Anda di halaman 1dari 5

BAB VI.

PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

KOMPETENSI DASAR:
Mahasiswa dapat membuat karangan ilmiah dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Mahasiswa dapat membuat paragraf yang baik yang memiliki kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan.

INDIKATOR:
Mahasiswa dapat membuat paragraf yang baik yang memiliki kesatuan,
kepaduan, dan kelengkapan.
Mahasiswa dapat menentukan topik suatu paragraf;
1) mahasiswa dapat menunjukkan letak kalimat topik suatu paragraf;
2) mahasiswa dapat membedakan paragraf yang baik dan yang tidak/kurang baik;
3) mahasiswa dapat membuat contoh paragraf yang baik.

MATERI

PARAGRAF
Istilah ‘paragraf’ sering disejajarkan dengan istilah ‘alenia’. Kedua istilah itu
sebenarnya dapat dibedakan. Paragraf dapat diartikan sebagai suatu karangan mini,
berisi satu kesatuan ide yang ‘dibangun’ dari kalimat atau beberapa kalimat yang saling
berhubungan. Sedangkan alenia adalah penanda suatu paragraf ada alenia menjorok
ke dalam, alenia menggantung, alenia penuh. Tulisan ini menggunakan alenia menjorok
ke dalam.
Berapa panjang paragraf yang baik itu? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab
dengan mutlak karena panjang atau pendek paragraf tidak mencirikan bahwa paragraf
itu baik atau tidak. Ada paragraf yang panjang, baik; dan ada pula paragraf yang
panjang tapi tidak baik. Baik atau tidaknya suatu paragraf ditentukan oleh syarat-syarat
yang harus dipenuhinya.

SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF


Suatu paragraf yang baik yang disebut juga paragraf efektif harus memenuhi 3
syarat berikut.
1) Kesatuan (unity)
Satu paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran. Paragraf dikatakan
memiliki kesatuan bila seluruh kalimat yang ‘membangun’ paragraf itu
membicarakan hal yang sama, satu pokok pikiran. Bila dalam satu paragraf terdapat
dua atau lebih ide pokok, maka paragraf tersebut harus dijabarkan menjadi dua atau
lebih paragraf. Jadi, paragraf memiliki kesatuan bila paragraf itu memiliki satu pokok
pikiran.

2) Kepaduan (kohesi)
Kalimat-kalimat yang membangun suatu paragraf harus padu, adanya
kekompakan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain.
Kekompakan hubungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan penanda
kohesi atau dengan menggunakan keruntutan hubungan semantis. Beberapa
penanda kebahasaan yang dapat digunakan untuk membangun paragraf adalah:
(1) Penunjukan, yaitu penggunaan kata untuk menunjukkan/mengacu atau
suatu acuan yang sudah disebutkan. Misalnya: kata itu, tersebut,
demikian, ini.
(2) Penggantian, yaitu penanda hubungan kalimat yang menggunakan kata
yang lain yang sudah disebutkan sebelumnya. Misalnya: menggunakan
kata ganti orang (dia, mereka), hal itu, begitu, begini, sana, sini, itulah.
(3) Pelesapan, yaitu melesapkan/menghilangkan unsur suatu kalimat pada
kalimat berikutnya karena kehadiran unsur itu dapat diperkirakan dan
untuk penghematan/ efektifitas.
(4) Perangkaian, yaitu penggunaan kata-kata perangkai/transisi untuk
menghubungan antarkalimat dalam paragraf. Misalnya: seperti,
sebaliknya, walaupun demikian, oleh karena itu.
(5) Pengulangan, yaitu mengulangi suatu kata/bentukan yang terdapat dalam
suatu kalimat pada kalimat selanjutnya. Tujuannya adalah untuk
penekanan atau pementingan.

3) Kelengkapan
Suatu paragraf yang memiliki satu pokok pikiran yang dikembangkan harus
memiliki kelengkapan, ada ketuntasan pembicaraan pada paragraf itu. Suatu
paragraf tidak memiliki kelengkapan bila pada pokok pikiran dinyatakan ada dua
masalah utama pembelajaran bahasa Indonesia, tetapi dalam paragraf itu hanya
dijelaskan satu masalah.

Contoh paragraf yang baik:

Dunia tumbuhan terbagi atas empat divisi yang besar, yaitu tumbuhan daun
(talofita), lumut (briofita), paku-pakuan (pteridofita), dan tumbuhan bunga (spermatofita).
Setiap divisi itu terbagi lagi atas kelas, kelas atas bangsa, bangsa atas marga, dan
marga atas jenis. Setiap jenis mempunyai satu varietas atau lebih.
(paragraf di atas memiliki kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan)

Contoh paragraf yang tidak baik:

Hukum memegang peranan sentral dalam menciptakan dan mempertahankan


persaingan yang sehat dalam berusaha. Peran itu dapat ditentukan dalam tiga fungsi
hukum, yaitu sebagai alat untuk menciptakan tumbuhnya persaingan yang sehat, dan
alat kontrol terhadap perilaku-perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu, kehadiran
peraturan persaingan yang sehat patut disambut dalam rangka pembangunan ekonomi
nasional, tanpa mengabaikan kepentingan penegakan hukum. Adapun kredibilitas
suatu peraturan dapat diuji di dalam praktik atau penegakannya di tengah masyarakat
oleh anggota masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi, aparatur pemerintah, dan
penegak hukum. Di sini hukum harus benar-benar ditegakkan untuk mencapai tujuan
hukum. Demikian peranan hukum sebagai alat pengendali perilaku-perilaku curang
dalam persaingan.
(paragraf di atas kurang padu dan tidak lengkap)

LETAK KALIMAT TOPIK DALAM SUATU PARAGRAF

Suatu paragraf memiliki topik, penjelas, kalimat topik, dan kalimat penjelas. Topik
suatu paragraf diletakkan dalam suatu kalimat topik. Letak kalimat topik dalam suatu
paragraf dapat di awal, di akhir, di awal dan di akhir, di tengah, atau di seluruh paragraf.
1) Contoh letak kalimat topik di awal paragraf (paragraf deduktif):
Saat ini banyak sekali hewan yang mendiami bumi dan banyak pula
yang hidup pada zaman yang telah silam. Kekaburan orang tentang hewan yang
hidup di darat dan di laut kini dapat dihindarkan. Jenis-jenis hewan itu saat ini sudah
dapat ditentukan. Angka yang menyatakan beberapa jumlah hewan di muka bumi ini
peratama kali dikemukakan oleh Linaeus tahun 1758, yaitu 4.236 jenis. Pada tahun
1859 Agassiz dan Brown menghitung ada 129.370 jenis dan masih banyak yang
belum diberi nama.

2)
3)
4) Contoh letak kalimat topik di akhir paragraf (paragraf induktif)
Bulu domba dapat dipakai sebagai sumber bahan pakaian, benang sutera dari
ulat sutera juga sebagai bahan pakaian. Kelenjar-kelenjar dari alat-alat hewan
merupakan bahan pembuatan hormon atau obat-obatan lain. Madu tawon, kulit
penyu, spons alam merupakan hasil hewan yang digunakan manusia. Penyediaan
daging, pengawetan ikan dan daging, pengalengan daging dan ikan merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan hasil hewan. Memang hewan tidak saja
merupakan sumber protein, tetapi juga sebagai sumber bahan pakaian atau
sumber bahan keperluan lain.

5) Contoh letak kalimat topik di awal dan di akhir paragraf (paragraf campuran)
Dalam kehidupan tiada satu hewan pun yang hidup sendiri, mereka selalu
bergantung pada faktor-faktor lingkungan, baik yang biotik maupun yang
abiotik. Sebagian hewan mempunyai hubungan yang erat dengan musuh-
musuhnya, penyakit, dan saingannya. Seluruh interaksi antara faktor-faktor itu
menimbulkan jaringan hidup atau keseimbangan alam, termasuk di dalamnya
manusia. Memang semua hewan yang hidup selalu bergantung pada faktor
lingkungan, baik yang biotik maupun yang abiotik.

6) Contoh letak kalimat topik di tengah paragraf


Jam meja yang biasanya berdering pukul 04.30 untuk membangunkan saya,
sekali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya, saya terlambat bangun. Cepat-
cepat saya pergi ke kamar mandi, ternyata sabun mandi habis. Mau sarapan, nasi
hangus. Sial benar nasib saya hari ini. Ditambah lagi, mau berpakaian, semua
baju kotor sehingga saya terpaksa memakai baju bekas kemarin. Pada saat naik
kendaraan ke sekolah mogok pula. Ketika turun dari kendaraan, hujan lebat
sehingga badan saya basah kuyup.

7) Contoh
8)
9) letak kalimat topik di seluruh paragraf (paragraf deskriptif)
Sandal ‘ITB’ adalah sandal yang terbuat dari ban bekar. ‘ITB’ singkatan dari
Ieu tilas ban (ini bekas ban). Sandal ini sangat menarik karena dibuat dari ban
bekas yang dilengkapi dengan aksesori yang menarik sehingga memikat hati
pembelinya. Dari satu ban dapat dibuat 10 pasang sandal cantik yang laku
dijual seharga Rp10.000,-/pasang.

Sebuah karangan terdiri atas beberapa paragraf. Jenis paragraf yang dibuat
untuk suatu tulisan/karangan, baik karangan eksposisi, argumentasi, narasi, deskripsi,
maupun persuasi, dapat dibedakan atas paragraf pembuka, paragraf isi, dan paragraf
penutup

PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pengembangan paragraf berkaitan erat dengan kemudahan pemahaman
terhadap paragraf tersebut. Paragraf yang dikembangkan dengan baik akan
memberikan kemudahan kepada pembaca untuk memahami maksud/isi paragraf
tersebut. Sebaliknya, pembaca akan mengalami kesulitan memahami maksud suatu
paragraf karena paragraf itu tidak dikembangkan dengan baik.
Beberapa model pengembangan paragraf, yaitu: paragraf contoh, paragraf
klasifikasi, paragraf definisi, paragraf perbandingan, paragraf klimaks dan anti klimak,
paragraf deduksi, dan paragraf induksi.Berikut disampaikan beberapa contoh.
1) Contoh paragraf yang dikembangkan melalui definisi:
Reaksi redoks adalah gabungan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi yang berjalan
secara bersamaan. Reaksi oksidasi adalah proses pelepasan elektron oleh sesuatu
reaktan sehingga reaktan tersebut akan mengalami kenaikan nilai bilangan
oksidasinya. Adapun reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron oleh suatu
reaktan, sehingga reaktan tersebut akan mengalami penurunan bilangan
oksidasinya.

2) Contoh paragraf yang dikembangkan melalui perbandingan:


Bila ditinjau dari segi bangunnya, paragraf dan esai itu memiliki kesamaan.
Misalnya, paragraf diawali dengan kalimat topik. Dalam esai, paragraf pertama
merupakan pendahuluan yang memperkenalkan bahan bahasan dan menetapkan
fokus topik. Begitu pula tubuh karangan terdiri atas rangkaian paragraf yang
memperluas dan menunjang gagasan yang dikemukakan dalam paragraf
pendahuluan. Akhir sebuah paragraf dapat berisi penegasan kembali, kesimpulan,
atau pengamatan. Demikianjuga dengan sebuah karangan, mempunyai sarana
yang memberi ketuntasan gagasannya, khususnya pada wacana eksposisi.

3) Contoh paragraf yang dikembangkan dengan contoh:


Saat ini pelbagai upaya pemerataan itu sudah dilakukan. Misalnya, program-
program inpres, kemitraaan usaha antara bapak angkat dan anak angkat, serta
penyebaran proyek pembangunan di semua daerah. Hal yang lebih baru dan
mendasar adalah pengalihan saham dari perusahaan besar dan sehat-kepada
koperasi serta penyediaan kredit usaha kecil oleh perbankan.

Kohesi gramatikal adalah keterkaitan gramatikal antara bagian wacana. Kohesi


gramatikal dapat dirinci menjadi empat. Menurut Baryadi terdiri dari penunjukan
(reference)penggantian (subtitution), pelesapan (elipsis), dan perangkaian
(conjungtion)(2002: 18). Kohesi leksikal adalah keterkaitan leksikal adalah
hubungan antar unsur wacana secara semantis menurut Sumarlam, (2010: 35).
Kohesi leksikal dapat dirinci menjadi pengulangan (reiteration), hiponimi
(hyponimi), sinonim (synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation).

Anda mungkin juga menyukai