Anda di halaman 1dari 2

Al-wala wa Al-baro’

Kendati konsep aqidah yg urgen telah hilang dari realitas keidupan umat islam zaman ini,
kecuali oran-orang yang dirahmat oleh Allah SWT yang mana mereka tidak mengubah sedikitpun
hakikat islam yang murni dan bersih ini. Perlu kita ketahui bahwa Al-wala wa Al-baro’ merupakan
gambaran konkrit bagi penerapan dari realitas aqidah ini, kalimat tauhid ini tidak akan pernah
terealisasikan di muka bumi ini kecuali dengan merealisasikan wala loyatitas kita kepada orang-
orang yg berhak menerimanya dan baro’ bagi orang-orang yang pantas menerimanya. Yang
dimaksud dengan wala disini adalah memberikan loyalitas kita sepenuhnya kepada Allah, rosulnya,
kemudian dekat, cinta dengan orang-orang yang beriman, membantu mereka, menolong mereka
atass musuh-musuh mereka. Dan yang dimaksud dengan baro’ disini adalah memutus ikatan hati
atau hubungan hati dengan orang-orang kafir sehingga tidak tersisa sedikitpun rasa cinta untuk
orang-orang kafir. Allah SWT berfirman:

”sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, rosul-Nya dan orang-orang beriman... Dan barang
siapa yang menjadikan Allah ,rosul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka
sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang”. (Al-maidah:55-56)

Disadari atau tidak, dewasa ini kita sedang dihadapkan dengan ujian yg sangat berat, umat
islam sedang berlayar di atas ombak akhir zaman terombang-ambing di atas fitnah dan syubhat,
zaman dimana Al-qur’an yg suci ini, Al-qur’an yg dijunjung tinggi oleh Allah, Al-qur’an yg dijunjung
tinggi oleh rosul, Al-qur’an yg dijunjung tinggi oleh para shohabat, tabiin, ulama kini hanya dijadikan
bukti oleh mereka serigala-serigala berbulu domba dan antek-antek kelinci sipit berdarah biru yang
saat ini tengah bangga menampakan dirinya kepermukaan. Al-qur’an mereka nistakan ayat demi
ayat mereka dustakan satu persatu sadar mulai diperolok-olokan dan dipermainkan. Mengapa
mereka orang-orang kafir berani berbuat demikian? Jawabannya adalah karena mereka melihat dan
menyaksikan umat islam melemah mengalami kemunduran hampir dalam segala aspek, dan yang
paling mereka suka hari ini adalah perpecahan dan perselisihan umat islam. Saat umat islam saling
berpecah belah mereka tertawa, saat umat saling menghujat, saling mentahdzir, saling menjatuhkan
mereka bertepuk tangan diatas kebahagiaan, dan saat satu kelompok menegakan wala dan baro’ di
atas kelompoknya sehingga mereka berani mengkafirkan muslim yg tidak sekelompok dengan
mereka, maka disinilah musuh-musuh islam bertepuk tangan dan naasnya hadirin umat islam
mengalami kekalahan.

Sampai kapan kita terbujur kaku menyaksikan mereka bahagia diatas syariat yang diperolok-
olokan? Salah satu cara untuk meningkatkan persatuan umat yaitu dengan cara menerapkan konsep
Al-wala wa Al-baro’ di atas keimanan kepada siapa kita berloyalitas dan kepada siapa kita memutus
ikatan hati, maka dengan itu akan terjalin ukhuah yang kuat dan tali persaudaraan yang erat seperti
halnya kaum muhajirin dan anshor, karena sejatinya mu’min dengan mu’min lainnya ibarat sebuah
bangunan yang tersusun kokoh, seseorang tidak akan pernah dianggap beriman kepada Allah SWT
sebelum ia mencintai, menyayangi saudaranya sebagai mana ia mencintai dan menyayangi dirinya
sendiri.

Dapat kita tarik benang merahnya bahwa Al-wala wa Al-baro’ merupakan salah satu
fudamen yang paling penting dalam urusan tauhid kita kepada Allah SWT. Di dalam hadits riwayat
At-Thabroni Rosulullah SAW bersabda:

“Sesunggunya tali pokoknya iman itu adalah ketika kita saling mencintai karena Allah SWT dan
membenci karena Allah SWT.”
Ingat hadirin indahnya pelangi karena perbedaan yang disatukan, mari kita kembali mengindahkan
islam dengan membangun tali ukhuah di atas perbedaan. Demi Allah siapapun dia, dari manapun
dia, dari golongan manapun dia, dari instansi manapun dia, selagi berpegang teguh dengan Al-qur’an
dan sunnah, syahadatnya sama, rukun islamnya sama, rukun imannya sama katakan kita saudara,
saya saudara anda, anda saudara saya, saya salah anda benarkan, anda salah saya benarkan.

Anda mungkin juga menyukai