A. TINJAUAN KASUS
Tempat : Klinik Pratama Rawat Inap AN NUUR Karanganyar
I. Pengkajian
Tanggal : 28 Juli 2017 Pukul : 13.20 WIB
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. P
Umur : 19 th
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Baturan 02/03, Colomadu
2. DO :
a. Keadaan Umum : baik
b. TTV : TD:110/70 mmHg N: 82 x/menit S : 36,2 0C R: 18 x/menit
c. BB : 42 Kg TB : 155 cm
d. PPV : ada bercak darah berwarna coklat kemerahan pada pantyliner
e. Hb : 11 gr%
f. USG : tidak terlihat adanya kista ataupun polip pada endometrium
B. Masalah
Nn. P mengatakan cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
C. Kebutuhan
Memberikan informasi kepada Nn. P tentang keadaannya dan dukungan
moril serta anjurkan Nn. P mengkonsumsi gizi seimbang.
III. Diagnosa Potensial
Anemia sedang.
V. Perencanaan
1. Beritahu tentang Nn. P tentang keadaan yang dialaminya.
2. Anjurkan Nn. P untuk mengkonsumsi gizi seimbang terutama yang
mengandung zat besi selama mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya
untuk meningkatkan kadar sel darah merah akibat anemia.
3. Anjurkan Nn. P menjaga kebersihan alat genetalianya sehubungan dengan
kebutuhan rasa nyaman.
4. Berikan Nn. P dukungan moril agar Nn. P tidak cemas dengan keadaannya
5. Berikan Nn. P terapi obat.
6. Anjurkan Nn. P kontrol ulang 3 hari lagi.
VI. Pelaksanaan
1. Memberitahu Nn. P bahwa dirinya sedang mengalami perdarahan yang
terjadi diantara siklus menstruasi berupa perdarahan bercak yang disebut
metroragia. Metroragia dapat disebabkan karena adanya gangguan pada
sistem hormonal yang dapat dipicu karena stress emosional yang dialaminya.
Metroragia yang dialaminya harus segera diobati karena apabila berlangsung
terus menerus akan menyebabkan kadar hemoglobinnya semakin berkurang
atau anemia.
2. Menganjurkan Nn. P mengkonsumsi gizi seimbang terutama makanan yang
mengandung zat besi selama mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya
untuk meningkatkan kadar sel darah merah akibat anemia.
3. Menganjurkan Nn. P menjaga kebersihan alat genetalianya dengan mengganti
pantyliner minimal 2 kali sehari dan menjaga agar alat genetalia tetap kering /
tidak lembab.
4. Memberikan Nn. P dukungan moril bahwa dirinya tidak perlu cemas dengan
keadaanya karena perdarahan yang dialaminya bisa diobati.
5. Memberikan Nn. P terapi obat Pil Kombinasi (Microgynon) 9 butir pil di
minum 3 kali sehari sampai habis
6. Tablet Fe 200 mg 10 tablet diminum 3 kali sehari sampai habis
7. Menganjurkan Nn. P kontrol ulang 3 hari lagi.
VII. Evaluasi
1. Nn. P sudah mengetahui tentang keadaan dialaminya
2. Nn. P bersedia mengkonsumsi gizi seimbang terutama makanan yang
mengandung zat besi.
3. Nn. P bersedia menjaga kebersihan alat genetalianya
4. Nn. P sudah diberikan dukungan moril dan Nn. P sudah tidak cemas
5. Nn. P sudah diberikan terapi obat
6. Nn. P bersedia kontrol ulang 3 hari lagi
DATA PERKEMBANGAN I
(Kontrol Ulang)
Tanggal : 31 Juli 2017
Pukul : 15.30 WIB
Tempat : Klinik Pratama Rawat Inap AN NUUR Karanganyar
S : Subjektif
1. Nn. P mengatakan perdarahannya sudah berhenti sejak tanggal 30 Juli 2017
2. Nn. P mengatakan sudah meminum semua obat yang diberikan dan minum obat
terakhir tanggal 31 Juli 2017 Pukul 12.15 WIB
3. Nn. P mengatakan selalu menjaga kebersihan genetalianya dengan mengganti
pantyliner 3 kali sehari dan menjaga alat genetalianya tetap kering.
O : Objektif
1. Keadaan Umum : baik
2. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 88 x/menit S : 36,3 oC R : 22 x/menit
3. BB : 52 Kg
4. PPV : tidak ada pengeluaran pervaginam pada celana dalam
5. Hb : 11,3 gr%
A : Assesment
Nn. P umur 19 tahun dengan riwayat Metroragia dan anemia ringan.
P : Planning
1. Menganjurkan Nn. P tetap menjaga kebersihan alat genetalianya dengan rutin
ganti celana dalam minimal 2 kali sehari dan menjaga alat genetalia tetap kering
2. Menganjurkan Nn. P tetap mengkonsumsi gizi seimbang setiap hari dan gizi tinggi
zat besi contohnya sayuran berwarna hijau tua (bayam, kangkung, daun singkong),
daging merah, kuning telur atau mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi dan jika
mengalami perdarahan tidak teratur supaya tidak mengalami anemia.
3. Menganjurkan Nn. P segera ke tenaga kesehatan apabila Nn. P mengalami
perdarahan tidak teratur seperti perdarahan bercak dalam waktu yang lama dan
sampai mengganggu kesehatan Nn. P misalnya Nn. P letih, lemah dan terlihat
pucat.
4. Memberikan terapi tablet Fe 200 mg 10 butir 3x1
5. Menganjurkan Nn. P kontrol ulang jika ada keluhan.
EVALUASI
1. Nn. P bersedia untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya.
2. Nn. P bersedia mengkonsumsi gizi seimbang setiap hari dan gizi tinggi zat besi
atau mengkonsumsi tablet Fe saat menstruasi dan jika mengalami perdarahan tidak
teratur supaya tidak mengalami anemia
3. Nn. P bersedia segera ke tenaga kesehatan apabila mengalami perdarahan bercak
dalam waktu yang lama dan sampai mengganggu kesehatan Nn. P .
4. Nn. P bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan.
5. Nn. P bersedia kontrol ulang jika ada keluhan.
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara teori yang
ada dengan praktek yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut
penulis menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan yaitu
pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, intervernsi, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat
mengambil kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga
dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat,
efektif dan efisien khususnya pada kasus Metroragia.
1. Pengkajian
Pasien mengeluhkan tentang menstruasi yang terjadi dengan interval tidak
teratur atau terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi
(Varney, 2007). Inspekulo untuk melihat keadaan serviks (cairan/darah,
luka/peradangan, tanda keganasan), keadaan dinding vagina (Muslihatun, 2009).
Saluran vagina harus diperiksa untk melihat keberadaan erosi dan polip (Manuaba,
2010). Pemeriksaan penunjang pengukuran konsentrasi hemoglobin merupakan
indikator objektif mengenai kuantitas dan durasi hilangnya darah selama
menstruasi. USG pelvis juga dapat diindikasikan jika penyebab perdarahan tidak
dapat dikonfirmasi (Norwitz, 2008).
Pada data subyektif Nn. P mengatakan mengalami perdarahan bercak sejak
7 hari yang lalu dan tidak nyeri. Nn. P mengatakan haid terakhir tanggal 15 Juli
2017, belum menikah. Hasil pemeriksaan terdapat pengeluaran pervaginam berupa
bercak darah berwarna coklat kemerahan pada pantyliner, kadar Hb 11 gr% dan
hasil USG tidak terlihat adanya kista ataupun polip pada endometrium. Pada
langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yaitu pada teori kasus
metroragia saluran vagina harus diperiksa untk melihat keberadaan erosi dan polip
sedangkan pada kasus Nn. P tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo karena
disesuaikan dengan keadaan pasien.
2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan pada kasus Metroragia menurut Muslihatun (2009)
adalah Ny. X PxAx umur X tahun dengan Metroragia. Masalah yang timbul pada
kasus metroragia yaitu pasien merasa tidak nyaman akibat dari aliran menstruasi
yang tidak teratur dan merasa dalam derajat kesehatan yang tidak baik
(Varney,2007). Pada pasien gangguan reproduksi membutuhkan tentang
keadaannya dan nutrisi yang adekuat (Muslihatun,2009).
Pada kasus ini dari pengkajian data Nn. P dapat ditegakkan diagnosa Nn. P
umur 19 tahun dengan Metroragia dan anemia ringan. Masalah yang timbul pada
Nn. P adalah Nn. P merasa cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini.
Dari masalah yang timbul maka kebutuhan Nn. P adalah mendapatkan informasi
tentang keadaannya saat ini, konsumsi gizi seimbang dan dukungan moril. Pada
langkah ini ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada teori
diagnosa kebidanan kasus metroragia adalah Ny. X PxAx umur X tahun dengan
Metroragia, sedangkan pada kasus Nn. P diagnosa kebidanan yang muncul yaitu
Nn. P umur 19 tahun dengan Metroragia dan anemia ringan.
3. Diagnosa Potensial
Perdarahan vagina yang tidak teratur dan terus menerus akan
mengakibatkan anemia karena kadar hemoglobin rendah (Norwitz, 2008). Pada
kasus Nn. P ditegakkan diagnosa potensialnya yaitu anemia sedang karena kadar
Hb Nn. P 11 gr%. Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dan praktik.
4. Tindakan Segera
Menurut Varney (2007) Jika etiologi metroragia diperkirakan bersifat
hormonal, hormon estrogen biasanya menjadi pilihan terapi. Kombinasi
kontrasepsi hormonal merupakan pengobatan yang sangat efektif dalam
mengontrol perdarahan metroragia. Pada kasus Nn. P tindakan segera dilakukan
secara mandiri yaitu memberikan pil microgynon dan tablet Fe. Pada langkah ini
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
5. Perencanaan
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), penanganan Metroragia yaitu :
jika pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita
harus istirahat baring dan beri transfusi darah, terapi estrogen : dipropionitas
estradicol 2,5 mg IM. Estrogen yang tinggi kadar darahnya mengakibatkan
perdarahan berhenti, terapi progesteron : hidroksi – progesteron 125 mg IM.
Injeksi progesteron bermanfaat untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium. Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang
bermanfaat, maka diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil
kombinasi.
Dalam kasus ini penulis melakukan perencanaan tindakan yang sesuai
dengan diagnosa untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang lebih buruk.
Perencanaan yang dilakukan pada Nn. P yaitu beritahu tentang keadaan yang
dialaminya saat ini, anjurkan Nn. P untuk mengkonsumsi gizi seimbang terutama
yang mengandung zat besi selama mengalami perdarahan tidak teratur tujuannya
untuk meningkatkan kadar sel darah merah akibat anemia, anjurkan Nn. P
menjaga kebersihan alat genetalianya sehubungan dengan kebutuhan rasa nyaman,
berikan Nn. P dukungan moril agar Nn. P tidak cemas dengan keadaannya,
berikan Nn. P terapi obat serta anjurkan Nn. P kontrol ulang 3 hari lagi. Pada
langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan langkah pelaksanaan dari asuhan yang telah
direncanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus
Metroragia sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan asuhan pada
Nn. P umur 19 tahun dengan Metroragia yaitu memberitahu Nn. P sudah sesuai
dengan perencanaan yang dibuat.
7. Evaluasi
Tujuan penanganan perdarahan uterus disfungsional adalah untuk
mengontrol perdarahan yang keluar, mencegah komplikasi, memperbaiki keadaan
umum pasien, memelihara fertilitas dan menginduksi ovulasi bagi pasien yang
menginginkan anak (Varney, 2007). Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3
hari mulai dari pengkajian tanggal 28 Juli 2017 sampai kunjungan ulang pada
tanggal 31 Juli 2017 pada Nn. P umur 19 tahun dengan metroragia maka hasil
asuhan yang didapat yaitu perdarahan berhenti, kadar Hb 11,3 gr%, Nn. P
bersedia untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya, mengkonsumsi gizi
seimbang setiap hari dan gizi tinggi zat besi atau mengkonsumsi tablet Fe saat
menstruasi dan jika mengalami perdarahan tidak teratur supaya tidak mengalami
anemia, bersedia segera ke tenaga kesehatan apabila mengalami perdarahan bercak
dalam waktu yang lama dan sampai mengganggu kesehatan, bersedia
mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan dan Nn. P bersedia kontrol ulang jika ada
keluhan. Antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.