Dosen Pembimbing :
Nuryani, SST.M.Kes
Anggota Kelompok:
1. Alinda Wahyu N (P27824219002)
2. Bibit Fitriani (P27824219005)
3. Dewi Rika Miranti (P27824319007)
4. Elvi Rahayu (P27824219008)
5. Esti Yulia Permatasari (P27824219010)
6. Maydelyne Aditya Cahyani (P27824219021)
7. Sintia Dyah Kinanty (P27824219026)
8. Yani Setiyaningsih (P27824219030)
9. Armedya Labiba A (P27824219031)
10. Lintang Dwi Ariyanty (P27824219035)
11. Rizky Putri Ajeng Pramesty (P27824219041)
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I LANDASAN TEORI 1
1.1 Konsep Dasar Teori Nifas 1
1.1.1 Pengertian Nifas 1
1.1.2 Fisiologi Nifas 1
1.1.3 Ketidaknyamanan Masa Nifas 8
1.1.4 Kelainan Lain Dalam Masa Nifas 11
1.1.5 Tahapan Psikologis Masa Nifas 12
1.1.6 Tata Laksana Asuhan Kebidanan Masa Nifas 13
BAB II TINJAUAN KASUS 15
2.1 Pengkajian 15
2.2 Perumusan Diagnosa Kebidanan atau Masalah Kebidanan 27
2.3 Perencanaan 28
2.4 Pelaksanaan 42
2.5 Evaluasi 43
BAB III TINJAUAN KASUS SEMU 46
3.1 Asuhan Kebidanan Nifas 5 Langkah 46
3.1.1 Pengkajian Data 46
3.1.2 Data Subyektif 46
3.1.3 Data Obyektif 49
3.1.4 Analisis Data 50
3.1.5 Diagnosa Kebidanan 51
3.1.6 Perencanaan 51
3.1.7 Pelaksanaan 51
3.1.8 Evaluasi 52
Asuhan Kebidanan Nifas 4 Langkah 54
DAFTAR PUSTAKA 60
ii
1
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1. Konsep Teori Nifas
1.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama
masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.Dalam agama islam,dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari
2. Puerperium intermediet yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu
3. Puerperium lanjut yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali sehat
sempurna,terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan timbul
komplikasi.Waktu untuk mencapai kondisi sehat sempurna dapat berminggu-
minggu, bulanan atau tahunan (Rustam Mochtar,2011:87)
1.1.2 Fisiologi Nifas
Fisiologi pada masa nifas yaitu:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Involusi
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil. (Purwanti, 2012 : 45).
Menurut Manuaba (2010 : 200) involusi uterus sebagai berikut:
Involusio TFU Berat Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-sympisis 500 gram
14 hari (2 minggu) Tidak teraba 350 gram
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 minggu) Normal 30 gram
2
Gejala :
a) Tanda adanya rasa panas dan dingin disertai kenaikan suhu
b) Penderita merasa lesu
c) Tidak ada nafsu makan
d) Mamae membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah,
membengkak sedikit
Pencegahan:
a) Perawatan puting susu waktu laktasi dengan membersihkan
puting susu dengan kapas air hangat sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghilangkan kerak-kerak susu yang mongering
b) Pertolongan pada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari
infeksi Stapylococus
c) Bila ada retak atau luka pada puting susu sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh
dan air susu ibu dikeluarkan dengan pijatan
3) Kelainan putung susu
a) Puting susu berbentuk bundar, menonjol keluar dari permukaan
mamae, bisa jadi puting mencekung dan memberi kesukaran pada
bayi untuk menyusu
b) Luka pada puting susu
4) Kelainan dalam keluarnya air susu
a) Agalaktia : air susu sama sekali tidak atau hampir tidak
keluar sama sekali.
b) Poligalaktia : pengeluaran berlimpah-limpah.
c) Galaktore : air susu keluar tertus menerus dalam jumlah
yang banyak walau bayi sudah disapih
b. Kelainan uterus
1) Subinvolusi
Adalah proses mengecilnya uterus terganggu
Etiologi :
11
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyelesaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
1.1.6 Tata Laksana Asuhan Kebidanan Masa Nifas
Mochtar (2011:116-117) dalam bukunya adalah sebagai berikut
1. Mobilisasi
Karena sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4 atau ke 5
diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Bila kandung
kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan keteterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar harus 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit BAB
dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans, per
oral atau per rektal. Jika masih belum bisa, lakukan klisma.
5. Perwatan payudara
Dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras, dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
6. Pemeriksaan pasca salin
Bagi wanita dengan persalinan normal dapat dilakukan setelah 6 minggu,
meliputi:
a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan
b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan
14
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama
Sebagai identitas pasien untuk membedakan dengan pasien yang lain.
Nama juga digunakan untuk mengenal pasien dan untuk menjalin
hubungan saling percaya antara petugas dan pasien (Manuaba,
2010:238)
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang
dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap. Seedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan dalam masa nifas ( Ambarwati, 2010 : 213)
3) Pekerjaan
Wanita karier yang hamil mendapat cuti hamil selama 3 bulan, yang
dapat diambil sebulan menjelang kelahiran dan 2 bulan setelah
persalinan (Manuaba, 2010 : 120).
15
5) Status perkawinan
Wanita neurorik dengan kesulitan dalam pernikahan lebih cenderung
untuk menderita kelainan dan penyakit jiwa dalam masa nifas. Wanita
yang telah lama menikah dan baru punya anak akan timbul
kekhawatiran akan bayinya yang sebelumnya sehat. Pada wanita yang
tidak menginginkan kelahiran anaknya akibatnya perkosaan akan
timbul penolakan/keengganan ibu untuk menyusui bayinya sehingga
dapat menghambat produksi ASI (Wiknjosastro, 2007 : 540 - 542).
b. Keluhan Utama
Akibat dari proses involusi akan menimbulkan rasa mules, saat pertama
ASI diproduksi akan menimbulkan rasa nyeri pada payudara, ibu akan
merasa letih karena tenaganya lebih banyak terkuras saat persalinan, ibu
akan mengalami gangguan eliminasi (retensio urine) yang disebabkan ibu
takut untuk melakukan mobilisasi diri (wiknjosastro, 2007) Menurut
Varney (2008: 974-977) keluhan yang sering dialami ibu masa nifas antara
lain sebagai berikut:
1) Sulit Buang Air Kecil (BAK)
16
Tranmisi HIV dari ibu ke janin dapat terjadi secara transplasenter, saat
persalinan dan melalui air susu ibu. Kelainan yang dapat terjadi pada janin
adalah berat badan lahir rendah, bayi lahir mati, partus preterm, dan
abortus spontan (Saifuddin, 2010: 933).
19
5) Sifilis
Dapat menyebabkan infeksi pada bayi dalam bentuk leus kongenitas
(pemfigus sifilitus, deskuamasi kulit pada telapak tangan dan kaki,
terdapat kelainan pada mulut dan gigi) (Manuaba, 2010: 338).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal bersama ibu ada yang sakit,
terutama penyakit yang sangat menular yang sangat kronis. Bila ada penyakit
menular dapat lekas menular pada ibu dan bayi. Ditanyakan pula mungkin
dari keluarga ibu dan suaminya ada yang berpenyakit keturunan misalnya
jiwa, diabetes, hemofilis karena mungkin ada pengaruh keturunan terhadap
janin (manuaba, 2010 : 86)
e. Riwayat Kebidanan
1) Siklus haid
Dengan memberikan ASI kembalinya menstruasi atau haid sulit
diperhitungkan dan bersifat individu. Sebagian besar menstruasi kembali
setelah 4 sampai 6 bulan. Dalam waktu 3 bulan belum menstruasi, dapat
menjamin bertindak sebagai kontrasepsi (Manuaba, 2012: 203). Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan
lagi haidnya selama meneteki (Saifuddin, 2009: 129). Kehamilan,
Persalinan dan Nifas
2) Riwayat Kehamilan
Pada trimester I sering ditemukan emisis ringan, fatique, sering BAK.
Pada trimester II mengeluh sulit tidur, pegal didaerah panggul rasa tegang
sewaktu-waktu diperut, oedema kaki yang hilang dipagi hari. Trimester III
mengeluh nyeri pinggang, sering BAK, obstipasi, oedema tungkai dan
kram kaki. ANC ditempat pelayanan kesehatan minimal 4 kali (manuaba,
2010 : 57) ibu mendapat terapi Fe 90 tablet, B6 30 tablet, B12 30 tablet,
dan Iodium 1 buah ( Manuaba, 2010 ; 46)
3) Riwayat Persalinan
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010: 133-134) data diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan keadaan yang diderita ibu nifas dan bayinya
20
minum setiap kali menyusui). Pil zat besi harus diminum untuk menambah
zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. Minum kapsul vitamin A
(200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASInya (Saifuddin, 2014: 128). Menurut Saifuddin (2011: N26), terapi
yang dianjurkan antara lain:
a) Pil zat besi yang harus diminum dengan dosis 1x1 tablet selama 40 hari
paskasalin.
b) Vit A 200.000 IU sebanyak 2 tablet diminum dengan dosis 1x1 tablet
selama 2 hari. Kapsul vitamin A 200.000 IU yang bertujuan agar bisa
memberikan asupan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
2) Eliminasi
Segera setelah postpartum kandung kemih, edema, mengalami kongesti,
dan hipotonik, yang dapat menyebabkan overdistensi, pengosongan yang
tidak lengkap, dan residu urine yang berlebihan kecuali perawatan
diberikan untuk memastikan berkemih secara periodik. Efek persalinan
pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24 jam pertama
paskapartum, kecuali wanita mengalami infeksi saluran kemih. Diuresis
mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima
paskapartum. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk membuang
kelebihan cairan interstisial dan kelebihan volume cairan (Varney, Kriebs
dan Gegor, 2008: 961). Eliminasi ini menggambarkan pola fungsi sekresi
yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan
bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah
(Ambarwati dan Wulandari, 2010: 136). Miksi dan defekasi diatur
sehingga kelancaran kedua sistem tersebut dapat berlangsung dengan baik
(Manuaba, 2012: 202).
3) Personal hygiene
Mengajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air. Sarankan pada ibu untuk mengganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya dua kali sehari. Sarankan ibu untuk mencuci tangan
22
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk
merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
i. Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan
ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari
atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan
yang bersangkutan (Saifuddin, 2014: 128).
2. Data obyektif
a. Keadaan umum : kesadaran komposmetis (Manuaba, 2012:114).
b. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan
sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara
spontan ke tekanan darah sebelum hamil selama beberapa hari
(Varney,2008: 961). Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila
tidak ada penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan
(Bahiyatun, 2009: 103).
b) Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal
setelah beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama
persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat memengaruhi proses ini.
Apabila denyut nadi di atas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal
dan mungkin menunjukkan adanya infeksi atau hemoragi pascapartum
lambat (Varney, 2008: 961).
25
c) Suhu
Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu tubuh tapi tidak
lebih dari 380C. Bila terjadi peningkatan melebihi 380 C berturut-turut
selama 2 hari, kemungkinan terjadi infeksi (Manuaba, 2010: 201). Suhu
maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama periode
intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum (Varney, 2008:
961).
d) Pernafasan
Napas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
kondisi-kondisi seperti kelebihan cairan, eksaserbasi asma, dan embolus
paru(Varney, 2008: 961). Pernafasan harus berada dalam rentang normal,
yaitu sekitar 20-30 x/menit (Bahiyatun, 2009: 103).
c. Pemeriksaan fisik
1) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat
menandakan anemia maka ada kaitannya dengan perdarahan yang terjadi
pada masa nifas. Sklera normal berwarna putih, bila kuning menandakan
ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada
konjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre
eklamsia (Romauli, 2011: 174).
2) Leher
Normal bila tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
limfe dan tidak ditemukan bendungan vena jugularis (Romauli, 2011:
174).
3) Payudara
Pada masa nifas pemeriksaan payudara dapat dicari beberapa hal berikut
yaitu puting susu pecah/pendek/rata, nyeri tekan, abses, produksi ASI
terhenti, dan pengeluaran ASI (Saifuddin, 2014:124). Menunjukkan
adanya kolostrum dan perawatan puting susu pada wanita menyusui
(Varney, Kriebs dan Gegor, 2008: 969).
4) Abdomen
26
Pada abdomen kita harus memeriksa posisi uterus atau tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, dan ukuran kandung kemih (Saifuddin, 2014: 124).
Menurut Varney (2008: 1064), pemeriksaan abdomen post partum
dilakukan selama periode postpartum dini (1 jam-5 hari) yang meliputi
tindakan berikut
d. Laktasi normal
e. Involusi uterus normal
f. Lochea normal
2. Kesejahteraan bayi
a) Bayi menyusu kuat dan eksklusif menyusu secara on demand (Walsh,
2007: 375).
3. Intervensi
a. Promotif
1) Jelaskan hasil pemeriksaan ibu nifas dengan pendekatan terapeutik
Rasional: komunikasi terapeutik dapat mengubah cara pandang klien
mengenai dirinya, harga dirinya, dan lain-lain yang berkaitan serta
masa depannya sehingga klien mampu mengambil keputusan atas
tindakan asuhan kebidanan (Tyastuti, 2011: 145)
2) Jelaskan tentang fisiologi nifas meliputi laktasi, involusi, dan lochea
Rasional: komunikasi terapeutik tentang fisiologi masa nifas akan
merubah cara pandang klien terhadap dirinya, sehingga ibu mampu
beradaptasi dengan kondisinya (Tyastuti, 2011: 145)
3) Jelaskan tentang kebutuhan ibu nifas meliputi menjaga kebersihan
diri, istirahat, nutrisi, dan aktifitas.
Rasional: ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan
dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembekakan wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh
karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan ibu
akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya
(Anggraini, 2010: 57-58). Seorang wanita yang menyusui dalam
masa nifas dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk istirahat
karena sedang dalam proses penyembuhan luka terutama untuk
organ-organ reproduksi dan untuk kebutuhan menyusu bayinya
(Bahiyatun, 2009: 82). Mobilisasi sedini mungkin dapat
mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi (Bahiyatun,
2009: 77). Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahan tubuh
30
2) Preventif
a) Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih serta makan yang
tinggi serat
Rasional: air putih dapat merangsang gerak peristaltik usus
(Romauli, 2011:139).
2) Preventif
a) Jelaskan pada ibu bahwa mengosongkan kandung kemih.
Rasional: nyeri akan hilang jika uterus berkontraksi dengan baik,
kandung kemih penuh mengubah posisi uterus ke atas sehingga
mengakibatkan relaksasi dan kontraksi uterus lebih nyeri (Varney,
Kriebs dan Gegor, 2008: 974).
b) Sarankan ibu untuk tidur dengan posisi telungkup dan bantal di
bawah perut
Rasional: Posisi ini menjaga kontraksi tetap baik dan melancarkan
oksigen ke pembuluh darah karena penekanan pembuluh darah
terjadi di dekat punggung.
c) Anjurkan ibu untuk menyusui eksklusif pada bayi
Rasional: isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh
hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin selain memicu let down
refleks juga dapat menyebabkan kontraksi uterus (Varney, Kriebs
dan Gegor, 2008: 974)
Rasional: dengan bounding attacment akan terjadi kontak secara
langsung antara ibu dan bayi sehingga rasa nyeri mapu
dialihkan(teknik distraksi) (Marmi, 2014: 68)
d) Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan mengenai
mobilisasi dini pada ibu.
36
Kolaboratif
1) Jika terjadi mastitis atau abses lakukan rujukan
e. Masalah 5: Hemoroid
Tujuan : Hemoroid tidak terjadi atau tidak bertambah parah/sembuh
Kriteria :
1) BAB 1-2 kali sehari, konsistensi lunak
2) BAB tidak berdarah dan tidak nyeri, serta tidak kesulitan BAB
3) Tidak terdapat hemoroid derajat I (tidak terjadi prolaps), derajat
II hemoroid (terdapat prolaps hemoroid yang dapat masuk
sendiri/reposisi spontan), derajat III (terdapat prolaps hemoroid
yang tidak dapat masuk sendiri/reposisi manual), derajat IV
(terdapat prolaps hemoroid yang tidak dapat didorong masuk,
meskipun sudah reposisi manual akan keluar lagi).
Intervensi menurut Varney, Kriebs dan Gegor (2007:977) sebagai berikut:
a) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum
air hangat satu gelas tiap bangun pagi untuk menghindari konstipasi
Rasional: Makanan tinggi serat dan minum air hangat menjadikan
feses tidak terlalu padat/ keras dan akan merangsang peristaltik usus
sehingga dapat merangsang pengosongan kolon lebih cepat.
b) Anjurkan ibu untuk menghindari mengejan saat BAB
Rasional: Mengejan yang terlalu sering akan memicu terjadinya
hemoroid
c) Bila hemoroid derajat 1-2 anjurkan ibu untuk mandi berendam air
hangat ketika ada rasa nyeri
Rasional: Hangatnya air tidak hanya memberikan kenyamanan,
tetapi juga meningkatkan sirkulasi
d) Bila hemoroid derajat 3-4 anjurkan ibu untuk kompres air es atau
garam untuk mengurangi hemoroid ketika ada perdarahan.
Rasional: Air es dan garam dapat membuat pembuluh darah
berkontraksi sehingga menyempit dan hemoroid berkurang.
e) Senam kegel
39
Petugas
BAB 3
TINJAUAN KASUS
46
4. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
47
Ibu haid pertama kali usia 13 tahun, siklus haid 28 hari, lama menstruasi 5-
7 hari, ganti pembalut 3-4x/hari, konsistensi encer dengan sedikit
gumpalan, selama haid tidak nyeri.
b. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB suntik 3 bulan setelah anak pertama lahir
selama 5 tahun berhenti karena program anak kedua, setelah melahirkan
anak kedua ibu sudah merencanakan mengunakan KB yaitu KB suntik3
bulan.
c. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu
1) Riwayat Kehamilan
Ibu hamil anak kedua, usia kehamilan 9 bulan, selama hamil ibu rutin
melakukan pemeriksaan, minum tablet tambah darah rutin sesuai jadwal
anjuran, ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada usia kehamilan 4
bulan
2) Riwayat Persalinan
Ibu melahirkan anak pada tahun 2013 ,Tempat melahirkan di PMB (Praktik
Mandiri Bidan) Bidan “A” ,Umur Kehamilan bulan ,Bayi menangis keras,
Tubuh bayi kemerahan, Bayi bergerak aktif, Jenis kelamian anak Laki-laki
dengan BB 3000,Panjang Badan 51 cm, Melakukan IMD Bayi menyusu
dari payudara ibu dengan kuat, Ibu tidak mengalami perdarahan
3) Riwayat Nifas
keadaan ibu baik tidak ada infeksi atau perdarahana, Ibu melakukan asi
ekslusif, Ibu menyusui selama 2 th, Makanan tambahan yang diberikan pada
bayi usia 6-8 bulan makanan lumat( bubur dan makanan keluarga yang
dilumatkan) usia 9-11 bulan makanan lembik dicincang yang mudah ditelan
anak dan makanan selingan yang dapat dipegang anak diberikan diantara
waktu makan lengkap, keadaan anak sekarang baik sehat berumur 6 th TK
Besar hidup.
48
Lingkar dada : 35 cm
Tali pusat bersih, tidak berbau, tidak bernanah, tidak ada perdarahan,
terbungkus kasa steril, bayi diberi ASI ekslusif, bayi BAK 6-8 x/hari, BAB
3-5 X/HARI .
3.1.4 Analisis Data
6) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan yang sehat dan bergizi,
karena mempengaruhi produksi ASI.
Ibu mengerti dan mengatakan akan selalu menjaga pola makanan yang sehat
dan bergizi
3.1.8 Evaluasi
Tanggal : 15-8-2020, pukul : 16.30 WIB
Tempat : PMB Ny. A
S : - Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
- Ibu sudah mengetahui bahwa bahwa involusi uteri ibu berjalan dengan
normal
- Ibu mengetahui macam dari kb dan ingin menggunakan kb suntik 3
bulan
- Ibu mengerti bahwa ibu sudah dapat kembali berhubungan seks dengan
suami
- ibu mengerti konseling mengenai imunisasi
- ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali konseling mengenai
makanan yang bergizi
O : - Ibu dapat menyebutkan kebutuhan dasar ibu nifas
- Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya pada masa nifas
- ibu dapat menyebutkan hal hal yang harus dihindari selama masa nifas
A : - P20002, post partum spontan 5 Minggu, ASI keluar lancar, lochea
normal, kondisi patologis ibu baik.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keadaan sudah sehat dan selalu menyusui bayinya dengan
hanya memberikan ASI,sudah tidak ada darah yang keluar dari
kemaluanya dan tidak ada keluhan saat ini.
3. Riwayat kesehatan dahulu, sekarang dan keluarga
Ibu, suami dan keluarga tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit
menular (TBC, PMS, IMS, HIV/AIDS), dan penyakit menurun (DM,
hemofili, jantung, hipertensi), penyakit menurun (Asma, Anemia)
4. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Ibu haid pertama kali usia 13 tahun, siklus haid 28 hari, lama
menstruasi 5-7 hari, ganti pembalut 3-4x/hari, konsistensi encer
dengan sedikit gumpalan, selama haid tidak nyeri.
b. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB suntik 3 bulan setelah anak pertama lahir
selama 5 tahun berhenti karena program anak kedua, setelah
melahirkan anak kedua ibu sudah merencanakan mengunakan KB
yaitu KB suntik3 bulan.
c. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu
1) Riwayat Kehamilan
Ibu hamil anak kedua, usia kehamilan 9 bulan, selama hamil ibu
rutin melakukan pemeriksaan, minum tablet tambah darah rutin
sesuai jadwal anjuran, ibu merasakan gerakan janin pertama kali
pada usia kehamilan 4 bulan
2) Riwayat Persalinan
keadaan ibu baik tidak ada infeksi atau perdarahana, Ibu melakukan
asi ekslusif, Ibu menyusui selama 2 th, Makanan tambahan yang
diberikan pada bayi usia 6-8 bulan makanan lumat( bubur dan
makanan keluarga yang dilumatkan) usia 9-11 bulan makanan
lembik dicincang yang mudah ditelan anak dan makanan selingan
yang dapat dipegang anak diberikan diantara waktu makan lengkap,
keadaan anak sekarang baik sehat berumur 6 th TK Besar hidup.
Ibu sudah makan 2-3x porsi sedang, yang terdiri dari nasi, sayur, lauk
pauk dan buah. Ibu sudah minum air putih ± 8-9 gelas / hari. Ibu tidak
pantang atau alergi makanan apapun.
b. Eliminasi
c. Personal Hygiene
Ibu belum mandi dengan disibin, ganti pakaiana setiap hari/ bila
berkeringat banyak, gosok gigi 2-3x sehari kramas 2-3x
seminggu, setiap selesai BAK dengan air bersih dari depan ke
belakang menggunakan sabun.
Ibu tidur pada malam hari tidur 6-7 jam, tidur siang 1-2 jam
e. Aktivitas
Ibu sehari-hari mengurusi rumah seperti menyapu,mencuci, memasak,
serta mengurus anak
f. Riwayat ketergantungan
Ibu, suami dan keluarga tidak mempunyai kebiasaan merokok,
mengonsumsi jamu, obat obatan, dan minum berakohol.
h. Psikososial spiritual
Ibu dan suami dan keluarga merasa senang tidak ada keluhan selama
nifas ini.
i. Hubungan seksusal
Ibu melakukan hubungan suami istri 1-2 x seminggu
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum baik,Kesadaran Komposmentis
b. Tanda-tanda vital :
Td : 120 /70 mmHg
Rr : 20 x/menit
S : 36,5°C
N : 72 x/menit
c. Antropometri:
BB: 58 kg
TB: 155 cm
2. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :Rambut Bersih,warna hitam,penyerapan rambut merata,tidak
rontok,tidak ada ketombe,
58
Tali pusat bersih, tidak berbau, tidak bernanah, tidak ada perdarahan,
terbungkus kasa steril, bayi diberi ASI ekslusif, bayi BAK 6-8 x/hari, BAB
3-5 X/HARI .
C. Assesment
P20002, post partum spontan 6 Minggu, ASI keluar lancar, lochea normal,
kondisi patologis ibu baik,
D. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu.
Hasil pemeriksaan TD: 110/70 mmHg, N: 72 x/menit, RR: 20
x/menit ,S: 36,5⁰C.
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Memberitahu bahwa involusi uteri ibu berjalan dengan normal, TFU
bertambah kecil, tidak ada perdarahan yang abnormal dan tidak
berbau. Ibu
dalam keadaan normal.
3) Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB dan memberikan
konseling
macam-macam alat kontrasepsi yang sesuai kepada kondisi ibu yaitu
MAL,
IUD, suntik 3 bulan dan AKBK.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan memilih ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan.
4) Memberitahu kepada ibu bahwa ibu sudah dapat kembali aktif untuk
melakukan hubungan seksual.
Ibu sudah mengetahui bahwa dirinya sudah bisa aktif kembali
berhubungan
seksual.
5) Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk penimbangan dan
imunisasi dan
menuliskan jadwal imunisasi di buku KIA.
60
DAFTAR PUSTAKA
Yogjakarta.
Anggraini. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Bina Pustaka : Jakarta.
Doenges, Maryline, 2001. Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, EGC : Jakarta
Maritalia, Dewi, 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
61
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Yogyakarta.
Sulistyawati, Ari, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, Andi
Offset : Jogyakarta.