Anda di halaman 1dari 29

PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah:


“Sejarah Dakwah”

Dosen Pengampu:
Hatmansyah Ismail, S.Ag., M.E

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Ahmad Rizali : 200104010098


M. Kahfi : 200104010100
Anggriani : 200104010106
Rabiatul Adawiyah : 200104010099

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah ‫ ﷻ‬Tuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. shalawat dan
salam kepada junjungan nabi besar Muhammad ‫ ﷺ‬yang syafaatnya
kita nantikan dan harapkan kelak di Yaumil Qiamah. Makalah berjudul “Sejarah
Dakwah Pada Masa Khulafaur Rasyidin” merupakan bagian daripada
pembelajaran Sejarah Dakwah, yang dimana membahas tentang sejarah Dakwah
Islam dari zamannya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq hingga sampai Khalifah
Ali Bin Abi Thalib. Sudah patut kiranya kita mengucap beribu syukur atas nikmat
iman dan islam yang Allah ‫ ﷻ‬takdirkan sampai kepada manusia akhir zaman
saat ini, Berkat Para Sahabat terdahulu. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih atas semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah.
Harapan penulis, semoga makalah ini untuk kedepannya dapat memberikan
kebermanfaatan bagi pembacanya. Dengan kerendahan hati, penulis memohon
maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan, dari sisi lain penulis siap
menerima kritikan atau saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah.
Wassalamualaikum wr. wb

Banjarmasin, 2 Oktober 2020

Penulis

Kelompok | ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin 3
B. Biografi Khulafaur Rasyidin 3
C. Dakwah Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq 6
D. Dakwah Pada Masa Umar bin Khattab 13
E. Dakwah Pada Masa Utsman Bin Affan 17
F. Dakwah Pada Masa Ali Bin Abi Thalib 19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 23
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25

Kelompok | iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah
Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Umar ibn Khattab, Utsman ibn Affan Radhiallahu Ta’ala anhum, dan Ali ibn
Abi Thalib Karamallahu Wajhahu dimana sistem pemerintahan yang
diterapkan adalah pemerintahan yang Islami karena berundang-undangkan
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam tidak meninggalkan
wasiat tentang siapa yang akan menggantikan Beliau Shallallahu’Alaihi
Wasallam sebagai pemimpin politik umat Islam setelah Beliau Shallallahu
‘Alaihi Wasallam wafat.
Nabi Muhammad SAW nampaknya menyerahkan persoalan tersebut
kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya.
Karena itulah, tidak lama setelah Beliau wafat, jenazahnya belum
segera dimakamkan. Sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar malah disibukkan
berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka menggelar
musyawarah siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin umat Islam pengganti
Nabi Muhammad SAW.
Musyawarah itu berjalan cukup alot, karena masing-masing pihak,
baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi
pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang
tinggi, akhirnya, Abu Bakar Radhiallahu’anhu terpilih.
Tampaknya, semangat keagamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu
mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing
pihak menerima dan membaiatnya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar Radhiallahu
‘anhu disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul Allah) yang dalam
perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin

Kelompok | 1
yang diangkat sesudah Nabi Muhammad SAW wafat, untuk menggantikan
Beliau dalam melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama, dan kepala
pemerintahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari khulafur rasyidin?
2. Bagaimana biografi khulafur rasyidin?
3. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Usman
dan Ali?
4. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
2. Untuk mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
3. Untuk mengetahui perkembangan peradaban Islam.
4. Untuk mempelajari sejarah lebih dalam lagi

Kelompok | 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafaur Rasyidin


Khulafaur Rasyidin berasal dari kata khulafa’ dan ar-rasyidin. Kata khulafa’
merupakan jamak dari kata khalifah yang berarti pengganti. Adapun kata ar-
rasyidin berarti mendapat petunjuk. Dengan demikian, Khulafaur Rasyidin
memiliki arti para pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaur Rasyidin terdiri
dari empat sahabat utama Nabi Muhammad Saw. yaitu Abu Bakar as-siddiq,
Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib. Setelah Nabi
Muhammad Saw. wafat, mereka menjadi contoh utama dalam menghayati dan
mengamalkan ajaran Islam. Mereka melaksanakan prinsip-prinsip pemerintahan
islam dengan baik. Masa pemerintahan mereka merupakan gambaran yang paling
tepat bagi pelaksanaan hukum dan pemerintahan Islam.

B. Biografi Khulafaur Rasyidin


1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq (nama lengkapnya Abu Bakar Abdullah
bin Abi Quhafah bin Utsman bin Amr bin Masud bin Taim bin Murrah in
Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr At-Taimi Al-Qurasyi). Berarti
silsilahnya dengan Nabi bertemu pada Murrah bin Ka’ab. Dilahirkan
pada tahun 573 M. dia dilahirkan dilingkungan suku yang sangat
berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar.
Ayahnya bernama Utsman (Abu Khuhafah) bin Anir bin Amr bin Ka’ab
bin Saad bin Laym bin Mun’ah bin Ka’ab bin Lu’ay, berasal dari suku
Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu Al-Khair Salmah binti Sahr
bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah. Garis keturunannya bertemu
pada neneknya, yaitu ka’ab bin Sa’ad.

Kelompok | 3
2. Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab lahir pada tahun 574 M. Dia adalah putra dari
Khattab bin Nufail dan Khantamah binti Hisyam. Dia berasal dari suku
Ady yaitu suku yang terpandang dikalangan orang-orang Quraisy
sebelum masuk islam. Garis keturunan Rasulullah akan bertemu dengan
keturunan Rasulullah pada keturunan Ka’ab bin Luayyi yaitu keturunan
kesembilan dari Umar. Sikap kemandirian dan keberanian Umar sudah
terbentuk sejak kecil. Pada usia yang tergolong masih anak-anak Umar
diberi tanggung jawab oleh orang tuannya memelihara domba dan unta.
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Umar sering menjadi duta
dalam setiap peristiwa penting bersama suku-suku lain di tanah arab.
Berkat keberanian Umar sangat disegani di suku-suku arab kemudian
mereka member julukan “singa padang pasir” serta berkat kecerdikannya
dalam berdiplomasi Umar diberi julukan “Abu Fais” sebelum masuk
islam Umar sangat benci kepada islam.

3. Utsman Bin Affan


Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Ash bin Umayyah 
bin a’bdi Syams bin Manaf. Ibunya bernama Arwa binti Quraiz dari bani
Abdi Syams. Beliau dilahirkan Thaif enam tahun setelah tahun gajah.
Beliau terkenal pemuda yang  memiliki kecerdasan akal sangat iffah
(menjaga kehormatan diri) menjaga sillaturahim, taqwa, panjang shalat
tahajjudnya. Menangis saat mengenang negeri akhirat, tawaduk, mulia,
dan dermawan.
Beliau adalah pedagang dengan modal sangat besar sebelum Islam,
beliau banyak mengeluarakan hartanya untuk kepentingan dakwah baik
periode Makkah maupun periode Madinah. Utsman adalah orang yang
sangat dekat dengan Rasulullah, beliau diberi gelar oleh Rasul Dzun
Nur’ain (mempunyai dua cahaya)  Karena  dia menikahi dua anak
Rasulullah yaitu Ruqaiyah dan Ummu Kaltsum. Beliau termasuk diantara
sepuluh para sahabat yang mendapat kabar gembira akan masuk syurga

Kelompok | 4
dan mati syahid. Beliau meriwayatkan hadist sebanyak 146 hadist dari
Rasulullah.

4. Ali bin Abi Thalib


Ali Ibn Abi Thalib lahir 32 tahun setelah tahun kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Beliau merupakan putra dari paman Nabi
Muhammad SAW yang mempunyai nama asli Ali ibn Abi Thalib ibn
Abdul Mutholib ibn Hasyim. Ali adalah salah satu dari sepuluh orang
yang mendapat jaminan dari Rasulullah untuk masuk surga. Dia adalah
saudara Rasulullah pada saat terjadi mu'ahbat (jalinan ukhuwwah di
Madinah). Dia adalah menantu Rasulullah karena Ali menikahi putrinya
Fathimah, penghulu kaum wanita sedunia. Ali adalah satu di antara
orang-orang yang masuk Islam di awal-awal lahirnya Islam. Dia
mengikuti Rasulullah pada Perang Badar, Perang Uhud dan perang-
perang yang lain kecuali perang Tabuk. Sebab Rasulullah waktu itu
memerintahkannya untuk menjadi khalifah sementara di Madinah.
Mufrad dari Sahl bin Sa'ad dia berkata: Sesungguhnya nama yang paling
disenangi oleh Ali adalah Abu Turab dan dia suka jika dipanggil dengan
nama ini. Abu Turab adalah nama yang diberikan kepadanya oleh
Rasulullah. Sebabnya ialah bahwa ia pada suatu hari marah kepada
Fathimah. Dia kemudian keluar dan duduk bersandar di tembok Masjid
Nabawi. Kemudian datanglah Rasulullah, dia dapatkan pundak Ali penuh
dengan debu. Lalu Rasulullah menghapus debu itu dari pundaknya
sambil berkata, "Duduklah wahai Abu Turab!" Dia meriwayatkan hadits
dari Rasulullah sebanyak lima ratus delapan puluh enam hadits. yang
meriwayatkan hadits darinya adalah tiga anaknya yakni, Al-Hasan Al-
Husein dan Muhammad bin Al-Hanafiyah, lalu Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar,
Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Abu Musa Al-Asy'ari, Abu Sa'id, Zaid bin Al-
Arqam, Jabir bin Abdullah, Abu umamah, Abu Hurairah dan beberapa
sahabat yang lain.

Kelompok | 5
C. Dakwah Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
1. Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam ketika
islam mulai didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk memercayai
ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW. dikarenakan sejak kecil, ia
telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam ia tidak
segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk
Islam. Tercatat dalam sejarah dia pernah membela Nabi tatkala Nabi
disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasul Hijrah, membantu kaum
yang lemah dan memerdekakannya, seperti terhadap Bilal, setia dalam
setiap peperangan dan lain-lain.
Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia
juga pernah ditunjuk oleh Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami
shalat ketika Nabi sakit. Nabi Muhammad SAW. pun wafat tak lama
setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa
penggantinya di kemudian hari, pada saat jenazah Nabi belum
dimakamkan di antara umat Islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-
cepat memikirkan pengganti Nabi. Itulah perselisihan pertama terjadi
pasca Nabi wafat. Pada saat kaum Anshar menuntut diadakannya
pemilihan khalifah. Sikap kaum Anshar ini menunjukkan bahwa kaum
Anshar lebih memiliki rasa kepedulian dalam hal berpolitik dibandingkan
dengan kaum Muhajirin.
Dalam pertemuan tersebut sebelum kaum Muhajirin datang,
golongan Khajraz telah sepakat mencalonkan Salad bin Ubadah, sebagai
pengganti Rasul. Akan tetapi, suku Aus belum menjawab atas pandangan
tersebut sehingga terjadilah perdebatan di antara mereka dan pada
akhirnya, Sa;ad bin Ubadah yang tidak menginginkan adanya perpecahan
mengatakan bahwa ini merupakan awal dari perpecahan. Dalam keadaan
yang sudah tenang ini, abu Bakar berpidato, “Ini Umar dan Abu Ubaidah
siapa yang kamu kehendaki diantara mereka berdua, maka bai’atlah.”

Kelompok | 6
Baik Umar maupun Abu Ubaidah merasa keberatan atas ucapan Abu
Bakar dengan mempertimbangkan berbagai alasan, diantaranya adalah
ditunjuknya Abu Bakar sebagai pengganti Rasul dalam imam Shalat dan
ini membuat Abu Bakar lebih berhak menjadi pengganti Rasulullah
SAW. sebelum keduanya membai’at Abu Bakar, Basyir bin Sa’ad
mendahuluinya, kemudian diikuti Umar dan Abu Ubaidah dan diikuti
secara serentak oleh semua hadirin.

2. Abu Bakar: Peran dan Fungsinya


Sepak terjang pola pemerintahan Abu Bakar dapat dipahami dari
pidato Abu Bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah. Secara lengkap isi
pidatonya sebagai berikut. “Wahai manusia, sungguh aku telah
memangku jabatan yang kamu percayakan, padahal aku bukan orang
yang terbaik di antara kamu. Apabila aku melaksanakan tugasku dengan
baik, bantulah aku, dan jika aku berbuat salah , luruskanlah aku.
Kebenaran adalah suatu kepercayaan, dan kedustaan adalah suatu
pengkhianatan. Orang yang lemah diantara kamu adalah orang kuat
bagiku sampai aku memenuhi hak-haknya, dan orang kuat di antara
kamu adalah lemah bagiku hingga aku mengambil haknya, InsyaAllah.
Janganlah seorang dari kamu mninggalakan jihad. Sesungguhnya kamu
yang tidak memenuhi panggilan jihad maka Allah akan menimpakan
atas mereka suatu kehinaan. Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada
Allah dan Rasul-Nya. Jika aku tidak menaati Allah dan Rasul-Nya,
sekali-kali janganlah kamu menaatiku. Dirikanlah shalat, semoga Allah
merahmati kamu”.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa pemerintahan Abu Bakar
melanjutkan kepemimpinan sebelumnya baik kebijaksanaan dalam
kenegaraan maupun pengurusan terhadap agama,diantara
kebijaksanaannya ialah sebagai berikut.
a. Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama

Kelompok | 7
Pada awal pemerintahannya, ia diuji dengan adanya ancaman yang
datang dari umat islam sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di
antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang-orang yang
murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang
yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa
kabilah.
b. Kebijaksaan kenegaraan
Di antara kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan atau
kenegaraan sebagai pulungan, diuraikan sebagai berikut.
1) Bidang eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah
maupun daerah. Misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk
Ali bin Abi thalib, Utsman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai
sektretaris dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan. Untuk
daerah-daerah kekuasaan Islam, dibentuklah provinsi-provinsi,
dan untuk setiap provinsi ditunjuk seorang amir.
2) Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk
mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan.
Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilitas di dalam
maupun di luar negeri. Di antara panglima yang ada ialah Khalid
bin Walid, Musanna bin Harisah, Amr bin ‘Ash, Zaid bin Sufyan,
dan lain-lain.
3) Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khaththab dan
selama masa pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu
permasalahan yang berarti untuk dipecahkan. Hal ini karena
kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan masyarakat pada waktu
itu dikenal ‘alim.
4) Sosial ekonomi

Kelompok | 8
Sebuah lembaga mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dkelola harta
benda yang didapat dari zakat, infak, sedekah, ghanimah, dan
lain-lain. Penggunaan harta tersebut digunakan untuk gaji
pegawai negara dan untuk kesejahteraan sesuai dengan aturan
yang ada.

3. Faktor Keberhasilan Khalifah Abu Bakar


Faktor keberhasilan Abu Bakar yang lain adalah dalam
membangun pranata sosial di bidang politik dan pertahanan keamanan.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari sikap keterbukaannya, yaitu
memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada tokoh-tokoh sahabat
untuk mebicarakan berbagai masalah sebelum ia mengambil keputusan
melalui forum musyawarah sebagai lembaga legislatif. Hal ini
mendorong para tokoh sahabat, khususnya dan umat Islam umumnya,
berpartisipasi aktif untuk melaksanakan berbagai keputusan yang dibuat.
Adapun tugas-tugas eksekutif ia delegasikan kepada para sahabat,
baik untuk pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di Madinah maupun
pemerintahan di daerah. Untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan di
Madinah, ia mengangkat Ali bin abi Thalib, Utsman bin Affan, Zaid bin
Tsabit sebagai katib (sekretaris), dan Abu Ubaidah sebagai
bendaharawan untuk mengurus Baitul Mal. Di bidang tugas kemiliteran,
ia mengangkat panglima-panglima perang sebagaimana disebut di atas.
Untuk tugas yudikatif, ia mengangkat Umar bin Khaththab sebagai
hakim agung.
Adapun urusan pemerintahan di luar kota Madinah, Khalifah Abu
Bakar membagi wilayah kekuasaan hukum negara Madinah menjadi
beberapa provinsi, dan pada setiap provinsi, ia menugaskan seorang amir
atau wali (semacam jabatan gubernur):
a) Itab bin Asid, amir untuk mekah, amir yang diangkat pada masa
Nabi.

Kelompok | 9
b) Utsman bin Abi Al-ash, amir untuk Thaif, amir yang diangkat pada
masa Nabi.
c) Al-Muhajir bin Abi Umayah, amir untuk San’a; d) Zaid bin Labid,
amir untuk Hadramaut.
d) Ya’la bin Umayah, amir untuk Khaulan.
e) Abu Musa Al-Asy’ari, amir untuk Zubaid dan Rima.
f) Muaz bin Jabal, amir untuk Al-Janad.
g) Jarir bin Abdullah, amir untuk Najran.
h) Abdullah bin Tsur, amir untuk Jarasy.
i) Al-Ula bin Al-Hadrami, amir untuk Bahrain.
j) Irak dan Syam (Syria) dipercayakan kepada para militer sebagai
Iwulat al-amr. Para amir tersebut juga bertugas sebagai pemimpin
agama, juga (seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum dan
melaksanakan undang-undang. Artinya seoang amir di samping
sebagai pemimpin agama, juga sebagai hakim dan pelaksana tugas
kepolisian. Namun demikian, setiap amir diberi hak untuk
mengangkat pembantu-pembantunya, seperti katib, ‘amil, dan
sebagainya.

4. Peradaban pada Masa Abu Bakar


Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa dan merupakan
satu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar
adalah penghimpunan al-Quran. Abu Bakar Ash-shiddiq memerintahkan
kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah
kurma, kulit binatang, dan dari hapalan dari kaum muslimin. Hal ini
dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Quran setelah
syahidnya beberapa orang penghapal Al-Quran pada perang Yamamah.
Umarlah yang mengusulkan pertama kali penghimpunan Al-Quran ini.
Sejak itulah dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama
kalinya Al-Quran dihimpun.

Kelompok | 10
Peradaban Islam yang terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar
yaitu dalam bidang pranata sosial ekonomi adalah mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan sosial rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini, ia
mengelola zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin,
ghanimah harta rampasan perang dan jizyah dari warga negara non-
muslim, sebagai sumber pendapatan negara ini dibagikan untuk
kesejahteraan pada tentara, gaji para pegawai negara, dan kepada rakyat
yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan Al-Quran.
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar sebagai khalifah tidak pernah
mengambil atau menggunakan uang di Baitul Mal umat Islam. Oleh
karena itu, selama ia menjadi khalifah, ia tetap berdagang untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.

5. Peristiwa Yang Terjadi Pada Masa Khalifah Abu Bakar


a) Pasukan Usamah berangkat ke Syria pada 11H (632 M).
Tindakan pertama dari Abu Bakar ketika menduduki jabatan
Khalifah adalah memberangkatkan pasukan Usamah ke perbatasan Syria;
perintah ekspedisi ini telah diberikan Nabi sebelum beliau jatuh sakit.
Penguasa Timur dari Kekaisaran Romawi Kristen menjadi sumber tetap
dari kesukaran terhadap penduduk Muslim di perbatasan Arabia, dan
untuk memeriksa keresahan inilah maka Nabi memberikan perintahnya.
Perintah ini dipercayakan kepada Usamah, seorang remaja berusia dua
puluh tahun, yang ayahnya, Zaid, telah syahid dalam ekspedisi ke Syria
yang lebih awal yakni di medan perang Mutah. Seorang tokoh seperti
Abu Bakar dan ‘Umar melayani panglima yang masih sangat muda. Di
sini, Nabi telah memberikan contoh praktis dari cita-cita luhur persamaan
antar manusia yang dipertahankan Islam.
Zaid itu putera seorang budak namun di rumah Islam, dia diterima
sebaik yang lain, dan keturunan Quraish yang cemerlang seperti Abu
Bakar dan ‘Umar diminta melayani di bawah perintahnya. Secara pribadi
Nabi telah menyusun semua pengaturannya, dan mengikatkan bendera

Kelompok | 11
bagi pasukan itu. Usamah berkemah di luar Madinah, siap untuk
berangkat, tetapi pada saat yang bersamaan sakitnya Nabi berubah
memburuk. Karena itu, Usamah harus menunda keberangkatan
pasukannya. Sebagai kepala pemerintahan, Abu Bakar menunjukkan
bahwa perintah terakhir Tuannya harus dilaksanakan dan meminta
Usamah melaju terus. Namun, ini adalah hari-hari krisis di rumah.
Seluruh jazirah Arab dalam keadaan resah dan kacau. Menjelang akhir
hidup Nabi, nabi-nabi palsu seperti Musailamah, Aswad dan Tulaihah
telah muncul dari antara masing-masing Bani Hanifah, orang-orang
Yaman dan Bani Asad, dan menciptakan kerusuhan di negeri serta
menipu rakyat. Berita atas wafatnya Nabi menyebar seperti api liar, dan
beberapa kabilah di bawah pengaruh orang-orang yang berpura-pura
bangkit berontak melawan penguasa pusat di Madinah. Desas-desus liar
telah meresahkan seluruh negeri dan Madinah sendiri dalam bahaya
diserang. Suatu ekspedisi ke perbatasan Syria jauh dari fikiran dalam
keadaan semacam itu. Para sahabat mendekati Khalifah untuk menarik
perintahnya. Meninggalkan Madinah dari penjagaan pasukan, kilahnya,
bisa menggoda pemberontak untuk menjatuhkan ibukota sendiri dan
mengakhiri kekhalifahan. “Siapakah aku ini yang berani menahan
pasukan yang telah diperintahkan Nabiyullah sendiri untuk maju!” –
adalah jawaban teguh dari Khalifah. “Datanglah apa yang akan terjadi”,
katanya, “Madinah boleh tegak atau runtuh, Khalifah boleh hidup atau
mati, tetapi kata-kata Nabi harus dipenuhi”. Perwakilan juga diatur
melalui ‘Umra bahwa Usamah itu hanya seorang anak muda dan
komando untuk ekspedisi yang demikian besar harus dipercayakan
kepada seseorang yang lebih matang pengalamannya. “Bagaimana saya
bisa menyisihkan seseorang yang telah ditetapkan oleh Nabi sendiri
untuk memegang komando?” adalah jawaban tegas dari Khalifah.
Akhirnya pasukan diberangkatkan, Abu Bakar mengantarkan sambil
berjalan kaki untuk mengeluelukannya. Usamah, yang di punggung
kudanya, meminta dengan sangat kepada Khalifah agar menaiki kudanya

Kelompok | 12
atau dia yang turun berjalan kaki bersamanya. Tetapi tak ada hasilnya.
Demikianlah dia mengucapkan selamat jalan kepada pasukan yang terdiri
dari antara lain beberapa sahabat yang paling terkemuka. Dia tidak dapat
mencegah ‘Umar, tetapi karena ‘Umar adalah prajurit di bawah pasukan
Usamah yang diperintah Rasulullah, maka Khalifah meminta kepada
Usamah agar dia tidak ikut.
b) Pengakuan kenabian palsu
Ekspedisi ke Syria meninggalkan Madinah praktis tanpa
pertahanan. Jazirah itu dalam keadaan kacau. Sebab utama, seperti telah
dinyatakan, adalah nabi-nabi palsu yang muncul di berbagai tempat.
Sebelum kedatangan Nabi, tanah Arab tidak pernah menyaksikan klaim
semacam itu, tetapi sukses misi Nabi menyalakan ambisi banyak orang,
dan beberapa orang munafik bangkit di pelbagai bagian negeri mengaku
pembawa misi Ilahi. Sebanyak empat dari orang-orang yang berpura-pura
ini membangkitkan ukuran mereka sendiri, dan masing-masing
mengumpulkan pasukan besar dari setiap kabilahnya sendiri-sendiri.
Namun, dalam jangka pendek, satu persatu dari mereka menemui
kegagalan yang menyedihkan, meskipun Islam sendiri pada saat itu
dalam keadaan tak berdaya.

D. Dakwah Pada Masa Umar bin Khattab


1. Kepribadian Umar Bin Khattab
Umar adalah sosok yang berbudi luhur, fasih dan adil serta
pemberani. Ketika ajaran islam sudah disiarkan dengan terang-terangan
maka banyak reaksi yang dilakukan orang-orang Quraiys mereka berusaha
menghalang-halangi dakwah Nabi Muhammad Saw ketika Umar ingin
membunuh Muhammad seseorang yang bernama Nu’aim bin Abdullah
ingin membunuh atau memadamkan ajarannya kalau ingin membunuh
Muhammad maka bani hasyim akan membalasnya . dan Umar masuk
islam pada tahun ke lima setelah kenabian yaitu tahun 616 M dan menjadi
salah satu sahabat terdekat Nabi Saw. Ia berkorban untuk melindungi Nabi

Kelompok | 13
dan agama islam dan ikut berperang dalam peperangan yang besar di masa
Rasul. Serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi mengenai hal-hal
yang penting Umar juga membawa peran penting dalam dakwah islam.
Umar adalah sahabat nabi yang paling berani bahkan hampir tidak ada
yang menandinginya, Umar juga menjadi tauladan dalam memimpin
karena dia selalu mengutamkan musyawaroh untuk mufakat dan
mengambil keputusan, beliau berani dan rela berkorban dalam membela
kebenaran, selalu bersikap adil serta berjiwa besar dan menghormati orang
lain dan juga bersifat sederhana.

2. Dakwah Umar bin Khotob


Umar masuk kedalam agama Allah ini dengan semangat yang sama
seperti ketika dulu memusuhi islam. Begitu ia berada dalam keluarga islam
lebih cenderung ia mengumumkan keislamanya itu terang-terangan kepada
semua orang Quraisy. Sebelum itu kaum muslimin tidak dapat
melaksanakan sholat dan thowaf di ka’bah, tetapi dengan kegigihan Umar
melawan Quraiys merekapun dibiarkan sholat disana. Dakwah islam yang
mulanya dilakukan dengan sembunyisembunyi setelah Umar menganut
islam dakwah dilakukan terang-terangan. Oleh karenanya berita tentang
Muhammad semakin tersebar dikalangan para kabilah Quraiys tidak
sedikit lalu keluarga dari kabilah Quraiys memeluk islam.
Lalu ketika itulah Quraiys berkomplot kabilah-kabilah mereka
mengadakan perjanjian atau kesepakatan dan menulis piagam yang isinya
merupakan penegasan bahwa diantara mereka tidak akan mengadakan
hubungan dagang atau hubungan apapun dengan Muhammad, dengan bani
Hasyim dan Bani Abdul Mutholib. Ketika Umar bin Khotob berhijrah dari
Mekah ke Madinah atas amanah Nabi Muhammad Saw beliau melakukan
atau menghasilkan sebuah perubahan dalam dakwah dimadinah
diantaranya:
a) Mengsaudarakan kaum ashar dan muhajirin.

Kelompok | 14
b) Memerintahkan atau menyeruh untuk melaksanakan sholat dengan
adzan sesuai dengan mimpi Umar.
c) Tegas terhadap orang-orang murtad.
d) Menyarankan mengumpulkan Al-Quran (pasca Nabi Muhammad
Saw).
e) Pengosongan Nasrani Najran ( pasca Abu Bakar wafat).
f) Perluasan ke persai dan Romawi (masa Umar bin Khotob).
g) Perang ajnadin – dipimpin oleh Kholid.
h) Perang Damaskus atau Syam.
i) Perang zamruk.
j) Ijtihad hukum

3. Keberhasilan Umar bin Khottob


Selama Menjadi Khalifah Pengangkatan Umar sebagai khalifah
sangat lancar tanpa ada pertentangan dikalangan kaum muslimin. Hal ini
terjadi Karena Abu Bakar menjelang ajal Abu Bakar telah mengajukan
Umar bin Khotob sebagai pemimpin kaum muslimin untuk
menggantikannya. Akan tetapi pengangkatan Umar tetaplah dengan jalan
musyawarah. Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/ 634-644
M). Jasa atau hasil Umar bin Khottob selama menjadi Kholifah adalah:
a) Perluasan Wilayah Dalam masa pemerintahan Umar bin khottob
banyak wilayah yang menjadi kekuasaan islam baik melalui
peperangan atau secara damai. Dan di zaman Umar golongan ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syiria,
Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara
binzantium kalah dipertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syiria jatuh
kebawah kekuasaan islam. Dengan memakai Syiria sebagai basis,
ekspansi diteruskan ke Mesir dan ke irak, iskandaria ibu kota Mesir
ditaklukan tahun 641 M. Dengan demikian mesir jatuh kebawah
kekuasaan islam. Al-Qodisiyah sebuah kota dekat hira di Iraq jatuh
tahun 637 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian masa

Kelompok | 15
kepemimpinan Umar wilayah kekuasaan islam sudah meliputi jazirah
Arabia, palestina, syiria sebagian besar wilayah Persia, mesir, romawi,
dan Yerussalem.
b) Kesejahteraan Masyarakat Untuk mensejahterakan rakyatnya
diseluruh plosok negri khalifah Umar memberikan kebijakan di
bidang ekonomi antara lain mendirikan Baitul Mal, dipertemen pajak,
keuangan dll.
c) Bidang Pemerintahan Beberapa kebijakan Umar bin khottob dalam
bidang pemerintah antara lain mendirikan depertemen pendidikan,
membuat peraturan gaji terhadap pegawai-pegawai pemerintah,
membangun baitul mal, mencetak mata uang, membentuk kesatuan
tentara untuk melindugi daerah tapal batas, mengangkat para hakim
dan menyelenggarakan hisbah dll. Khalifah Umar juga meletakan
perinsipperinsip demokratis dalam pemerintahannya, kekuasaan Umar
menjamin hak yang sama bagi setiap warga Negara kekhalifahan
Umar tidak memberikan hak istimewah tertentu, tiada istina atau
pakaian kebesaran. Khalifah Umar juga tidak hanya terkenal pandai
mencipatakn peraturanperaturan baru tetapi juga memperbaiki dan
mengkaji ulang terhadap kebijakan yang telah ada.
d) Kota Mekah dan Madinah tidak boleh dihuni tetap bagi Orang-orang
non islam Ini termasuk hasil atau kebijakan politik pada masa Umar
bin Khattab.
e) Memberdayakan ulama, gubernur, dan para pegawai buat kepentingan
dakwah Selama memimpin pemerintahan umar selalu berusaha untuk
menjadikan dakwah sebagai tujuab utama negara. Segal kebijakan
yang diturunkan mesti sesuai dan mendukung kemajuan dakwah
islam. diantara kebijakan Umar adalah:
1) Umar sering memanggil para ulama sahabat untuk membicarakan
tentang kebijakan yang akan diambil berkenaan dengan munculnya
permasalahan permasalahan baru setelah meluasnya daerah yang
dikuasai islam. Diantara hal yang diperintahkan adalah cara

Kelompok | 16
pemanfaatan tanah dari negeri yang dikuasai, cara penggunaan
harta negara yang melahirkan lembaga khusus yang menangani
keuangan tersebut.
2) Memberikan pengarahan kepada para pegawai tentang nilai nilai
islam secara terus menerus. Hal ini dilakukan agar para pegawainya
tidak menjadikan wilayah kekuasaannya sebagai sapi perah tetapi
menjadikannya sebagai sarana untuk membina masyarakata agar
berdaya di duinia dan sukses diakhirat. Umar pernah mengirim
muhammad bin maslamah al anshsari untuk membakar pintu
gerbang gubernur khufah saat sa’ad bin abi waqas karena umar
menganggap hal itu akan menjadi sekat antara pemimpin dengan
rakyatnya. Umar juga menghukum para pegawainya yang pernah
berlaku dzalim kepada rakyatnya.
E. Dakwah Pada Masa Utsman Bin Affan
1. Pengangkatan Utsman bin Affan
Sebelum meninggal, Umar telah membentuk 3 calon pengantinya
yaitu Utsman, Ali dan Saad bin Abi Waqqash dalam pertemuan dengan
pertemuan secara pergantian Umar berpesan agar penggantinya tidak
mengangkat kerabat sebagai pejabat. Disamping itu, Umar telah membentuk
dewan Formatur yang bertugas memilih penggantinya kelak yang berjumlah
6 orang yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Abi
Waqqash, Abdul Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin
Ubaidillah.
Melalui proses yang panjang maka terpilihlah  Utsman sebagai
khalifah. Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun (24-
36 H/644-656 M). dan masa kekhalifannya tersebut termasuk yang paling
lama apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya. Pada masa
kekhalifannya langkah yang diambil Utsman adalah  :
a) Perluasan wilayah
Pada masa khalifah Usman, pertama kali dibentuk angkatan laut untuk
menyerang daerah kepulauan yang terletak di laut tengah. Pada masa

Kelompok | 17
Usman, dibangun kapal-kapal perang sehingga dapat menaklukam
beberapa pulau. Perluasan wilayah Islam telah mencapai Asia dan
Afrika, seperti  daerah herat, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga
Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia
dan berhasil menumpaskan pemberontakan yang dilakukan orang
Persia.
b) Sosial budaya
Membangun bendungan  besar untuk mencegah banjirdan mengatur
pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, Masjid, rumah
penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas Masjid
Nabi di Madinah.
c) Mengganti para gubernur  yang banyak terdiri dari kalangan bani
umayyah (keluarganya). Pada masa jabatan Umar, dalam 6 tahun
pertama berjalan dengan baik. Namun, pada pertengan kedua
pemerintahan Usman retak dan ditimpa perpecahan ini disebabkan
karena kebijaksanaan Usman dalam mengganti para gubernur yang
diangkat oleh Umar. Penggantinya lebih banyak dari kalangan 
keluargabani Umayah (nepotisme).
Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa kebijakan Usman dalam
mengangkat para pejabat adalah secara nepotisme. Diantaranya :
1)  Khalifah Usman menggantikan Sa’ad bin Abi Waqash dari jabatannya
sebagai gubernur Kufah dan menggantikannya dengan Walid bin Uqbah
yaitu saudae se-ibu khalifah Usman.
2) Khalifah Usman mengganti Abu Musa Al’Asy’ari dari jabatanya
sebagai gubernur Basrah dan menggantikannya dengan Abdullah bin
Amir yaitu anak pamannya Usman.
3) Khalifah Usman mengganti Amru bin ‘Ash dari jabatannya sebagai 
gubernurMesir dan mengantinya dengan Abdullah bin Sa’ad bin Abi
sarah yaitu saudara sepersusuannya.

Kelompok | 18
4) Khalifah Usman mengangkat Marwan bin Hakam sebagai sekretaris
Khalifah, ia adalah seorang tokoh bani Umayah yang sangat fanatic
terhadap keturunannya.
5) Khalifah Usman, sering membelanjakan uang khas baitul al- Mal
secara boros tanpa perhitungan untuk kepentingan orang-orang dari
golongan bani Umayah.

2. Penetapan Mushaf Utsmani


Umat Islam pada pemerintahan Utsman, tinggal dalam wilayah yang
luas dan terpencar-pencar. Sehingga, penduduk masing-masing daerah
tersebut membaca Ayat-ayat Al-Qur’an menurut bacaan yang mereka
pelajari dari tokoh-tokoh sahabat yang terkenal di wilayah mereka. Di Syria,
masyarakat membaca Al-Qur’an menurut bacaan Ubay bin Ka’ab, di kufah,
penduduk membaca Al-Qur’an menurut bacaan Abdullah bin Mas’ud.
Persoalan timbul karena tidak jarang terdapat perbedaan bacaan di
antara mereka,  bahkan perbedaan tersebut menimbulkan perselisihan di
kalangan umat manusia. Untuk mengatasi persoalan tersebut khalifah
Usman membentuk sebuah tim yang bertugas utnuk menyalin dan
membukukan (kodifikasi) ayat-ayar Al-Qur’an kedalam satu mushaf resmi
yang di ketuai oleh Zaid bin Tsabit. Mushaf tersebut di buat lima buah.
Empat buah dikirimkan ke wilayah Mekkah, Syiria, Kuffah, Bashrah dan
satu tinggal di Madinah. Mushaf hasil kerja dari tim kodifikasi Al-Qur’am 
pada masa Khalifah Usman yang tinggal di Madinah disebut dengan mushaf
Al-Imam atau mushaf Utsmani. Bahkan Al-Qur’an yang sampai kepada kita
sekarang adalah berpesoman pada mushaf al-Imam ini.

3. Metode Dakwah Usman bin affan


Adapun metode dakwah Ustman adalah :
a) Berdakwah dengang melaksanakan tugas kekhalifahan yang di
amanahkan secara maksimal.

Kelompok | 19
b) Meneruskan dakwah para pendahulunya yaitu Rasulullah, Abu bakar,
dan Umar.
c) Berdakwah dalam bingkai Al-Qur’an dan sunnah.
d) Megikuti tradisi baik yang sudah ada.
e) Tidak mendahulukan hukuman dalam mendidik rakyat.
f) Mengajak rakyat agar hidup zuhud.
Program kerja diatas sesuai dengan pidato beliau di hadapan pubilk
setelah beliau di bai’at menjadi  khlalifah yang ketiga.

F. Dakwah Pada Masa Ali Bin Abi Thalib


1. Pembaiatan Ali Sebagai Khalifah dan Masalah yang Muncul
Setelah Pembaiatannya Ibnu Sa'ad berkata: Ali dibaiat sebagai
khalifah sehari setelah terbunuhnya Utsman di Madinah. Semua sahabat
membaiatnya sebagai khalifah. Disebutkan bahwa Thalhah dan Zubair
membaiatnya dengan sangat terpaksa dan bukan dengan suka rela.
Kemudian keduanya keluar pergi menuju Makkah yang juga disertai
Aisyah. Mereka pergi ke Bashrah untuk menuntut mati pembunuh Utsman.
Kabar ini sampai ke telinga Ali, dia kemudian pergi menuju Irak dan
berhasil menemui Thalhah, Zubair dan Aisyah serta orang-orang yang
menyertai mereka. Peristiwa ini dalam sejarah dikenal dengan Perang Jamal.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 36 H. Pada perang itu Zubair dan Thalhah
dan beberapa orang yang lain terbunuh. Yang terbunuh pada perang itu
berjumlah sekitar tiga belas ribu orang. Ali sendiri berada di Bashrah selama
lima belas hari, kemudian kembali ke Kufah.
Setelah itu muncul pemberontakan yang dilakukan oleh Muawiyah di
Syam. Setelah berita itu sampai kepada Ali maka dia meluncur menyambut
para pemberontak dan mereka bertemu di Shiffin pada bulan Shafar tahun
37 H. Perang antara dua pasukan berlangsung selama beberapa hari.
Kemudian orang-orang yeng datang dari Syam mengangkat Al-Qur'an dan
mereka mengajak semua pihak untuk berhukum dengan apa yang ada di
dalam Al-Qur'an. Ini adalah tipu muslihat yang dilakukan oleh 'Amr bin

Kelompok | 20
Al-'Ash. Orang-orang yang sedang bertempur akhirnya segan untuk
melanjutkan perang dan mereka menyerukan untuk segera melakukan
perdamaian dan perundingan untuk menyelesaikan masalah ini.
Pada bulan Sya'ban di tahun 38 H, sesuai dengan kesepakatan- kedua
utusan bertemu di Adzruh. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Sa'ad bin
Abi'Waqqash dan Abdullah bin Umar serta yang lainnya dari kalangan
sahabat. 'Amr bin Al-'Ash meminta Abu Musa untuk melakukan pidato
pertama kali sebagai muslihat darinya. Dia berbicara dan menyatakan
memecat Ali. Lalu Amr bin Al-'Ash maju dan menetapkan Mu'awiyah
sebagai khilafah lalu membaiatnya. Kemudian yang hadir berpencar dengan
keputusan ini. Kini Ali menghadapi konflik di kalangan sahabat. Dia telah
melakukan tindakan kecerobohan dan dia telah taat kepada Mu'awiyah.
Kemudian orang-orang Khawarij mengambil tiga orang sebagai wakil
mereka, mereka ialah: Abdur Rahman bin Muljam Al-Muradi, Al-Burak bin
Abdullah at-Tamimi serta'Amr bin Bakir at-Tamimi. Mereka bertiga
berkumpul di Makkah dan sepakat untuk membunuh tiga orang: Ali bin
Thalib, Mu'awiyah bin Abu Sufyan,'Amr bin Al-'Ash. Sehingga menurut
mereka kaum muslimin akan menjadi tenteram dengan matinya ketiga orang
tersebut.
Ketiganya sepakat bahwa pembunuhan itu hendaknya dilakukan pada
tanggal sebelas atau tanggal tujuh belas Ramadhan. Ketiganya segera
bergerak ke kota-kota tempat ketiga orang itu berada. Ibnu Muljam menuju
Kufah. Dia bertemu dengan kawan-kawannya dari kalangan khawarij dan
dia meminta agar mereka tidak membocorkan rahasianya hingga tanggal
tujuh belas Ramadhan tahun 40 H. Ali bangun menjelang Subuh. Lalu dia
berkata kepada anaknya, Al-Hlasan, "Saya semalam mimpi bertemu dengan
Rasulullah saya katakan kepadanya wahai Rasulullah, saya telah
mendapatkan dari umatmu beban dan pertengkaran yang keras." Maka
Rasulullah bersabda kepada saya, "Doakan mereka", lalu saya katakan "Ya
Allah, gantikanlah untukku orang yang lebih baik bagiku dari mereka, dan
gantikanlah buat mereka orang yang lebih jelek dari aku" Saat itulah Ibnu

Kelompok | 21
Nabbah sang muadzin datang untuk mengetuk pintu Ali. Dia berkata,
"shalat! Shalat!" Ali keluar dari pintunya dan berseru, "'W'ahai manusia,
shalat! shalat!" Saat itulah Ibnu Muljam datang dan segera menebasnya
dengan sabetan pedang. Sabetan pedang orang itu mengenai kening dan
muka Ali hingga sampai ke otaknya. Lalu orang-orang mengepung
pembunuh itu dari segala arah. Ali sempat bertahan selama dua hari, Jum'at
dan Sabtu. Dia meninggal pada malam Ahad. Yang memandikan mayatnya
adalah Al-Hasan, Al-Husen dan Abdullah bin Ja'far. Al-Hasan menjadi
imam shalat jenazahnya. Dia disemayamkan di perumahan pemerintah di
Kufah pada malam hari. Beliau menjadi khalifah secara syar’i hingga wafat
dalam keadaan mati syahid pada bulan Ramadhan tahun 40 Hijriyah dalam
usia 63 tahun. Kehalifahan Ali berlangsung selama 4 tahun 9 bulan, sejak 19
Dzulhijah 12 hari.

2. Gerakan dakwah yang telah dilakukan oleh khalifah Ali


Secara garis besar dapat diperinci sebagai berikut:
a) Merombak para pejabat teras, terutama pejabat yang di dominasi oleh
keluarga Bani Umayyah.
b) Menyamakan kedudukan seseorang dimata hukum. Seperti ketika
khalifah Ali menuduh seorang Yahudi mengambil baju besi kepada
hakim. Dipihak Ali memiliki keyakinan, bahwa si Yahudi tersebut
mencuri baju besinya. Sedangkan di pihak Yahudi bersikukuh, bahwa
baju besi itu ia dapat dengan membelinya dari orang lain. Hakim pun
kemudian memutuskan bahwa yang berhak atas baju besi itu adalah si
Yahudi karena dari pihak Ali tidak dapat menghadirkan saksi bahwa
baju besi itu milik beliau. Hal inilah yang membuat si Yahudi
terkesima dan terkagum-kagum, betapa adilnya hukum Islam. Bahkan

Kelompok | 22
karena kejadian ini sampai membuat si Yahudi bersyahadat dan
menyatakan ke-Islamannya.

Kelompok | 23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam ketika islam
mulai didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk memercayai ajaran yang
dibawa oleh Muhammad SAW. dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal
keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam ia tidak segan untuk
menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam.
Umar masuk islam pada tahun ke lima setelah kenabian yaitu tahun 616
M dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi Saw. Ia berkorban untuk
melindungi Nabi dan agama islam dan ikut berperang dalam peperangan yang
besar di masa Rasul. Serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi
mengenai hal-hal yang penting Umar juga membawa peran penting dalam
dakwah islam.
Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun (24-36
H/644-656 M). dan masa kekhalifannya tersebut termasuk yang paling lama
apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya.
Setelah Pembaiatannya Ibnu Sa'ad berkata: Ali dibaiat sebagai khalifah
sehari setelah terbunuhnya Utsman di Madinah. Semua sahabat membaiatnya
sebagai khalifah. Disebutkan bahwa Thalhah dan Zubair membaiatnya
dengan sangat terpaksa dan bukan dengan suka rela. Kemudian keduanya
keluar pergi menuju Makkah yang juga disertai Aisyah. Mereka pergi ke
Bashrah untuk menuntut mati pembunuh Utsman. Kabar ini sampai ke telinga
Ali, dia kemudian pergi menuju Irak dan berhasil menemui Thalhah, Zubair
dan Aisyah serta orang-orang yang menyertai mereka. Peristiwa ini dalam
sejarah dikenal dengan Perang Jamal.
Dakwah pada masa Khulafaur Rasyidin tentu banyak mengalami
berbagai hal dan berbagai kebijakan yang diambil. Setiap pemimpin beda
kebijakan Namun tetap pada sistem yang sama dalam naungan daulah

Kelompok | 24
Khilafah Islamiyah. Mengikuti jalan dakwah nabi, hingga berbagai ujian dan
cobaan yang dihadapi para pemimpin terdahulu.
Maka dari sini dapat diambil pelajaran atas kesabaran dan keimanan
para pemimpin terdahulu, bagaimana sikapnya ketika mengambil keputusan,
bagaimana sikapnya ketika menghadapi para penentang agama Allah. Semua
masalah diambil hukumnya daripada al-quran dan as-sunnah/ hadits. Hal ini
dapat kita peraktekan dalam kehidupan sehari-hari ketika dihadapkan dengan
suatu masalah.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis siap menerima baik itu berupa kritik maupun saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Kelompok | 25
DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ali, Maulana Muhammad. 2007. Early Caliphate (Khulafaur Rasyidin ). Jakarta:
Darul Kutubi Islamiyah.
As-suyuti, Imam. 2001. Tarikh Khulafa. Rangkas Bitung: Pustaka Al-Kautsar.
Satim. 2017. Dakwah Khulafaur Rasyidin. Makalah.

Kelompok | 26

Anda mungkin juga menyukai