Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN KB IMPLAN PADA NY.I DI RUANG KIA DAN KB


UPTD PUSKESMAS TAJI
TANGGAL 28 NOVEMBER 2020

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Armedya Labiba Athayalillah (P27824219031)


2. Pindi Agista Kitiarawati (P27824219032)
3. Fainnatus Hasstikasari (P27824219033)
4. Felly Yuli Anggraini (P27824219034)
5. Lintang Dwi Arianty (P27824219035)
6. Sri Wahyuni Pudjianti (P27824219036)
7. Sisca Marthin Chasanah (P27824219042)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kelompok kebidanan yang disusun oleh mahasiswa semester 3 Prodi D III
Kebidanan Kampus Magetan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya
tahun akademik 2020 dengan judul “Laporan Kelompok Asuhan Kebidanan KB
Implan Pada Ny.I di Ruang KIA dan KB UPTD Puskesmas Taji Tanggal 28
November 2020” ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,

Tempat Praktik Puskesmas Taji

Tanggal Praktik 16 November – 12 Desember

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Tinuk Esti Handayani,SST,M.Kes Heli Amirah Rochani, SST


NIP : 196903171989032004 NIP : 19740728200012200

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Laporan Kelompok
Asuhan Kebidanan KB Implan Pada Ny.I di Ruang KIA dan KB UPTD Puskesmas
Taji Tanggal 28 November 2020 ”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah KB dan Kesehatan Reproduksi di Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi DIII
Kebidanan Kampus Magetan. Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan
terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Teta Puji Rahayu, S.ST., M.Keb selaku Kaprodi Kebidanan Kampus
Magetan
2. Ibu Tinuk Esti Handayani,SST,M.Kes selaku dosen pembimbing dan pengampu
mata kuliah KB dan Kesehatan Reproduksi
3. Ibu Astin Nur Hanifah, SST, M.Kes selaku dosen pembimbing dan pengampu
mata kuliah KB dan Kesehatan Reproduksi
4. dr. Arif Ilhamdhi selaku Kepala UPTD Puskesmas Taji
5. Ibu Heli Amirah Rochani, SST selaku pembimbing praktik Puskesmas Taji
6. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan laporan ini
Kami menyadari bahwa penyelesaian laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dalam segi pembahasan, penulisan, dan penyusunan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing mata kuliah KB dan
Kesehatan Reproduksi untuk menyempurnakan laporan ini.

Magetan, 10 Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................i


KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..iii
BAB I TINJAUAN TEORI..............................................................................1
1.1 Konsep Dasar Persalinan
1.1.1 Pengertian...........................................................................................1
1.1.2 Profil...................................................................................................1
1.1.3 Jenis ...................................................................................................2
1.1.4 Cara kerja ...........................................................................................2
1.1.5 keuntungan..........................................................................................3
1.1.6 Kerugian ............................................................................................4
1.1.7 Indikasi ..............................................................................................5
1.1.8 Kontra indikasi...................................................................................5
1.1.9 Efek samping dan cara penangananya................................................6
1.1.10 Waktu mulai menggunakan implant ................................................6
1.1.11 Instruksi untuk klien..........................................................................7
1.1.12 Prosedur pemasangan........................................................................8
1.2 Tinjauan teori asuhan kebidanan kb implan
1.2.1 Pengkajian Data..................................................................................11
1.2.2 Diagnosis Kebidanan..........................................................................15
1.2.3 Perencanaan........................................................................................15
1.2.4 Pelaksanaan........................................................................................16
1.2.5 Evaluasi..............................................................................................16
TINJAUAN KASUS..........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

iii
1

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Tinjauan teori medis


1.1.1 Pengertian
Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang
terbuat dari sejenis karet silastik yang hormone, dipasang pada lengan atas
(Handayani,2010:116). Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk
kapsul kosong silastic (karet silikon) yang diisi dengan hormone dan ujung-
ujungnya kapsul yang ditiup dengan silastic adhesive (Hanafi,2014:179)
Kontrasepti implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul plastic berisi
hormone jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit
(BKKBN,2010). Implan adalah salah satu jenis kontrasepsi yang
pemakaiannya yaitu dengan cara memasukan tabung kecil dibawah kulit
pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. Tabung
kecil berisi hormone tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga
mencegah kehamilan (Rroverawati,2009:51).
Dari beberapa pengertian KB implan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
implan adalah salah satu alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan atas
yang dimasukan kebawah kulit bersifat hormonal dan bersifat jangka
panjang.

1.1.2 Profil

Menurut (Sulistiyawati,2010:81) profil implant terdiri dari:

1. Efektif untuk norplant, 3 tahun untuk jandena,indoplant atau implant


2. Nyaman
3. Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
4. Pemasangan dan pencabutan perlu diperhatikan
2

5. Kesuburan sesegera kembali setelah implant dicabut


6. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,perdarahan bercak
dan amenore
7. Aman dipakai pada masa laktasi

1.1.3 Jenis

Menurut Prawirohardjo (2012:MK-55) terdapat 3 jenis implant yaitu:

1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 cm,yang berisi 36mg levororgesterl dan lama
kerjanya 5 th
2. Implanon
Terdiri dari satu batang putik lentur dengan panjang kira-kira 40 mm
dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 keto desogestrol dan
sama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75mg levonorgestrol dengan
lama kerjanya 3 tahun

1.1.4 Cara Kerja

Cara kerja implant menurut (Affandi,2014:MK-59) adalah sebagai


berikut :

1. Pengaruh lender servik

Kadar levonorgestiel yang konstan mempunyai efek lender servik


menjadi kental dan jumlahnya berkurang sehingga mencegah penetrasi
sperma.

2. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi


3

Implantasi
Levenorgestrol menyebabkan supresi terhadap metorasi siklik
endometrium yang diedukasi estradiol dan akhirnya menyebabkanatropi.
Perubahan ini dapat dicegah dan mencegah implantasi sekalipun terjadi
fertilisasi mekanisme dimikian tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang
dapat dideteksi pada penguna implan.
3. Menekan ovulasi

Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasa luteinizing


hormone (LH). Levonorgestral akan mencegah ovulasi (tidak terjadi
sentakan gelombang LH) atau apabila terjadi ovulasi maka dimaturasi
endometrium akan mencegah terjadinya implantasi.

1.1.5 Keuntungan

Keuntungan implant menurut (Suratun,2013:80) antara lain:

Keuntungan menurut kontrasepsi:

1) Tidak menekan produksi ASI


2) Praktis, efektif
3) Tidak ada faktor lupa
4) Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
5) Membantu mencegah anemia
6) Kasiat kontrasepsi susuk berakhir sesegera setelah pangangkatan
implant

Keuntungan menurut non kontrasepsi menurut (Saroha Pinem,2014:282):

1) Mengurangi nyeri haiddan mengurangi jumlah darah haid


2) Mengurangi/memperbaiki anemia
3) Melindungi terjadinya kanker endometrium
4

4) Menurunkan anka kejadian endometriosis


5) Mengurangi kejadian kelainan jinak payudara
6) Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab penyakit radang
panggul

1.1.6 Kerugian

Kerugian implantasi menurut (Anggraini,2010:200) antara lain :

1. Tidak memberikan efek prolektif terhadap penyakit menular seksual


termasuk AIDS
2. Membutuhkan tindakan pembedaan minor untuk laserasi dan
pencabutan
3. Aseptor tidak dapat menghentikan sendi pemakasian kontrasepsi ini
sesuai keinginan akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
4. Dapat memengaruhi baik penurunan maupun kenaikan berat badan
5. Memiliki semua resiko sebagai layaknya setiap tindak bedah minor
(infekisi hematoma,dan perdarahan)
6. Secara kosmetik susuk norplant dapat terlihar dari luar
7. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola
daur haid:
a) Perdarahan bercaks (spoting) atau ketidak teraturan haid
b) Hipermenorea atau meninkatnya jumlah darah haid (lazimnya
berkurang dengan sendirinya setelah bulan pertama pada masa
penggunaan)
c) Amenorea (20%) untuk beberapa bulan atau tahun
d) Pada wanita yang pernah mengalami terjadinya kista ovarium, maka
penggunaan susuk noplant tidak memberikan jaminan pencegahan

1.1.7 Indikai
5

Indikasi menurut (Saroha Pinem,2014:283) adalah sebagai berikut:

1) Usia reproduksi ,telah memiliki anak atau pun belum memiliki anak
2) Menginginkan kontrasepi dengan efektifitas tinggi dan jangka panjang
3) Menyusui dan memerlukan kontrasepsi
4) Pasca persalinan dan tidak menyusui
5) Pasca keguguran
6) Tidak menginginkan anak lagi tetapi tidak mau sterilisasi
7) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung progesterone
8) Riwayat kehamilan ektopik
9) Sering lupa minum pil
10) Haid banyak

1.1.8 Kontra indikasi

Kontra indikasi menurut ( Saroha Pinem,2014:284) anatara lain:

1. Hamil atau diduga hamil


2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo emboli
4. Penyakit hati akut,tumor hati jinak atau ganas
5. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yeng terjadi
6. Gangguan toleransi glukosa
7. Benjolan/karsinoma payudara/riwayat karsinoma payu dara
8. Tumor/neoplasma ginekologik
9. Miom uterus dan kanker payudara
10. Hipertensi
11. Ibu yang sedang menggunakan obat anti epilepsi, obat antibiotika
(hanya rifampisin dan griseofulvin)

1.1.9 Efek samping dan Penanganannya


6

Menurut (Handayani,2010:114) efek samping dan penanganan implant


adalah sebagai berikut :

1. Haid menjadi tidak lancer, atau tidak haid lama sekali


2. Darah haid menjadi lebih banyak atau malah menjadi lebih
sedikit
3. Flek atau bercak yang keluar saat sedang tidak haid
4. Berat badan bertambah
5. Sakit kepala
6. Jerawat
7. Payudara nyeri
8. Rasa sakit, infeksi dan bekas luka di kulit tempat susuk di masukan
(diimplan)

1.1.10 Waktu memulai menggunakan implant

Waktu memulai menggunakan implan Menurut (Saroha Pinem,


2014:284):

1) Pada saat siklus haid hari ke2 sampai hari ketujuh atau jangka
melewati 5-7 hari setelah haid mulai.
2) Setiap saat (diluar siklus haid asal dapat dipastikan ibu tidak hamil.
Bila implant diinsersikan setelah hari ketuuh siklus haid klien jangan
melakukan sanggama atau menggunakan metode kontrasepi lain
selama 7 hari saja
3) Pasca persalinan antara 6 minggu sampai 6 bulan menyusui insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh tidak
dibutuhkanpenggunaan kontrasepsi lain.
4) Bila setelah 6 minggu persalinan terjai haid kembali,insirsi dapat
dilakukan setiap saat tetapi ibu jangan melakukan sanggama selama
7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari saja.
7

5) Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengantinya


dengan implant, asal saja kontrasepsi terdahulu digunakan dengan
benar dan ibu dapat tidak hamil,maka insersi dapat dilakukan setiap
saat
6) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntikan, implant dapat
diberikan setiap aat sesuai jadual kotrasepsi suntikan tersebut. Tidak
diperlakukan kontrasepsi lain,
a. Bila kontrasepsi sebelumya adalah kontrasepsi non
hormonal kecuali Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), implant dapat diinsersikan pada siklus haid hari
ke-7 dan klien jangan melakukan sanggama selama 7
hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7
hari saja. AKDR sesegera dicabut.
7) Pasca keguguran dapat segera diinsersikan

1.1.11 Instruksi untuk klien

Instruksi untuk klien menurut (Saroha Pinem,2014:286) antara lain:

1) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama
pasca insirsi.tujuan untuk mencegah infeksi pada luka insersi
2) Perlu disampaikan bahwa kemungkinan ada rasa nyeri
pembengkakan, atau lebam didaerah insisi. Keadaan ini tidak
berbahaya atau tidak perlu dikhawatirkan
3) Pekerjaan rutin haian tetap dilakukan tetapi dihindari
benturan,gesekan atau penekanan pada daerah insirsi
4) Selama 48 jam balutan penakan jangan dibuka dan plester
dipertahankan sampai luka sembuh (biasanya 5 hari)
5) Setalah luka sembuh daerah insersi dapat disentuh dan dicuci dengan
tekanan yang wajar
8

6) Tidak boleh mengangkat beban yang berat


7) Segera ke klinik atau hubungi dokter bila ada masalah sebagai
berikut: ada tanda-tanda infeksi misalnya deman,peradangan atau
rasa sakit yang menetapselama beberapa hari, perarahan pervaginam
yang banyak, amenorea disertai nyeri pada perut bagian bawah,rasa
nyeri pada lengan, luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah,
ekspulsi batang implant, sakit kepada hebat atau penglihatan menjadi
kabur, nyeri dada hebat, diduga hamil.

1.1.12 Prosedur Pemasangan

Menurut (Affandi,2014:PK-18)

a. Persiapan alat
1. Meja periksa untuk tempat tidur klien
2. Penyangga lengan atau meja samping
3. Sabun untuk mencuci tangan
4. 2 kapsul implant dalam satu kemasan steril
5. Kain penutup oprasi steril (bersih) yang kering
6. 3 cucing steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptik,1 tempat air
DTTD/ Steril, kapas dan 1 lagi untuk tempat kapsul implant 2). Kapsul
implant 2 plus dan finada di dalamtrokar tiril
7. Sepasang sarung tangan steril/ DTT
8. Larutan antiseptik
9. Anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epineprin)
10. Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4
cm (nomor 22)
11. Trocar nomor 10 dengan pendorongnya
12. Scalpel (pisau bedah) nomor 11
9

13. Pola terbuat dari plastic (template) untuk menandai posisi kapsul
(huruf V)
14. Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan plester
15. Kasa pembalut
16. Epineprin untuk syok anfilaktik ( harus selalu tersedia untuk keadaan
darurat)
b. Cara pemasangan
1. Saat pemasangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2
hari haid menstruasi
2. Aseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk selama
pemasangan implant untuk mempermudah pemasangan. Tempat tidur
atau meja di tutup dengan kain yang bersih
3. Pemasangan dilakukan lengan kiri karena merupakan tempat terbaik
untuk pemasangan
4. Lengan kiri ditatakan lurus sejajar atau setingi pundak
5. Tentukan daerah pemasangan biasanya 8-10 cm diatas lipat siku
lakukan pencucian pada daerah yang akan dilakukan tindakan dan
sekitarnya
6. Lakukan anastesi local ditempat insersi dan dengan arah seperti kipas
sepanjang 4-4,5 cm dengan pembius lokal
7. Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mmdi tempat suntikan agar
luka tidak dijahit dan mengurangi kemungkinan infeksi
8. Tusukantrokar melalui sayatan kebawah kulit,perhatikan tanda
batasnya dan tusukan sampai tanda batas dekat pangkal trocar
9. Keluarkan batang trokar dan masukan kapsul implant kedalam batang
luar trocar dengan memakai pinset anatomi, dorong pelan-pelan
dengan batang pendorong sampai terasa ada tahanan
10. Pertahankan posisi batang pendorong tarik trokat perlahan-lahan
sepanjang batang pendorong sampai bataspaling ujung,implant terlepas
10

dari trokar kalau tanda batas paling ujung terlihat pada luka insisi dan
dipastikan dengan meraba ujung trocar dengan jari
11. Raba implant yang terpasang dengan telunjuk kiri dorong trocar pada
posisi sebalahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujung-ujungnya
dari sayatan.pasang seluruh implant dengan posisi menyerupai kipas,
sehingga ke 6 kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dngan
antiseptic tutup dengan plester dan kasa steil kemudian balut dengan
perban.
c. Cara pencabutan Implan
a) Peralatan

Peralatan pencabutan implant sama dengan pemasangan implant


namun ditambah arteri klem pean lurus atau bengkok dari kapas
alcohol 70%

b) Cara pencabutan
1) Atur posisi pasien berbaring herisontal selama pencabutan
2) Tentukan posisi implant dengan palpasi, lakukan pencucian
hamaan di daerah tindakan dan sekitarnya lakukan anstesi local
pada tempat insersi dengan bentuk seperti kipas dengan cairan
membius lokal
3) Lakukan sayatan 2-3 mm agar luka tidak perlu dijahit dan
mengurangi kemungkinan infeksi
4) Tekan implant dengan jari ke rah sayatan setelah ujung tampak
kemudian jepit dengan pean dan tarik keluar
5) Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnyadengan
menggunakan skapel
6) Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik
keluar implant perlahan-lahan sampai semua implant di keluarkan.
Lakukan hal yang sama sampai semua implant dapat dikeluarkan
11

7) Rapatkan luka, tutup engan plester kasa steril dan balut dengan
perban.
(Hanafi,2014)
2.1 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan KB Implant

2.1.1 Pengkajian

1. Data Subjektif
a. Biodata
Umur : usia reproduksi (15-49 tahun) ,dapat digunakan oleh
perempuan berusia >35 tahun yang menginginkan kontrasepsi jangka
panjang, tetapi belum siap untuk kontrasepsi mantap.( Affandi,2011)
1. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh ibu dan mengetahui
penyebab ibu memilih kb implan
2. Riwayat kesehatan
Pada riwayat kesehatan klien perlu dikaji untuk mengetahui apakah
klien sedang menderita penyakit perdarahan traktus genetalia yang
belum dikehatui penyebabnya, penyakit hati akut, tumor hati jinak atau
ganas, karsinoma payudara, tumor ginekologi, penyakit jantung,
hipertensi dan diabetes militus yang menjdai kontraindikasi dari
kontrasepsi implant (Hanaffi,2014)
3. Riwayat obstetri
a. Siklus

Panjang pendeknya siklushaid juga perlu ditanyakan untuk


mengetahui ada atau tidaknya perdarahan diluar siklus haid,
karena kontraindikasi pemasangan implant adalah perdarahan
traktus genetalia yang tidak diketahui ( Hanaffi,2014)

b. Lamanya menstruasi
12

Lamanya haid perlu ditanyakan karena keterbataan dari


pemasangan implant yaitu kebanyakanklien dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting),hipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid
serta anemorea (Saifuddin,2016)

c. HPHT

Hari Pertama Haid Terahir (HPHT) dapat digunakan untuk


menentukan usia kehamilan. Hal ini perlu ditanyakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya suatu kehamilan dan untuk
menentukan kapan waktu insersi pemasangan implan karena
menurut (Hartanto,2004) kehamilan atau diduga hamil
merupakan kontraindikasi dari pmasangan implan.

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Dalam hal ini untuk mengetahui apakah mengalami abortus dan kapan
terjadinya abortus karena pasca keguguran dapat dipasang
implan.Riwayat persalinan harus dikaji untuk mengetahui apakah klien
pernah mengalami penyakit saat persalinan seperti hipertensi atau
penyakit jantung yang menjadi kontra indikasi dari pemasangan
implan. Dan pada masa nifas perlu dikaji untuk mengetahui apakah
klien masih menyusui atau tidak karena kontrasepsi implan tidak
mengganggu produksi ASI sehinggaklien dapat menggunakan
kontrasepsi implan (Saifuddin,2006)

5. Riwayat kontrasepsi

Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontraspsi hormonal dapat


mempengaruhi penetapan tanggal perkiraan kelahiran, ovulasi dapat
terjadi sebelum mengalami menstruasi lagi, kontrasepsi dapat terjadi
13

selama amenore (Wheker,2013). Hal ini perlu ditanyakan untuk


mengetahui alat kontrasepsi yang pernah digunakan, lama penggunaan
dan keluhan dari penggunaan alat kontrasepsi tersebut, yaitu untuk
memastikan ada kehamilan atau tidak sehingga tidak diperbolehkan
menggunakan implan (Saifuddin,2016)

6. Pola kehidupan sehari hari


a. Pola aktifitas
Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan namun hindari benturan,gesekan
atau penekanan pada daerah insirsi pasca pemasangan implant guna
menghindari terjadinya ekspulsi (Saifuddin,2016)
b. Personal hygine
Data ini perlu kita kaji karena bagaimanapun hal ini akan
mempengaruhi kesehatan pasien. Jika pasien mempunyai kebiasaan
yang kurang baik dalam perawatan kebersihan diri sendiri mengkin
(Sulisyawati,2011)
c. Data pisikososial kultural spiritual
Setiap pemakaian kontrasepsi harus memberikan hak-hak reproduksi
individu dan penanganannya misalnya saat pemasangan memilih
kontrasepsi implan karena sebelum dilakukan tindakan pemasangan
hendaknya ada persetujuan dari klien dankeluarga (Saifuddin,2016).

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
- Pemeriksaan umum
14

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan


pasien secara keseluruhan (Sulistyawati,2011) hal ini dikaji untuk
mengetahui keadaan umum pasien apabila calon aseptor dalam
keadaan baik atau tidak
- Kesadaran
Kesadaran dapat dinilai pasien tidak tidur, penilaian kesadaran dapat
dikreteriakan komposmentis, apatis, somnolen, spoor, koma,
delirium (Latief,2016)
- Tekanan darah
Sebelum dilakukan pemasangan implan, tekanan darah harus diukur
karena pada calon aseptor implant dengan tekanan darah sistolik
>100mmhg, diastolik >90mmhg. Tidak dapat dilakukan insersi
karena merupakan kontraindikasi pemasangan implan dan
memerlukan evaluasi lebih lanjut sebelum pemasangan implan
(Saifuddin,2016)
- Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kalipermenit nadi diperiksa sau
menit penuh untuk dapat menentukan keteratuan detak jantung
(Mifayani,2011). Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui ada kelainan
pada jantung atau tidak karena penyakit jantung merupakan
kontraindikasi pemasangan implan (Hanafi,2004)
b. Pemeriksaan Fisik
a. Payudara
Payudara harus diperiksa untuk mendeteksi setiap masa yang
mungkin ganas (Wheeler,20003), pemeriksaan payudara dapat
dilakukan dengan inspeksi dan palpasi (Bickley,2008). Pemeriksaan
payudara dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan
atau kanker payudara pada pasien,sehingga tidak dianjurkan untuk
menggunakan KB implan (Saifuddin,2006)
15

b. Abdomen
Teknik yang digunakan dalam melakukan pengkajian abdomen
adalah inspeksi auskultasi, perkusi dan palpasi. (Priharjo,2006).
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya kehamilan serta untuk mengetahui adanya riwayat penyakit
hati akut yang menjadi kontraindikasi dan pemasangan implan
(Hanafi,2014).
c. Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas dilakukan untuk mengetahui adanya odema
dan varises pada tungkai hal ini perlu dilakukan evaluasi lebih
khusus sebelum diputuskanuntuk pemasangan implan
(Saifuddin,2013). Hal ini perlu dibagi untuk mengetahuiapabila klien
menderita penyakit jantung dan tromboflebilis aktif yangmenjadi
kontra indikasi dari pemasangan implan (Saifuddin,20
d. Genetalia luar
Lakukan inspeksi dan palpasi unuk mengetahui ada atau tidaknya
peneluaran pervaginam. Perhatikan adanya varises dan adanya
benjolan pada daerah selangkangan (Mafdillah,2009) klien dengan
varises karena adanya varises ke mungkinan klienmengalami
tromboflebitis aktif serta memiliki resiko kelainan pembekuan darah
yang menjadi kontra indikasi pemasangan implan. (Saifuddin,2006).
Dan untuk mengetahui apakah ada pengeluaran pervaginam seperti
leukorea, kemungkinan leukoria merupakan gejala yang paling
sering dijumpai pada penderita ginekologi yaitu leukoria yang
ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas (Prawirohardjo,2007)
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan PP tes dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak
kehamilan, sehingga tidak diperbolehkan menggunakan implan
apabila pasien diduga hamil (Sifuddin,2006)
16

2. Pemeriksaan urine reproduksi untuk mengetahui kemunginan klien


menderita diabetes militus (Saifuddin,2006), karena DM merupakan
kontraindikasi pemasangan implan (Hartanto,2004)
3. Analisa Data
Hasil analisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikanya
secara akurat dan logis untuk menegakkaan diagnosa dan masalah
kebidanan yang tepat (Kemenkes RI, 2011).
1.2.2 Diagnosa Kebidanan
Ny…P..A.. umur… tahun dengan akseptor kb implan tidak ada
kontraindikasi pemasangan.Keadaan umum ibu baik, prognosa baik.

1.2.3 Perencanaan

- Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 60 menit


diharapkan ibu sudah mengerti tentang penjelasan bidan ibu
mendapatkan pelayanan KB implan
- Kriteria hasil :
1. TTV ibu dalam keadaan normal (T=100/70 – 130/90 mmhg,
N=80-90X/menit, S=36,5-37,5⁰C, R=20-30X/menit)
2. Ibu menjadi aseptor KB implan
3. Ibu mengerti penjelasan bidan
- Rencana Tindakan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dalam
keadaan baik dan ibu boleh dipasang implan
R/agar ibu mengetahui keadaanya
2. Jelaskan efek samping KB implan
R/menambah pengetahuan ibu
3. Berikan pengetahuan tentang keuntungan kontrasepsi implan dan
efek samping implan serta cara merawat luka
R/ menambah pengetahuan ibu
17

4. Lakukan tindakan pemasangan implan


R/mempercepat prosedur yang dilakukan dengan teliti
5. Berikan terapi untuk membantu mengilangkan rasa nyeri
R/membantu meringankan rasa nyeri yang akan dideritaibu
6. Anjurkan untuk kembali 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila
ada keluhan
R/untuk mengetahui keadaan setelah dilakukan pemasangan
7. Lakukan pencatatan pada buku register dan kartu ibu
R/pendokumentasian sebagai bukti tertulis dari tindakan yang telah
dilakukan

1.2.4 Pelaksanaan

Bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara komperhensif


efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based pada klien dalam
bentuk upaya promotive dan rehabilitative. Dilakukan secara mandiri
kolaborasi dan rujukan (Kepmenkes No.938/2007)

1.2.5 Evaluasi

Standar evaluasi menurut kepmenkes RI No


938/MENKES/SK/IVV/2007 tentang asuhan kebidanan. Bidan
melakukan pencatatan secara lengkap akurat, singkat, dan jelas
mengenai tindakan/ kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan
Kriteria pencatatan asuhan kebidanan dicatat dalam format SOAP:
S= Data Subjektif, mencatat hasil anamnesa
O= Data Obyektif,mencatat hasil anamnesa
A= Analisa,mencatat diagnose dan masalah kebidanan
P=Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasif,
18

tindakan segera, tindakan komprehensif, penyuluhan dukungan,


kolborasi,evaluasi,follow up dan rujukan.
19

BAB 2

TINJAUAN KASUS

Tempat Pengkajian : Puskesmas Taji

Tanggal Pengkajian : Pukul 11.00 WIB

No. Rekam medik : 000592

2.1 Pengkajian

A. Data Subjektif
1. Biodata :
Istri suami
Nama :Ny. I Tn. P
Umur :35 tahun 40 tahun
Agama :Islam Islam
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan :SMP SMP
Pekerjaan :IRT Karyawan Swasta
Penghasilan :- Rp.2.000.000,-
Status perkawinan :Menikah Menikah
Lama Perkawinan :8 tahun 8 tahun
Alamat :Ds.Jungke RT.12/RW.02 , Kecamatan Karas,
Kabupaten Magetan
2. Alasan Datang
Ibu ingin memasang KB implan
3. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
Ibu dan keluarga tidak menderita penyakit hipertensi, ibu tidak menderita
sefalgia, diabetes melitus, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada penyakit
yang berhubungan dengan payudara.
20

4. Riwayat kebidanan
a. Ibu haid pertama umur 14 tahun, siklus haid lancar 28-30 hari, lama haid 5-
7 hari, konsistensi encer tidak disertai gumpalan, selama haid terkadang ibu
ada keluhan dan nyeri perut/disminore.
5. HPHT 28-11-2020
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu hamil anak pertama pada 15 Maret 2013 jenis kelamin perempuan
sekarang berusia 7 tahun, lahir spontan ditolong oleh bidan, BB 2900 gram, TB
49 cm, menyusu secara ASI ekslusif. Anak kedua lahir pada 04 Juli 2020
secara SC, jenis kelamin laki-laki sekarang berusia 4 bulan, lahir di RSAU dr.
Efram Harsana ditolong oleh dokter, BB 1900 gram PB 35 cm dikarenakan
bayi prematur, menyusu ASI ekslusif. Keadaan ibu baik tidak ada infeksi atau
perdarahan yang hebat. Ibu menyusui kurang lebih selama 2 th.
7. Riwayat kontrasepsi
Ibu sebelumnya menggunakan KB pil progestin. Ibu memilih berganti metode
KB dengan menggunakan KB implan karena ibu mengeluh jika menggunakan
KB pil ibu sering lupa untuk minum secara rutin pil KB.
8. Pola kehidupan sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu makan 3x sehari nasi,sayur,lauk pauk dan airputih 7-8 gelas perhari
b. Eliminasi
Ibu BAK 4-5x sehari berwarna kuning jernih, BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lunak
c. Istirahat
Ibu tidur malam 7-8 jam ,tidur siang 1 jam
d. Aktivitas
Setelah pemasangan implant ibu boleh melakukan pekerjaan rumah yang
tidak membahayakan seperti mengangkat berat , dan tidak boleh terbentur
dan tergesek agar tidak menyebabkan ekspulsi
21

e. Personal hygine
Ibu menganti celana dalam setiap kali basah atau lembab, dan setelah BAK
dan BAB ibu membersihkan genetalia mengunakan air bersih dari arah
depan ke belakang
f. Riwayat Seksual
Tidak ada pengeluaran darah saat melakukan hubungan seksual
g. Riwayat ketergantungan
Ibu dan keluarga tidak ada riwayat ketergantungan obat, alcohol, dan rokok.
h. Data pisikososial kultural spiritual
Ibu dan keluarga tidak ada pantangan /larangan untuk ber-KB dengan
metode implan.
B. Data Obyektif
- Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis
- TTV : TD = 120/70 mmHg
N = 80x/menit
R = 20x/menit
S = 36,3 ºC
BB = 66 kg
TB= 156 cm
Pemeriksaan Fisik :
- Kepala : tidak ada benjolan abnormal
- Muka : tidak pucat, tidak sembab, tidak oedema
- Mata : konjungtiva palpebral merah muda, sclera putih
- Hidung : simetris, tidak ada polip
- Mulut : tidak pucat, gigi tidak caries, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis
- Leher: tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, kelenjar limfe, bendungan
vena jugularis, dan benjolan abnormal
- Dada : simetris, tidak ada bunyi wheezing, ronchi
- Payudara: membesar simetris, tidak benjolan abnormal, puting tidak lecet
22

- Abdomen: tidak ada pembesaran uterus, palpasi tidak terdapat nyeri tekan,
terdapat luka bekas operasi caesar
- Genetalia: tidak ada tumor, tidak keputihan, tidak ada perdarahan diluar haid
- Ekstremitas
Atas : Lila= 29 cm, ketiak tidak ada benjolan abnormal, tangan ibu tidak
kidal, tidak hemipegli
Bawah : tidak ada odema dan tidak varises
C. Assasment
Ny.I P20002 aseptor KB implant, tidak ada kontra indikasi, keadaan umum
baik, prognosa baik.
D. Penatalaksanaan
1) Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu dapat menggunakan KB implant
2) Menjelaskan kembali mengenai KB implan meliputi :cara kerja, efek samping,
keuntungan, kerugian dan lama penggunaan
3) Menanyakan kembali apakah ibu sudah yakin ingin memakai KB Implan
4) Memberikan inform consent pemasangan implant
5) Melakukan pemasangan KB Implan sesuai SOP
6) KIE :
-Memberitahu ibu perawatan pasca pemasangan KB Implan yaitu luka tidak
boleh terkena air
-Memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 7 hari
pasca pemasangan.
-Memberitahu ibu untuk tidak melakukan aktifitas berat seperti mengangkat
barang yang berat.
-Memberitahu ibu apabila terdapat bengkak, perdarahan, atau kapsul lepas,
nyeri hebat pada insisi, anjurkan ibu untuk kembali ke fasilitas kesehatan
-Memberitahu ibu apabila disekitar daerah insisi terdapat warna kebiruan,
anjurkan ibu untuk mengompres air hangat
7) Memberikan terapi : - amoxcicilin 3x1
23

- Paracetamol 3x1
8) Memberitahu ibu masa berlakunya implant yaitu 3 tahun
9) Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali pada tanggal 03-12-2020
10) Memberitahu ibu tanggal pencabutan implan yaitu pada tanggal 30 November
2023.

Ttd petugas
24

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto Hanafi dr. 2013.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi,Jakarta:Pustaka Sinar


Harapan

kemenkes RI.2007.No.938/Menkes/sk/VIII/2012.Standart Asuhan Kebidanan,


Jakarta.Kepmenkes RI

Prof.Dr.dr.Biran Affandi, S. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi . In S.


Prof.Dr.dr.Biran Affandi, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (pp. MK-55-
57). Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saroha Pinem, S. (2014). Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi . In S. Saroha Pinem,


Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi . jakarta : Trans Info Media .

Suratun, S. ,. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi . In S. ,.


Suratun, Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi . jakarta : Trans
Info Media.

Anda mungkin juga menyukai