Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
Hatmansyah Ismail, S.Ag., M.E
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah ﷻTuhan semesta alam. Atas
izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. shalawat dan
salam kepada junjungan nabi besar Muhammad ﷺyang syafaatnya
kita nantikan dan harapkan kelak di Yaumil Qiamah. Makalah berjudul “Sejarah
Dakwah Pada Masa Khulafaur Rasyidin” merupakan bagian daripada
pembelajaran Sejarah Dakwah, yang dimana membahas tentang sejarah Dakwah
Islam dari zamannya Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq hingga sampai Khalifah
Ali Bin Abi Thalib. Sudah patut kiranya kita mengucap beribu syukur atas nikmat
iman dan islam yang Allah ﷻtakdirkan sampai kepada manusia akhir zaman
saat ini, Berkat Para Sahabat terdahulu. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih atas semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah.
Harapan penulis, semoga makalah ini untuk kedepannya dapat memberikan
kebermanfaatan bagi pembacanya. Dengan kerendahan hati, penulis memohon
maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan, dari sisi lain penulis siap
menerima kritikan atau saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah.
Wassalamualaikum wr. wb
Penulis
Kelompok | ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Khulafaur Rasyidin 3
B. Biografi Khulafaur Rasyidin 3
C. Dakwah Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq 6
D. Dakwah Pada Masa Umar bin Khattab 13
E. Dakwah Pada Masa Utsman Bin Affan 17
F. Dakwah Pada Masa Ali Bin Abi Thalib 19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 23
B. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
Kelompok | iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khulafaur Rasyidin merupakan para pemimpin ummat Islam setelah
Nabi Muhammad SAW wafat, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Umar ibn Khattab, Utsman ibn Affan Radhiallahu Ta’ala anhum, dan Ali ibn
Abi Thalib Karamallahu Wajhahu dimana sistem pemerintahan yang
diterapkan adalah pemerintahan yang Islami karena berundang-undangkan
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah
Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam tidak meninggalkan
wasiat tentang siapa yang akan menggantikan Beliau Shallallahu’Alaihi
Wasallam sebagai pemimpin politik umat Islam setelah Beliau Shallallahu
‘Alaihi Wasallam wafat.
Nabi Muhammad SAW nampaknya menyerahkan persoalan tersebut
kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya.
Karena itulah, tidak lama setelah Beliau wafat, jenazahnya belum
segera dimakamkan. Sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar malah disibukkan
berkumpul di balai kota Bani Sa'idah, Madinah. Mereka menggelar
musyawarah siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin umat Islam pengganti
Nabi Muhammad SAW.
Musyawarah itu berjalan cukup alot, karena masing-masing pihak,
baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi
pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang
tinggi, akhirnya, Abu Bakar Radhiallahu’anhu terpilih.
Tampaknya, semangat keagamaan Abu Bakar Radhiallahu’anhu
mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing
pihak menerima dan membaiatnya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar Radhiallahu
‘anhu disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul Allah) yang dalam
perkembangan selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin
Kelompok | 1
yang diangkat sesudah Nabi Muhammad SAW wafat, untuk menggantikan
Beliau dalam melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama, dan kepala
pemerintahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari khulafur rasyidin?
2. Bagaimana biografi khulafur rasyidin?
3. Bagaimana kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Usman
dan Ali?
4. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa khalifah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
2. Untuk mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
3. Untuk mengetahui perkembangan peradaban Islam.
4. Untuk mempelajari sejarah lebih dalam lagi
Kelompok | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok | 3
2. Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab lahir pada tahun 574 M. Dia adalah putra dari
Khattab bin Nufail dan Khantamah binti Hisyam. Dia berasal dari suku
Ady yaitu suku yang terpandang dikalangan orang-orang Quraisy
sebelum masuk islam. Garis keturunan Rasulullah akan bertemu dengan
keturunan Rasulullah pada keturunan Ka’ab bin Luayyi yaitu keturunan
kesembilan dari Umar. Sikap kemandirian dan keberanian Umar sudah
terbentuk sejak kecil. Pada usia yang tergolong masih anak-anak Umar
diberi tanggung jawab oleh orang tuannya memelihara domba dan unta.
Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Umar sering menjadi duta
dalam setiap peristiwa penting bersama suku-suku lain di tanah arab.
Berkat keberanian Umar sangat disegani di suku-suku arab kemudian
mereka member julukan “singa padang pasir” serta berkat kecerdikannya
dalam berdiplomasi Umar diberi julukan “Abu Fais” sebelum masuk
islam Umar sangat benci kepada islam.
Kelompok | 4
dan mati syahid. Beliau meriwayatkan hadist sebanyak 146 hadist dari
Rasulullah.
Kelompok | 5
C. Dakwah Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
1. Dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam ketika
islam mulai didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk memercayai
ajaran yang dibawa oleh Muhammad SAW. dikarenakan sejak kecil, ia
telah mengenal keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam ia tidak
segan untuk menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk
Islam. Tercatat dalam sejarah dia pernah membela Nabi tatkala Nabi
disakiti oleh suku Quraisy, menemani Rasul Hijrah, membantu kaum
yang lemah dan memerdekakannya, seperti terhadap Bilal, setia dalam
setiap peperangan dan lain-lain.
Pengorbanan Abu Bakar terhadap Islam tidak dapat diragukan. Ia
juga pernah ditunjuk oleh Rasul sebagai penggantinya untuk mengimami
shalat ketika Nabi sakit. Nabi Muhammad SAW. pun wafat tak lama
setelah kejadian tersebut. Karena tidak ada pesan mengenai siapa
penggantinya di kemudian hari, pada saat jenazah Nabi belum
dimakamkan di antara umat Islam, ada yang mengusulkan untuk cepat-
cepat memikirkan pengganti Nabi. Itulah perselisihan pertama terjadi
pasca Nabi wafat. Pada saat kaum Anshar menuntut diadakannya
pemilihan khalifah. Sikap kaum Anshar ini menunjukkan bahwa kaum
Anshar lebih memiliki rasa kepedulian dalam hal berpolitik dibandingkan
dengan kaum Muhajirin.
Dalam pertemuan tersebut sebelum kaum Muhajirin datang,
golongan Khajraz telah sepakat mencalonkan Salad bin Ubadah, sebagai
pengganti Rasul. Akan tetapi, suku Aus belum menjawab atas pandangan
tersebut sehingga terjadilah perdebatan di antara mereka dan pada
akhirnya, Sa;ad bin Ubadah yang tidak menginginkan adanya perpecahan
mengatakan bahwa ini merupakan awal dari perpecahan. Dalam keadaan
yang sudah tenang ini, abu Bakar berpidato, “Ini Umar dan Abu Ubaidah
siapa yang kamu kehendaki diantara mereka berdua, maka bai’atlah.”
Kelompok | 6
Baik Umar maupun Abu Ubaidah merasa keberatan atas ucapan Abu
Bakar dengan mempertimbangkan berbagai alasan, diantaranya adalah
ditunjuknya Abu Bakar sebagai pengganti Rasul dalam imam Shalat dan
ini membuat Abu Bakar lebih berhak menjadi pengganti Rasulullah
SAW. sebelum keduanya membai’at Abu Bakar, Basyir bin Sa’ad
mendahuluinya, kemudian diikuti Umar dan Abu Ubaidah dan diikuti
secara serentak oleh semua hadirin.
Kelompok | 7
Pada awal pemerintahannya, ia diuji dengan adanya ancaman yang
datang dari umat islam sendiri yang menentang kepemimpinannya. Di
antara perbuatan makar tersebut ialah timbulnya orang-orang yang
murtad, orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat, orang-orang
yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari beberapa
kabilah.
b. Kebijaksaan kenegaraan
Di antara kebijaksanaan Abu Bakar dalam pemerintahan atau
kenegaraan sebagai pulungan, diuraikan sebagai berikut.
1) Bidang eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah
maupun daerah. Misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk
Ali bin Abi thalib, Utsman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit sebagai
sektretaris dan Abu Ubaidah sebagai bendaharawan. Untuk
daerah-daerah kekuasaan Islam, dibentuklah provinsi-provinsi,
dan untuk setiap provinsi ditunjuk seorang amir.
2) Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk
mempertahankan eksistensi keagamaan dan pemerintahan.
Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabilitas di dalam
maupun di luar negeri. Di antara panglima yang ada ialah Khalid
bin Walid, Musanna bin Harisah, Amr bin ‘Ash, Zaid bin Sufyan,
dan lain-lain.
3) Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khaththab dan
selama masa pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu
permasalahan yang berarti untuk dipecahkan. Hal ini karena
kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan masyarakat pada waktu
itu dikenal ‘alim.
4) Sosial ekonomi
Kelompok | 8
Sebuah lembaga mirip Bait Al-Mal, di dalamnya dkelola harta
benda yang didapat dari zakat, infak, sedekah, ghanimah, dan
lain-lain. Penggunaan harta tersebut digunakan untuk gaji
pegawai negara dan untuk kesejahteraan sesuai dengan aturan
yang ada.
Kelompok | 9
b) Utsman bin Abi Al-ash, amir untuk Thaif, amir yang diangkat pada
masa Nabi.
c) Al-Muhajir bin Abi Umayah, amir untuk San’a; d) Zaid bin Labid,
amir untuk Hadramaut.
d) Ya’la bin Umayah, amir untuk Khaulan.
e) Abu Musa Al-Asy’ari, amir untuk Zubaid dan Rima.
f) Muaz bin Jabal, amir untuk Al-Janad.
g) Jarir bin Abdullah, amir untuk Najran.
h) Abdullah bin Tsur, amir untuk Jarasy.
i) Al-Ula bin Al-Hadrami, amir untuk Bahrain.
j) Irak dan Syam (Syria) dipercayakan kepada para militer sebagai
Iwulat al-amr. Para amir tersebut juga bertugas sebagai pemimpin
agama, juga (seperti imam dalam shalat), menetapkan hukum dan
melaksanakan undang-undang. Artinya seoang amir di samping
sebagai pemimpin agama, juga sebagai hakim dan pelaksana tugas
kepolisian. Namun demikian, setiap amir diberi hak untuk
mengangkat pembantu-pembantunya, seperti katib, ‘amil, dan
sebagainya.
Kelompok | 10
Peradaban Islam yang terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar
yaitu dalam bidang pranata sosial ekonomi adalah mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan sosial rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini, ia
mengelola zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari kaum muslimin,
ghanimah harta rampasan perang dan jizyah dari warga negara non-
muslim, sebagai sumber pendapatan negara ini dibagikan untuk
kesejahteraan pada tentara, gaji para pegawai negara, dan kepada rakyat
yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan Al-Quran.
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar sebagai khalifah tidak pernah
mengambil atau menggunakan uang di Baitul Mal umat Islam. Oleh
karena itu, selama ia menjadi khalifah, ia tetap berdagang untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Kelompok | 11
bagi pasukan itu. Usamah berkemah di luar Madinah, siap untuk
berangkat, tetapi pada saat yang bersamaan sakitnya Nabi berubah
memburuk. Karena itu, Usamah harus menunda keberangkatan
pasukannya. Sebagai kepala pemerintahan, Abu Bakar menunjukkan
bahwa perintah terakhir Tuannya harus dilaksanakan dan meminta
Usamah melaju terus. Namun, ini adalah hari-hari krisis di rumah.
Seluruh jazirah Arab dalam keadaan resah dan kacau. Menjelang akhir
hidup Nabi, nabi-nabi palsu seperti Musailamah, Aswad dan Tulaihah
telah muncul dari antara masing-masing Bani Hanifah, orang-orang
Yaman dan Bani Asad, dan menciptakan kerusuhan di negeri serta
menipu rakyat. Berita atas wafatnya Nabi menyebar seperti api liar, dan
beberapa kabilah di bawah pengaruh orang-orang yang berpura-pura
bangkit berontak melawan penguasa pusat di Madinah. Desas-desus liar
telah meresahkan seluruh negeri dan Madinah sendiri dalam bahaya
diserang. Suatu ekspedisi ke perbatasan Syria jauh dari fikiran dalam
keadaan semacam itu. Para sahabat mendekati Khalifah untuk menarik
perintahnya. Meninggalkan Madinah dari penjagaan pasukan, kilahnya,
bisa menggoda pemberontak untuk menjatuhkan ibukota sendiri dan
mengakhiri kekhalifahan. “Siapakah aku ini yang berani menahan
pasukan yang telah diperintahkan Nabiyullah sendiri untuk maju!” –
adalah jawaban teguh dari Khalifah. “Datanglah apa yang akan terjadi”,
katanya, “Madinah boleh tegak atau runtuh, Khalifah boleh hidup atau
mati, tetapi kata-kata Nabi harus dipenuhi”. Perwakilan juga diatur
melalui ‘Umra bahwa Usamah itu hanya seorang anak muda dan
komando untuk ekspedisi yang demikian besar harus dipercayakan
kepada seseorang yang lebih matang pengalamannya. “Bagaimana saya
bisa menyisihkan seseorang yang telah ditetapkan oleh Nabi sendiri
untuk memegang komando?” adalah jawaban tegas dari Khalifah.
Akhirnya pasukan diberangkatkan, Abu Bakar mengantarkan sambil
berjalan kaki untuk mengeluelukannya. Usamah, yang di punggung
kudanya, meminta dengan sangat kepada Khalifah agar menaiki kudanya
Kelompok | 12
atau dia yang turun berjalan kaki bersamanya. Tetapi tak ada hasilnya.
Demikianlah dia mengucapkan selamat jalan kepada pasukan yang terdiri
dari antara lain beberapa sahabat yang paling terkemuka. Dia tidak dapat
mencegah ‘Umar, tetapi karena ‘Umar adalah prajurit di bawah pasukan
Usamah yang diperintah Rasulullah, maka Khalifah meminta kepada
Usamah agar dia tidak ikut.
b) Pengakuan kenabian palsu
Ekspedisi ke Syria meninggalkan Madinah praktis tanpa
pertahanan. Jazirah itu dalam keadaan kacau. Sebab utama, seperti telah
dinyatakan, adalah nabi-nabi palsu yang muncul di berbagai tempat.
Sebelum kedatangan Nabi, tanah Arab tidak pernah menyaksikan klaim
semacam itu, tetapi sukses misi Nabi menyalakan ambisi banyak orang,
dan beberapa orang munafik bangkit di pelbagai bagian negeri mengaku
pembawa misi Ilahi. Sebanyak empat dari orang-orang yang berpura-pura
ini membangkitkan ukuran mereka sendiri, dan masing-masing
mengumpulkan pasukan besar dari setiap kabilahnya sendiri-sendiri.
Namun, dalam jangka pendek, satu persatu dari mereka menemui
kegagalan yang menyedihkan, meskipun Islam sendiri pada saat itu
dalam keadaan tak berdaya.
Kelompok | 13
dan agama islam dan ikut berperang dalam peperangan yang besar di masa
Rasul. Serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi mengenai hal-hal
yang penting Umar juga membawa peran penting dalam dakwah islam.
Umar adalah sahabat nabi yang paling berani bahkan hampir tidak ada
yang menandinginya, Umar juga menjadi tauladan dalam memimpin
karena dia selalu mengutamkan musyawaroh untuk mufakat dan
mengambil keputusan, beliau berani dan rela berkorban dalam membela
kebenaran, selalu bersikap adil serta berjiwa besar dan menghormati orang
lain dan juga bersifat sederhana.
Kelompok | 14
b) Memerintahkan atau menyeruh untuk melaksanakan sholat dengan
adzan sesuai dengan mimpi Umar.
c) Tegas terhadap orang-orang murtad.
d) Menyarankan mengumpulkan Al-Quran (pasca Nabi Muhammad
Saw).
e) Pengosongan Nasrani Najran ( pasca Abu Bakar wafat).
f) Perluasan ke persai dan Romawi (masa Umar bin Khotob).
g) Perang ajnadin – dipimpin oleh Kholid.
h) Perang Damaskus atau Syam.
i) Perang zamruk.
j) Ijtihad hukum
Kelompok | 15
kepemimpinan Umar wilayah kekuasaan islam sudah meliputi jazirah
Arabia, palestina, syiria sebagian besar wilayah Persia, mesir, romawi,
dan Yerussalem.
b) Kesejahteraan Masyarakat Untuk mensejahterakan rakyatnya
diseluruh plosok negri khalifah Umar memberikan kebijakan di
bidang ekonomi antara lain mendirikan Baitul Mal, dipertemen pajak,
keuangan dll.
c) Bidang Pemerintahan Beberapa kebijakan Umar bin khottob dalam
bidang pemerintah antara lain mendirikan depertemen pendidikan,
membuat peraturan gaji terhadap pegawai-pegawai pemerintah,
membangun baitul mal, mencetak mata uang, membentuk kesatuan
tentara untuk melindugi daerah tapal batas, mengangkat para hakim
dan menyelenggarakan hisbah dll. Khalifah Umar juga meletakan
perinsipperinsip demokratis dalam pemerintahannya, kekuasaan Umar
menjamin hak yang sama bagi setiap warga Negara kekhalifahan
Umar tidak memberikan hak istimewah tertentu, tiada istina atau
pakaian kebesaran. Khalifah Umar juga tidak hanya terkenal pandai
mencipatakn peraturanperaturan baru tetapi juga memperbaiki dan
mengkaji ulang terhadap kebijakan yang telah ada.
d) Kota Mekah dan Madinah tidak boleh dihuni tetap bagi Orang-orang
non islam Ini termasuk hasil atau kebijakan politik pada masa Umar
bin Khattab.
e) Memberdayakan ulama, gubernur, dan para pegawai buat kepentingan
dakwah Selama memimpin pemerintahan umar selalu berusaha untuk
menjadikan dakwah sebagai tujuab utama negara. Segal kebijakan
yang diturunkan mesti sesuai dan mendukung kemajuan dakwah
islam. diantara kebijakan Umar adalah:
1) Umar sering memanggil para ulama sahabat untuk membicarakan
tentang kebijakan yang akan diambil berkenaan dengan munculnya
permasalahan permasalahan baru setelah meluasnya daerah yang
dikuasai islam. Diantara hal yang diperintahkan adalah cara
Kelompok | 16
pemanfaatan tanah dari negeri yang dikuasai, cara penggunaan
harta negara yang melahirkan lembaga khusus yang menangani
keuangan tersebut.
2) Memberikan pengarahan kepada para pegawai tentang nilai nilai
islam secara terus menerus. Hal ini dilakukan agar para pegawainya
tidak menjadikan wilayah kekuasaannya sebagai sapi perah tetapi
menjadikannya sebagai sarana untuk membina masyarakata agar
berdaya di duinia dan sukses diakhirat. Umar pernah mengirim
muhammad bin maslamah al anshsari untuk membakar pintu
gerbang gubernur khufah saat sa’ad bin abi waqas karena umar
menganggap hal itu akan menjadi sekat antara pemimpin dengan
rakyatnya. Umar juga menghukum para pegawainya yang pernah
berlaku dzalim kepada rakyatnya.
E. Dakwah Pada Masa Utsman Bin Affan
1. Pengangkatan Utsman bin Affan
Sebelum meninggal, Umar telah membentuk 3 calon pengantinya
yaitu Utsman, Ali dan Saad bin Abi Waqqash dalam pertemuan dengan
pertemuan secara pergantian Umar berpesan agar penggantinya tidak
mengangkat kerabat sebagai pejabat. Disamping itu, Umar telah membentuk
dewan Formatur yang bertugas memilih penggantinya kelak yang berjumlah
6 orang yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Abi
Waqqash, Abdul Rahman bin Auf, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin
Ubaidillah.
Melalui proses yang panjang maka terpilihlah Utsman sebagai
khalifah. Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun (24-
36 H/644-656 M). dan masa kekhalifannya tersebut termasuk yang paling
lama apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya. Pada masa
kekhalifannya langkah yang diambil Utsman adalah :
a) Perluasan wilayah
Pada masa khalifah Usman, pertama kali dibentuk angkatan laut untuk
menyerang daerah kepulauan yang terletak di laut tengah. Pada masa
Kelompok | 17
Usman, dibangun kapal-kapal perang sehingga dapat menaklukam
beberapa pulau. Perluasan wilayah Islam telah mencapai Asia dan
Afrika, seperti daerah herat, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga
Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia
dan berhasil menumpaskan pemberontakan yang dilakukan orang
Persia.
b) Sosial budaya
Membangun bendungan besar untuk mencegah banjirdan mengatur
pembagian air ke kota. Membangun jalan, jembatan, Masjid, rumah
penginapan para tamu dalam berbagai bentuk, serta memperluas Masjid
Nabi di Madinah.
c) Mengganti para gubernur yang banyak terdiri dari kalangan bani
umayyah (keluarganya). Pada masa jabatan Umar, dalam 6 tahun
pertama berjalan dengan baik. Namun, pada pertengan kedua
pemerintahan Usman retak dan ditimpa perpecahan ini disebabkan
karena kebijaksanaan Usman dalam mengganti para gubernur yang
diangkat oleh Umar. Penggantinya lebih banyak dari kalangan
keluargabani Umayah (nepotisme).
Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa kebijakan Usman dalam
mengangkat para pejabat adalah secara nepotisme. Diantaranya :
1) Khalifah Usman menggantikan Sa’ad bin Abi Waqash dari jabatannya
sebagai gubernur Kufah dan menggantikannya dengan Walid bin Uqbah
yaitu saudae se-ibu khalifah Usman.
2) Khalifah Usman mengganti Abu Musa Al’Asy’ari dari jabatanya
sebagai gubernur Basrah dan menggantikannya dengan Abdullah bin
Amir yaitu anak pamannya Usman.
3) Khalifah Usman mengganti Amru bin ‘Ash dari jabatannya sebagai
gubernurMesir dan mengantinya dengan Abdullah bin Sa’ad bin Abi
sarah yaitu saudara sepersusuannya.
Kelompok | 18
4) Khalifah Usman mengangkat Marwan bin Hakam sebagai sekretaris
Khalifah, ia adalah seorang tokoh bani Umayah yang sangat fanatic
terhadap keturunannya.
5) Khalifah Usman, sering membelanjakan uang khas baitul al- Mal
secara boros tanpa perhitungan untuk kepentingan orang-orang dari
golongan bani Umayah.
Kelompok | 19
b) Meneruskan dakwah para pendahulunya yaitu Rasulullah, Abu bakar,
dan Umar.
c) Berdakwah dalam bingkai Al-Qur’an dan sunnah.
d) Megikuti tradisi baik yang sudah ada.
e) Tidak mendahulukan hukuman dalam mendidik rakyat.
f) Mengajak rakyat agar hidup zuhud.
Program kerja diatas sesuai dengan pidato beliau di hadapan pubilk
setelah beliau di bai’at menjadi khlalifah yang ketiga.
Kelompok | 20
Al-'Ash. Orang-orang yang sedang bertempur akhirnya segan untuk
melanjutkan perang dan mereka menyerukan untuk segera melakukan
perdamaian dan perundingan untuk menyelesaikan masalah ini.
Pada bulan Sya'ban di tahun 38 H, sesuai dengan kesepakatan- kedua
utusan bertemu di Adzruh. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Sa'ad bin
Abi'Waqqash dan Abdullah bin Umar serta yang lainnya dari kalangan
sahabat. 'Amr bin Al-'Ash meminta Abu Musa untuk melakukan pidato
pertama kali sebagai muslihat darinya. Dia berbicara dan menyatakan
memecat Ali. Lalu Amr bin Al-'Ash maju dan menetapkan Mu'awiyah
sebagai khilafah lalu membaiatnya. Kemudian yang hadir berpencar dengan
keputusan ini. Kini Ali menghadapi konflik di kalangan sahabat. Dia telah
melakukan tindakan kecerobohan dan dia telah taat kepada Mu'awiyah.
Kemudian orang-orang Khawarij mengambil tiga orang sebagai wakil
mereka, mereka ialah: Abdur Rahman bin Muljam Al-Muradi, Al-Burak bin
Abdullah at-Tamimi serta'Amr bin Bakir at-Tamimi. Mereka bertiga
berkumpul di Makkah dan sepakat untuk membunuh tiga orang: Ali bin
Thalib, Mu'awiyah bin Abu Sufyan,'Amr bin Al-'Ash. Sehingga menurut
mereka kaum muslimin akan menjadi tenteram dengan matinya ketiga orang
tersebut.
Ketiganya sepakat bahwa pembunuhan itu hendaknya dilakukan pada
tanggal sebelas atau tanggal tujuh belas Ramadhan. Ketiganya segera
bergerak ke kota-kota tempat ketiga orang itu berada. Ibnu Muljam menuju
Kufah. Dia bertemu dengan kawan-kawannya dari kalangan khawarij dan
dia meminta agar mereka tidak membocorkan rahasianya hingga tanggal
tujuh belas Ramadhan tahun 40 H. Ali bangun menjelang Subuh. Lalu dia
berkata kepada anaknya, Al-Hlasan, "Saya semalam mimpi bertemu dengan
Rasulullah saya katakan kepadanya wahai Rasulullah, saya telah
mendapatkan dari umatmu beban dan pertengkaran yang keras." Maka
Rasulullah bersabda kepada saya, "Doakan mereka", lalu saya katakan "Ya
Allah, gantikanlah untukku orang yang lebih baik bagiku dari mereka, dan
gantikanlah buat mereka orang yang lebih jelek dari aku" Saat itulah Ibnu
Kelompok | 21
Nabbah sang muadzin datang untuk mengetuk pintu Ali. Dia berkata,
"shalat! Shalat!" Ali keluar dari pintunya dan berseru, "'W'ahai manusia,
shalat! shalat!" Saat itulah Ibnu Muljam datang dan segera menebasnya
dengan sabetan pedang. Sabetan pedang orang itu mengenai kening dan
muka Ali hingga sampai ke otaknya. Lalu orang-orang mengepung
pembunuh itu dari segala arah. Ali sempat bertahan selama dua hari, Jum'at
dan Sabtu. Dia meninggal pada malam Ahad. Yang memandikan mayatnya
adalah Al-Hasan, Al-Husen dan Abdullah bin Ja'far. Al-Hasan menjadi
imam shalat jenazahnya. Dia disemayamkan di perumahan pemerintah di
Kufah pada malam hari. Beliau menjadi khalifah secara syar’i hingga wafat
dalam keadaan mati syahid pada bulan Ramadhan tahun 40 Hijriyah dalam
usia 63 tahun. Kehalifahan Ali berlangsung selama 4 tahun 9 bulan, sejak 19
Dzulhijah 12 hari.
Kelompok | 22
karena kejadian ini sampai membuat si Yahudi bersyahadat dan
menyatakan ke-Islamannya.
Kelompok | 23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam ketika islam
mulai didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk memercayai ajaran yang
dibawa oleh Muhammad SAW. dikarenakan sejak kecil, ia telah mengenal
keagungan Muhammad. Setelah masuk Islam ia tidak segan untuk
menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk Islam.
Umar masuk islam pada tahun ke lima setelah kenabian yaitu tahun 616
M dan menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi Saw. Ia berkorban untuk
melindungi Nabi dan agama islam dan ikut berperang dalam peperangan yang
besar di masa Rasul. Serta dijadikan sebagai tempat rujukan oleh nabi
mengenai hal-hal yang penting Umar juga membawa peran penting dalam
dakwah islam.
Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun (24-36
H/644-656 M). dan masa kekhalifannya tersebut termasuk yang paling lama
apabila dibandingkan dengan khalifah lainnya.
Setelah Pembaiatannya Ibnu Sa'ad berkata: Ali dibaiat sebagai khalifah
sehari setelah terbunuhnya Utsman di Madinah. Semua sahabat membaiatnya
sebagai khalifah. Disebutkan bahwa Thalhah dan Zubair membaiatnya
dengan sangat terpaksa dan bukan dengan suka rela. Kemudian keduanya
keluar pergi menuju Makkah yang juga disertai Aisyah. Mereka pergi ke
Bashrah untuk menuntut mati pembunuh Utsman. Kabar ini sampai ke telinga
Ali, dia kemudian pergi menuju Irak dan berhasil menemui Thalhah, Zubair
dan Aisyah serta orang-orang yang menyertai mereka. Peristiwa ini dalam
sejarah dikenal dengan Perang Jamal.
Dakwah pada masa Khulafaur Rasyidin tentu banyak mengalami
berbagai hal dan berbagai kebijakan yang diambil. Setiap pemimpin beda
kebijakan Namun tetap pada sistem yang sama dalam naungan daulah
Kelompok | 24
Khilafah Islamiyah. Mengikuti jalan dakwah nabi, hingga berbagai ujian dan
cobaan yang dihadapi para pemimpin terdahulu.
Maka dari sini dapat diambil pelajaran atas kesabaran dan keimanan
para pemimpin terdahulu, bagaimana sikapnya ketika mengambil keputusan,
bagaimana sikapnya ketika menghadapi para penentang agama Allah. Semua
masalah diambil hukumnya daripada al-quran dan as-sunnah/ hadits. Hal ini
dapat kita peraktekan dalam kehidupan sehari-hari ketika dihadapkan dengan
suatu masalah.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis siap menerima baik itu berupa kritik maupun saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Kelompok | 25
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ali, Maulana Muhammad. 2007. Early Caliphate (Khulafaur Rasyidin ). Jakarta:
Darul Kutubi Islamiyah.
As-suyuti, Imam. 2001. Tarikh Khulafa. Rangkas Bitung: Pustaka Al-Kautsar.
Satim. 2017. Dakwah Khulafaur Rasyidin. Makalah.
Kelompok | 26