Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBETUHAN DASAR PROFESI (KDP)

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NYERI DAN


KENYAMANAN PADA PASIEN CA OVARIUM STADIUM 4

Oleh :

NISSAK NUR AINI

NIM. 20204663061

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1. DIAGNOSA (MEDIK) KANKER OVARIUM


A. Definisi Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal
lebih banyak dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor
sel epitel lebih banyak pada wanita usia > 50 tahhun (Manuaba, 2013).
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab
pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes
screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda
awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada
abdomen dan bengkak (Digiulio,2014).
B. Patofisiologi Kanker Ovarium
Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga terjadi
tumor primer dimana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan akan
terjadi implantasi. Dimana implantasi ini merupakan ciri khas dari tumor
ganas ovarium. Gejala yang terjadi pada kanker ovarium adalah gejala samar
dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume cairan di rongga perut,
sedangkan gejala samarnya yaitu : perut sebah, makan sedikit tapi cepat
kenyang, sering kembung, dan nafsu makan menurun.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi
pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat
terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin
(FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan
sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak
terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia
yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh
ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas
yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial.
Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan
germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA
NYERI DAN KENYAMANAN
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sa
ngat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atautingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasinyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
1. Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
b. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis.inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan
fisik berlebihan)
c. Gejala dan tanda mayor
Data subjektif : mengeluh nyeri
Data objektif :
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis.waspada posisi menghindari nyeri
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
d. Gejala dan tanda minor
Data subjektif : -
Data objektif :
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
e. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom coroner akut
5) Glaukoma
2. Diagnosa Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman
a. Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial.
b. Penyebab
1) Gejala penyakit
2) kurang pengendalian situasional/lingkungan
3) Ketidakadekuatan sumber daya (mis. dukungan finansial, sosial
dan pengetahuan)
4) Kurangnya privasi
5) Gangguan stimulus lingkungan
6) Efek samping terapi (mis. medikasi, radiasi, kemoterapi)
7) Gangguan adaptasi kehamilan.
c. Gejala dan tanda mayor
Data subjektif : Mengeluh tidak nyaman
Data objektif : Gelisah
d. Gejala dan tanda minor
Data subjektif :
1) mengeluh sulit tidur
2) tidak mampu rileks
3) mengeluh kedinginan/kepanasan
4) merasa gatal
5) mengeluh mual
6) mengeluh lelah

Data Objektif :

1) menunjukkan gejala distres


2) tampak merintih/menangis
3) pola eliminasi berubah
4) postur tubuh berubah
5) iritabilitas
e. Kondisi klinis terkait
1) Penyakit kronis
2) Keganasan
3) Distres psikologis
4) Kehamilan
3. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

a. Anamnesis
1. Identitas pasien
meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, dan pekerjaan
orang tua. Keganasan kanker ovarium sering dijumpai pada usia
sebelum menarche atau di atas 45 tahun (Manuaba, 2010).
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Biasanya mengalami perdarahan abnormal atau menorrhagia pada
wanita usia subur atau wanita diatas usia 50 tahun / menopause
untuk stadium awal (Hutahaean, 2009). Pada stadium lanjut akan
mengalami pembesaran massa yang disertai asites (Reeder, dkk.
2013).
b. Riwayat kesehatan sekarang menurut Williams (2011) yaitu :
- Gejala kembung, nyeri pada abdomen atau pelvis, kesulitan
makan atau merasa cepat kenyang dan gejala perkemihan
kemungkinan menetap
- Pada stadium lanjut sering berkemih, konstipasi,
ketidaknyamanan pelvis, distensi abdomen.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu pernah memiliki kanker kolon, kanker
payudara dan kanker endometrium (Reeder, dkk. 2013).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang pernah mengalami kanker
payudara dan kanker ovarium yang beresiko 50 % (Reeder, dkk.
2013).
e. Riwayat haid/status ginekologi
Biasanya akan mengalami nyeri hebat pada saat menstruasi dan
terjadi gangguan siklus menstruasi (Hutahaean, 2009).
f. Riwayat obstetric
Biasanya wanita yang tidak memiliki anak karena
ketidakseimbangan sistem hormonal dan wanita yang melahirkan
anak pertama di usia > 35 tahun (Padila, 2015).
g. Data keluarga berencana
Biasanya wanita tersebut tidak menggunakan kontrasepsi oral
sementara karena kontrasepsi oral bisa menurunkan risiko ke kanker
ovarium yang ganas (Reeder, dkk. 2013).
h. Data psikologis
Biasanya wanita setelah mengetahui penyakitnya akan merasa
cemas, putus asa, menarik diri dan gangguan seksualitas (Reeder,
dkk. 2013).
i. Data aktivitas/istirahat
Pasien biasanya mengalami gejala kelelahan dan terganggu aktivitas
dan istirahat karena mengalami nyeri dan ansietas.
j. Data sirkulasi
Pasien biasanya akan mengalami tekanan darah tinggi karena
cemas.
k. Data eliminasi
Pasien biasanya akan terganggu BAK akibat perbesaran massa yang
menekan pelvis.
l. Data makanan/cairan
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam nutrisi tetapi
kalau dibiarkan maka akan mengalami pembesaran lingkar
abdomen sehingga akan mengalami gangguan gastrointestinal.
m.Data nyeri/kenyamanan
Pasien biasanya mengalami nyeri karena penekanan pada pelvis.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara ‘PQRST’ :
 P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri. Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor
yang dapat mempengaruhi peningkatan tahanan terhadap nyeri
adalah alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan,
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya.
Sedangkan faktor yang dapat menurunkan tahanan terhadap nyeri
adalah kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang tak
kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat. Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka
potong kecil atau laserasi, dan lain-lain. Sensasi tumpul, seperti
ngilu, linu, dan lain-lain. Anjurkan pasien menggunakan bahasa
yang dia ketahui ; nyeri kepala : ada yang membentur.
 R (Region), daerah perjalanan nyeri. Untuk mengetahui lokasi
nyeri, perawat meminta utnuk menunjukkan semua daerah yang
dirasa tidak nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan baik
dengan lebih spesifik, perawat kemudian meminta klien untuk
melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri. Hal ini sulit
dilakukan apabila nyeri bersifat difusi (nyeri menyebar kesegala
arah), meliputi beberapa tempat atau melibatkan segmen terbesar
tubuh.
S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri. Karakteristik
paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau
intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk
mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.
Namun makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan
klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan.
 T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
Perawat mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan,
durasi dan rangsangan nyeri. Kapan nyeri mulai dirasakan?
Sudah berapa lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeri yang
dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa
sering nyeri kembali kambuh?
Macam – macam skala nyeri :
a.Skala Numerik Nyeri
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat
ringannya rasa sakit atau nyeri dibuat menjadi terukur dengan
mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0
hingga 10, di bawah ini , dikenal juga sebagai Visual Analog
Scale (VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri,
sedangkan sepuluh (10) , suatu nyeri yang sangat hebat.

Keterangan :
0      : tidak nyeri
1-3   : nyeri ringan
4-6   : nyeri sedang
7-9   : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10    : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
b. Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda ,
menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan
untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini dapat dipergunakan
mulai anak usia 3 (tiga) tahun.

c.Visual Analog Scale


Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka.
Bisa bebas mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit,
arah kanan sakit tak tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri
yang sedang.
Visual Analog Scale (VAS)
Tidak ada Sangat
rasa Nyeri
nyeri

3. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
Kesadaran pasien tergantung kepada keadaan pasien, biasanya
pasien sadar, ekanan darah meningkat dan nadi meningkat dan
pernafasan dyspnea.
b. Kepala dan rambut
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
hematom dan rambut tidak rontok.
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan pendengaran dan
tidak ada lesi.
d. Wajah
Pada mata konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek
pupil +/+, pada hidung tidak ada pernapasan cuping hidung, pada
mulut dan gigi mukosa tidak pucat dan tidak ada sariawan.
e. Leher
Tidak ada pembendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjer
tiroid.
f. Thoraks
Tidak ada pergerakan otot diafragma, gerakan dada simetris.
g. Paru-paru
1. Inspeksi : Pernapasan dyspnea, tidak ada tarikan dinding dada.
2. Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama.
3. Perkusi : Suara ketok sonor, suara tambahan tidak ada.
4. Auskultasi :Vesikuler.
h. Jantung
Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami
masalah pada saat pemeriksaan di jantung
1. Inspeksi
Umumnya pada saat inspeksi, Ictus cordis tidak terlihat.
2. Palpasi
Pada pemeriksaan palpasi Ictus cordis teraba.
3. Perkusi : Pekak.
4. Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Bunyi jantung S1 adalah
penutupan bersamaan katup mitral dan trikuspidalis. Bunyi
jantung S2 adalah penutupan katup aorta dan pulmanalis secara
bersamaan.
i. Payudara/mamae
Simetris kiri dan kanan, aerola mamae hiperpigmentasi, papila
mamae menonjol, dan tidak ada pembengkakan.
j. Abdomen
a. Inspeksi
Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran
massa, sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, akan
terlihat adanya asites dan perbesaran massa di abdomen
b. Palpasi
Pada stadium awal kanker ovarium, belum adanya perbesaran
massa, sedangkan pada stadium lanjut kanker ovarium, di raba
akan terasa seperti karet atau batu massa di abdomen
c. Perkusi
Hasilnya suara hipertympani karena adanya massa atau asites
yang telah bermetastase ke organ lain
d. Auskultasi Bising usus normal yaitu 5- 30 kali/menit
k. Genitalia
Pada beberapa kasus akan mengalami perdarahan abnormal akibat
hiperplasia dan hormon siklus menstruasi yang terganggu. Pada
stasium lanjut akan dijumpai tidak ada haid lagi.
l. Ekstremitas
Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2 detik. Pada
stadium lanjut akan ditandai dengan kaki udema. (Reeder, dkk.
2013).
4. Test Diagnostic
1. Pemeriksaan laboratorium
Menurut Ritu Salani (2011) yang harus dilakukan pada pasien
kanker ovarium yaitu :
- Uji asam deoksiribonukleat mengindikasikan mutasi gen yang
abnormal
- Penanda atau memastikan tumor menunjukkan antigen
karsinoma ovarium, antigen karsinoembrionik, dan HCG
menunjukkan abnormal atau menurun yang mengarah ke
komplikasi.
2. Pencitraan
USG abdomen, CT scan, atau ronsen menunjukkan ukuran tumor.
Pada stadium awal tumor berada di ovarium, stadium II sudah
menyebar ke rongga panggul, stadium III sudah menyebar ke
abdomen, dan stadium IV sudah menyebar ke organ lain seperti
hati, paru-paru, dan gastrointestinal
3. Prosedur diagnostik
Aspirasi cairan asites dapat menunjukkan sel yang tidak khas. Pada
stadium III kanker ovarium cairan asites positif sel kanker.
4. Pemeriksaan lain
Laparatomi eksplorasi, termasuk evaluasi nodus limfe dan reseksi
tumor, dibutuhkan untuk diagnosis yang akurat dan penetapan
stadium berapa kanker ovarium tersebut.
2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Keperawatan
Data subjektif : Agen pencedera Nyeri Akut
Pasien mengeluh nyeri pada fisiologis (neoplasma)
bagian abdomen atau pelvis,
nyeri punggung dan nyeri
pada tungkai. Rangsangan hormone
Data objektif : estrogen meningkat
Tampak meringis, gelisah,
bersikap protektif (waspada Proliferasi
posisi menghindari nyeri),
nafsu makan berubah. Maligna
Data penunjang :
Pemeriksaan USG abdomen,
CT scan, atau ronsen. pembesaran massa

kompresi serabut saraf

Nyeri

Nyeri Akut
Data subjektif : Nyeri pada abdomen/ Gangguan Rasa
Pasien mengeluh tidak pelvis Nyaman
nyaman, mual dan sulit tidur
Data objektif : Merasa tidak nyaman
Gelisah, pola eliminasi
berubah Gangguan rasa nyaman

3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (inflamasi, neoplasma)
d.d mengeluh nyeri pada abdomen/pelvis, gelisah, tampak meringis dan
bersikap protektif (posisi menghindari nyeri)
2. Gangguan rasa nyman b.d gejala penyakit, efek samping terapi d.d
mengeluh tidak nyaman, gelisah, mual dan sulit tidur.
4. Intervensi Keperawatan Dan Rasional

Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Keperawatan
Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis keperawatan, pasien mampu 1) Identifikasi lokasi,
(inflamasi, mengontrol nyeri dengan karakteristik, durasi,
neoplasma) d.d kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
gelisah. nyeri pada 1) Kemampuan mengenali intensitas nyeri
abdomen/pelvis onset nyeri 2) Identifikasi faktor
2) Kemampuan mengenali yang memperberat
penyebab nyeri dan memperingan
3) Kemampuan menggunakan nyeri
teknik non-farmakologis 3) Berikan dan ajarkan
4) Penggunaan analgesik teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
kompres
hangat/dingin, terapi
music, akupresur dsb)
4) Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu.
Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi
nyaman d.d rasa keperawatan, pasien mengalami penurunan tingkat
tidak nyaman, mual status kenyamanan fisik energi,
dan sulit tidur. yang baik dengan kriteria hasil : ketidakmampuan
1) Keluhan nyeri menurun berkonsentrasi atau
2) pola tidur membaik gejala lain yang
3) sikap protektif, gelisah mengganggu
menurun kemampuang kognitif
2) ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman,jika
memungkinkan.
3) gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain.
4) anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
5) anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
relaksasi yang dipilih.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Digiulio, Mary, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapha
Publishing.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai