Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun
tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah
SWT. Selain itu, kita merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kita dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang merupakan tugas mata pelajaran Fisika. Kami selaku kelompok
VI menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Tia Mulyani sebagai
guru Fisika yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-
kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur
penulisannya. oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

i
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A.    Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C.     Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
.A. Pengertian Suhu dan Kalor........................................................................................3
B.     Kenggulan dan Kelemahan Berbagai Alat Ukur Suhu..............................................3
C.    Mengkonversikan Skala Berbagai Termometer.......................................................6
D.    Perubahan wujud benda dalam kehidupan.............................................................8
E. Hukum kekekalan energi kalor melalui pemecahan masalah................................9
F.    Gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan wujud benda......10
G.    Cara Perpindahan Kalor pada Benda.....................................................................12
H. Pemuaian serta koefisien pengukurannya...........................................................13
BAB III...............................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
A.    Kesimpulan............................................................................................................17
B.     Saran.....................................................................................................................17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
         Suhu dan kalor adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dua hal tersebut
seperti hal yang paling sederhana saja perbedaan temperatur udara saat siang dan
malam hari, penurunan suhu teh panas jika ditambah dengan es batu, dan lain
sebagainya.
         Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain. Berdasarkan hukum kekkalan energi maka energi listrik dapat
berubah menjadi kalor energi kalor dan juga sebaliknya eergi kalor dapat berubah
menjadi energi listrik. Pada dasarnya kehidupan manusia selam ini tidak bisa
terlepas dari yang namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu
menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalam
menjalankan kehidupannya di muka bumi ini.
         Makalah ini dispesifikasikan pada satu tinjauan permasalahan yang dilihat
dari berbagai topik yang muncul dari suhu dan kalor itu sendiri, dimana pokok
pembahasannya meliputi:
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian suhu dan kalor?
B. Apakah Perbedaan suhu dan kalor?
C. Apa saja keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu?
D. Bagaimana cara mengkonversikanskala berbagai termometer?
E. Apa saja perbahan wujud dalam kehidupan?
F. Bagaimana cara menghitung pemuaian serta koeifisen pengukurannya?
G. Apa bunyi hukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan masalah?
H. Bagaimana grafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan
wujud benda?
I. Bagaimana cara perpindahan kalor pada benda?                       
C.     Tujuan
A. Untuk mengetahui perbedaan suhu dan kalor

1
B. Untuk mengetahui kenggulan dan  kelemahan berbagai alat ukur suhu
C. Untuk mengetahui  mengkonversikanskala berbagai termometer
D. Untuk mengetahui saja perbahan wujud dalam kehidupan
E. Untuk mengetahui cara menghitung Pemuaian serta koeifisen
pengukurannya
F. Untuk mengetahui hukum kekekalan energi kalor  melalui pemecahan
masalah
G. Untuk mengetahui gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses
perubahan wujud benda
H. Untuk mengetahui  cara perpindahan kalor pada benda

2
BAB II

PEMBAHASAN
.A. Pengertian Suhu dan Kalor
Suhu adalah derajat panas sebuah benda yang ditunjukan oleh besaran.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Ada berbagai macam termometer
untuk mengukur suhu. Yang pertama dan paling yang paling sering dipakai adalah
termometer air raksa. Kedua adalah termometer alkohol yang digunakan untuk
mengukur suhu lebih rendah, yaitu sekitar titik beku hingga 1300C. yang lainnya
adalah termoelemen, pirometer optik untuk temperatur tinggi, termometer Six
Bellani, termostat untuk mengukur suhu ruangan, termometer diferensial
Kalor adalah salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan
dengan panas atau suhu benda. Benda yang diberi kalor suhunya akan naik.
Sementara itu, benda yang melepas kalor suhunya akan turun. Jika benda yang
bersuhu lebih tinggi dicampur dengan yang bersuhu rendah, maka setelah
beberapa saat akan dicapai suhu yang sama.
B.     Kenggulan dan Kelemahan Berbagai Alat Ukur Suhu
1.      Termometer Alkohol
Kelebihan termometer alkohol:
 Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhaap kenaikan suhu
 Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C
 Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur
 Alkohol lebih murah
 Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kanaikan suhunya kecil
sehingga lebih akurat
Kekurangan termometer alkohol:
 Titik didihnya rendah yaitu 78C
 Alkohol membasahi dinding tabung
 Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca
 Alkohol pemuaiannya tidak teratur
2.      Termometer Raksa
Kelebihan termometer raksa

3
 Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukuran lebih teliti
 Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar -39C-357C
 Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga
suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda
 Raksa mengilap sehingga mudah dilihat
 Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu
Kekurangan termometer raksa:
 Harga raksa mahal dan susah dicari
 Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun
 Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39C, padahal suhu
dikutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.
3.      Termometer Bimetal
Kelebihan termometer bimetal:
 Tahan dari goncangan
 Tidak mudah terbakar
 Harganya relatif murah
 Tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
 Dapat digunakan untuk termograf
Kekurangan termometer Bimetal:
 Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap
perubahan suhu lambat
 Kurang akurat
4.      Termometer klinis
Kelebihan termometer klinis:
 Saat ditempatkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan ditampilkan
dalam bentuk angka
 Tidak mudah rusak
 Cepat menangkap suhu/menyamkan suhu dengan benda yang diukur
 Bisa digunakan disemua site
kelemahan termometer klinis:
 Termasuk termometer yang mahal
 Kurang akurat

4
 Gampang berubah posisi
5.      Termometer Infra merah
Kelebihan termometer inframerah:
 Non-kontak pengukuran temperatur tidak berpengaruh pada objek yang diukur
 Cepat respon dan pergerakan benda dapat diukur dan suhu transien
 Keakuratan pengukuran, resolusi tinggi kecil
 Rentang pengukuran besar
 Suhu pengukuran wilayah kecil
 Bisa menjadi titik waktu yang sama, garis, suhu permukaan
 Dapat diukur suhu mutlak, kelembaban relatif dapat diukur

Kelemahan termometer infra merah:


 Paparan terhadap pengaruh temperatur pada suhu objek yang diukur
 Tidak cocok untuk mengukur suhu transien
 Tidak mudah untuk  mengukur benda bergerak
 Rentang pengukuran tidak cukup luas, dan perlengkapan
 Tidak cocok untuk mengukur beracun, tekanan tinggi, dan kesempatan
berbahaya.
6.      Termometer kawat platinum
Kelebihan termometer kawat platinum
 Rentang suhu tinggi dapat mengukur adalah dari -260C samapai 1700C
 Akulturasi suhu tinggi
 Bisa digunakan untuk mengukur air mendidih dan zat yang suhunya sangat
dingin dan sangat panas
 Praktis karena menggunakan sistem sensor
Kelemahan termometer kawat platinum
 Tidak sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam suhu
 Waktu respon lambat 20
 Cenderung mudah rusak, maka harus berhati-hati
 Menggunakan zat berbahaya
 Harga cenderung mahal
7.      Termometer Gas

5
Kelebihan  termometer gas
 Lebih teliti
 Dapat mengukur suhu rendah karena titik bekunya -250C
 Dapat emngukur suhu tinggi karena titik didihnya 1500C
 Kelemahan termometer gas
 Pengukuran lambat

C.    Mengkonversikan Skala Berbagai Termometer


Untuk mengukur suhu, termometer diberi skala. Untuk membuat skala,
diperlukan titik tetap bawah dan atas. Diantara dua titik tetap tersebut dibagi
menjadi sejumlah bagian-bagian yang sama panjang. Setiap bagian itu disebut
satu derajat. Ada empat skala termometer yang banyak digunakan. Keempat skala
tersebut  adalah skala Celsius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin.Termometer skala
Celcius merupakan termometer  yang  menggunakan skala Celcius (C).
Titik didih air: 100 derajat Celcius (100 C)
Titik beku: 0 derajat Celcius (0 C)
Dari 0 derajat Celcius sampai 100 derajat Celcius dibagi dalam 100 skala.
1.      Termometer skala Reamur

Merupakan termometer yang menggunakan skala  Reamur (R).


Titik didih air: 80 derajat Reamur (80 R)
Titik bekunya: 0 derajat Reamur (0 R)
Dari 0 derajat Reamur sampai 80 derajat Reamur dibagi dalam 80 skala.
2.      Termometer skala Fahrenheit

Merupakan termometer yang menggunakan skala Fahrenheit (F).


Titik didih air: 212 derajat Fahrenheit (212 F)
Titik bekunya: 32 derajat Fahrenheit (32 F)
Dari 32 derajat Fahrenheit sampai 212 derajat Fahrenheit dibagi dalam 180 skala.
3.      Termometer skala Kelvin

Merupakan termometer yang menggunakan skala Kelvin (K).


Titik didih air: 373 Kelvin (373 K)
Titikbekunya: 273 Kelvin (273 K)

6
Dari 273 Kelvin sampai 373 Kelvin dibagi dalam 100 skala.
Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari sa
tu skala kedalam skala lainnya. Jadi,
suhu suatu benda dalam Celcius dapat dikonversi (diubah)
kedalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Untuk mengonversi
(mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain, dapat menggunakan rumus atau
formula tertentu yang sudah ditetapkan.
Rumus untuk mengkonversi suhu dari skala satu ke skala lainnya adalah:
 Konversi suhu dari Celcius (C) ke Reamur (R), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K)
adalah:

R = (4/5) C
F = (9/5) C + 32
K = C + 273
 Konversi suhu dari Reamur (R) keCelcius (C), Fahrenheit (F), dan Kelvin (K)
adalah:

C = (5/4) R
F = (9/4) R + 32
K = C + 273 = (5/4) R + 273
 Konversi suhu dari Fahrenheit (F) ke Celcius (C), Reamur (R), dan Kelvin (K)
adalah:

C = 5/9 (F-32)
R = 4/9 (F-32)
K = 5/9 (F-32) + 273
 Konversi suhu dari Kelvin (K) ke Celcius (C), Reamur (R), Fahrenheit (F) adalah:

C = K – 273
R = 4/5 (K-273)
F = 9/5 (K-273) + 32
Contoh:
1. Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Reamur (R) adalah
R = (4/5) C

7
R = (4/5) 100 = 80 R
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C)
sama dengan 80 dalam skala Reamur (R).
2. Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam skala Fahrenheit (F) adalah
F = (9/5) C + 32
F = (9/5) 100 + 32 = 212 F
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C)
sama dengan 212 dalam skala Fahrenheit (F).
3. Suhu suatu benda dalam skala Celcius menunjukkan 100 C.
Bila dikonversi kedalam Kelvin (K) adalah
K = C + 273
K = 100 + 273 = 373 K
Jadi, suhu benda yang menunjukkan angka 100 dalam skala Celcius (C)
sama dengan 373 dalam skala Kelvin (K).
D.    Perubahan wujud benda dalam kehidupan
(Purwanto, Budi; 2013, Hal. 185) Hubungan antara kalor, massa benda, dan
perubahan suhu benda dirumskan sebagai berikut:
Q= m.c.
Kalor yang diberikan pada suatu zat digunakan untuk menaikkan suhu dan
mengubah wujud benda. Perubahan jumlah kalor pada suatu benda ditandai
dengan kenaikkan atau penurunan suhu atau bahkan perubahan wujud benda itu.
Jika benda menerima kalor, suhunya akan naik . sebaliknya, suhu akan turun jika
melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan suatu benda
sebanding dengan besar kenaikkan atau penurunan suhunya.
Ada beberapa perubahan wujud benda yaitu:
1.      Mencair (melebur)
Mencair adalah Proses perubahan wujud dari padat ke cair. Contohnya es dan
mentega berubah wujud dari padat menjadi cair karena adanya kenaikan suhu
(panas). Peristiwa tersebut dinamakan mencair atau melebur
2.      Membeku

8
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair ke padat. Contohnya es adalah
wujud air dalam bentuk padat jika dimasukkan ke daam kulkas
3.      Menguap
Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair ke gas.penguapan terjadi jika
kenaikan suhu yang besar. Ada empat cara mempercepat penguapan yaitu,
memanaskan, memperluas permukaan, meniupkan udara ke atasnya dan
mengurangi tekanan diatas.
4.      Mengembun
Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud benda gas menjadi cair.
Contohnya embun dipagi hari
5.      Menyublim
Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas.
6.      Mengkristal
Adalah perubahan wujud gas menjadi padat.
E. Hukum kekekalan energi kalor melalui pemecahan masalah
Pencampuran air yang berbeda derajat panasnya akan diperoleh suhu yang sama.
Suhu pencampuran diperoleh dari benda yang bersuhu lebih tinggi memberikan
kalor kepada benda yang suhunya lebih rendah.
Sebaliknya benda yang bersuhu lebih rendah menerima kalor dari benda yang
bersuhu lebih tinggi. Sehingga Joseph Black, orang yang pertama kali
mengungkapkan :
 Banyaknya kalor yang diberikan sama dengan banyaknya kalor yang
diterima.
Asas Black ini dengan persamaan matematika.
Q lepa s= Q terima
Atau
m1.c1.ΔT1 = m2.c2.ΔT2
Keterangan:
m1 = massa materi yang suhunya lebih rendah
m2 = massa materi yang suhunya lebih tinggi
c1 = kalor jenis materi yang suhunya rendah
c2 = kalor jenis materi yang suhunya tinggi

9
T2 = suhu yang lebih tinggi
T1 = suhu yang lebih rendah
Ta = suhu akhir campuran
Contoh soal
Seorang ibu memandikan bayinya dengan air hangat. Ia mencampurkan air panas
dengan air dingin. Air panas sebanyak 5 kg dengan suhu 80◦C. Air dingin
sebanyak 10 kg dengan suhu 20◦C. Berapakah suhu akhir dari air hangat yang
digunakan ibu itu?
Jawab :
Dik :
m1 = 5 kg
m2 = 10 kg
ΔT1 = 80◦C
ΔT2 = 20◦C
Dit : Suhu akhir (Ta)?
Jawab :
m1.cair. ΔT1 = m2.cair ΔT2
5. cair. (80 – Ta ) = 10. cair. ( Ta – 20)

5. ( 80 – Ta ). cair = 10. ( Ta – 20 ). cair


400 – 5Ta = 10 Ta – 200
400 + 200 = 10 Ta + 5Ta
600 = 15 Ta
Ta = 600/15
Ta = 40◦C

F.    Gafik hubungan suhu terhadap waktu  pada proses perubahan wujud benda.


Zat mengalami perubahan wujud jika mendapatkan/melepaskan kalor.
Sebagai contoh, sepotong es balok akan mengalami perubahan wujud setelah
menerima kalor (panas). Perubahan wujud zat pada es (zat padat) menjadi air (zat

padat) dan bisa menjadi uap air (gas).  Contoh perubahan ini dapat digunakan
perubahan air dari bentuk padat (es) hingga bentuk gas (uap). Grafik Q-T nya
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

10
Pada gambar grafik di atas,
terlihat bahwa air dapat mengalami tiga
kali perubahan suhu dan dua kali
perubahan wujud. Pada saat mencair
(Q2) dan menguap (Q4) membutuhkan kalor perubahan wujud Q = mL. Sedangkan
kalor Q1, Q3 dan Q5 merupakan kalor perubahan suhu Q = mcΔT. Untuk lebih
memahami perubahan zat karena pengaruh kalor dapat kalian cermati contoh
berikut.

Contoh Soal 1:

20 g es bersuhu –5oC dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga menjadi air bersuhu
80oC. Kalor jenis air 1 kal/goC, kalor jenis es 0,5 kal/goC dan kalor lebur es 80
kal/g. Berapakah kalor yang diberikan pada es tersebut?

Penyelesaian:

Pada tekanan 1 atm air mencair pada suhu 0 oC dan menguap pada suhu 100oC.
Berarti untuk menghitung kalornya dapat dibuatkan grafik Q-t seperti pada
gambar berikut ini.

11
Kalor yang dibutuhkan sebesar

Q = Q1 + Q2 + Q3

Q = mscsΔTs + mL + macaΔTa

Keterangan:
m = massa es
s  m = massa air

c  = kalor jenis es
s c  = kalor jenis air
a

ΔT  = perubahan suhu
s ΔT  = perubahan suhu
a

es air
Q = (10 × 0,5 × 5) + (20 × 80) + (20 × 1 × 80o)

Q = 50 + 1600 + 1600

Q = 3250 kal

G.    Cara Perpindahan Kalor pada Benda


Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
a.       Konduksi
  Jika sebuah logam yang salah satu ujungnya dipanaskan dalam selang
waktu tertentu, ujung lainnya pun akan terasa panas. Hal ini menunjukan bahwa
pada batang logam tersebut terjadi aliran atau perpindahan kalor dari bagian
logam yang bersuhu tinggi ke bagian logam yang bersuhu rendah. Perpindahan
kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan masa ini disebut dengan
perpindahan kalor secara konduksi.
Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama t
erjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-
partikel zat perantaranya.
 Konduktor adalah zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik,
sedangkan isolator adalah kebalikannya, yaitu zat yang sukar menghantarkan
kalor. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa perpindahan kalor secara konduksi
bergantung pada jenis logam, luas penampang penghantar kalor, perbedaan suhu
antar ujung-ujung logam, serta panjang penghantar yang dilalui oleh kalor
tersebut.
b.      Konveksi

12
Konveksi adalah suatu peristiwa perpindahan energi panas yang merambat
pada suatu zat disertai dengan peripindahan pada zat tersebut.
Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi
alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan
pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar.
Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara
disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin
darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut,
kipas angin, Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke
fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang
bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida.
c.        Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor atau panas tanpa adanya zat perantara.
Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energy radiasi. Benda
panasada yang berpijar dan ada juga yang tidak berpijar.
Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energy kalor dalam bentuk gelo
mbang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang.  Yosef
Stefan menemukan bahwa lajur ambat kalor secara radiasi tiap satu satuan luas pe
rmukaan benda bergantung pada sifat dan suhu permukaan benda.Benda yang
mengkilap lebih sukar memencarkan kalor daripada benda yang hitan dan kusam.
Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang
permukaannnya mengkilap lebih suka rmenyerap kalor dari pada benda yang
permukaannnya hitam dan kus
Jadi bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor
yang baik.
H. Pemuaian serta koefisien pengukurannya
Pemuaian zat adalah bertambahnya ukuran benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertabahnya ukuran benda karena menerima kalor.pemuaian benda
dapat diamati dalam dalam bentuk pemuaian panjang, pemuaian luas, dan
pemuaian volume.
1. Pemuaian zat padat

13
Pemuaian yang terjadi pada zat padat ada tiga kemungkinan yaitu, muai panjang,
muai luas, dan muai volume.
Pemuaian panjang
Pemuain panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
perubahan suhu. Contohnya adalah rel kereta api melengkung di waktu siang hari
karena mengalami pemuaian, kabel listrik dapat putus saat malam hari Secara
matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang
benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah :

b. Pemuaian luas
Pemuaian Luas adalah bertamabahnya ukuran luas permukaan suatu benda karena
perubahan suhu. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.
Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah jendela kaca rumah. Pada
saatu udara dingin kaca munyyusut karena koefisien muai kaca lebih besar dari
pada koefisien muai kayu. Jika suhu meningkat maka kaca akan memuai lebih
besar daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan rapat
pada kusen kayu tersebut.
Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan persamaan sebagai
berikut:

c. Pemuaian volume

14
Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan
tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume adalah kubus, air dan udara.
Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk
menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai
panjang.Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan
volume akhir suatu benda adalah:

Contohsoal
1. Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m. Tentukanlah pertambahan panjang
kuningan tersebut jika temperaturenya naik dari 10°C sampai 40°C.
Jawaban:
Diketahui: L0 = 1 m,
ΔT = 40°C – 10°C = 30°C = 303,15K, dan
αkuningan = 19 × 10–6/K.

ΔL = α L0 ΔT
= (19 × 10–6/K)(1 m)(303,15 K)
= 5,76 × 10–3 = 5,76 mm
Jadi, pertambahan panjang kuningan setelah temperaturnya naik menjadi 40°
adalah 5,76 mm.

2. Sebuah batang aluminium memiliki luas 100 cm2. Jika batang aluminium tersebut
dipanaskan mulai dari 0°C sampai 30°C, berapakah perubahan luasnya setelah
terjadi pemuaian? (Diketahui: α = 24 × 10–6/K).
Jawaban:
Diketahui: A0 = 100 cm2 = 1 m2,
ΔT = 30°C – 0°C = 30°C = 303,15 K, dan

15
β = 2α = 48 × 10–6/K.
ΔA = β A0ΔT
ΔA = 48 × 10–6/K × 1 m2 × 303,15 K
ΔA = 0,0145 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 0,014m2.

3. Sebuah bola yang memiliki volume 50 m3 jika dipanaskan hingga mencapai


temperatur 50°C. Jika pada kondisi awal kondisi tersebut memiliki temperatur
0°C, tentukanlah volume akhir bola tersebut setelah terjadi pemuaian (Diketahui α
= 17 × 10–6/K)
Jawaban:
Diketahui: V0 = 50 m3,
ΔT = 50°C – 0°C = 50°C = 323,15 K, dan
γ = 3α = 51 × 10–6/K.

ΔV = γ Vo ΔT
ΔV = 51 × 10–6/K × 50 m3 × 323,15 K
ΔV = 0,82 m3
ΔV = V – Vo
V = ΔV + Vo
V = 0,82 m3 + 50 m3 = 50,82 m3
Jadi, volume akhir bola setelah pemuaian adalah 50,82 m3

16
BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas suhu atau temperatur benda adalah besaran yang
menyatakan derajat panas suatu benda. Benda yang panas memiliki suhu yang
tinggi, sedangakan benda yang diinginkan memiliki suhu yang rendah.
Kalora dalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah ketika dua benda bersentuhan. Besar kalor yang
diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung
pada :
1.      Massa benda
2.      Kalor jenis benda
3.      Perbedaan suhu kedua benda
Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
1.      Konduksi
2.      Konveksi
3.      Radiasi
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan
suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian
terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, pada zat gas.
B.     Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan
kita, kita tahu apa itu materi dan bagaimana perubahannya, sehingga materi
tersebut bisa bermanfaat di dunia ini.dan semoga kita lebih kritis lagi dalam
membedakan suhu dan kalor .

17
DAFTAR PUSTAKA
Geogle. Grafik hubungan suhu terhadap waktu. Diambil
dari http://www.geogle.co.id/searct?q=grafik+hubungan+suhu+terhadap+waktu
(diakses pada hari sabtu, 11 november 7017, jam 12:55)
Purwanto budi.2013 ” Fisika”  PT Wangsa Jatra Lestari,Solo
 Sandy Hermawan,ST.Mini book master fisika SMA Kelas X,XI,XII; Sandy
Hermawan, ST.; penyunting:Ahmad Fauzi,S.Si.-Cet.1-Jakarta:Wahyumedia,201

18

Anda mungkin juga menyukai