Anda di halaman 1dari 2

FARMASI FISIK II NO.

6 & 8

6. Jelaskan bagaimana ikatan protein dapat mempengaruhi kerja obat

Jawab : Sebagian besar obat berikatan dengan protein plasma hingga tingkat tertentu,
terutama albumin, α1-acid glycoprotein, dan lipoprotein. Obat yang bersifat asam utamanya
berikatan dengan albumin, sedangkan obat yang bersifat basa berikatan dengan α1-acid
glycoprotein. Ikatan protein mempengaruhi baik distribusi obat (karena hanya fraksi yang
bebas atau tidak berikatan yang bisa melewati membran sel) dan efek obat, yang kembali lagi
karena fraksi bebaslah yang menentukan konsentrasi obat yang berikatan pada reseptor.
Sebagian besar obat berikatan secara lemah dengan protein plasma karena ikatan protein
tidak spesifik, satu obat dapat menggantikan obat yang lainnya, sehingga jumlah bentuk
bebas meningkat dan dapat berdifusi dari plasma ketempat kerja obat. Hal ini akan
menghasilkan peningkatan efek yang terdeteksi hanya jika kadar obat yang berikatan sangat
tinggi (lebih dari 90%) dan tidak terdistribusikan secara luas di seluruh tubuh. Ikatan obat
dengan albumin plasma bersifat non selektif, dan obat dengan karakteristik psikokemikal
yang mirip, dapat berkompetisi satu sama lain dan dengan zat endogen untuk berikatan
dengan protein. Sebagai contoh, sulfonamid bisa menggeser bilirubin yang tidak terkonjugasi
dari ikatannya dengan albumin, sehingga berisiko terjadi bilirubin ensefalopati pada
neonatus.

Secara teori, peningkatan fraksi bebas obat dapat meningkatkan efek farmakologi obat, tetapi
dalam prakteknya masih diragukan apakah terjadi perubahan efek farmakologi. Alasannya
adalah karena fraksi yang tidak berikatan akan mengalami penyeimbangan di seluruh tubuh,
termasuk pada reseptor. Protein plasma hanya sebagian kecil dari total tempat berikatan obat
di dalam tubuh. Karena konsentrasi obat bebas di plasma dan jaringan menggambarkan
bagian dari seluruh binding sites, tidak hanya binding sites plasma, konsentrasi obat bebas
yang sesungguhnya yang mendorong atau menarik obat dari reseptor berubah hanya sedikit
dengan adanya perubahan pada konsentrasi protein plasma.

8. Apakah dasar termodinamik untuk stabilitas kompleks

Jawab : Pada pendekatan termodinamik, suatu senyawa kimia dapat dikatakan stabil
atau tidak stabil. Selain stabilitas senyawa, beberapa besaran yang dibahas dalam pendekatan
termodinamika adalah konstanta kesetimbangan, energi ikatan, potensial reduksi, dan besaran
lain yang mempengaruhi harga konstanta kesetimbangan. Untuk senyawa kompleks. Biltz
(1927) menggolongkan senyawa kompleks menjadi kompleks stabil dan kompleks tidak
stabil. Kompleks yang stabil memiliki kemampuan yang besar untuk tetap mempertahankan
keberadaan/identitasnya dalam suatu larutan, sementara kompleks yang tidak stabil akan
terurai dengan mudah dalam larutan.

Anda mungkin juga menyukai