Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN UJI COBA PERANGKAT LUNAK

PADA SISTEM PERINGATAN DINI BAHAYA LONGSOR


BERBASIS SELULER DI BANYUMAS

Oleh
Hariyadi Djamal dan Chandra Hassan
Balai Sabo, Puslitbang Sumber Daya Air

SARI KEGIATAN

DESKRIPSI

- Lokasi penelitian : Desa Cibangkong, Kec. Pekuncen


Kabuoaten Banyumasm Prov. Jawa Tengah.
- Tahun anggaran : 2007 – 2008

2. LATAR BELAKANG
Tanah gerak banyak terjadi dimusim hujan. Banyak faktor yang memrpengaruhi
kejadian tersebut seperti kondisi geologi, morfologi, kemiringan lereng, curah hujan ,
vegetasi dan alih fungsi lahan karena ulah manusia sehingga terjadi gangguan kestabilan
gerakan tanah dan longsor. Guna mengantisipasi terhadap bencana tanah gerak diwaktu
mendatang maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku gerakan tanah yang
terjadi dengan pemasangan alat pemantau curah hujan serta ektensometer dengan sensor.
Data yang diperoleh melalui alat terpasang dapat disimpan dalam logger, kemudian
ditransfer ke server stasiun induk Balai Sabo di Yogyakarta maupun Purwokerto.
Selanjutnya dari server dapat ditampilkan melalui display serta dikirim ke pemegang
pesawat HP melalui layanan pesan pendek (SMS) dan hasilnya dapat diinformasikan
dengan cepat dan terpercaya melalui jaringan sistem peringatan dini berbasis seluler.
Penelitian ini adalah lanjutan dari penelitian terdahulu pada tahun 2006 dalam uji coba
perangkat lunak untuk sistem peringatan dini berbasis seluler dengan studi kasus tanah
gerak di Dusun Gandusari, Desa Cibangkong, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten
Banyumas, Propinsi Jawa Tengah.

1
3. TUJUAN
Dengan tersedianya sarana dan prasarana sistem jaringan peringatan dini bahaya
tanah longsor di daerah ini diharapkan dapat menunjang untuk mitigasi bencana alam
dalam manajemen dan pengelolaan bencana dibidang sumber daya air sehingga
penduduk dapat meningkatkan kewaspadaan dan punya rasa aman dari ancaman
bencana.

4. SASARAN
 Untuk model percontohan guna menunjang sistem peringatan dini bahaya longsor.
 Bahan masukan untuk melengkapi Prosedur dan Ketetapan (PROTAP) untuk
tindakan Penanggulangan Bencana dan Pengungsi akibat tanah longsor di
Kabupaten Banyumas.
 Bahan untuk penyusunan NSPM bidang Tata Cara Sabo Survei pada Daerah
Potensi Longsor.

5. MANFAAT ( Benefit )
 Dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam menentukan
kebijakan pengendalian bahaya bencana sedimen akibat tanah longsor atau tanah
gerak.

6. PRODUK PERALATAN .
6.1. Alat Ektensometer.
Alat ini adalah pengembangan dan rekayasa dari alat ektensometer otomatis ( Merk
NAKASA Type SRL 3 buatan Jepang) yang dipakai untuk mengukur jarak pergeseran
rekahan tanah. Bermula dari data yang didapat berupa rekaman pada kertas pencatat
dalam bentuk grafik, kemudian pada penelitian ini direkayasa dan dikembangkan dengan
mengubah dari data analog menjadi data digital yang ditransfer dengan menggunakan
teknologi berbasis seluler dengan menggunakan jasa seluler memakai GSM EXEL
COMIINDO.

Gambar 1. Prototipe Ekstensometer dengan logger waktu uji coba sebelum dipasang

2
6.2. Cara pemasangan di lapangan
Tentukan dan pilih rekahan tanah yang akan dipasang ektensometer lalu tempatkan
pada pondasi yang sudah dibuat. Tarik kawat ektensometer melintang tegak lurus rekahan
yang akan dipantau dan kaitkan ke patok beton yang telah dibuat pada sisi seberang
rekahan. Kemudian hubungkan ke Logger dan GSM Modem yang sudah ditempatkan pada
kotak khusus lalu hubungkan dengan arus listrik atau alat pencatu daya solar cell atau
accu.
Atur alat tersebut dengan interval jarak pergeseran rekahan yang ditentukan agar
sensor dapat merekam data rekahan sesuai rencana dan tentukan pula batas kritis untuk
tanda ”Warning”.

6.3. Pengoperasian dan pemeliharaan.


 Kontrol kelancaran arus listrik yang terhubung pada server di Stasiun Induk
 Kontrol status pulsa terkini tiap hari pada server
 Kontrol koneksitas pada server di stasiun induk
 Kontrol informasi pada data base pada server stasiun induk
 Kondisi komputer dan modem tidak boleh terputus arus listrik agar supaya data tetap
bisa diterima dan dikirim

6.4. Cara kerja sistem.


Data yang dipantau dari stasiun pemantau di lapangan selain disimpan dalam Data
Logger, dikirim ke stasiun induk melalui GSM Modem dalam bentuk layanan pesan
pendek (SMS ), data dari lapangan di terima Server di stasiun induk yang disimpan dalam
bentuk data base dalam file server, kemudian diproses oleh alat pemroses data agar dapat
ditampilkan dalam layar tampilan atau Display maupun telepon genggam.. Apabila terjadi
pergeseran rekahan tanah dan curah hujan yang sudah melampaui batas tertentu atau
batas kritis yang sudah ditentukan secara otomatis akan mengaktifkan tanda alarm dan
juga mengirim berita tanda ”WARNING” dalam bentuk layanan pesan pendek (SMS)
kepada pengguna atau penentu kebijakan dalam jajaran SATLAK PBP yang nomor HP-
nya telah terdaftar dalam Server di stasiun induk.

Gambar 2. Pemasangan ektensometer dengan


perangkat Logger
3 dan GSM Modem
PANEL
INDIKA St. Penakar hujan
di Sumpyuh
TOR

STASIUN
LOKAL St. Pengukur
SUMPIUH
TMA di Desa
Nusadadi, H
Sumpiuh
STASIUN INDUK DI BALAI P
SABO YOGYA & SATLAK
GSM
DI PURWOKERTO
Mode
m
St. Penakar PANEL
hujan INDIKA
di Cibangkong TOR
St.
Pemantau Gambar 4 : Alat Extensometer Automatic
STASIUN
Rekahan LOKAL
Tanah CIBANGKON
Ekstensomet G
er

Gambar 3. Konfigrasi Sistem Peringatan Dini Bahaya Longsor


Berbasis Seluler dengan SMS di wilayah Kab. Banyumas

Gambar 4. Contoh tampilan hasil pantauan peringatan dini gerakan tanah


dari alat pantau ektensometer dengan curah hujan .

4
Tabel 1. Stasiun pemantau tanah gerak Desa Cibangkong, Banyumas, 2007.
No Nama stasiun Lokasi Elevasi No. GSM XL Keterangan
1. Sta. Pemantau Halaman SD + 89 m 081915551598 ARL +
Hujan Cibangkong, Kec. dpl Logger
Cibangkong Pekuncen .
2. Stasiun Blok 2 + 144 m 08175472164 Ektensometer
Pemantau Longsoran dpl dengan
Rekahan Cibangkong Logger
Tanah di
Cibangkong
3. Stasiun induk Balai Sabo, + 148 m 081802665173 Ruang
Balai Sabo Yogyakarta. dpal Pemantau
Yogyakarta Induk
4 Stasiun induk di Kantor Kabupaten + 88 m 081904227362 Display di
Purwokerto Banyumas . dpl Ruang Setda

7. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN.


Sistem telemetri seluler mempunyai beberapa kelebihan misalnya biaya pengadaan
alat dan pemeliharaan cukup melawan dan mudah didapat dipasaran lokal. Kelemahannya
kadang-kadang terjadi waktu tenggang pengiriman data dari stasiun pemantau ke stasiun
induk maupun ke Display dan HP. Belajar dari pengalaman bahwa aplikasi untuk
pengiriman data masih terpengaruh dengan masalah cuaca dan kepadatan atau “jam”
misalnya ketika pada hari raya dan pengalaman pada waktu terjadi. bencana alam
gempabumi di Yogya 27 Mei 2006 maka perlu nomor khusus.

8. SPESIFIKASI ALAT
Ekstensometer : Sensor Ekstensometer dan logger
Kapasitas rekahan terekam : maksimal 30 cm, pembacaan rekahan tiap 1 cm
Sensor pembaca : tiap 1 menit disimpan dalam data logger
Bentang kawat : maks 400 cm
Penampilan : Automatis off dalam 15 detik
Kapasitas memory : 512 Kbyte
Penyimpanan memory : berputar menghapus data yang lama
Umur baterai : 2 tahun
Tombol operasi : 3 tombol.Ditekan dan dapat digunakan untuk mengatur logger
dan menampilkan data setup parameter
Komunikasi : RS232 via PC , notebook/laptop
Proteksi data : saat daya baterai habis, data tidak akan hilang ( EEProm )
Kecepatan transfer : 19200 bps

5
UCAPAN TERIMAKASIH
Kelancaran dari kegiatan mulai dari lapangan hingga terselenggaranya acara ini,
sangat didukung oleh kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak bapak Nara Sumber beserta staf dari
Pemerintah Kabupaten Banyumas (Dinas SDA dan Tamben, Asekbang,Setda Banyumas,
Camat Sumpiuh), Kepala Puslitbang Sumber Daya Air Dep. PU, Kepala Balai Sabo dan
semua anggota tim kegiatan serta mitra kerja.

KESIMPULAN dan SARAN


Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Uji coba sistem peringatan dini bahaya tanah longsor berbasis seluler dapat digunakan
untuk pengumpulan data berupa data base yang bilamana diperlukan dapat dicetak
sesuai kebutuhan.
2. Masih perlu dikaji dalam hubungan dengan jaringan provider yang tersedia mengingat
persaingan bisnis.
3. Evaluasi dan Monitoring alat pemantau yang sudah terpasang dilapangan perlu ditindak
lanjuti untuk masalah keamanan dari pencurian serta biaya penggunaan pulsa.

SARAN
1. Seyogyanya peran partisipasi aktif warga setempat tetap dibina dalam wadah
Komunitas Peduli Bencana Alam.
2. Perlu kerjasama dengan mitra kerja jasa komunikasi karena sifatnya adalah
pelayanan sosial masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai