Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SISTEM INFORMASI SPASIAL UNTUK PENGELOLAAN SDA

PETA SEBARAN BANTUAN TRAKTOR RODA 2 KEMENTERIAN PERTANIAN


TAHUN 2015

Oleh

Agus Hermansyah
No. BP. 1921122003

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019

1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berkurangnya luas lahan pertanian disebabkan oleh meningkatnya alih fungsi lahan
produktif pertanian ke non pertanian seperti untuk industri, perumahan dan lainnya. Disisi
lain, rendahnya pencapaian produktifitas pertanian salah satunya disebabkan pemanfaatan
teknologi pertanian yang masih belum optimal, serta turunnya minat generasi muda untuk
bekerja di sektor pertanian. Beralihnya minat generasi muda di pedesaan untuk bekerja di
pabrik-pabrik karena sektor industri dinilai memiliki gengsi tersendiri dibanding bekerja di
sawah yang dikonotasikan kotor dan kurang menjanjikan penghasilanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi
pertanian dan mengatasi persoalan tenaga kerja terutama di pedesaan adalah dengan
kebijakan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian dalam arti luas dapat diartikan suatu
upaya yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan
produktifitas lahan serta mengurangi biaya produksi.
Pada tahun 2015, jumlah bantuan alat dan mesin pertanian dari pemerintah, khususnya
traktor roda 2 mengalamai kenaikan jumlah yang sangat signifikan dibandingkan dengan
jumlah pada tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah bantuan alat dan mesin pertanian
diharapkan pemerintah dapat memacu peningkatan produksi padi nasional. Berdasarkan
data dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
jumlah bantuan traktor roda 2 mencapai angka 16.724 unit.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang merupakan sentra tanaman padi di
wilayah Indonesia, berdasarkan data BPS pada tahun 2015 luas lahan sawah di Sumatera
Barat mencapai 185.380 ha. Berdasarkan data dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, bantuan traktor roda 2 yang dialokasikan untuk
Provinsi Sumatera Barat juga cukup banyak yaitu mencapai 349 unit.
Kementerian Pertanian, melalui Ditjen Prasaran dan Sarana Pertanian telah melakukan
pendataan terhadap bantuan traktor roda 2 yang sudah disalurkan, namun data tersebut
belum tersaji dengan baik, data yang ada hanya merupakn data tabular. Dewasa ini, dengan
berkembangnya teknologi informasi, data tersebut dapat disajikan lebih komprehensif
dengan menambahkan data-data spasial sehingga tidak hanya dapat menyajikan data yang
lebih baik, disamping itu dapat membantu Kementerian Pertanian dalam mengambil
kebijakan terkai alat dan mesin pertanian untuk masing-masing Provinsi/Kabupaten/Kota.

2
Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat memberikan gambaran yang komprehensif terhadap
suatu masalah terkait spasial, semua entitas spasial yang dilibatkan dapat divisualkan untuk
memberikan informasi baik yang tersirat maupun tersurat. Oleh karena itu, perlu dibuat
peta sebaran bantuan traktor roda 2 tahun 2015 di Provinsi Sumatera Barat.

2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membuat peta sebaran bantuan traktor
roda 2 tahun 2015 per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat dan melihat pengaruh
peningkatan produksi padi Sumatera Barat dari tahun 2014 ke tahun 2015 Disamping itu,
dengan mengetahui sebaran bantuan traktor roda 2 di Indonesia dapat diketahui tingkat
kejenuhan traktor roda 2 di masing-masing Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

3. Ruang Lingkup Materi


Adapun ruang lingkup materi dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengumpulan data-data sebagai berikut :
1) Alokasi bantuan traktor roda 2 ke Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 dari
Kementerian Pertanian RI, data luas baku lahan sawah di Sumatera Barat
2) Data luas baku lahan sawah Provinsi Sumatera Barat tahun 2015
3) Data produktifitas padi tahun 2015 Provinsi Sumatera Barat
b. Melakukan pengolahan data
c. Membuat peta sebaran bantuan traktor roda 2

3
LANDASAN TEORI

1. Sistem Informasi Geografis (SIG)


Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis (SIG) merupakan gabungan 3 unsur
pokok: sistem, informasi, dan geografis. Pengertian terhadap ketiga unsur pokok ini
sangat membantu dalam memahami SIG. Istilah informasi geografis mengandung
pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi,
pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di bumi, atau informasi
mengenai keterangan objek yang terdapat di permukaan bumi (Prahasta, 2014).
Menurut Prahasta (2014), ada beberapa alasan penggunaan SIG yaitu antara lain
1) SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang bersifat interaktif, menarik dan
menantang didalam usaha untuk meningkatkan pemahaman, pembelajaran dan
pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang, kependudukan dan unsur
geografis yang terdapat diatas permukaan bumi.
2) SIG dapat memberikan gambaran yang komprehensif terhadap suatu masalah terkait
spasial.
3) SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi hingga
sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non spasial; memiliki
kemampuan analisis spasial dan non spasial (sinergis),
4) SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan
bumi ke dalam bentuk beberapa layer, tematik, atau coverage data spasial.
5) SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk selalu
melakukan interpretasi secara manual.
6) Perangkat lunak SIG, pada saat ini, sudah menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi
dengan aplikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya hingga dapat bertukar data secara
dinamis.
Salah satu perngakat lunak yang banyak digunakan dalam SIG adalah ArcGis, perangkat
lunak ini dikembangkan khusus untuk dapat melakukan analisis keruangan dengan
menggunakan data vector, sehingga lebih mudah digunakan apabila dibandingkan
dengan perangkat lunak lainnya yang menggunakan data raster. Disamping itu,
kompatibilitas ArcGis juga sangat baik, dimana perangkat lunak ini sudah terintegrasi
dengan perangkat lunak pengolah data seperti Excel dan dBase.
ArcGis sendiri terdiri atas 5 aplikasi dasar yaitu:

4
1) Arcmap, yaitu aplikasi utama yang digunakan dalam ArcGis untuk mengolah
(membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing,
dan publishing) peta.
2) ArcCatalog, yaitu aplikasi yang berfungsi untuk mengatur berbagai macam data
spasial yang digunakan dalam pekerjaan SIG. Fungsi ini meliputi tool untuk
menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution), dan
menyimpan (documentation), data-data SIG.
3) ArcToolbox, yaitu terdiri dari kumpulan aplikasi yang berfungsi sebagai tools atau
perangkat dalam melakukan berbagai macam analisis keruangan.
4) ArcGlobe, yaitu aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan peta-peta secara 3D ke
dalam bola dunia dan dapat dihubungkan langsung dengan internet.
5) ArcScene, yaitu aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan menampilkan peta-
peta ke dalam bentuk 3D.

2. Traktor Roda 2
Traktor roda 2 adalah salah satu alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
pengolahan tanah. Penggunaan traktor roda 2 untuk melakukan pekerjaan pengolahan
tanah sangat membantu petani dalam usaha tani, terutama mempercepat masa
pengolahan tanah, sehingga waktu penanaman dapat dipercepat. Hal ini juga dapat
meningkatkan Indeks Penanaman (IP) suatu lahan sawah.
Menurut Hardjosoediro (1983) dalam BS, Noeriwan, dan Suheiti, Kiki (2016) ,
pemakaian traktor dengan daya 8 HP mempunyai kapasitas kerja 10 jam per
hektar. Penggunaan traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah, dapat
mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk pengolahan tanah, kapasitas
kerja menjadi lebih tinggi, pendapatan petani bertambah
sehingga dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi secara sempurna. Hal
ini sejalan dengan laporan Nkakini et al (2006) dalam BS, Noeriwan, dan Suheiti, Kiki
(2016) yang menyatakan bahwa metode mekanisasi membutuhkan energi yang lebih
sedikit dibanding metode manual. Demikian pula hasil penelitian Chen et al (2008)
dalam BS, Noeriwan, dan Suheiti, Kiki (2016) yang menyatakan bahwa pemanfaatan
mekanisasi telah berhasil meningkatkan produktifitas pertanian di China selama tahun
1990 hingga 2003.
Perbandingan kapasitas kerja pengolahan tanah dengan menggunakan hewan dengan
mesin dapat dilihat sebagai berikut :

5
Tabel 1. Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah

Sumber : Zulfikar (2016)

6
METODOLOGI

1. Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan metode pengumpulan data sekunder yaitu berupa :
1. Data Jumlah Bantuan traktor roda 2 tahun 2015
2. Data luas lahan sawah di Provinsi Sumatera Barat tahun 2015
3. Data produksi padi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014 dan tahun 2015
2. Pengolahan Data
Data jumlah bantuan traktor roda 2 diolah dan disajikan kedalam bentuk peta dijital dengan
menggunakan perangkat lunak ArcGis. Kemudian kebutuhan jumlah traktor roda 2 dihitung
dengan menggunakan data luas lahan sawah dan data kapasitas kerja pengolahan tanah
(tabel 1). Kebutuhan alat pengolahan tanah dihitung dengan menggunakan rumus :
Ktr2 = Ls / Kp x Jk
Dimana :
Ktr2 : Jumlah kebutuhan traktor roda 2 (unit)
LS : Luas Sawah (ha)
Kp : Kapasitas kerja traktor roda 2 (ha/jam)
Jk : Jam Kerja dalam 1 tahun (jam), diasumsikan 480 jam (8 jam x 60 hari setahun)

Menurut Zulfikar (2016) Kapasitas kerja traktor roda 2 dihitung dengan rumus berikut :

Kp = HPtr x Ctr
Dimana :
Kp : Kapasitas kerja traktor roda 2 (ha/jam)
HPtr : Daya mesin traktor roda 2 (HP) (daya traktor roda 2 bantuan pemerintah adalah
8,5 HP)
Ctr : Kapasitas kerja mesin pengolah tanah (ha/jam/HP), berdasarkan table 1, angka
yang digunakan adalah 0,0040 ha/jam/HP (traktor menggunakan bajak singkal
dan melakukan 2x bajak)
Untuk mengatahui dampak bantuan traktor roda 2, maka perlu dibandingkan data porduksi
padi tahun 2014 dan tahun 2015. Dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Ppr = (Pr2015 – Pr2014) / Pr2014 X 100%
Dimana :

7
Ppr : Peningkatan produksi (%)
Pr2014 : Produksi 2014 (ton)
Pr2015 : Produksi 2015 (ton)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Luas Lahan Sawah dan Sebaran Bantuan Traktor Roda 2


Berdasarkan data BPS tahun 2015, luas lahan sawah Provinsi Sumatera Barat adalah
sebanyak 223.357 Ha, dengan rincian per Kabupaten/Kota adalah Sebagai berikut :

Tabel 2. Luas Lahan Sawah per Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat

No Kabupaten/Kota Luas Lahan (Ha)


1 Agam 26,361
2 Dharmasraya 6,171
3 Kepulauan Mentawai 951
4 Padang 6,466
5 Padang Panjang 630
6 Pariaman 2,521
7 Payakumbuh 2,725
8 Sawah Lunto 1,680
9 Kota Solok 876
10 Lima Puluh Koto 23,388
11 Padang Pariaman 22,709
12 Pasaman 21,522
13 Pasaman Barat 12,811
14 Pesisir Selatan 30,681
15 Sawahlunto 10,380
16 Solok 23,178
17 Solok Selatan 9,973
18 Tanah Datar 19,945
19 Bukittinggi 389
Sumber : BPS (2015b)

Pada tahun 2015, Provinsi Sumatera Barat memperoleh bantuan traktor roda 2 dari
Kementerian Pertanian sebanyak 349 unit, dengan rincian per Kabupaten/Kota sebagai
berikut :

8
Tabel 3. Jumlah Bantuan Traktor Roda 2 Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015.

Traktor Roda 2
No Kabupaten / Kota
(unit)
1 Agam 26
2 Dharmasraya 31
3 Kepulauan Mentawai 3
4 Padang 22
5 Padang Panjang 4
6 Pariaman 22
7 Payakumbuh 9
8 Sawah Lunto 6
9 Kota Solok 3
10 Lima Puluh Kota 9
11 Padang Pariaman 29
12 Pasaman 11
13 Pasaman Barat 7
14 Pesisir Selatan 42
15 Sijunjung 40
16 Solok 39
17 Solok Selatan 28
18 Tanah Datar 18

Sumber : Ditjen PSP (2015)

Kabupaten Pesisir Selatan mendapatkan alokasi bantuan traktor roda 2 paling banyak,
hal ini dapat dikomparasikan dengan luas lahan sawah yang ada pada pesisir selatan
merupakan terluas dibandingkan dengan luas lahan sawah pada Kabupaten/Kota
lainnya. Sedangkan untuk Kabupaten yang mendapatkan alokasi paling sedikit adalah
Kabupaten Keplulauan Mentawai yaitu sebanyak 3 unit. Walalupun luas wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup Luas, namun luas lahan sawah yang ada di
Kabupaten tersebut hanya mencapai 951 Ha. Kota Padang menjadi wilayah Kota yang
mendapat alokasi bantuan traktor roda 2 yang paling banyak, karena luas lahan sawah di
Kota tersebut terbilang cukup luas yaitu mencapai 6.466 Ha, terluas apabila
dibandingkan dengan kota lainnya di Sumatera Barat.

Dengan menggabungkan informasi luas lahan sawah dan jumlah bantuan traktor roda 2
per Kabupaten/Kota di provinsi Sumatera Barat, maka dapat disajikan peta sebaran
bantuan traktor roda 2 dan luas lahan sawah pada tahun 2015 sebagai berikut :

9
Gambar 1. Peta Luas Lahan Sawah dan Sebaran Bantuan Traktor Roda 2 Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2015

2. Peningkatan Produksi Padi


Pemberian bantuan traktor roda 2 oleh Pemerintah kepada masyarakat petani merupakan
suatu usaha dalam peningkatan produksi padi nasional. Dengan bertambahnya alat pengolah
tanah, diharapkan waktu pengerjaan pengolahan tanah menjadi sedikit sehingga dapat
mempercepat waktu tanam dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).

10
Berdasarkan Data BPS (2015a), produksi padi di Provinsi Sumatera Barat mencapai 2.550.609,
hasil ini mengalami peningkatan sebesar 1,25% dari produksi tahun 2014 yang mencapai
2.519.020 ton (BPS tahun 2014). Peningkatan tersebut tidak terlalu signifikan, hal ini
menunjukkan bahwa bantuan traktor roda 2 yang sudah diberikan belum berjalan secara
optimal. Secara jelas, perbandingan antara peningkatan produksi padi dari tahun 2014 – 2015
dengan distribusi bantuan traktor roda 2 dapat dilihat pada peta di bawah.

Gambar 1. Peta Luas Lahan Sawah dan Sebaran Bantuan Traktor Roda 2 Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2015

11
Dari peta diatas dapat dilihat bahwa tidak hanya peningkatan, namun juga terjadi penurunan
produksi padi di beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, diantaranya Kabupaten
Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kota Padang dan Kota Solok. Peningkatan yang cukup signifikan
terjadi pada Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Padang Panjang dan Kota Sawahlunto.

3. Kebutuhan Traktor Roda 2 di Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan Luas Lahan Sawah
Kebutuhan traktor roda 2 dihitung dengan menggunakan basis data lahan sawah tahun 2015 dari
BPS. Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah kebutuhan traktor roda 2 di Provinsi Sumatera Barat
dapat dilihat pada table di bawah :

NO KABUPATEN/KOTA LUAS LAHAN (HA) KEBUTUHAN TRAKTOR RODA 2 (UNIT)

1 Agam 26,361 1,615


2 Dharmasraya 6,171 378
3 Kepulauan Mentawai 951 58
4 Padang 6,466 396
5 Padang Panjang 630 39
6 Pariaman 2,521 154
7 Payakumbuh 2,725 167
8 Sawah Lunto 1,680 103
9 Kota Solok 876 54
10 Lima Puluh Koto 23,388 1,433
11 Padang Pariaman 22,709 1,391
12 Pasaman 21,522 1,319
13 Pasaman Barat 12,811 785
14 Pesisir Selatan 30,681 1,880
15 Sijunjung 10,380 636
16 Solok 23,178 1,420
17 Solok Selatan 9,973 611
18 Tanah Datar 19,945 1,222
Tabel 4. Jumlah kebutuhan traktor roda 2 di Provinsi Sumatera Barat

12
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
- Sebaran bantuan traktor roda 2 yang sudah disalurkan oleh Pemerintah cukup merata
dan disesuaikan dengan luas lahan sawah yang tersedia di masing-masing
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera barat.
- Luas lahan sawah di Provinsi Sumatera Barat masih bisa ditingkatkan di beberapa
Kabupaten/Kota seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Sijunjung,
Kabupaten Solok Selatan dan kabupaten Pasamana Barat, karena masih memeiliki
potensi untuk membuka lahan sawah baru.
- Bantuan traktor roda 2 yang disalurkan oleh Pemerintah mampu meningkatkan produksi
padi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,25% atau sebesar 31.589 ton. Namun, di
beberapa Kabupaten/Kota terdapat penurunan produksi padi dari tahun 2014 ke tahun
2015, hal ini kemungkinan disebabkan oleh tidak optimalnya penggunakan traktor roda 2.
- Jumlah traktor roda 2 yang dibutuhkan di Provinsi Sumatera Barat untuk pengolahan
tanah sawah adalah sebanyak 13.686 unit.
2. Saran
- Perlu dibuatkan peta tingkat kejenuhan traktor roda 2 dan alat mesin pertanian lainnya
berdasarkan luas lahan sawah yang tersedia, sehingga dapat membantu pemerintah
dalam merancang alokasi bantuan alat dan mesin pertanian kepada masyarakat tani.
- Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kontribusi traktor roda 2 terhadap
peningkatan produksi padi.
- Perlu dilakukan monitoring oleh Pemerintah terhadap bantuan yang sudah disalurkan
sehingga bantuan tersebut dapat dioptimalkan oleh masyarakat tani guna meningkatkan
produksi padi.

13
DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2015a. Produksi Tanaman Padi Palawija Provinsi Sumatera Barat 2015. Padang: Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Barat
___. 2015b. Luas Lahan Menurut Penggunaan Provinsi Sumatera Barat 2015. Padang: Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Barat
BS, Noeriwan, dan Suheti, Kiki. (2016). Peran Traktor Roda Dua Dalam Gerakan Percepatan Tanam
Padi Di Jawa Timur: Sebuah Review. Prosiding Seminar Nasional Membangun
Pertanian Modern dan Inovatif Berkelanjutan dalam Rangka Mendukung MEA.
Jakarta
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. 2015. Pedoman Teknis Bantuan Alat Mesin Pertanian.
Jakarta

Prahasta, Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi &
Geomatika). Rev ed. Bandung: Informatika

Zulfikar. 2016. Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah. Bahan Ajar. Kendari: Program S1 Teknik Pertanian.

14

Anda mungkin juga menyukai