Anda di halaman 1dari 24

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PELET “MASHULAWAK”
SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN DALAM MENINGKATKAN BOBOT
IKAN PATIN (Pangasius sp.)

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Wahidah Fitria Nur Maretta 120342400171/2012
Tiara Dwi Nurmalita 120342400172/2012
Virginia Zapta Dewi 120342422494/2012
Hanifa Fitria Ratri 130341614781/2013

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2015
i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
RINGKASAN ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 2
Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai ............................................. 3
GAGASAN .................................................................................................. 4
Kondisi Kekinian.................................................................................. 4
Solusi yang Pernah Ditawarkan ........................................................... 5
Sebarapa Jauh Kondisi Kekinian yang Dapat Diperbaiki .................... 5
Pihak yang Terkait ............................................................................... 6
Strategi Penerapan ................................................................................ 6
KESIMPULAN ............................................................................................... 9
Manfaat pemberian pelet “Mashulawak” terhadap ikan patin ............ 9
Teknik Implementasi ............................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10
LAMPIRAN .................................................................................................. 12

ii
RINGKASAN
Keong mas (Pomacea canaliculata L.) merupakan salah satu hama
pertanian yang merusak batang dan daun tanaman padi (Oryza sativa).
Keberadaan keong mas dalam jangka panjang akan mengakibatkan penurunan
hasil panen padi. Berdasarkan uji laboratorium, keong mas terbukti mengandung
protein yang cukup tinggi. Hal ini memungkinkan dilakukannya pemanfaatan
keong mas sebagai sumber protein.
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu jenis ikan budidaya yang
digemari masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan tubuh akan protein. Ikan patin
dinilai lebih aman untuk kesehatan karena mengandung kadar kolesterol yang
rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak. Ikan patin dibudidayakan di
kolam dan diberikan pakan kimia yang harganya relatif mahal. Oleh karena itu
dibutuhkan adanya pakan alternatif dengan kualitas baik namun dapat diperoleh
dengan harga murah sehingga dapat mengurangi biaya budidaya. Adanya pakan
alternatif diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemberian pakan
kimia yang umumnya berharga lebih mahal.
Tujuan dari penyusunan PKM-GT yang berjudul „Pelet “Mashulawak”
sebagai Alternatif Pakan dalam Meningkatkan Bobot Ikan Patin (Pangasius sp.)’
adalah untuk membuat pakan alternatif yang memanfaatkan ampas tahu dan
keong mas sebagai sumber protein serta penambahan temulawak sebagai
penambah nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Pelet
“Mashulawak” diharapkan dapat digunakan sebagai pakan alternatif yang
berkualitas namun tetap terjangkau di kalangan pembudidaya ikan patin.
Penggunaan bahan baku berupa ampas tahu dan keong mas juga dapat
mengurangu permasalahan lingkungan. Penggunaan ampas tahu dapat
mengurangi akumulasi limbah di lingkungan dan penggunaan keong mas dapat
mengurangi keberadaan hama pertanian tersebut sehingga hasil panen dapat
terjaga.
Dalam pembuatan pelet “Mashulawak” ini diperlukan adanya kerjasama
dan koordinasi yang baik antara pembudidaya ikan patin, petani/pengumpul keong
mas, pabrik tahu, pedagang temulawak, dan peneliti/akademisi dalam pelaksanaan
pembuatan produk. Adanya sinergi yang baik dari komponen masyarakat tersebut
diharapkan dapat mempermudah pembuatan pelet “Mashulawak”. Ide ini
diharapkan dapat dijadikan solusi bagi masyarakat yang berkaitan dengan
permasalahan limbah pabrik tahu, hama pertanian, danrelatif tingginya harga
pakan ikan kimia di pasaran.

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keong mas (Pomacea canaliculata L.) merupakan salah satu hama
pertanian yang merusak batang dan daun tanaman padi (Oryza sativa). Keong mas
merupakan hewan nokturnal yang memakan segala sesuatu yang masih lunak.
Tanaman padi rentan terhadap serangan keong mas hingga 15 hari setelah tanam
untuk padi pindahan dan 30 hari setelah tebar untuk padi sebar langsung. Tingkat
kerusakan padi dipengaruhi oleh populasi, ukuran keong, dan umur tanaman. tiga
ekor keong mas per m2 tanaman padi terbukti nyata dapat menurunkan hasil panen
tanaman padi (Suharto & Kurniawati, 2009).
Sebagai salah satu hama, keong mas mudah ditemukan terutama di
perairan berlumpur dan sawah. Keberadaan keong mas sebagai hama tidak
selamanya merugikan. Keong mas merupakan hasil perikanan yang tidak bernilai
tetapi dari hasil uji proksimat keong mas memiliki kandungan protein yang cukup
tinggi (Mualim, et.al., 2013). Keong mas memiliki harga jual yang murah
dipasaran sehingga mudah untuk diperoleh.
Menurut Tombuku, et al (Tanpa tahun) menyatakan bahwa pembasmian
dengan pestisida dapat membunuh keong mas tersebut tetapi cangkang dan
rumahnya akan tertinggal di dalam tanah dapat menimbulkan masalah yaitu
melukai telapak kaki bagi petani yang masuk keareal sawah. Namun, disisi lain
keong mas ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi bagi ternak, menurut
BPTP Kaltim (2001) dalam Purnamaningsih (2010) kandungan nutrisi yang
tepung keong mas adalah protein kasar (PK) 46,2%, energi metabolis (ME) 1920
Kkal/Kg, kalsium (Ca) 2,9%, dan fosfor (P) 0,35%.
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang
dibudidayakan masyarakat dan memiliki kandungan protein cukup tinggi. Ikan
patin juga dinilai lebih aman untuk kesehatan karena mengandung kadar
kolesterol yang rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak (Amri &
Susanto dalam Rahardja et al., 2011). Ikan patin memiliki ketahanan yang tinggi
dalam mempertahankan hidupnya karena termasuk jenis ikan catfish yang mampu
bertahan dalam lingkungan yang kurang menguntungkan yaitu pada saat
lingkungannya kekurangan oksigen. Selain itu, ikan patin jantan pertumbuhannya
lebih cepat bila dibandingkan dengan ikan patin betina.
Ikan patin dibudidayakan dalam kolam budidaya dan diberikan pakan
berupa pakan kimia dalam jumlah tertentu. Penggunaan pakan kimia seringkali
menjadi kendala bagi pembudidaya ikan patin karena harganya relatif mahal. Oleh
karena itu, diperlukan adanya pakan alternatif yang berkualitas dan berharga
murah agar biaya pembudidayaan ikan dapat ditekan.
Ampas tahu mengandung serat kasar sebanyak 23.58% (Sutardi, et.al.,
dalam Tarmidi, Tanpa tahun), lemak kasar 10.49% (Arianto, 1983 dalam Tarmidi,
Tanpa tahun). Ampas tahu juga mengandung unsur mineral mikro maupun makro
yaitu untuk mikro. Unsur tersebut antara lain Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm,
2
Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm (Sumardi dan Patuan,
1983). Ampas tahu memiliki kadar air dan protein yang cukup tinggi sehingga
bila disimpan akan menyebabkan mudah membusuk dan berjamur (Tarmidi,
Tanpa tahun). Ampas tahu mengandung bahan kering 8,69, protein kasar 18,67%,
serat kasar 24,43%, lemak kasar 9,43%, abu 3,42% dan BETN 41,97%
(Hernawan, Hidayat, & Mansyur, 2005), karbohidrat 19% dan air 9,84%
(Mursining dalam Boer et.al. (Tanpa Tahun). Semua bahan tersebut dibutuhkan
ikan patin untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
Ampas tahu telah banyak digunakan sebagai pakan babi, sapi, kerbau,
bahkan ayam. Permasalahan yang timbul adalah rendahnya kadar protein,
tingginya kadar air, dan rendahnya serat kasar sehingga penggunaannya terbatas
dan belum maksimum serta daya simpan yang terbatas sehingga mudah
membusuk (Melati et.al., 2010). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan kualitas dan daya simpan ampas tahu agar tidak mudah membusuk.
Temulawak memiliki kandungan berupa kurkumin dan minyak atsiri yang
dapat meningkatkan nafsu makan. Menurut Arifin dan Kardiyono dalam Haryanto
(2006), kurkumin dan minyak atsiri dapat menambah nafsu makan dan
memperlancar produksi cairan empedu yang pada akhirnya meningkatkan
aktivitas pencernaan ransum.
Yustina & Abadi (2012) menyatakan bahwa salah satu upaya yang
digunakan untuk memperpanjang daya simpan ampas tahu yaitu dengan
pengolahan menjadi tepung. Kandungan air yang tinggi dan rendahnya serat
kasar, ampas tahu tidak tahan lama. Penambahan temulawak dimaksudkan untuk
penambah nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh ikan. Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) mengandung minyak atsiri (Wasito, 2011) yang
diketahui dapat berperan sebagai zat antimikroba sehingga kekebalan tubuh ikan
diharapkan dapat meningkat. Oleh karena itu, dibuatlah pakan ikan patin dengan
formulasi ampas tahu yang ditambahkan tepung keong mas dan temulawak dalam
bentuk pelet “Mashulawak”. Pelet “Mashulawak” diharapkan dapat digunakan
untuk memenuhi kecukupan nutrisi, meningkatkan produksi daging ikan patin,
dan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pakan kimia.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakan tersebut, tujuan dari pembuatan PKM ini
sebagai berikut.
1. Mengetahui manfaat pemberian pelet “Mashulawak” terhadap ikan patin.
2. Mengetahui cara pembuatan pelet “Mashulawak” sebagai pakan alternatif.

C. Manfaat
Manfaat penulisan PKM ini sebagai berikut.
1. Mengurangi ketergantungan pembudidaya ikan patin terhadap pengguanaan
pakan kimia.
3
2. Mengurangi akumulasi ampas tahu yang dihasilkan oleh limbah pabrik
sehingga mengurangi jumlah limbah di lingkungan dan menjadi tindakan
prenventif sebelum terjadi pencemaran lingkungan.
3. Mengurangi jumlah keong mas sebagai hama padi sehingga produktivitas
pada dapat ditingkatkan.
4. Meningkatkan bobot dan daya tahan tubuh ikan sehingga produksi daging
ikan patin dapat ditingkatkan.

II. GAGASAN
A. Kondisi Kekinian
Pakan merupakan faktor yang sangat berperan dalam meningkatkan
pertumbuhan suatu makhluk hidup, termasuk ikan. Pakan harus mengandung
protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin (Mahyudin, 2011). Keseluruhan
nutrien itu harus berada pada kadar yang tepat agar dapat berfungsi secara
maksimal. Suatu pakan yang berkualitas akan memberikan efek pertumbuhan
yang baik dan seimbang apabila diproduksi dengan kadar yang tepat dan memiliki
tingkat kecernaan yang tinggi agar mudah diserap oleh ikan (Likandi, 2014).
Variasi pakan ikan patin saat ini semakin beragam. Umumnya, variasi
pakan ikan yang ada adalah berasal dari variasi tepung yang digunakan.
Berdasarkan informasi dari Warintek Bantul (tanpa tahun), tepung ikan yang
pernah digunakan yaitu tepung ikan, tepung rebon dan benawa, tepung kepala
udang, tepung anak ayam, tepung kepompong ulat sutera, ampas minyak hati
ikan, tepung darah, silase ikan, arang bulu ayam dan tepung tulang, tepung
bekicot, tepung cacing tanah, tepung artemia, telur ayam dan itik, dan susu. Selain
itu, ada juga variasi pakan ikan patin menurut Adria & Jenny (2006) yaitu
meliputi formula pakan: A = pakan komersial, B = pakan limbah hasil pertanian
berupa sludge kelapa sawit diiradiasi 4 kGy dan C = Pakan campuran terdiri dari
produk BATAN (diradiasi) + pakan postal + hormon Methyl Testosteron (MTI).
Selain beragamnya variasi ikan yang ada saat ini, pakan ikan dipasaran
saat ini mengalami peningkatan harga. Pakan ikan yang beredar saat ini harganya
relatif mahal yakni mencapai Rp. 9000,-/kg dari harga sebelumnya Rp.8000,-/kg.
Padahal menurut Likandi (2014), pakan merupakan komponen utama yang
menjadi penunjang keberlangsungan usaha perikanan. Hal tersebut manjadi
masalah tersendiri bagi pengusaha ikan, khususnya ikan patin karena dapat
mengancam usaha perikanan yang dibangun.
Berdasarkan adanya variasi pakan dan mahalnya harga pakan saat ini,
maka perlu adanya solusi untuk mengatasi hal tersebut. Solusi yang ditawarkan
adalah dengan membuat pakan alternatif untuk ikan patin. Pakan alternatif yang
digunakan untuk pakan ikan patin yaitu meliputi temulawak, keong mas, dan
ampas tahu. Bahan tersebut merupakan bahan yang cukup terjangkau, sehingga
dapat mengatasi permasalahan mahalnya harga ikan. Keong mas (Pomacea
canaliculata L.) yang merupakan hama padi (Oryza sativa) yang harganya
4
terjangkau. Ampas tahu yang pada umumnya digunakan untuk pakan ternak
seperti sapi, kambing, dan ayam, juga dapat digunakan sebagai campuran pakan
ikan. Temulawak digunakan sebagai komposisi bahan dalam pembuatan pakan
ikan karena temulawak dapat meningkatkan nafsu makan ikan, sehingga bobot
ikan akan meningkat dan akan meningkatkan pendapatan para pembudidaya ikan
patin. “Mashulawak” diharapkan dapat mengatsi permasalahan mahalnya harga
pakan ikan serta dapat meningkatkan produktivitas ikan patin oleh karena adanya
temulawak dalam komposisi pakannya.

B. Solusi yang Pernah Ditawarkan


Solusi yang pernah ditawarkan selama ini dalam upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ikan patin adalah dengan penambahan berbagai
macam olahan tepung saja tanpa ada tambahan yang lain. Solusi yang pernah
ditawarkan oleh Widaksi et.al. (2014) adalah dengan penambahan tepung ikan
dengan tepung daging dan tulang. Namun, solusi yang ditawarkan ini memiliki
kelemahan yaitu (1) tetap menggunakan tepung ikan sebagai campuran pakan ikan
patin padahal pasokan tepung ikan dunia yang mulai menurun dan penggunannya
yang mulai bersaing dengan harga kebutuhan pangan, (2) biaya bahan baku mulai
naik karena pasokannya berkurang, (3) tidak ada tambahan bahan lain selain
dalam pakan alternatif sebagai stimulus penambah nafsu makan ikan, (4)
memanfaatkan daging sebagai bahan pakan bukan sebagai bahan pangan, (5)
terlalu banyak penggunakan tepung dalam pakan alternatif sehingga dinilai tidak
ekonomis. Sedangkan solusi untuk pakan alternatif ikan adalah dengan
menggunakan bahan ekonomis, mudah didapatkan, tidak beracun, memiliki
potensi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan, serta bahan baku tidak
bersaing dengan kebutuhan manusia. Namun, saat ini para pembudidaya ikan
sudah mulai melakukan penelitian terkait dengan pakan alternatif untuk ikan patin
dalam upaya peningkatan pertumbuhan. Selain itu dengan ditemukannya inovasi
pembuatan pakan alternatif yang selain ekonomis juga dapat meningkatkan nilai
ekonomi. Hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya serta
pekerjanya.

C. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian yang dapat Diperbaiki dengan


Gagasan
Berdasarkan kondisi kekinian mengenai kondisi pakan dan harga pakan
yang meningkat, maka diharapkan pelet “Mashulawak” yang menjadi alternatif
pakan ikan patin dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan mahalnya
harga pakan ikan serta penggunaan bahan yang harganya ekonomis. Selain itu,
dengan adanya alternatif pakan ikan pelet “Mashulawak” tersebut, maka
diharapkan hama keong mas (Pomacea canaliculata L.) yang menyerang tanaman
pertanian padi (Oryza sativa) dapat terkendali. Selain itu, dengan adanya
tambahan temulawak maka diharapkan produktivitas ikan patin akan semakin
5
meningkat, sehingga ikan patin dapat menjadi komoditas ekspor unggulan
mengalahkan Negara Vietnam dalam hal ekspor ikan patin. Menurut Roesfitawati
(2013), Vietnam mengalahkan Indonesia dalam hal ekspor ikan patin. Hal tersebut
disebabkan karena Vietnam sudah mampu mengahasilkan pakan sendiri, di lain
pihak, pakan ikan patin di Indonesia masih mengandalkan pakan impor. Selain itu,
kekalahan Indonesia dalam hal ekspor ikan patin disebabkan karena bobot ikan
patin di Indonesia ukurannya 500-600 gram, sedangkan pasar Eropa
menginginkan ikan patin dengan ukuran 800 gram hingga satu kilogram.

D. Pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Mengimplementasikan


Gagasan
1. Pembudidaya Ikan Patin
Pembudidaya Ikan Patin menyetujui rencana penggunaan pakan alternatif
“Mashulawak “ sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan bobot ikan
patin.
2. Petani/pengumpul keong mas
Bekerjasama dalam penyediaan salah satu bahan baku pakan alternatif
“Mashulawak “ yaitu, keong mas, dengan cara mengumpulkan keong mas.
3. Pabrik Tahu
Bekerja sama dalam penyediaan salah satu bahan baku pakan alternatif
“Mashulawak” yaitu, ampas tahu, dengan cara menyisahkan ampas tahu
untuk digunakan sebagai pakan alternatif.
4. Pedagang Temulawak/Pembudidaya Tanaman Temulawak
Bekerjasama dalam penyediaan salah satu bahan baku pakan alternatif
“Mashulawak” yaitu, temulawak, dengan cara menanam tanaman temulawak.
5. Peneliti/akademisi
Mengadakan penelitian untuk mengolah pakan alternatif “Mashulawak”
sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan bobot ikan patin.

E. Langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan


Gagasan
Langkah untuk membuat pelet “Mashulawak” sebagai pekan alternatif
untuk upaya meningkatkan pertumbuhan ikan patin cara pembuatannya sebagai
berikut. Pembudidaya ikan patin bekerja sama dengan petani atau pengumpul
keong mas, pabrik pengolahan tahu, dan pedagang temulawak atau pembudidaya
tanaman temulawak untuk mendapatkan bahan baku yakni keong mas,
temulawak, dan ampas tahu. Setelah bahan baku sudah terpenuhi pihak
peneliti/akademisi memproses bahan tersebut dengan cara keong mas yang
diperoleh, dicuci bersih kemudian direbus selama 15-20 menit dengan
menggunakan kapur untuk menghilangkan zat anti nutrisi yang terdapat dalam
lendir dan menetralkan asamnya. Setelah itu cangkang dan dagingnya dipisah dan
dikeringkan dibawah sinar matahari kemudian digiling. Kemudian pembuatan
6
tepung temulawak, temulawak yang diperoleh dicuci hingga bersih kemudian di
jemur dibawah sinar matahari. Pengeringan rimpang temulawak secara langsung
dengan sinar matahari dilakukan selama 3-5 hari, atau setelah kadar airnya turun
(Oktaviana, 2010). Setelah kering baru rimpang temulawak tersebut digiling
hingga halus menjadi tepung temulawak. Selanjutnya adalah pengolahan ampas
tahu yang didapat dari pabrik produksi tahu yang harus difermentasi terlebih
dahulu. Tujuan dilakukannya fermentasi yaitu untuk meningkatkan kadar protein
yang ada di dalam ampas tahu, menghilangkan bau yang tidak diinginkan, serta
meningkatkan daya cerna. Bakteri yang digunakan yaitu Aspergillus niger. Proses
fermentasi ampas tahu yaitu dengan meningkatkan kadar air ampas tahu hingga
70%, kemudian dikukus selama 30 menit. Setelah itu, ditambahkan Aspergillus
niger sebanyak 9 ml/100 gram ampas tahu. Kemudian disimpan pada kondisi
aerob selama 4 hari lalu kondisi anaerob selama 3 hari.
Kemudian setelah bahan baku sudah diolah, bahan-bahan tersebut
dicampur dan dibentuk adonan. Setelah itu dicetak menggunakan mesin
penggiling daging, lalu dimasukkan kedalam oven untuk mengurangi kadar airnya
hingga 10%. Tahap akhirnya adalah dengan memasukkan pakan alternatif
“Mashulawak” kedalam kantong plastik.

7
Proses Pembuatan Pelet “Mashulawak”

Keong mas yang diperoleh, Temulawak yang Ampas tahu yang


dicuci bersih kemudian diperoleh dicuci hingga didapat dari pabrik
direbus selama 15-20 menit bersih produksi tahu
dengan menggunakan kapur

Cangkang dan daging Keong Di jemur dibawah sinar Difermentasi


Mas dipisahkan matahari selama 3-5 hari dengan bakteri
Aspergillus niger

Dikeringkan dibawah Setelah kering baru Disimpan pada


sinar matahari kemudian rimpang temulawak kondisi aerob selama
digiling menjadi tepung tersebut digiling menjadi 4 hari lalu kondisi
tepung. anaerob selama 3
hari.

Dicampur dan dibentuk adonan


dengan perbandingan 6:1:6. Setelah
itu digiling mesin penggiling daging.

Dimasukkan kedalam oven, untuk


mengurangi kadar air hingga 10%.
Kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plastik

8
III. KESIMPULAN
1. Pelet “Mashulawak” yang dijadikan sebagai pakan alternatif dapat memenuhi
kecukupan nutrisi ikan patin, meningkatkan produksi daging ikan patin, dan
mengurangi biaya pemudidayaan dengan menurunkan ketergantungan
penggunaan pakan kimia.
2. Cara pembuatan pelet “Mashulawak” sebagai pakan alternatif adalah dengan
mancampurkan bahan baku, yaitu tepung keong mas, tepung temulawak, dan
ampas tahu menjadi adonan dengan perbandingan 6 : 1 : 6. Setelah itu
dilakukan pengovenan untuk mengurangi kadar air hingga 10%. Setelah
selesai dilakukan pakan alternatif “Mashulawak” di simpan dalam kantong
plastik.

9
DAFTAR PUSTAKA
Adria, P.M., dan Jenny, M.U. 2006. Pengaruh Formula Pakan terhadap
Perkembangan Ikan Patin (Pangasius sp.) yang Dipelihara di Waring
Apung. Risalah Seminar Aplikasi Isotop dan Radiasi : 217—220.
Boer, I., Adelia, & Pamungkas, N. A.. (Tanpa Tahun). Pemanfaatan Fermentasi
Ampas Tahu dalam Pakan Ikan untuk Pertumbuhan Ikan Gurami
Osphronemus Gouramy Lac. (Online),
(http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5411/Artik
el%20Pemanfaatan%20Fermentasi%20Ampas%20Tahu%20Dalam%20Pa
kan%20Ikan%20untuk%20Pertumbuhan%20Ikan%20Gurami%20(Osphro
n.pdf?sequence=3), diakses pada 23 Februari 2015.
Haryanto, Budi. 2006. Perbaikan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Kelinci
melalui Pemberian Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada
Ransum. Animal Production, 8 (3) : 190—195.
Hayani, Eni. 2006. Analisis Kandungan Kimia Rimpang Temulawak. (Online),
(http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_phocadown
load&view=category&id=70:3&download=1259:3&start=60&Itemid=1),
diakses pada 22 Maret 2015.
Hernawan, I., Hidayat, R.. & Mansyur. 2005. Pengaruh Penggunaan Molases
dalam Pembuatan Silase Campuran Ampas Tahu dan Pucuk Tebu Kering
terhadap Nilai pH dan Komposisi Zat-Zat Makanannya. Jurnal Ilmu
Ternak. (Online), 5 (2): 94-99.
Likandi, Rinda Ulfah. 2014. Pertumbuhan. Bogor: InstitutPertanian Bogor.
Mahyuddin, Kholish. 2011. Panduan Lengkap Agribisnis Patin (Niaga). Jakarta:
Penebar Swadaya.
Melati, I., Azwar, Z. I., & Kurniasih, T.. 2010. Pemanfaatan Ampas Tahu
Terfermentasi sebagai Substitusi Tepung Kedelai dalam Formulasi Pakan
Ikan Patin. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. (Online): 713-
719,
(http://www.sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDat
abyId/2320/713-7191.pdf), diakses pada 23 Februari 2015.
Mualim, A., Lestari, S., & Hanggita R.J., S.. 2013. Kandungan Gizi dan
Karakteristik Mi Basah dengan Subtitusi Daging Keong Mas (Pomacea
canaliculata). Fishtech. (Online),
(http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/fishtech/article/download/1106/330),
diakses pada 22 Maret 2015.
Oktaviana, P.R., 2010. Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada
Berbagai Teknik Pengeringan dan Proporsi Pelarutan. Universitas
Sebelas Maret.
Purnamaningsih, A. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Keong Mas (Pomacea
canalicilata Lamarck) Dalam Ransum Terhadap Kualitas Telus Itik.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rahardja, B.S., Sari, D., & Alamsjah, M. A.. 2011. Pengaruh Penggunaan Tepung
Daging Bekicot (Achatina fulica) pada Pakan Buatan terhadap
Pertumbuhan, Rasio, Konversi Pakan dan Tingkat Kelulushidupan Benih

10
Ikan Patin (Pangasius pangasius). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan,
3 (1) : 117—122.
Roesfitawati. 2013. Ikan Patin. Jakarta: Kementrian Perdagangan Republik
Indonesia.
Suharto, H. & Kurniawati, N.. 2009. Keong Mas, dari Hewan Peralihan Menjadi
Hama Utama. (Online),
(http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_14.pdf),
diakses pada 25 Maret 2015.
Tarmidi, Ana R.. Tanpa tahun. Peggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya pada
Pakan Ruminansia. (Online),
(http://ksi.fp.uns.ac.id/box/peternakan/Semester%202/Mikrobiologi/Jurnal
%20Mikro/ampas%20tahu.pdf), diakses pada 23 Februari 2015.
Tombuku, I., Kaligis, B., Moningka, M., Manueke, J.. Tanpa tahun. Potensi
Beberapa Tanaman Atraktan dalam Pengendalian Hama Keong Mas
(Pomacea Canaliculata L) Pada Tanaman Padi Sawah Di Desa Tonsewer
Kecamatan Tompaso II. Universitas Sam Ratulangi.
Warintek Bantul. Tanpa tahun. Budidaya Perikaan. (Online)
(http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?mod=basisdata&kat=1&sub=3&
file=66), diaksespada 25 Maret 2015.
Wasito, Hendri. 2011. Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Widaksi, P., Sontoso, L., Hudaidah, S. 2014. Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan
Dengan Tepung Daging dan Tulang Terhadap Pertumbuhan Patin
(Pangasius sp.). e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan: 3
(1) 303-312.
Yustina, I. & Abadi, F. R.. 2012. Potensi Tepung dari Ampas Industri Pengolahan
Kedelai sebagai Bahan Pangan. Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan
Energi. (Online), (http://pertanian.trunojoyo.ac.id/semnas/wp-
content/uploads/POTENSI-TEPUNG-DARI-AMPAS-INDUSTRI-
PENGOLAHAN-KEDELAI-SEBAGAI-BAHAN-PANGAN.pdf), diakses
pada 23 Februari 2015.

11
Lampiran 1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri Ketua
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Wahidah Fitria Nur Maretta
2 Jenis Kelamin L/P P
3 Program Studi S1 Biologi
4 NIM 120342400171
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tulungagung, 15 Maret 1994
6 E-mail wahidahfitrianurmaretta@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 085791070997

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Purworejo 2 SMP N 1 Ngunut SMA N 1 Ngunut
Jurusan - - IPA
TahunMasuk-
Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama
Pertemuan Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah / Tempat
Seminar
-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
-

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapatdipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratandalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Malang, 25 Maret 2015


Pengusul,

(Wahidah Fitria Nur Maretta)

12
Lampiran II Biodata Anggota I
A. Identitas Anggota
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Tiara Dwi Nurmalita
2 Jenis Kelamin L/P P
3 Program Studi S1 Biologi
4 NIM 120342400172
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 16 Oktober 1994
6 E-mail nurmalitatiara2@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085649751649

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Damarwulan IV SMP N II Kepung SMA N 1 Kandangan
Jurusan - - IPA
TahunMasuk-
Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama
Pertemuan Waktu
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah / danTempat
Seminar
-

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
-

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa

Malang, 25 Maret 2015


Pengusul,

(Tiara Dwi Nurmalita)

13
Lampiran III Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Virginia Zapta Dewi
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi S1 Biologi
4. NIM 120342422494
5. Tempat dan Tanggal Lahir Banyuwangi, 12 September
1993
6. E-mail viraa.dewi@gmail.com
7. No Telepon/HP 085745407393

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 2 Genteng SMPN 1 Genteng SMAN 2 Genteng
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2012

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan / Judul artikel Waktu dan
Seminar ilmiah Tempat
- - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
- - -

Semua data yang Saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secar hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Malang, 25 Maret 2015


Pengusul

(Virginia Zapta Dewi)

14
Lampiran IV Biodata Anggota 3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Hanifa Fitria Ratri
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi S1Pendidikan Biologi
4. NIM 130341614781
5. Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 21 Oktober 2015
6. E-mail syalala.dundun@yahoo.com

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N Polowijen SMP N 14 Malang SMA Islam
III Malang Malang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan / Judul artikel Waktu dan
Seminar ilmiah Tempat
- - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
- - -

Semua data yang Saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secar hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Malang, 25 Maret 2015


Pengusul

(Hanifa Fitria Ratri)

15
Lampiran V Identitas Dosen Pembimbing
1. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Suhadi, M. Si.
2. NIP/Karpeg : 195403081986011001
3. Jabatan : Lektor Kepala
4. Pangkat dan Golongan : IVc
5. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 8 Maret 1954
6. Jenis Kelamin : Laki-laki
7. Agama : Islam
8. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
9. Fakultas/Jurusan : FMIPA/Biologi
10. Bidang Keahlian : Biologi dan Pendidikan Biologi
11. Alamat Perguruan Tinggi: Jl. Semarang No. 5 Malang
12. Telp./Fax. : 0341-714206
13. Status Perkawinan : Kawin
14. Alamat a. Jalan : Jl. Danau Bratan VII-E1/C10 Sawojajar
b. Kota : Malang
c. Propinsi : Jawa Timur
15. Telepon a. Rumah : 0341-714206
b. HP : 08885515669
c. e-mail :-

Semua data yang Saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secar hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreativitas Mahasiswa.

Malang, 25 Maret 2015


Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si.


NIP. 195403081986011001

16
Lampiran VI
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Program Alokasi Waktu
No. Nama/NIM Bidang Ilmu Uraian Tugas
Studi (jam/minggu)
1 Wahidah Fitria S1 Biologi Biologi 4 jam/minggu  Membuat
Nur Maretta gagasan
120342400171 pembuatan Pelet
“Mashulawak”
(keong mas,
ampas tahu, dan
temulawak)
sebagai
alternatif pakan
dalam
meningkatkan
produktivitas
ikan patin
(Pangasius sp.)
 Mencari
informasi
mengenai
berbagai macam
bahan yang
dapat digunakan
sebagai pakan
alternatif.
 Mencari artikel
penelitian yang
membahas
bahan yang
dibutuhkan
dalam
pembuatan Pelet
“Mashulawak”.
 Koordinasi
dengan dosen
pembimbing
terkait ide atau
gagasan
 Melakukan
koordinasi
dengan semua
anggota
kelompok untuk
pembagian
tugas
 Menyusun
laporan
17
2 Tiara Dwi S1 Biologi Biologi 4 jam/minggu  Membuat
Nurmalita gagasan
110342400172 pembuatan Pelet
“Mashulawak”
(keong mas,
ampas tahu, dan
temulawak)
sebagai
alternatif pakan
dalam
meningkatkan
produktivitas
ikan patin
(Pangasius sp.)
 Mencari
informasi
mengenai
berbagai macam
bahan yang
dapat digunakan
sebagai pakan
alternatif.
 Mencari artikel
penelitian yang
membahas
bahan yang
dibutuhkan
dalam
pembuatan Pelet
“Mashulawak”.
 Koordinasi
dengan dosen
pembimbing
terkait ide atau
gagasan
 Melakukan
koordinasi
dengan semua
anggota
kelompok untuk
pembagian
tugas
 Menyusun
laporan
3 Virginia Zapta S1 Biologi Biologi 4 jam/minggu  Membuat
Dewi gagasan
1203424224 pembuatan Pelet

18
“Mashulawak”
(keong mas,
ampas tahu, dan
temulawak)
sebagai
alternatif pakan
dalam
meningkatkan
produktivitas
ikan patin
(Pangasius sp.)
 Mencari
informasi
mengenai
berbagai macam
bahan yang
dapat digunakan
sebagai pakan
alternatif.
 Mencari artikel
penelitian yang
membahas
bahan yang
dibutuhkan
dalam
pembuatan Pelet
“Mashulawak”.
 Koordinasi
dengan dosen
pembimbing
terkait ide atau
gagasan
 Melakukan
koordinasi
dengan semua
anggota
kelompok untuk
pembagian
tugas
 Menyusun
laporan
4 Hanifa Fitria S1 Kependidikan 2 jam/minggu  Membuat
Ratri Pendidikan Biologi gagasan
130341614781 Biologi pembuatan Pelet
“Mashulawak”
(keong mas,
ampas tahu, dan
temulawak)
19
sebagai
alternatif pakan
dalam
meningkatkan
produktivitas
ikan patin
(Pangasius sp.)
 Mencari
informasi
mengenai
berbagai macam
bahan yang
dapat digunakan
sebagai pakan
alternatif.
 Mencari artikel
penelitian yang
membahas
bahan yang
dibutuhkan
dalam
pembuatan Pelet
“Mashulawak”.
 Koordinasi
dengan dosen
pembimbing
terkait ide atau
gagasan
 Melakukan
koordinasi
dengan semua
anggota
kelompok untuk
pembagian
tugas

20
21

Anda mungkin juga menyukai