Anda di halaman 1dari 14

HASILL PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PLTMH DI DESA SIPULTAK

PRODI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sipultak merupakan salah satu desa yang sudah terpenuhi aliran listrik,
namun masih terkadang ada pemadaman pada saat tertentu. Selain itu, pemakaian daya
listrik di desa tersebut juga semakin meningkat. Oleh karna itu diperlukan sumber
pembangkit yang lain sebagai penambahan daya. Desa ini juga memiliki suatu aliran air
yang cukup besar sehingga memiliki suatu potensi unk membangun suatu pembangkit
berbasis microhidro. Pembangunan PLTMH merupakan salah satu jawaban atas program
pemerintah tersebut disamping kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah secara umum,


maka dibuat rumusan masalah secara khusus sebagai berikut:
1) Bagaimana profil kondisi alam dari Sungai Tobing dilihat dari segi kelayakan
hidrologi untuk elektrifikasi?
2) Bagaimana potensi sungai yang bisa dikembangkan untuk kelistrikan bagi
masyarakat sekitar?
3) Bagaimana hasil studi dan analisis kelayakan untuk pembangunan PLTMH di
Desa Sipultak?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan batasan masalah dalam penelitian ini antara lain


1. Penelitian ini hanya menyangkut pada studi kelayakan sungai Tobing sebagai
PLTMH dari segi hidrologi dan geografi.
2. Penelitian ini tidak sampai pada studi kelayakan secara ekonomis.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :


a) Mengetahui lokasi yang berpotensi untuk membangun PLTMH.
b) Mengetahui kelayakan hidrologi dari segi elektrifikasi di Sungai Tobing.
c) Mengetahui potensi daya hidrolik dan daya terbangkitkan dari Sungai Tobing.
d) Mengetahui kelayakan mekanikal dan elektrikal yang cocok untuk PLTMH di
Sungai Sipultak.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan skripsi ini diantaranya:
1. Dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam mempelajari
mengenai studi potensi alam untuk dibangunnya pembangkit listrik tenaga
mikrohidro. D
2. Dapat lebih mempermudah dalam mempelajari suatu kelayakan dari suatu daerah
yang berpotensi dibangunnya pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
3. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pada bidang kelistrikan khususnya
pembangkitan listrik pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
4. Diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan untuk pembangunan pembangkit
listrik tenaga mikrohidro di daerah daerah terpencil khususnya daerah yang sulit
dijangkau listrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian PLTMH

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu


pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya
seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi
terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri
dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro
memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator.
Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian
tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air
(head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat
diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi
jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air
menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang
pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air
mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi
energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang
tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400
watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro dibandingkan
dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya
areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut
merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro
terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW
digolongkan sebagai mikrohidro. mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan
jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.
Prinsip kerja PLTMH memiliki prinsip kerja yang sama dengan PLTA, yaitu
prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran
air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema
mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk
menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi
energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi
mekanik dan energi listrik.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama dalam pembangunan
pembangkit listrik ini yaitu
1) Jumlah pasokan debit air dan memiliki perbedaan ketinggian aliran air pada
daerah tertentu . Jumlah debit air adalah komponen utama dalam pembangkit
ini, untuk itu diperlukan jumlah debit air yang hamper tetap/ sama setiap
musim.
2) Jarak pembangkit yang akan dibangun dengan pemukiman. Hal ini maksud
supaya tidak mengganggu masyaraka desa setempat dan mengurangi resiko
kecelakaan.
3) Jumlah daya yang akan dibutuhkan oleh penduduk.

2.1.2 Komponen komponen PLTMH

Beberapa komponen yang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga


Mikrohidro baik komponen utama maupun bangunan penunjang antara lain :

1. Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk


mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam
sebuah bak pengendap.
2. Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk
memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap
adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya
dari dampak pasir
3. Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari
sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan
4. Bak penenang (Forebay). Bak penenang berada di ujung saluran pembawa
yang berfungsi untuk mecegah turbulensi air sebelum diterjunkan melalui
pipa pesat
5. Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang
lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.
6. Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi
energi putaran mekanis.
7. Pipa Isap, (draft tube). Pipa isap berfungsi untuk menghisap air,
mengembalikan tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.
8. Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran
mekanis.
9. Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan.
10. Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban
sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja
pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.
Penggunaan beberapa komponen disesuaikan dengan tempat instalasi (kondisi
geografis, baik potensi aliran air serta ketinggian tempat)
serta budaya masyarakat. Sehingga terdapat kemungkinan terjadi
perbedaan desain mikrohidro serta komponen yang digunakan antara satu daerah
dengan daerah yang lain.

2.2 Manfaat Pembangunan PLTMH


Berikut adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari pembangunan PLTMH di
suatu daerah yaitu
1. Manfaat bagi pembangunan Kehutanan
a) Kelestarian hutan dapat dijaga
b) Kekurangan biaya dan tenaga pengaman hutan dapat diatasi
c) Persepsi positif masyarakat mengenai hutan dan kehutanan akan
meningkat
d) Motivasi masyarakat menanam pohon meningkat

2. Manfaat bagi masyarakat


a) Listrik rumah meningkat
b) Akses informasi meningkat
c) Mengembangkan usaha meningkat
d) Kesejahteraan masyarakat meningkat

3. Manfaat bagi pembangunan secara umum


a) Diversivikasi dan efisiensi pemanfaatan sumber daya air dapat
ditingkatkan
b) Frekuensi banjir dan kekeringan dapat diturunkan
c) Sebagian krisis listrik dapat diatasi

Dari sisi kontribusi terhadappembangunan kelistrikan secara nasional,


pembangunan PLTMH sangat penting untuk meningkatkan rasio kelistrikan terutama
pada daerah daerah yang tidak mampu dijangkau jaringan listrik PLN. Sampai dengan
Oktober 2012, rasio kelistrikan di Indonesia baru sebesar 71 persen. Artinya masih ada
29 persen dari rakyat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap listrik (Dwiyanto,
B.2012)

2.3 Daya yang Dihasilkan


Adapun persamaan atas Daya yang dibangkitkan generator yang diputar oleh
Turbin Air adalah:

Ρ = k . η . H . Q . [kW]

dimana:

 P = daya [kW]
 H = tinggi air terjun (meter)
 Q = debit air [m³/detik]
 η = efesiensiturbnin bersama generator
 k = konstanta
Konstanta (k) dihitung berdasarkan pengertian bahwa 1 daya kuda = 75 kgm/detik dan 1
daya kuda = 0,736 kW sehingga apabila P ingin dinyatakan dalam kW, sedangkan tinggi
air terjun (H) dinyatakan dalam meter dan debit air (q) dalam m³/detik, maka:

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data dan teori yang mendukung penelitian ini
adalah sebagai berikut
a. Metode Kepustakaan
Metode ini dilakukan dengan mencari bahan bahan berupa data
dan teori yang mendukung dalam pendefinisian masalah melalui
buku, jurnal dan hasil hasil laporan yang berhubungan dengan
penelitian ini.

b. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan mengamati dan menganalisa secara
langsung struktuk geografi dan topografi dan hidrologi lokasi yaitu
sungai Tobing.

3.2 Kondisi Umum Daerah Studi


3.2.1 Geografi dan Topografi
Lokasi penelitian ini berada di desa Sipultak dan berjarak sekitak 1
km dari pemukian masyarakat desa setempat. Penelitian dilakukan pada
bulan oktober tepatnya pada tanggal 23 dan 27 oktober. Pada tanggal 23
oktober masih musim kemarau dan pada tanggal 26 hujan sudah mulai turun
di lokasi penelitian. Untuk itu pada tanggal 27 kemudian dilakukan
penelitian kembali, karna debit yang air yang diperoleh akan berbeda.

3.2.2 Geologi
Kondisi geoteknik di lapangan, material tanahnya terdiri dari tanah
berpasir di sekeliling lokasi. Dan di lokasi ini masih terdapat tumbuhan
tumbuhan liar.
3.2.3 Hidrologi
Karakteristik hidrologi suatu daerah sebagian besar ditentukan oleh keadaan
geologi dan
geografinya, iklim mempunyai peranan penting dalam penentuan karakteristik tersebut.
Yang
termasuk dalam data meteorologi antara lain: data curah hujan, hari hujan, temperatur
udara,
kelembaban udara, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari. Dalam hal ini tidak
dilakukan
pengambilan data sekunder yang berasal dari BMKG.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Yang Diperoleh

4.1.1 Data Debit Air


Data debit air yang diperoleh dari sungai tobing ini memiliki variasi yang berbeda beda.
Perbedaan tersebut disebabkan karna adanya perbedaan musm, yaitu pada saat musim
kemarau dan musim hujan.
Berikut sampel data debit air yang diperoleh dari lokasi :

1. Musim kemarau

No Lebar (m) Kedalaman Kecepatan Debit sesaat


(m) aliran (m/s) (m3/s)
1 1.00 1.50 0.50 0.75
2 1.30 1.40 0.50 0.70
3 1.50 1.25 0.60 0.72
4 1.80 1.00 0.85 0.85
5 2.00 0.85 0.90 0.72
6 2.20 0.68 1.1 0.66

dari data diatas diperoleh debit rata rata sesaat :

debit rata rata sesaat (Q) =( 0.75+0.70+0.72+0.85+0.72+0.66)/ 6

= 4,42/6

` (Q) = 0,73 m3/s


2. Musim hujan

No Lebar (m) Kedalam (m) Kecepatan Debit


aliran (m/s) sesaat(m3/s)
1 1.00 1.90 0.50 0.95
2 1.30 1.75 0.55 0.96
3 1.50 1.60 0.60 0.96
4 1.80 1.45 0.70 1.01
5 2.00 1.20 0.75 0.90
6 2.20 1.00 0.95 0.95

Dari data di atas diperoleh debit rata rata sesaat :


debit rata rata sesaat(Q) = (0.95+0.96+0.96+1.01+0.90+0.95)/ 6
=5.73/6
(Q) =0.955 m3/s

Dari data debit rata rata pada saat musim kemarau dan musim hujan, kemungkinan
dapat diperoleh nilai debit rata rata sesaat dari sngan Tobing yang ada di Sipultak
yaitu :

Debit rata rata sesaat (Q) =( 0.73 + 0.955) /2


(Q) =0.84 m3/s

4.1.2 Head
Data head diperoleh dari hasil perhitungan hasil pengukuran topografi. Dari data
tersebut didapat elevasi titik saluran atasdan titik elevasi saluran paling bawah sehingga
diperoleh nilai beda tinggi(head) saluran yang akan digunakan untuk perhitungan daya
yang dapat dibangkitkan.
Dari lokasi penelitian diperoleh head (H) sekitar 8 meter.

4.2 Perhitungan Daya yang Akan Dihasilkan


Rumus secara teori untuk menghitung suatu daya yang dihasilkan dari suatu
pembangkit yang memiliki debit Q dan head H adalah :

P = η.g.H.Q
Dimana
P : daya (kW)
Q : debit (m3/s)
H : tinggi/head (m)
g : percepatan gravitasi sebesar 9,81 (m2/s)
η : efisiensi turbin sebesar 80 - 90% (Patty, 1995)
Dengan menggunakan data data yangdiperoleh di atas yaitu
Q = 0.84 m3/s dan H = 8 m, maka diperoleh daya yang dihasilkan

P = 0.90 X 9.81 X 8 X 0.84


= 59.33 Kw

Maka pembangkit tersebut akan menghasilkan daya sekitar 59.33 Kw.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Seteleh melakukan penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :


1) Desa sipultak memiliki potensi untuk dibangun sebuah pembangkit listrik
jenis microhydro dengan memanfaatkan aliran sungan Tobing
2) Data yang diperoleh dengan perhiungan bahwa sungai Tobing memiliki debit
sesaat Q = 0.84 m3/s dan ketinggian titik jatuhnya air H = 8 meter
3) Dari data yang diperoleh, dapat dihiumg krmungkinan daya yang akan
dihasilkan oleh pembangkit tersebut sekitar 59.33 Kw.
4) Dari data yang diperoleh dari data desa, diketahui bahwa desa sipultak ada
640 KK dengan daya rata rata 900 VA, Maka daya yang dibutuhkan desa
sipultak adalah P = 900 x 640 = 576000 VA. Artinya sungai yang ada di desa
sipultak memiliki potensi untuk memasok listrik ke desa tersebut tanpa ada
pasokan dari listrik PLN.
5.2 Saran

Penelitian dilakukan secara cepat dan menggunakan teknik yang sederhana, oleh
karna itu data data dan perhitungan perhitungan yang diperoleh kemungkinan masih
kurang akurat. Dan masih perlu ditinjau kembali jika ingin menperoleh data yang lebih
spesifik.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Tuti DKK. 2017.Pembangunan Listrik Mikrohidro PLTMH Sebuah Pilihan Belajar
dari Koperasi Mekar Sari. Jakarta: LIPI Press (Ebook)
https://books.google.co.id/books/about/PLTMH_Pembangkit_Listrik_Tenaga_Mikro_Hi.html?
id=JUMCCwAAQBAJ&redir_esc=y (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020, pukul 18.30 WIB)
http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKI/article/download/6050/4088 (Diakses pada tanggal 22
Oktober 2020, pukul 19.00 WIB)
https://osf.io/9nkym/download (Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020, pukul 20.00 WIB)
http://www.forda-mof.org/index.php/download/attach/pltmh1.pdf/5774 (Diakses pada tanggal 29
Oktober 2020, pukul 18.00 WIB)
https://www.neliti.com/publications/110621/kajian-kelayakan-ekonomis-pembangkit-listrik-
tenaga-mikro-hidro-gunung-sawur-1-d (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2020, pukul 19.30
WIB)

Anda mungkin juga menyukai