Anda di halaman 1dari 9

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

“RESUME BERBAGAI TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN”


Dosen Pengampu : Hadi Kusuma Ningrat, M.Pd

DISUSUN OLEH :
ABDURRAHMAN AL HADDAR
170101001 / VII- A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
RESUME

1. Pengertian Tipe dan Gaya Kepemimpinan


Secara bahasa, tipe diartikan suatu model atau bentuk- bentuk. Adapun secara
istilah, tipe kepemimpinan yakni bentuk- bentuk sistem atau cara yang digunakan
oleh seorang pemimpin di dalam suatu organisasi, baik bentuk yang berasal dari ide
seorang pemimpin atau bentuk yang sudah ada.
Secara bahasa, gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, gerak- gerik, sikap,
kekuatan, dan kesanggupan. Secara istilah, gaya kepemimpinan adalah cara yang
dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya
kepemimpinan diartikan sebagai suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas
pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk
dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok
membentuk gaya kepemimpinan. Selain itu, gaya kepemimpinan merupakan suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya
dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk
tertentu.1
2. Perbedaan antara Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Pada dasarnya, antara tipe dan gaya kepemimpinan tidak jauh berbeda
maknanya. Tipe kepemimpinan yakni lebih bersifat umum dan lebih mengarah
kepada organisasinya, yaitu bentuk- bentuk sistem kepemimpinan yang dibangun di
dalam organisasi tersebut, baik itu dari berasal dari pemimpin ataupun dari proses
penyesuaian dengan sistem yang sudah ada..
Sedangkan, gaya kepemimpinan merupakan ringkasan dari bagaimana seorang
pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh
mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati
dari luar.
3. Macam- Macam Tipe Kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu

1
Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Reneka Cipta, 1996), h. 51
dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutip Maman
Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :
a. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan
ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi.
Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh
pemimpin yang bersangkutan.2
b. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non
pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
c. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus
ditaati.
d. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-
sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya
tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh
anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan,
pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang
berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
e. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan
pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk
memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
f. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul
dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih
dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari
kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang
mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut
bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.

2
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999), h. 43
4. Macam- Macam Gaya Kepemimpinan
Mungkin karena keputusasaan dalam mendefinisikan kepemimpinan, para
teoritisi manajemen berusaha menggambarkannya dalam gaya. Dalam menggunakan
istilah yang luas seperti itu mereka mencoba menggambarkan bagaimana orang
tersebut bertindak, bukan siapakah orang tersebut. Bila ada yang berpikir mengenai
sejumlah pemimpin yang dikenal secara pribadi, mungkin dapat disimpulklan
sendiri mengenai gaya mereka. “Ia tipe seorang pemain/pelatih”, atau “Ia seorang
primadona”, atau “Ia seorang pemain tunggal”. Dengan kata lain, ada
kecenderungan untuk menggolongkan seorang pemimpin berdasarkan cara ia
memimpin menurut cara pandang sesorang mengenai dia. Dengan sendirinya,
seseorang mungkin berbeda pendapat dengan orang lain mengenai gaya seorang
pemimpin. “Gaya” ternyata merupakan ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin
melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang
berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan
yang erat dengan motivasi.3 Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan
pimpinan itu sendiri. Karena gaya kepemimpinan mencakup tentang bagaimana
seseorang bertindak dalam konteks organisasi tersebut, maka cara termudah untuk
membahas berbagai jenis gaya ialah dengan menggambarkan jenis organisasi atau
situasi yang dihasilkan oleh atau yang cocok bagi satu gaya tertentu. Berikut
penjelasan masing-masing gaya tersebut di atas menurut cara kerja pemimpinnya
dalam organisasi.
a. Birokratis adalah satu gaya yang ditandai dengan keterikatan yang terus-
menerus kepada aturan-aturan organisasi. Gaya ini menganggap bahwa
kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap orang mematuhi peraturan.
Keputusan-keputusan dibuat berdasarkan prosedur-prosedur baku. Pemimpinnya
3
Hj. Siti Ruchanah, “Kepemimpinan Pendidikan Islam Dalam Perspektif Teologis”, Cendekia, Vol.
13 No. 1, Januari - Juni 2015, h. 211
adalah seorang diplomat dan tahu bagaimana memakai sebagian besar peraturan
untuk membuat orang-orang melaksanakan tugasnya. Kompromi merupakan
suatu jalan hidup karena untuk membuat satu keputusan diterima oleh mayoritas,
orang sering harus mengalah kepada yang lain.
b. Partisipatif yakni dipakai oleh mereka yang percaya bahwa cara untuk
memotivasi orang-orang adalah dengan melibatkan mereka dalam proses
pengambilan keputusan. Hal ini diharapkan akan menciptakan rasa memiliki
sasaran dan tujuan bersama. Masalah yang timbul adalah kemungkinan
lambatnya tindakan dalam menangani masa-masa krisis. Gaya kepemimpinan
model ini dapat pula disebut gaya kepemimpinan demokrasi yang ditandai
dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis
cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan
dapat mengarahkan diri sendiri.4
c. Otokratis, yakni ditandai dengan ketergantungan kepada yang berwenang dan
biasanya menganggap bahwa orang-orang tidak akan melakukan apa-apa kecuali
jika diperintahkan. Gaya ini tidak mendorong adanya pembaruan. Pemimpin
menganggap dirinya sangat diperlukan. Keputusan dapat dibuat dengan cepat.
Selain itu kepemimpinan dengan gaya Otokratis menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya. Jadi kekuasaanlah yang sangat dominan diterapkan.
d. Kepemimpinan Delegatif yang biasa disebut Laissezfaire dimana pemimpin
memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk melakukan
tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung membiarkan
keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga terkadang membuat
semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah. Jenis kepemimpinan ini
akan sangat merugikan apabila para anggota belum cukup matang dalam
melaksanakan tanggung jawabnya dan memiliki motivasi tinggi terhadap
pekerjaan.Namun sebaliknya dapat menjadi boomerang bagi perusahaan bila
memiliki karyawan yang bertolak belakang dari pernyataan sebelumnya.
e. Kepemimpinan Transaksional

4
Mesiono, Manajemen Organisasi, (Bandung, Citapustaka, 2010), h. 69
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara pemimpin dan
bawahan dimana pemimpin akan memberikan reward ketika bawahan berhasil
melaksanakan tugas yang telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan
bawahan memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
f. Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan
positif pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini
memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal
membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan
dimana kepala sekolah mampu melakukan perubahan dalam diri individu untuk
mencapai performa terbaik melalui kharisma, pemberian stimulasi intelektual,
motivasi, dan perhatian pada individu. Gaya kepemimpinan ini diyakini mampu
memberikan dampak baik terhadap manajemen dan pengelolaan sekolah. Hanya
saja, fakta awal menunjukkan bahwa belum semua kepala sekolah di SMKS
kelompok bisnis manajemen ini yang mampu menunjukkan secara optimal gaya
kepemimpinan transformasional yang dimaksud pada sekolah mereka masing-
masing. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa fenomena berikut:
1. Kepala sekolah masih belum dapat menjadikan dirinya sebagai panutan atau
teladan yang baik bagi warga sekolahnya dimana kepala sekolah masih
datang terlambat ke sekolah sehingga kurang dapat menunjukkan
kewibawaannya sebagai seorang kepala sekolah.
2. Kepala sekolah belum optimal dalam melakukan tanggung jawabnya
misalnya dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah masih
hanya sekedar melihat dari luar kelas.
3. Kepala sekolah belum maksimal dalam pemberian motivasi kepada para
guru, baik motivasi yang berupa material maupun motivasi yang immaterial.
4. Kepala sekolah masih belum optimal dalam memberikan perhatian kepada
warga sekolahnya. Hal ini terlihat dari masih kurangnya kepedulian kepala
sekolah terhadap guru dimana masih minimnya teguran yang diberikan oleh
kepala sekolah kepada guru yang indisipliner.
5. Kepala sekolah masih belum optimal dalam mendengarkan keluhan guru,
misalnya keluhan tentang sarana pembelajaran yang belum lengkap.
6. Kepala sekolah belum memberdayakan guru dengan sebaik mungkin terbukti
dengan minimnya keterlibatan guru dalam mengambil keputusan dan
kurangnya partisipasi guru dalam memberikan ide dan saran.
7. Kepala sekolah belum mampu untuk membangkitkan kreativitas guru.
8. Masih minimnya bimbingan dan latihan yang diberikan oleh kepala sekolah
kepada guru-guru.
9. Komunikasi yang dilakukan oleh kepala sekolah cenderung menggunakan
instruksi atau perintah.5
Bila fenomena-fenomena tersebut dibiarkan begitu saja, maka akan
berdampak kurang baik terhadap kemajuan sekolah sehingga akan menjadi
pengahalang dalam mewujudkan sekolah efektif.Pemimpin cenderung memiliki
semangat yang positif untuk para bawahannya sehingga semangatnya tersebut
dapat berpengaruh pada para anggotanya untuk lebih energik. Pemimpin akan
sangat mempedulikan kesejahteraan dan kemajuan setiap anak buahnya.
g. Kepemimpinan Melayani (Servant)
Hubungan yang terjalin antara pemimpin yang melayani dengan para anggota
berorientasi pada sifat melayani dengan standar moral spiritual. Pemimpin yang
melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi dari para
anggota daripada kepentingan pribadinya.
h. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikut
oleh karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan.Para pengikut
cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum dan secara emosional
percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin karismatik.
i. Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering
menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap perkembangan
para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota melaksanakan setiap
tugas.

5
Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, (Bandung : Pustaka Setia, 2012), h. 74
PERTANYAAN

1. Apakah bisa gaya kepemimpinan dapat mengalami perubahan ? jika bisa, apa
saja faktor- faktor yang dapat mengubah gaya kepemimpinan dari seorang
pemimpin
2. Gaya kepemimpinan yang seperti apa dibutuhkan oleh dunia pendidikan saat ini
dalam mengikuti tantangan zaman?
DAFTAR PUSTAKA

Hj. Siti Ruchanah. Kepemimpinan Pendidikan Islam Dalam Perspektif Teologis”,


Cendekia, Vol. 13 No. 1, Januari - Juni 2015
Maman Ukas. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung : Ossa Promo
Mesiono. 2010. Manajemen Organisasi. Bandung, Citapustaka
Khaerul Umam. 2012. Manajemen Organisasi. Bandung : Pustaka Setia
Permadi. 1996. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Reneka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai