiliki sensitivitas di
bawah 1 .
Hasil survei magnetik yang terkoreksi untuk interferensi ditunjukkan sebagai peta kontur dari intensitas
medan magnetik (Gambar 5.6) atau sebagai profil magnetik. Idealnya peta dan penampang dibuat pada
skala peta geologi sebagai fasilitator interpretasi geologi dari anomali. Pada dasarnya survei magnetik
mampu mencakup area yang luas dengan cepat dan menyediakan data perkiraan awal dari distribusi
jenis batuan, struktur dan endapan bijih.
Gambar 5.6 Contoh peta kontur hasil survei aeromagnetik di atas formasi endapan besi di Wisconsin
(Wright op cit. Gocht et al., 1988)
Survei geolistrik menggunakan konduktivitas mineral dan batuan atau kebalikannya (tahanan jenis),
untuk memperkuat informasi geologi dekat permukaan. Metode tersebut digunakan untuk menyelidiki
kondisi bawah permukaan dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan
bumi. Penyelidikan tersebut meliputi pendeteksian besarnya medan listrik yang mengalir di dalam bumi
baik secara alamiah (metode pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metode aktif) dari
permukaan. Kehadiran dan distribusi mineral-mineral sulfida pada kedalaman dapat ditentukan dengan
mengukur pengaruh konduktivitasnya pada aliran arus yang diinjeksikan ke dalam tanah.
Metode geolistrik dapat digunakan pada beberapa kegiatan eksplorasi berikut ini :
a. Geologi regional ; struktur, stratigrafi, sedimentologi, dll.
b. Hidrogeologi ; muka airtanah, akuifer, intrusi air asin, dll.
c. Geoteknik ; struktur geologi, konstruksi, porositas dan permeabilitas batuan.
d. Pertambangan ; penyebaran endapan mineral, potensi bahan galian C, dll.
e. Arkeologi ; candi terpendam
f. Panasbumi ; kedalaman, penyebaran, daerah panas bumi tahanan jenis rendah.
g. Minyak bumi ; struktur, kontak air-minyak, logging geofisika, dll.
Jenis metode tahanan jenis dan polarisasi terimbas paling sering digunakan. Untuk mengukur tahanan
jenis, suatu arus diinjeksikan ke dalam tanah dengan dua input atau elektroda arus. Potensial dihasilkan
oleh arus yang diukur sebagai suatu beda tegangan antara dua output atau elektroda potensial.
Kedalaman penetrasi dari pengukuran sebanding terhadap jarak antara elektroda arus dan potensial, dan
variasi dari konfigurasi elektroda yang digunakan pada endapan yang berbeda. Data ditampilkan
sebagai profil tahanan jenis (Gambar 5.7) sepanjang garis lintasan, atau sebagai peta kontur dengan iso-
tahanan jenis.
Pada survei polarisasi terimbas, elektroda potensial dan arus ditempatkan dalam tanah dan diinjeksikan
arus listrik. Peningkatan tahanan jenis disebabkan oleh polarisasi dari sulfida disseminated sebagai
fungsi frekuensi dari arus yang diberikan. Efek frekuensi pada tahanan jenis diukur sebagai frequency
effect (FE), yang merupakan basis untuk pengukuran IP domain-frekuensi. Keuntungan utama dari
survei IP adalah dapat mendekteksi baik sulfida disseminated maupun masif. Survei IP dapat dapat
diterapkan untuk semua jenis endapan sulfida termasuk endapan tembaga porfiri atau urat dengan
sulfida disseminated yang tidak dapat dideteksi oleh survei tahanan jenis biasa. Hasil survei IP
ditampilkan sebagai profil (Gambar 5.7) dan peta kontur yang menghubungkan pengukuran tahanan
jenis domain-frekuensi dan peluruhan domain-waktu.
Gambar 5.7 Contoh profil hasil survei IP, gaya berat dan elektromagnetik pada suatu badan bijih
Pyramid di wilayah Kanada (Wright op cit. Gocht et al., 1988)
Dalam survei elektromagnetik, arus AC yang dikirimkan melalui kawat transmitter pada permukaan
bumi akan menginduksi suatu medan magnet dalam konduktor listrik, sebagai contoh sulfida masif
dalam batuan dasar. Arus sekunder yang terinduksi dalam konduktor menyebabkan suatu medan
magnetik sekunder yang kemudian diukur oleh kawat pendeteksi. Jenis-jenis survei elektromagnetik ini
tergantung pada frekuensi gelombang (Gambar 5.8) dan target kedalaman yang diinginkan. Anomali
elektromagnetik menunjukkan kehadiran benda konduktor di bawah permukaan.
Adapun jenis metode elektromagnetik yang sering digunakan untuk eksplorasi adalah :
MT (magnetotelluric).
CSAMT (control source audio-magnetotelluric).
VLF (very low frequency).
GPR (ground penetrating radar).
Survei EM dapat dapat dilakukan melalui udara (airborne) untuk mencakup daerah yang luas atau
regional. Sedangkan survei EM permukaan dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih detil dan
resolusi yang lebih baik daripada survei airborne.
Gambar 5.8 Spektrum radiasi elektromagnetik yang digunakan dalam penginderaan jauh dan eksplorasi
geofisika (Gunther & Peters op cit. Gocht et al., 1988)
Pada pengolahan data EM, pengukuran kuat medan sekunder dibandingkan terhadap medan primer,
yang menghasilkan perbedaan fase antara medan sekunder dan primer. Selanjutnya disusun suatu kurva
peluruhan untuk medan sekunder yang dapat diinterpretasi. Survei EM biasanya dikombinasikan
dengan survei radiometrik untuk karakterisasi geofisika permukaan dan bawah permukaan.
Peluruhan isotop-isotop radioaktif uranium, torium, dan potasium yang terkandung dalam batuan
menyebabkan radiasi EM gelombang pendek atau radiasi gamma (Gambar 5.8) yang dapat diukur
dengan spektrometer. Intensitas radiasi merupakan fungsi dari kadar uranium (U), torium (Th), dan
potasium (K) dalam batuan, serta digunakan metode yang ekstensif baik survei udara maupun
permukaan untuk menentukan keberadaan elemen-elemen radioaktif dan potasium.
Survei radiometrik dapat diterapkan langsung untuk mendeteksi endapan uranium, juga dapat
digunakan untuk membantu pemetaan geologi batuan yang mengandung potasium, misalnya granit atau
batuan ubahan potasik yang berasosiasi dengan endapan bijih hidrotermal. Radiasi gamma yang terukur
oleh spektrometer mencatat total radiasi (satuan count/detik), atau radiasi dari U, Th, dan K secara
terpisah dengan ketelitian masing-masing sebesar 1 ppm U, 1 ppm Th, dan 0,1% K dalam batuan. Hasil
survei radiometrik dapat ditampilkan dalam bentuk profil atau peta kontur dari count total, count
terpisah dari U, Th, dan K, atau rasio spektrum antara radiasi elemen-elemen tersebut.
Menurut Sanny et al. (1997), survei gaya berat digunakan untuk menggambarkan bentuk (struktur)
geologi bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi yang ditimbulkan oleh perbedaan
densitas (rapat massa) antar batuan. Secara teknis, survei gaya tersebut mengukur perbedaan medan
gravitasi dari satu titik terhadap titik pengamatan lainnya. Suatu sumber yang merupakan satu zona
massa di bawah permukaan akan menyebabkan satu gangguan dalam medan gravitasi yang disebut
dengan anomali gaya berat. Kontras medan gaya berat tersebut relatif kecil sehingga diperlukan alat
ukur yang memiliki ketelitian cukup tinggi. Pada dasarnya metode tersebut digunakan karena
kemampuannya membedakan densitas dari satu sumber anomali terhadap densitas lingkungan
sekitarnya. Dari kontras densitas diharapkan dapat diketahui bentuk struktur bawah permukaan suatu
daerah. Metode gaya berat banyak digunakan pada tahap eksplorasi pendahuluan baik untuk eksplorasi
minyak bumi maupun mineral.
Percepatan gaya berat rata-rata di permukaan bumi sebesar 983 cm/det 2, dan variasi gaya berat di setiap
titik permukaan bumi dipengaruhi oleh :
a. lintang, dikarenakan ketidakteraturan bentuk bumi dan variasi gaya sentrifugal dari ekuator
menuju kutub bumi,
b. pasang naik-surut air laut,
c. perbedaan elevasi atau ketinggian,
d. topografi, dan
e. densitas batuan bawah permukaan pada titik pengukuran.
Gaya berat diukur dalam Milligal (mGal, 1 mGal = 0,001 cm/det 2) dengan gravimeter yang bekerjanya
mirip dengan kesetimbangan sensitif dan dapat mengukur perbedaan nilai yang lebih kecil dari 0,01
mGal. Nilai densitas rata-rata kerak bumi bagian atas mendekati 2,67 g/cm 3, dan rentang densitas
material geologi adalah 2,0 g/cm 3 untuk tanah dan 4,0 g/cm 3 untuk sulfida masif atau endapan bijih
besi (Gambar 5.5).
Gambar 5.9 Contoh anomali gaya berat hasil observasi, model geologi, dan anomali hasil perhitungan
yang cocok dengan model (Griffiths & King op cit. Gocht et al., 1988)
Pengukuran gaya berat harus dikoreksi terhadap lintang dan efek topografi lokal. Anomali gaya berat
yang terukur oleh gravimeter disebut dengan anomali Bouguer. Data ditampilkan sebagai profil gaya
berat (Gambar 5.7 dan 5.9) dan peta kontur yang membatasi harga anomali tertentu, misalnya gaya
berat yang tinggi untuk batuan yang berat atau endapan bijih, sedangkan gaya berat yang rendah
ditunjukkan misalnya oleh endapan aluvial atau kubah garam. Anomali gaya berat tergantung pada
beberapa faktor termasuk kontras densitas, ukuran dan bentuk badan anomali, serta kedalaman sehingga
dapat menimbulkan berbagai interpretasi.
Survei seismik pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu seismik pantul (refleksi) dan seismik bias
(refraksi). Survei seismik pantul sering digunakan untuk target kedalaman yang besar guna mendeteksi
struktur geologi bawah permukaan, sedangkan survei seismik bias lebih sering digunakan untuk survei
dangkal guna mendeteksi struktur dangkal dan perlapisan batuan dekat permukaan. Sumber getaran
adalah gelombang seismik yang merambat dengan kecepatan yang berbeda dalam tipe batuan yang
berbeda, kemudian dipantulkan dan dibiaskan pada kontak perlapisan atau struktur.
Gelombang seismik diinduksi pada permukaan bumi dengan palu, senapan, atau dinamit untuk survei
lokal dekat permukaan dan dengan vibrator untuk survei yang dalam. Rangkaian geofon di permukaan
mengukur getaran yang dipantulkan maupun dibiaskan dalam perekam multichannel. Setelah proses
penyaringan kompleks dari bising yang berinterferensi dan pemrosesan komputer maka profil seismik
dari jarak terhadap waktu tempuh gelombang seismik diplot. Profil tersebut dapat dikonversi ke dalam
skala kedalaman sebenarnya dan konfigurasi struktur geologi jika kecepatan rambat gelombang pada
batuan diketahui. Survei seismik terutama jenis seismik pantul merupakan metode geofisika yang
paling berguna dalam eksplorasi minyak bumi dan gas alam, membantu mendeteksi struktur perangkap
hidrokarbon antiklin, patahan atau kubah garam.
Metode seismik jarang digunakan dalam eksplorasi mineral karena sering terjadi interferensi yang kuat
antara gelombang yang dipancarkan dengan yang dipantulkan atau dibiaskan pada kedalaman yang
dangkal serta diperlukan resolusi yang tinggi untuk mendeteksi struktur kompleks yang sering
berasosiasi endapan bijih. Saat ini survei seismik pantul dangkal telah digunakan pada eksplorasi
batubara untuk mendeteksi kemenerusan perlapisan batubara dan untuk mendeteksi kemungkinan
adanya struktur patahan yang berguna dalam antisipasi kemajuan tambang bawah tanah.
Secara umum resume penggunaan metode geofisika sebagai alat dalam kegiatan eksplorasi sumberdaya
mineral dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Resume metode eksplorasi geofisika yang digunakan dalam geologi tambang dan eksplorasi mineral (dimodifikasi dari Peters, 1978)
Contoh
Metoda Satuan Parameter Sifat Fisik Kompilasi Aplikasi
Anomali
Endapan magnetik, ilmenit, pirotit,
Suseptibilitas Airborne
dan hematit
magnetik dan Peta kontur dan Drill-hole
Magnetik Gamma Medan magnetik bumi Badan bjih
magnetisasi remanen penampang logging
Ketakteraturan dalam batuan dasar
Offshore
Intrusif masif dan batuan volkanik
Badan bijih yang berat Airborne
Peta kontur dan Batuan intrusif yang berat Drill-hole
Gaya berat Miligal Percepatan gaya berat Densitas
enampang Ketakteraturan batuan dasar logging
Kubah garam Offshore
Badan bijih uranium dan torium
Radiasi gamma alami dari Airborne
Radiometrik Count per waktu atau Peta kontur, Endapan potasium
mineral-mineral uranium, Radioaktivitas Drill-hole
miliroentgen per waktu penampang, peta rasio Zone alterasi potasik
torium, dan potasium logging
Batuan intrusif granitik
Mhos-meter (konduktivitas) Airborne
Medan elektromag-netik Peta kontur, Badan bijih yang konduktif
Elektromagnetik dan tilt angle dari koil Konduktivitas Drill-hole
terinduksi penampang Grafit, lempung
penerima logging
Geolistrik
Badan bijih yang konduktif
Polarisasi SP (self- Aksi elektrokimia dan Peta kontur dan Drill-hole
Milivolt Medan alami Grafit
potential) konduktivitas penampang logging
Badan bijih yang konduktif
Tahanan jenis semu Peta kontur, Perlapisan yang konduktif dan
Tahanan jenis atau Drill-hole
Tahanan jenis Ohm-meter dengan memberikan arus penampang, kurva resistif
konduktivitas logging
listrik “sounding” Rekahan dengan fluida yang
konduktif
Medan potensial dengan
Peta kontur dan Drill-hole
Mise a la masse Milivolt elektroda sumber di dalam Konduktivitas Kemenerusan suatu mineralisasi
penampang lintang logging
bijih
Contoh
Metoda Satuan Parameter Sifat Fisik Kompilasi Aplikasi
Anomali
Penampang travel-
Drill-hole
Kecepatan gelombang time, penampang
Seismik Jarak per waktu Elastisitas Ketakteraturan batuan dasar logging
elastik kedalaman yang
Offshore
diinterpretasi-kan