PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 2015 berjumlah lebih dari 66,0 juta atau 25 % dari jumlah penduduk
Indonesia sebesar 255 juta jiwa. Hal tersebut diartikan 1 dari setiap 4 orang
perilaku berisiko yang terjadi pada remaja antara lain merokok, minum
dan masa dewasa yang mengalami perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
1
2
hasrat seksual dan rasa ingin tahu, sebagai ekspresi kasih sayang karena
Kesehatan Indonesia) yaitu sekitar 9,3% atau 3,7 juta remaja pernah
2014, ada 46% remaja berusia 15-19 tahun sudah berhubungan seksual. 16,27
penelitian mengenai perilaku seks di kalangan remaja SMP dan SMA. 3,16
kehamilan per tahun , sekitar 75 juta atau 38 persen adalah kehamilan tidak
aib yang lebih baik disembunyikan. Akibatnya banyak kasus KTD yang tidak
terlaporkan.
melaporkan data KTD pada tahun 2010 sebanyak 85 kasus, 79 kasus pada
3
tahun 2011, 61 kasus pada tahun 2012, 64 kasus tahun 2013, dan 67
Puskesmas untuk mendapat surat keterangan dari sebagai salah satu syarat
KTD yang signifikan dari kurun waktu 2014 – 2016. Kasus KTD tercatat
pada tahun 2016. Data di salah satu wilayah kerja puskesmas Kabupaten
Demak tahun 2016 menunjukkan ada 12 kasus KTD pada usia kurang dari
20 tahun. Kejadian KTD ini hampir terdapat di setiap desa pada masing-
terlaporkan.
4
Upaya yang sejauh ini telah dilakukan oleh DKK Demak terkait
sekolah. Belum ada program kespro yang melibatkan pihak keluarga ataupun
KTD sebagai aib sehingga tidak ada keterbukaan termasuk kepada petugas
remaja KTD, agar dapat dilakukan perencanaan kehamilan yang aman dan
tepat sesuai dengan masing – masing kondisi ibu hamil. Bagi remaja KTD
Puskesmas sama seperti ibu yang lain, tidak ada perlakuan khusus. Belum
ada data yang detail mengenai berapa jumlah remaja KTD yang
kehamilan yang tidak diinginkan akibat seks pranikah. Hal ini sering dikaitkan
dengan nilai moral dan dianggap bertentangan dengan adat budaya timur.
dari masyarakat. KTD tidak hanya menimbulkan masalah kesehatan fisik Ibu
dan anak , namun juga kesehatan mental. Konsekuensi yang ditimbulkan dari
yang masih bersekolah dan mengalami KTD juga berisiko dikeluarkan dari
badan bayi lahir rendah (BBLR). Dini juga menyatakan status KTD dan status
lengkap. Hal ini tentu berpengaruh pula terhadap status gizi dan tumbuh
reproduksi yang belum matang berisiko melahirkan bayi BBLR sebesar 2,43
2
kali dibandingkan usia reproduksi yang matang dan aman saat melahirkan.
kelahiran prematur.14,66
kematian pada remaja usia 15-19 tahun.66 Aborsi yang tidak aman terjadi
Yurnalis ada 2,5 juta kasus aborsi di Indonesia setiap tahunnya, 20-60%
anak atau keduanya.66 Selain itu aborsi berakibat pada reptur uterus atau
robeknya rahim lebih besar dan menipisnya dinding rahim akibat kuretase. 66
mereka melakukan tersebut karena ada perasaan bersalah secara moral jika
dilahirkan dari ibu usia remaja mempunyai risiko yang lebih besar untuk
7
sebelum usia lima tahun.69 Masalah sosial yang ada pada ibu remaja yaitu
mereka terpaksa berhenti sekolah, bahkan yang masih bekerja harus rela
terhadap dirinya sendiri maupun orang tua. 60 Mereka lebih mudah marah dan
lebih mudah tersinggung. Pada kondisi emosional yang sangat tidak stabil
dan tidak tertangani dengan baik dapat memicu timbulnya depresi. Depresi
dengan adanya rasa putus asa karena merasa sudah tidak memiliki harapan
lagi untuk masa depan, perasaan tidak berguna karena tidak dapat
melakukan hal yang benar dan menarik diri dari lingkungan akibat rasa
hamil berusia remaja dan cenderung terjadi pada mereka yang memiliki
utama yang dihadapi ayah remaja. 62 Tidak hanya ibu yang mengalami
yang ada menunjukkan, ibu remaja yang mengalami KTD dan pro-life masih
perencanaan akan masa depan diri dan anak. Berdasarkan hal yang telah
B. Rumusan Masalah
signifikan yaitu 263% dari kurun waktu 2014 – 2016. Adapun kasus KTD
terlaporkan. Upaya yang sejauh ini telah dilakukan oleh DKK Demak terkait
angka remaja KTD yang menikah, tidak menikah, melakukan aborsi, ataupun
termasuk kepada petugas kesehatan. Ibu remaja yang mengalami KTD dan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Keluarga
premarital seks
tidak diinginkan
3. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
3 Proses Klien remaja yang Remaja, pengetahuan, Kualitatif dengan Proses pengambilan keputusan pro
pengambilan konsultasi di pilar – keprcayaan dan studi kasus life pada remaja yang mengalami
keputusan pro PKBI Jawa tengah penilaian tentang KTD menunjukan bahwa subyek
life pada konsekuensi dari KTD, penelitian dalam keadaan rasa malu
remaja yang sikap yang ingin terhadap
mengalami diambil, Norma lingkungan masyarakat, terancam
KTD (studi subyektif, Niat untuk akan dikeluarkan dari sekolah,
kasus klien meneruskan kehamilan menghabat pendidikan sehingga
pilar – akan kehilangan cita-cita, kesulitan
PKBI Jateng ekonomi, tidak diterima oleh
(Abrori, 2011) keluarga dan mengalami perubahan
hidup karena adanya perubahan
identitas yaitu menjadi ibu (meskipun
usia masih remaja)
4 Pemetaan Pola Remaja putri usia a.Karaktersitik Kuantitatif dan Informan yang mengalami kehamilan
Kejadian 10-24 tahun yang Demografi Informan Kualitatif pranikah rata-rata adalah mereka
Kehamilan yang terdata dalam b.Karaktersitik yang berusia < 19 tahun, memiliki
Tidak Diinginkan pelaporan Kejadian Demografi Orang Tua pendidikan terakhir SMP dan SMA,
Remaja Kehamilan Tidak Informan memiliki pengetahuan yang kurang
Berdasarkan Diinginkan, Calon c. Karakteristik Personal tentang kesehatan resproduksi,
Karakteristik Pengantin dengan d.Karakteristik berasal dari keluarga dengan
Personal, tes urine positif, dan Lingkungan ekonomi rendah, pendidikan orang
Lingkungan, dan persalinan remaja di e.Karakteristik tua yang rendah, dan adanya
Perilaku Puskesmas dan Pengalaman Perilaku pengalaman akses pornografi yang
Pacaran di bidan desa Pacaran cukup tinggi.
Kabupaten
Demak
(Aulia Novelira,
2015)
5 Peran Keluarga Remaja dengan Remaja, keluarga, Kualitatif dengan Pengambilan keputusan pada
dalam KTD konsekuensi peran indept interview remaja dengan kasus KTD adalah
Pengambilan keluargadalam keputusan yang dibuat oleh orang
Keputusan pengambilan keputusan tua. Alasan informan mengikuti
14
Belladiena,2017)
17
F. Ruang Lingkup
Lingkup sasaran pada penelitian adalah remaja putri yang bertempat tinggal
di Kabupaten Demak
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari – Maret tahun 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Definisi Remaja
secara fisik dan psikologis dari masa anak-anak ke masa dewasa. 4 Remaja
antara usia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja dibagi menjadi tiga
tahap yaitu masa remaja awal (usia 10-13 tahun), masa remaja tengah yaitu
(usia 14-16 tahun) dan remaja akhir (usia 17-19 tahun) (Rohan & Sayito,
2013). Masa remaja menurut Santrock, yaitu usia 10-13 tahun dan berakhir
diikuti dengan perubahan psikis. Perubahan sangat terlihat pada remaja laki-
laki dan perempuan umumnya terjadi saat usia 9-19 tahun. Perubahan yang
19
terjadi tidak hanya bertambah tinggi dan besar, remaja juga mengalami
ditandai dengan mimpi basah. Remaja laki-laki juga mengalami ejakulasi yaitu
keluarnya sperma melalui penis, dan kejadian ini dapat disengaja maupun
yang mengandung pembulu darah tempat sel telur yang tidak dibuahi
menempel, biasanya terjadi antara tiga sampai tujuh hari. Siklus haid masing-
masing remaja berbeda, yaitu dua puluh tujuh hari atau tiga puluh lima hari.
Perubahan alat reproduksi pada perempuan juga terjadi pada labia minora
atau bibir luar, clitoris atau kelentit, rambut kemaluan, lubang vagina, uterus,
servik, sel telur, indung telur. Perubahan alat reproduksi laki-laki terjadi pada
zakar, buah zakar, saluran kencing (uretra), saluran sperma, skrotum, kelenjar
diantaranya :
Pada fase ini remaja merasa dan tampak lebih dekat dengan teman
Pada masa ini remaja mulai mencari jati diri, ada ketertarikan terhadap
tentang seksual.
diinginkan juga didefinisikan sebagai kehamilan yang terjadi pada saat tidak
menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang diinginkan tetapi tidak
21
waktu yang tepat atau setelah berkeinginan untuk hamil. Menurut Barret,
saat ini atau bukan dengan pasangan yang sekarang, dimana hal itu
adanya anak atau bayi, tidak bahagia dengan kehamilan, serta adanya
diinginkan berkaitan dengan istilah paksaan dan anak yatim piatu. 3) Terkait
waktu yang tepat, seperti untuk menikah dan atau mendapat pekerjaan.
yang biasa dipakai untuk memberi istilah adanya kehamilan yang tidak
terlanjur datang pada saat yang belum diharapkan, janin dalam kandungan
tidak diinginkan pada wanita dewasa menikah, yaitu: 1) Anak sudah banyak,
suami jarang kerja dan sering mabuk. 2) Informan masih dalam kontrak kerja.
3) Ketika informan dalam masa subur, suami selalu tidak mau dan tidak
pernah mau pakai kondom. 4) Umur informan sudah tua dan anak sudah
cukup. 5) Tidak boleh hamil anak keempat karena sudah tiga kali operasi
baru satu. 7) Jarak antara anak terlalu dekat. 8) Suami baru PHK, dan sering
lainnya adalah jumlah anak yang sudah dimiliki. Jumlahnya anak yang
dimiliki tiap orang berbeda-beda dan tidak selalu sesuai dengan keinginan.
diinginkan. Hal ini dipengaruhi adat istiadat dan nilai ekonomis anak.
kehamilan pada usia yang terlalu muda atau terlalu tua, dan menghindarkan
kehamilan yang terlalu rapat, atau yang tidak diinginkan karena alasan
keseluruhan.
(unwanted child), dimana anak ini akan mendapat cap buruk sepanjang
hidupnya. Masa depan „anak yang tidak diinginkan‟ ini sering mengalami
keadaan yang menyedihkan karena anak ini tidak mendapat kasih sayang
bahwa anak yang tumbuh tanpa kasih sayang dan pengasuhan yang baik
keputusan atau jalan keluar dengan melakukan aborsi, terlebih lagi aborsi
kurang mengenai KB, buta huruf, menikah pertama kali pada umur kurang
sebagian besar terjadi pada kelompok wanita dengan umur kurang dari 20
tahun dan lebih dari 40 tahun, tidak menikah, hidup pada garis kemiskinan,
diinginkan paling banyak terjadi pada kelompok wanita yang memiliki riwayat
kurang dari 18 tahun atau lebih dari 25 tahun pada saat pertama kali hamil.
diinginkan.14 Angka kejadian kehamilan tidak diinginkan ini lebih tinggi pada
kehamilan tidak diinginkan paling banyak terjadi pada kelompok wanita yang
memiliki anak lebih dari 3 orang, berusia lebih dari 35 tahun, berada pada
menikah pertama kali pada usia kurang dari 20 tahun. Sedangkan penelitian
wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai
5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20
yaitu: pertama, umur < 20 tahun, pada masa ini ibu masih terlalu muda untuk
hamil; kedua, umur 20-35 tahun, pada masa ini ibu harus mengatur
pada masa ini ibu sudah harus mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi)
Umur ibu yang paling aman untuk hamil adalah 20-35 tahun karena
pada wanita mulai umur 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah
biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi ibu. Jadi umur ibu saat
hamil antara 20-35 tahun memiliki resiko kehamilan dan persalinan yang
paling minim. Dengan demikian berarti umur ibu waktu hamil < 20 tahun atau
> 35 tahun memiliki risiko kehamilan dan persalinan sangat tinggi yang
merugikan kesehatan ibu dan anak yang ada dilahirkan. Kematian maternal
27
pada usia < 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian
yang terjadi pada usia yang terlalu dini (remaja), pada usia terlalu tua 16
(lebih dari 35 tahun), terlalu dekat jarak kelahiran setiap anak, dan terlalu
wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi
perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan
ekonomi. Ada dua risiko yang terjadi pada kehamilan usia di atas 40 tahun,
yaitu risiko pada ibu dan risiko pada bayi. Sel telur sudah ada di dalam organ
reproduksi sejak wanita dilahirkan. Setiap bulan sel telur dilepaskan satu per
satu karena sudah matang. Sel telur yang tersimpan selama hampir 40
tahun, usianya juga sudah cukup tua. Hal ini disebabkan karena sel telur
berisiko melahirkan bayi yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah
down syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) dan bisa juga cacat fisik.
Risiko kedua adalah pada ibu. Memasuki usia 35 tahun, wanita sudah harus
berhati-hati ketika hamil karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini
menurun.
Kondisi ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun. Risiko
menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang dilahirkan juga bisa cacat. Hal
kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu bagi kesehatan kehamilan
17
dengan begitu tetap bisa melahirkan secara normal. Menurut Bobak, usia
yang rentan terkena preeklamsia adalah usia < 18 atau > 35 tahun. Seperti
yang telah dijelaskan penelitian oleh Manuaba, pada usia < 18 tahun,
keadaan alat reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan. Hal ini akan
dan eklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun atau lebih, rentan terjadinya
berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklamsia. Hal ini disebabkan
Selain itu, hal ini menurut Potter, juga diakibatkan karena tekanan
yang baik untuk hamil dan melahirkan berkisar antara 20-35 tahun pada usia
maksimal. Wanita yang usianya lebih tua memiliki tingkat resiko komplikasi
melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih muda. Bagi
wanita yang berusia > 35 tahun, selain fisik mulai melemah, juga
29
Seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
18 harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi ( Sarwono, 2006 ).
Umur ibu yang beresiko untuk hamil di bedakan menjadi 2 yaitu : 1) Umur
kurang dari 20 tahun Remaja adalah individu antara umur 10-19 tahun.
bayi termasuk cedera pada saat persalinan, berat badan lahir rendah, dan
kemungkinan bertahan hidup yang lebih rendah untuk bayi tersebut. Wanita
Ulrich Beck dalam buku berjudul Risk society: Toward a new Modernity
1. Risiko bisa tidak terlihat (invisible), tidak bisa diubah dan didasarkan pada
setelah bencana itu terjadi. Tetapi, hubungan sebab akibat tentang gejala
dan militer.
4. Risiko tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Risiko sebagai kemungkinan
kerusakan fisik (termasuk mental dan siosial yang disebabkan oleh proses
2. Jenis Risiko
Terdapat tiga macam risiko yang disebutkan oleh Beck, antara lain :52
tsunami, letusan gunung) atau risiko yang diproduksi oleh manusia (man made
2) Risiko sosial
risiko fisik “kecelakaan” (lalu lintas jalan, pesawat terbang, kecelakaan laut),
dan immoralitas.
3) Risiko mental
beberapa kelas sosial yang menjadi korban. Hal tersebut terjadi akibat sejarah
distribusi risiko itu sendiri, sebagaimana kekayaan risiko melekat pada pola
sering kali rakyat atau korban dari risiko itu sendiri mulai merefleksikan risiko
Risiko fisik /
ekologis
Teori Masyarakat
Risiko sosial
Berisiko
Risiko mental
sebuah kejadian, hasil, penyakit atau kondisi yang akan berkembang pada
orang memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk terkena penyakit dari pada
yang telah jelas atau telah ditentukan (walaupun sedikit atau kecil) akan
kelompok atau populasi lain bila mengalami atau terpapar kejadian tertentu.
negatif yang akan terjadi. Tidak adanya kontrol pada kelompok tersebut dapat
adanya kontrol pada kelompok risiko adalah terpapar lingkungan dan adanya
tersebut .
masalah kesehatan terdiri dari risiko biologi, sosial ekonomi, gaya hidup, dan
remaja perempuan diawali pada usia 10-14 tahun dan berakhir pada
pertumbuhan fisik dimulai pada usia 12-14 tahun dan berakhir pada
yang tidak diinginkan, aborsi, infeksi menular seksual dan HIV AIDS.
remaja.
dengan hokum atau tatanan sosial yang ada. Tekanan itu bisa saja
disebut gaya hidup. Risiko gaya hidup merupakan gaya hidup yang
hal yang baru dan aktifitas yang menantang remaja. Risiko kesehatan
seksual remaja .
dan mencakup hubungan dinamis antara faktor psikis dan sosial. Teori
aktivitas hidup sehari-hari. Segala aktifitas yang dilakukan oleh individu yang
mengalami fluktuasi pikiran dan perasaan yang dimulai dari kondisi mental
negatif sampai pada kondisi mental positif, misalnya dari trauma sampai
individu tersebut menjadi tinggi .25 Individu yang memiliki psychological well-
being yang tinggi adalah individu yang merasa puas dengan hidupnya,
menerima dirinya secara keseluruhan baik pada masa kini dan masa
lalunya. Seseorang yang menilai positif diri sendiri adalah individu yang
apa yang telah terjadi pada kehidupan masa lalu, bermasalah dengan
kualitas personalnya dan ingin menjadi orang yang berbeda dari diri
yang tinggi dalam dimensi ini ditandai dengan mampu membina hubungan
yang hangat dan penuh kepercayaan dari orang lain. Selain itu, individu
3. Otonomi (autonomy)
namun tetap mampu mengatur hidup dan tingkah lakunya. Individu yang
penting, serta mudah terpengaruh oleh tekanan sosial untuk berpikir dan
lingkungan sekitarnya .
Individu yang tinggi dalam dimensi ini adalah individu yang memiliki tujuan
dan arah dalam hidup, merasakan arti dalam hidup masa kini maupun
kehilangan makna hidup, arah dan cita-cita yang tidak jelas, tidak melihat
makna yang terkandung untuk hidupnya dari kejadian di masa lalu, serta
kehidupan .
45
yang dimiliki, dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri dan
tingkah lakunya setiap waktu serta dapat berubah menjadi pribadi yang
E. Konsep Teori
Dampak
Remaja dengan Kesehatan
perilaku seksual fisik
berisiko
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
detail yang berhubungan dengan KTD yang dialami oleh remaja. Penelitian ini
1. Populasi
Ini bertujuan memilih informasi dari kasus terbanyak untuk studi mendalam
consent) agar salah satu warga yang merupakan responden bersedia menjadi
akan diteliti. Dalam hal ini subyek penelitian adalah remaja dengan KTD.
a. Informan Utama
1) Kriteria Inklusi
2016.
2) Kriteria Eksklusi
b. Informan Triangulasi
sebagai berikut :
50
a) Kriteria Inklusi
b) Kriteria Eksklusi
2) Bidan desa
a) Kriteria Inklusi
b) Kriteria eksklusi
3) Pasangan
a) Kriteria Inklusi
b) Kriteria eksklusi
4) Teman sebaya
a) Kriteria Inklusi
D. Definisi Operasional
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian. Data primer pada penelitian ini yaitu jawaban dari in depth
yang mengalami KTD, orang tua, pasangan, dan informan sekunder bidan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain
atau data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data
primer atau oleh pihak lain, yang pada umumnya data sekunder digunakan
pendukung lain.
F. Instrumen Penelitian
instrumen penelitian. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara mendalam dan voice recorder untuk merekam saat proses
wawancara berlangsung .
53
Dalam penelitian kualitatif data yang didapat berupa kata-kata dan bukan
interview ).
lain diluar data dari informan utama untuk keperluan pengecekan atau
cara cross check data dengan fakta dari sumber lain yaitu bidan desa, orang tua,
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
interaktif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman. Miles and
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap
tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam
drawing/verification.
54
Model ini terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan
diperoleh yang masih berupa data kasar, sehingga peneliti berusaha memilih dan
Setelah data direduksi, kemudian data disajikan dalam suatu tulisan atau biasa
kesimpulan riset dapat dilakukan. Apabila dalam menyajikan data atau tulisan
masih merasa ada data yang kurang, maka peneliti dapat melihat kembali dalam
data reduksi. Jika sudah didapatkan, maka peneliti segera menyajikannya lagi
dalam tulisan dan dapat diambil kesimpulan, tetapi bila dalam pembuatan
kesimpulan ternyata masih ada data yang kurang, peneliti akan kembali ke
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-Kesimpulan :
Penarikan / Verifikasi
di luar data yang telah dijadikan sebagai sumber pada pengumpulan data
jawaban atau informasi dari para informan, akan tetapi sebagai informasi
tambahan atau merupakan data baru untuk memperkuat data yang diperoleh dari
lain.
para ahli.
56
DAFTAR PUSTAKA
3. Anonim. Remaja Pelaku Seks Bebas Meningkat [Internet]. 2014. Available from:
http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=1761 . [Accessed on July,
2017]
10. Ajidharma T. Ketika Para Orang Tua Harus Urus Dispensasi Kawin [internet].
2014; Available from : http://jateng.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=2832 .
[Accessed on November, 2017]
11. Purnama BE. 58% Remaja Hamil di Luar Nikah Berusaha Aborsi. 2016;
Available from :
http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/71732/58-remaja-hamil-di-
luar-nikah-berusaha-aborsi/2016-10-12#sthash.bu2tQdjZ.dpuf. [Accessed on
April, 2017]
57
12. Rini S. Dampak Psikologis, Sosial, dan Kesehatan Reproduksi Akibat Aborsi
pada remaja dengan KTD di Jawa Tengah Tahun 2013. Studi Kasus Klien PKBI
Jateng. Semarang: (Tesis) Magister Promosi Kesehatan Masyarakat Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro; 2014.
14. Sulma C. Gambaran Kejadian Mahasiswa KTD dan Aborsi di Phnom Penh
(Kamboja) dan Semarang. Semarang: (Tesis) Magister Promosi Kesehatan
Masyarakat Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro; 2014.
15. BPS. Hasil Sensus Penduduk Tahun 2013. Jakarta : Badan Pusat Statistik;
2013.
16. BKKBN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta : Badan
Pusat Statistik ; 2013.
17. Apriyanti. Respon Orang Tua, Pasangan, dan Remaja yang mengalami kejadian
KTD (studi kasus pada remaja siswa SMP di Kabupaten Pati. Semarang: (Tesis)
Magister Promosi Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro; 2016.
18. Novelira A. Pemetaan Pola Kejadian Kehamilan yang Tidak Diinginkan Remaja
Berdasarkan Karakteristik Personal, Lingkungan, dan Perilaku Pacaran di
Kabupaten Demak. Semarang: (Tesis) Magister Promosi Kesehatan Masyarakat
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro; 2015.
19. Abrori. Proses pengambilan keputusan pro life pada remaja yang mengalami
KTD (studi Klien remaja yang konsultasi di pilar – PKBI Jawa Tengah.
Semarang: (Tesis) Magister Promosi Kesehatan Masyarakat Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro; 2011.
20. Fatmawati N. Dispensasi Perkawinan di bawah Umur Akibat Hamil diluar Nikah.
2016; Available from : http://id.portalgaruda.org/article.php?
article=442733&val=4724 [Accessed 15th June 2017]
21. Dini et.all. Pengaruh Status Kehamilan Tidak diinginkan Terhadap Perilaku Ibu
selama dan setelah kelahiran di Indonesia (Analisis Data SDKI 2012). Jurnal
Kesehatan Reproduksi. 2016; 119 – 133.
22. Mubasyiroh et.all. Hubungan Kematangan Reproduksi dan Usia Saat Melahirkan
dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Indonesia Tahun 2010.
Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2016; 109-118.
26. Schneider, K. J., Burgental, J.F.T. & Pierson, J.F. The Handbook of Humanistic
Psychology. California: Sage Publication, inc; 2001.
28. Maurer, Smith. Community Public Health Nursing Practice : Health for Families
and Population, 3th Edition. Toronto: Elsevier; 2010.
29. L WD. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1 & 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008.
32. Pilliteri. Maternal & Child Health Nursing : Care of childbearing and childearig
family. Philadelphia: Lippincot William & Wilkins; 1999.
37. Arida INS, Widiana IGPG, Wulanyani NMS. Seks dan Kehamilan Pranikah :
Remaja Bali di Dua Dunia. Yogyakarta: Ford Foundation; 2005. 228
59
40. Ghony D. Dasar - Dasar Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT. Bina Ilmu; 1997.
43. Blum, Hendrik L. Expanding Health Care Horizon, From General Sistem
Concept of Health to A National Policy, Third Party Publishing Company.
California . 1981
44. Fadlyana, E., Larasaty S. Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Sari
Pediatr. 2009;11(2):136–40.
45. PSKK UGM dan Plan Indonesia. Laporan Akhir Pernikahan Anak di Indonesia
Tahun 2011. Yogyakarta; 2011.
48. Putra IMP, Ratep N, Wayan Westa. HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA
DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA SMA /
SEDERAJAT DI WILAYAH. :1–8. 229
52. Piliang, Yasraf A. Humanity : Risiko Tinggi. Harian Kompas 23 Juni 2009
53. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern .Jakarta :
Kencana; 2005.
54. Kuper, Adam dan Jessica Kuper. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial : Edisi Kedua.
Jakarta : Raja Grafindo Persada ; 2000.
55. Endah Ayu Sinta Dewi. Risiko dan Reflektivitas Perilaku Seks Panikah Pada
Remaja (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Remaja SMA Kesatrian 1 Kota
Semarang). (Tesis). Surakarta. : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Surakarta; 2015.
57. Herlina Ella. Fenomena Emosional Remaja dengan Kehamilan Tidak diinginkan
di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. 2016; Available from :
www.perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/5078.pdf. [Accessed on
January, 2018]
59. Beach, L.R., & Connoly, T. The psychology of decision making. Thousand Oaks:
Sage Publications; 2005.
60. Benson, M. After the adolescent pregnancy: Parents, teens and families.
2004.Child and Adolescent Social Work Journal, 21, 435-455.
62. YM, Voni. Malelak. Makna Peran Ayah Pada Ayah Remaja. 2015. Available
from : ojs.psikologi-jogja.ac.id/index.php/Psikologi/article/view/18/17. [Accessed
November 2017].
61
63. Fitrina M. K. Peran Dukungan Sosial Pada Remaja dengan Masalah Kehamilan
yang Tidak Diinginkan di Surabaya. (Tesis). Yogyakarta : Magister Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Universitas Gajah Mada; 2015.
64. Stephanie, OC. Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja Buruh Kapal di Pelabuhan
Paotere Makassar. 2015. Available from :
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/13200/JURNAL
%20OLIVIA%20CARLA%20S.pdf?sequence=1/ {Accessed Juli 2017].
65. Mumah, J, Kabiru, CW, Mukiira, C, Brinton, J, Mutua, M, Izugbara, C, Birungi, H. and Askew, I.
2014. “Unintended Pregnancies in Kenya: A Country Profile,” STEP UP Research Report.
Nairobi: African Population and Health Research Center.
69. Maisya IB, Susilowati Andi. Peran Keluarga dan Lingkungan Terhadap
Psikososial Ibu Usia Remaja. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 8(2), [internet].
2017. Available from :
ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/kespro/article/download/8013/pdf.
[Accessed on March 2018].
62
7 Pertumbuhan pribadi 1. Apakah ada perubahan yang terjadi pada diri anda
(personal growth) setelah mengalami KTD?
2. Bagaimana perasaan anda menyikapi terjadinya
perubahan tersebut?
3. Bagaimana anda mengasuh anak anda?
4. Apa yang anda harapkan untuk anak anda?
8 Tujuan hidup (purpose 1. Bagaimana rencana anda ke depannya?
in life) 2. Apa harapan anda terhadap petugas kesehatan yang ada
di daerah terkait kehamilan tidak diinginkan?
3. Apa yang anda butuhkan untuk menyelesaikan semua
permasalahan yang ada saat ini setelah mengalami KTD?
63
Hari/Tanggal : ................................................
Identitas Informan
Nama :
Alamat :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pertanyaan
3. Bagaimana respon anda mengetahui anda hamil? Apa yang anda lakukan?
Otonomi (autonomy)
8. Bagaimana keputusan terkait pendidikan atau pekerjaan yang anda ambil saat
10. Bagaimana cara anda menghadapi kondisi lingkungan atau tetangga saat anda
mengalami KTD?
12. Apa yang anda alami setelah melahirkan? Adakah gangguan atau keluhan
pada fisik?
14. Bagaimana cara anda menerima kondisi diri anda yang pernah mengalami
KTD?
15. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua dan pasangan setelah
mengalami KTD?
16. Bagaimana hubungan anda dengan teman sekolah atau teman kerja setelah
mengalami KTD?
17. Apakah ada perubahan yang terjadi pada diri anda setelah mengalami KTD?
22. Apa harapan anda terhadap petugas kesehatan yang ada di daerah terkait
23. Apa yang anda butuhkan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada
INFORMED CONSENT
dan psikososial pada remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD) di
Kabupaten Demak”. Penelitian ini dilakukan sebagai tugas akhir dalam penyelesaian
Saya berharap Ibu bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini
dimana akan dilakukan pengisian kusioner yang terkait dengan penelitian. Semua
kesukarelaan Ibu.
Terima kasih atas kesediaan Ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
(Tanda Tangan)
67
Jadwal Penelitian
Kegiatan
Studi
Pendahuluan
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Penelitian
Seminar
Hasil
UjianThesis