NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
APRILLIA BOKU
17102012371
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
APRILLIA BOKU
1710201231
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
APRILLIA BOKU
1710201231
Pada Tanggal:
30 Januari 2019
Pembimbing,
ABSTRAK
Latar Belakang: Indonesia adalah negara dengan prevalensi Diabetes Mellitus Tipe
II ke tujuh di dunia. Dinkes DIY tahun 2014 menunjukkan bahwa penyakit DM tipe
II merupakan penyakit terbanyak nomor 4 di DIY dengan prevalensi kasus sebesar
9.497 kasus dan menjadi penyebab kematian nomor 7 di DIY. Ada beberapa faktor
yang dimungkinkan mempengaruhi kadar gula darah, yaitu pola makan yang salah,
kurangnya aktivitas fisik, meningkatnya stres, pertambahan BB dan usia, pengunaan
obat antidiabetik dan konsumsi alkohol. Faktor ini jika tidak dikendalikan dengan
baik dapat menyebabkan risiko komplikasi diabetes semakin meningkat.
Tujuan Penelitian: Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan terhadap kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus Tipe II di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode
deskriptif korelasi, dengan pendekatan waktu cross sectional. Metode sampling
menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 58 responden dari
bulan Desember-Januari 2019. Instrumen menggunakan Timbangan BB, microtoise
Blood Glucose test dan kuesioner, analisis data dengan skala ordinal menggunakan
kendall tau dan data dengan skala interval yaitu Person correlation.
Hasil Penelitian: Adanya hubungan antara obesitas, Aktivitas fisik dan Tingkat
stres, sedangkan Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan kadar
gula darah pada penderita DM tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Simpulan dan Saran: Obesitas, tingkat stres dan aktifitas fisik dapat meningkatkan
kadar gula darah sedangkan usia dan jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar gula
darah pada penderita DM tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti
menyarankan pada responden penelitian untuk dapat mengendalikan Aktifitas fisik,
obesitas dan tingkat stres dengan kadar gula darah agar dapat terkontrol dengan baik.
Kata Kunci :Usia, Jenis kelamin, Obesitas, Aktivitas fisik, tingkat stres,
Kadar gula darah dan Diabetes melitus tipe II.
Daftar Pustaka : 37 Buku, 27 Jurnal, 3 Skripsi, 7 website.
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
THE FACTORS RELATED TO BLOOD SUGAR LEVEL
IN DIABETES MELLITUS TYPE II PATIENTS
AT PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF
YOGYAKARTA1
Aprillia Boku2, Edy Suprayitno 3
ABSTRACT
1
Thesis Title
2
School of Nursing Student, Faculty of Health Sciences, Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
3
School of Nursing Lecturer, Faculty of Health Sciences, Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
PENDAHULUAN Diabetes melitus membutuhkan
Pada diabetes melitus gula beberapa strategi yang efisien dan efektif
menumpuk dalam darah sehingga gagal dalam menyelenggarakan upaya
masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut pencegahan. Pertama, pendekatan
terjadi akibat hormone insulin jumlahnya masyarakat yang bertujuan untuk
kurang atau cacat fungsi. Hormon insulin mencegah diabetes juga mencegah
merupakan hormon yang membantu penyakit lain, yaitu dengan cara
masuknya gula darah (WHO, 2016). mengubah pola perilaku masyarakat.
Laporan International Diabetes Kedua, pendekatan individu yang
Federation (IDF) pada tahun 2013 beresiko tinggi bertujuan untuk
menunjukkan bahwa di berbagai negara mencegah terjadinya diabetes pada
terjadi peningkatan prevalensi Diabetes individu tertentu suatu saat kelak. Aspek
Mellitus Tipe II yang cukup tinggi. yang paling penting dari pengelolaan
Indonesia merupakan salah satu negara diabetes melitus adalah edukasi
dengan angka prevalensi Diabetes termaksud manajemen stres, latihan
Mellitus Tipe II ke tujuh terbanyak di jasmani, diet, terapi obat-obatan dan
dunia dengan angka 8,5 juta penderita pemantauan. Pengelolaan diabetes
setelah Cina (98,4 juta), India (65,1 juta), melitus tersebut dikenal dengan lima
Amerika (24,4 juta), Brazil (11,9 juta), pilar penanganan diabetes melitus
Rusia (10,9 juta), Mexico (8,7 juta), (Suyono, 2009).
Indonesia (8,5 juta), kemudian diikuti Meningkatnya jumlah penderita
Jerman (7,6 juta), Mesir (7,5 juta), dan diabetes melitus dapat disebabkan oleh
Jepang (7,2 juta), (Rudijanto, 2014). banyak faktor, diantaranya adalah factor
Kemenkes (2013) proporsi keturunan/genetik, obesitas, perubahan
penduduk Indonesia yang berusia >15 gaya hidup, pola makan yang salah, obat-
tahun dengan DM adalah 6,9%. obatan yang Ada beberapa factor yang
Prevalensi diabetes Tertinggi terdapat di dapat mempengaruhi kadar glukosa
DIY Yogyakarta 2,6%, DKI jakarta darah yaitu, kurangnya aktivitas fisik,
2,5%, Sulawesi Utara 2,4%, dan proses menua, kehamilan, perokok dan
Kalimantan timur 2,3%. Prevelensi stres (Muflihatin, 2015).
diabetes berdasarkan gejala Dm, tertinggi Studi pendahuluan di RS PKU
terdapat diSulawesi Tengah 3,7%, Muhammadiyah Yogyakarta pada
Sulawesi utara 3,6%, Sulawesi Selatan tanggal 31 Mei 2018 didapatkan data
3,4%, dan Nusa Tenggara Timur 3,3% bahwa penderita penyakit diabetes
(Kemenkes, 2013). melitus pada tahun 2017-2018 sebanyak
Hasil Surveilans Terpadu Penyakit 235 pasien. Peneliti melakukan
Puskesmas (STP) dan laporan Sistem wawancara kepada 5 pasien yang
Informasi Rumah Sakit (SIRS) Dinkes menderita penyakit DM di RS PKU
DIY tahun 2014 juga menunjukkan Muhammadiyah Yogyakarta yang
bahwa penyakit DM merupakan penyakit ditemui di poli rawat jalan, diperoleh 3
terbanyak nomor 4 di DIY dengan Pasien diantaranya mengatakan merasa
prevalensi kasus sebesar 9.497 kasus dan tidak nyaman dengan penyakit, kondisi
menjadi penyebab kematian nomor 7 di fisik, masalah keuangan, beban kerja
DIY (Profil Kesehatan DIY, 2015). yang dialaminya serta terganggu peran
dan fungsi keluarga. Kondisi tersebut program SPSS 22,0 dengan uji statistik
merupakan gejala dari factor-faktor yang menggunakan Kendall tau untuk skala
berhubungan dengan kadar gula darah ordinal sedangkan Person correlation
yaitu gejala stres yang dialami oleh untuk mengetahui hubungan dan
penderita DM Tipe II. Berdasarkan latar keeratan hubungan usia, jenis kelamin,
belakang tersebut, penelititertarik unutk obesitas, aktivitas fisik dan tingkat stres.
mengangkat mengangkat masalah HASIL PENELITIAN
tentang Faktor-faktor yang berhubungan Karakteristik Responden
terhadap Kadar gula darah pada penderita Karakteristik responden pada
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 1
diabetes mellitus tipe II di RS PKU
berikut:
Muhammadiyah Yogyakarta. Tabel 1
METODE PENELITIAN Distribusi Frekuensi Karakteristik
Populasi penelitian ini adalah Responden Penelitian di Rs PKU
penderita Diabetes Melitus Tipe II yang Muhammadiya Yogyakarta Tahun
menjalani rawat jalan di RS PKU 2018
Muhammadiyah Yogyakarta sebanyak No Karakteristik Frekuensi Persentase
235 pasien. Sampel penelitian ini adalah Responden (f) (%)
pasien yang Diabetes mellitus tipe II 1 Usia
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan 26-35 Tahun 1 1.7
eksklusi sebanyak 58 responden. 36-45 Tahun 5 8.6
Penelitian ini menggunakan 46-55 Tahun 13 22.4
tehnik sampling purposive dimanat 56-65 Tahun 23 39.7
>66 Tahun 16 27.6
teknik penentuan sampel dengan Total 58 100.0
pertimbangan tertentu (Martono, 2016). 2 Jenis
Instrumen yang digunakan pada Kelamin
penelitian ini adalah kuesioner, yang Laki-laki 15 25.9
Perempuan 43 71
sudah baku dan disediakan jawabannya Total 58 100.0
dan responden diminta untuk mengisi 3 Pendidikan
kuesioner sesuai pertanyaan. Kuesioner Terakhir
yang dsediakan adalah kuesioner Tidak 1 1.7
sekolah
Aktivitas fisik menggunakan kuesioner SD 7 12.1
Physical Activity Questionnaire (GPAQ) SMP 13 22.4
dan kuesioner tingkat stres dengan SMA 18 31.0
Kuesioner DASS-42, Timbangan injak (kg) Perguruan 19 32.8
untuk mengukur BB, microtoise (m) untuk Tinggi 58 100.0
Total
mengkur TB dan Blood Glucose test untuk
4 Pekerjaan
mengukur kadar gula darah. Tidak 19 32.8
Pada penelitian ini variabel bekerja
independent yaitu aktivitas fisik, tingkat PNS 10 17.2
stres, obesitas, menggunakan skala Swasta 14 21
Ibu Rumah 15 25.9
ordinal, Usia skala interval dan jenis Tangga
kelamin menggunakan skala nominal Total 58 100.0
Sedangkan Variabel dependent Sumber : Data primer 2018
mmenggunakan skala ordinal. Analisa
data menggunakan komputerisasi dengan
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
dari 58 responden yang diteliti, pada usia bahwa sebagian besar pasien DM tipe II
responden paling banyak adalah kategori di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
yang berusia 56-65 tahun yaitu sebanyak memiliki aktivitas fisik sedang sebanyak
23 orang (39,7%). Jenis kelamin 34 orang (58,6%), dan yang paling
responden paling banyak adalah kategori sedikit Aktivitas fisik Berat sebanyak 4
Perempuan sebanyak 43 orang (74,1%) orang (6,9%).
Responden yang berpendidikan paling Tingkat stres
banyak adalah Perguruan tinggi sebanyak Berdasarkan hasil penelitian
19 (32,8%). Pekerjaan responden paling diperoleh data tentang Tingakat stres
banyak adalah tidak berkerja 19 orang yang dapat dilihat pada tabel 4:
(32,8 %). Tabel 4
Obesitas Distribusi Frekuensi Karakteristik
Berdasarkan hasil penelitian Responden berdasarkan Tingkat stres
diperoleh data tentang IMT yang dapat pada penderita DM di RS PKU
dilihat pada tabel 2: Muhammadiyah
Tabel 2 No Klasifikasi Frekuensi Persentase
Distribusi Frekuensi Karakteristik (%)
Responden berdasarkan IMT 1 Normal 32 55.2
2 Ringan 18 31.0
pada penderita DM di RS PKU 3 Sedang 7 12.1
Muhammadiyah 4 Berat 1 1.7
No Klasifikasi Frekuensi Persentase 5 Sangat Berat 0 0
(%) Total 58 100.0
1 Kurang 1 1.7 Sumber: Data Primer 2018
2 Normal 12 20.7
3 Kelebihan 18 31.0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
4 Obesitas 27 46.6
Total 58 100.0 bahwa sebagian besar pasien DM tipe II
Sumber : Data primer 2018 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
memiliki Tingkat stres yang normal
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sebanyak 32 orang (55,2%), dan yang
bahwa IMT terbanyak adalah kategori paling sedikit adalah tingkat stres berat
obesitas dengan jumlah 27 orang (46,6%) sebanyak 1 orang (1,7%).
dan yang paling sedikit dalam kategori Kadar Gula darah
Kurang dengan jumlah 1 orang (1,7%). Berdasarkan hasil penelitian
Aktivitas fisik diperoleh data tentang kadar gula darah
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5:
diperoleh data tentang Aktivitas fisik Tabel 5
yang dapat dilihat pada tabel 3: Distribusi Frekuensi Karakteristik
Tabel 3 Responden berdasarkan kadar gula
Distribusi Frekuensi Karakteristik darah pada penderita DM di RS PKU
Responden berdasarkan aktivitas fisik Muhammadiyah
pada penderita DM di RS PKU No Klasifikasi Frekuensi Persentase
(%)
Muhammadiyah
1 Kurang 20 35
No Klasifikasi Frekuensi Persentase 2 Sedang 34 58.6
(%) 3 Berat 4 6.9
1 Normal 16 27.6 Total 58 100.0
2 Sedang 20 35 Sumber: Data Primer 2018
3 Buruk 22 37.9
Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan Tabel 7
bahwa sebagian besar pasien DM tipe II Tabulasi silang Usia dengan
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kadar gula darah pada penderita DM
memiliki kadar gula darah buruk di RS PKU Muhammadiyah
sebanyak 22 orang (37,9%), dan yang yogyakarta Tahun 2018 (n= 58)
paling sedikit adalah kadar gula darah Kadar gula darah
Usia Normal Sedang Buruk Total
normal sebanyak 16 orang (27,6%).
F % F % F % f %
Bivariat 26-35 Tahun 0 0 0 0 1 1,7 1 1,7
Analisa bivariat dalam penelitian 36-45 Tahun 1 1.7 1 1,7 3 5,2 5 8,6
46-55 Tahun 3 5,2 7 12,1 3 5,2 13 22,4
ini dilakukan untuk mengetahui 56-65 Tahun 6 10,3 7 12,1 10 17,2 23 39,7
hubungan antar variabel bebas (jenis >66 Tahun 6 10,3 5 8,6 5 8,6 16 27,6
Total 16 27,6 20 34,5 22 37,9 58 100
kelamin, usia, obesitas, aktivitas fisik dan
tingkat stres) dengan variabel terikat Sumber: Data Primer 2018
(kadar gula darah), sebelum mengetahui
hubungan antar variabel, terlebih dahulu Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui
dilakukan pendeskripsian data dengan bahwa pada usia 46-55 tahun lebih
tehnik cross tabulation banyak memiliki kadar gula darah buruk
Tabel 6 yaitu sebanyak 10 orang (17,2)
Tabulasi silang antara Jenis kelamin dibandingkan dengan usia yang < 45
dengan kadar gula darah pada tahun.
penderita DM di RS PKU Tabel 8
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Tabulasi silang antara Obesitas
2018 (n= 58) dengan kadar gula darah pada
Kadar gula darah
penderita DM tipe II di RS PKU
Jenis Normal Sedang Buruk Total Muhammadiyah yogyakarta
Kelamin
F % F % f % f % Tahun 2018 (n= 58)
Kadar gula darah
Laki-laki 4 6,91 5 5,6 6 10,3 15 25,9 IMT Normal Sedang Buruk Total
Perempuan 12 20,7 15 25,9 16 27.6 43 74,1
Total 16 27,6 20 34,5 22 37,9 58 100
F % f % f % f %
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui Kurang 0 0 1 1,7 0 0 1 1,7
Normal 6 10,3 4 6,9 2 3,4 12 20,7
bahwa jenis kelamin perempuan lebih Kelebihan 5 8,6 7 12,1 6 10,3 18 31,0
banyak memiliki kadar gula darah yang Obesitas 5 8,6 8 13,8 14 21,1 27 46,6
buruk yaitu sebanyak 16 orang (27,6%) Total 12 27,7 20 34,5 22 37,9 58 100
di bandingkan dengan jenis kelamin laki- Sumber Data Primer 2018
laki yaitu 6 orang (10,3%).
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui
bahwa pada indeks massa tubuh dengan
kategori obesitas lebih banyak memiliki
kadar gula darah buruk yaitu sebanyak
27 (46,6 %) dibandingkan dengan
katagori yang lain.
Tabel 9 Kadar Gula Darah
P Coefficients
Tabulasi silang antara Aktivitas Fisik Correlation
dengan kadar gula darah pada Jenis kelamin 0,865 -0,021
penderita DM di RS PKU Usia 0,898 0,017
Muhammadiyah yogyakarta Tahun Obesitas 0,02 0,274
Aktivtas fisik 0,00 -0.555
2018 (n= 58)
Kadar gula darah Tingkat stres 0,00 0.435
Aktivitas Normal Sedang Buruk Total
Fisik Sumber: Data Primer 2018
F % F % f % f %
Kurang 0 0 4 6,9 16 27,6 20 34,5
Sedang 14 24,1 15 25,9 5 22,7 34 58,6 Tabel 11 menunjukkan hasil uji
Berat 2 3,4 1 1,7 1 1,7 4 6,9
Total 16 27,6 20 34,5 22 37,9 58 100 korelasi diperoleh nilai p<0,05
Sumber: Data Primer 2018 menunjukkan bahwa hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini ditolak.
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui Pada hasil Penelitian ini diperoleh tidak
bahwa Aktivitas fisik responden dengan adanya hubungan antara Jenis kelamin
kategori kurang lebih banyak memiliki dengan nilai P=0,865 dan Usia dengan
kadar gula darah buruk yaitu sebanyak nilai P=0,898 terhadap kadar gula dara
16 orang (27,6 %) di bandingkan dengan pada pasien DM tipe II di RS PKU
aktitivitas dengan kategori sedang dan muhammadiyah Yogyakarta. Tabel 12
berat. juga menunjukan adanya hubungan
antara obesitas dengan nilai P=0,02
Tabel 10 dengan keeratan hubungan cukup
Tabulasi silang antara Tingkat stres (0,274), Aktivitas fisik dengan nilai
dengan kadar gula darah pada P=0,00 dengan keeratan hubungan
penderita DM di RS PKU negatif Cukup (-0.555) dan Tingkat stres
Muhammadiyah yogyakarta Tahun dengan nilai P=0,00 dengan keeratan
2018 (n= 58) hubungan postif cukup (0,435) terhadap
Kadar gula darah kadar gula darah pada pasien DM tipe II.
Tingakt Normal Sedang Buruk Total Multivariat
stres
F % F % f % f % Analisis multivariat yang
Normal 14 24,1 12 20,7 6 10,3 32 55,2
Ringan 2 3,4 5 8,5 11 19,0 18 31,0
digunakan dalam penelitian ini adalah
Sedang 0 0 3 5,2 4 6,9 7 12,1 menggunakan Analisis Multivariate
Berat 0 0 0 0 1 1,7 1 1,7
Sangat 0 0 0 0 0 0 0 0
Regresi Logistik Ordinal
Berat Tabel 12
Total 16 27,6 20 34,5 22 37,9 58 100
Hasil Analisis multivariate
Sumber: Data Primer 2018 Regresi logistik Ordinal
Variabel Estimate Resiko Df Sig.
Berdasarkan tabel 10 dapat Obesitas -0,752 0,47 1 0,287
diketahui Tingkat stres dengan kategori
Aktivtas fisik -0,663 0,51 1 0,548
Normal lebih banyak memiliki kadar
gula darah Normal yaitu sebanyak 14 Tingkat Stres -20,155 0,001 1 0,00
dibandingkan dengan katagori ringan,
Sumber: Data Primer 2018
sedang, berat dan sangat berat.