Anda di halaman 1dari 10

Nama : Hanny Nur’Aini

Nim : 1920201060

Kelas : PGMI 02

Mata Kuliah : Metodologi Pembelajaran PAI MI

Dosen Pembimbing : Miftahul Husni, M.Pd.I

Resume : 4

“MODEL PEMBELAJARAN DAN RUANG LINGKUPNYA”

Pengertian  Model Pembelajaran

Pengertian  Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola


yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends
dalam Trianto, 2010: 51). Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam
Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki
fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan
dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.

Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai


pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi

1
yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula,
setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat
dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks
yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya
pembukaan dan penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Oleh karena itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai
keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka
ragam dan lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menurut
Kardi dan Nur dalam Trianto (2011: 142) istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.

Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki


oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:

1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya
para pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan
teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam
menciptakan dan mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah
pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku
mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar
selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif

2
serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek
penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

Pada Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan


dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang
berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi
dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan,
materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar.
Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari
kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).

Fungsi Pembelajaran

Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hingga


pelaksanaan pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Trianto
(2010, hlm. 53) yang mengemukakan bahwa fungsi model pembelajaran adalah
sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Oleh karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi sifat dari
materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. Ihwal sifat dan
materi yang dibelajarkan tersebut, model pembelajaran juga dapat dikategorikan
berdasarkan beberapa jenis yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Macam-Macam Model Pembelajaran


Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Inquiry
Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis serta analitis
kepada peserta didik agar mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.
b. Model Pembelajaran Kontekstual

3
Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata. Prinsip
pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta didik, peserta didik
melakukan dan mengalami, tidak hanya monoton dan mencatat.
Model mengajar ini juga dapat mengembangkan kemampuan sosial
peserta didik karena dihadapkan pada situasi dunia nyata. Ada tujuh
komponen utama dari pembelajaran kontekstual yang membuatnya khas jika
dibandingkan dengan model yang lain, yakni:
1) Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi
pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalaman;
2) Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian
dan penelusuran;
3) Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu;
4) Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar;
5) Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat
ditiru oleh peserta didik;
6) Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari;
7) Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar peserta didik.
c. Model Pembelajaran Ekspositori
Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok peserta
didik supaya peserta didik dapat menguasai materi secara optimal.
Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus
memberikan penjelasan atau menerangkan kepada peserta didik dengan cara
berceramah. Sehingga menyebabkan arah pembelajarannya monoton karena
sangat ditentukan oleh kepiawaian ceramah guru.
d. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning
yang dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang

4
menekankan para proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Pemecahan masalah menjadi langkah utama dalam model ini.
e. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
f. Model pembelajaran PAIKEM
Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan
Menyenangkan. Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif
mengembangkan kreativitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung secara
efektif, optimal, dan pada akhirnya terasa lebih menyenangkan.
g. Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)
Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).
Komponen utama pembelajaran kuantum dapat berupa:
1) Peta konsep sebagai teknik belajar efektif;
2) Teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak
sesuai dengan cara kerja otak;
3) Sistem pasak lokasi;
4) Teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf
depan dari materi yang ingin diingat kemudian menggabungkannya.
Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk membuat
pembelajaran menerap dan dipahami dengan mudah oleh peserta didik.
Caranya bisa sangat interaktif dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan
langsung untuk mendemonstrasikan materi diiringi perayaan seperti yel
motivasi.
h. Model Pembelajaran Terpadu
Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran
sekaligus agar memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada

5
Peserta didik. Pembelajaran terpadu terbagi menjadi sepuluh jenis, yakni: 1)
Model penggalan; 2) Model keterhubungan; 3) Model sarang; 4) Model urutan;
5) Model bagian; 6) Model jaring laba-laba; 7) Model galur; 8) Model
keterpaduan; 9)Model celupan; 10) Model jaringan.
i. Model pembelajaran kelas rangkap
Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni
penggabungan kelas secara integrative dan pembelajaran terpusat pada peserta
didik, sehingga Guru tidak harus mengulang kembali untuk mengajar pada dua
kelas yang berbeda dengan program yang berbeda pula.
Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan
beberapa rombongan belajar dapat meningkan efisiensi pembelajaran.
Macam-macam model pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat
PKR meliputi:
1) Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan;
2) Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran,
pada dua ruangan;
3) Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.
4) Model Pembelajaran Tugas Terstruktur
Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang
wajib diselesaikan oleh peserta didik guna mendalami dan memperluas
penguasaan materi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah dikaji.
Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah, portofolio (produk
ciptaan peserta didik), makalah individu, makalah kelompok, dsb.
j. Model pembelajaran portofolio
Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan
karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara
kooperatif membuat kebijakan untuk memecahkan masalah.
Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar
peserta didik aktif dan kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan
produk portofolio secara bersama.
k. Model pembelajaran tematik

6
Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang
mengintegrasikan materi beberapa pelajaran dalam satu tema/topik
pembahasan sesuai dengan kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan
menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya.
Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:
1) Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan;
2) Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema;
3) Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).
4) Beberapa Macam-macam model pembelajaran

Analisis Model Yang Tepat Untuk Pembelajaran PAI MI

Dari analisis yang di lakukan oleh beberapa peneliti seperti berikut:

1. Nurul Hayati, dengan judul skripsi Penggunaan Strategi Pembelajaran


Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Kolaborasi Examples Non
Examples sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII D SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013,
menyimpulkanbahwa pengguna- an stategi pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) kolaborasi Examples Non Examples telah mampu
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses Pendidikan Kewarganegaraan
sebanyak 85%. Peningkatan keaktifan tersebut diamati melalui menganalisis
gambar dan bekerja sama dalam kelompok serta presentasi tiap kelompok.
2. Afandy, dengan judul skripsi Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika
Siswa Melalui Strategi Problem Based Learning dengan Media Pembelajaran
Ular Tangga di Kelas VII SMP N 2 Gondang Sragen, menyimpulkan bahwa
salah satu keaktifan siswa dalam belajar Matematika adalah berani
mengerjakan soal di depan kelas meskipun apa yang dikerjakan belum tentu
benar. Siswa yang berani mengerjakan soal di papan tulis juga mengalami
peningkatan dari putaran I sampai putaran III. Berdasarkan observasi awal,
siswa yang berani mengerjakan soal di papan tulis sebanyak 2 siswa (6,25%),

7
pada putaran I sebanyak 7 siswa (21,88%), pada putaran II sebanyak 9 siswa
(28,13%), pada putaran III sebanyak 15 siswa (46,88%).
3. 3. Binti Arifah, dengan judul skripsiPenerapan Strategi Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV
SD Negeri 1 Baleharjo Tahun Ajaran 2012/2013, menyimpulkan bahwa
penerapan stategi Problem Based Learning dalam pembelajaran Matematika
dapat meningatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Baleharjo.
Pada kondisi pra tindakan aktivitas belajar siswa yang tinggi ada 8 siswa
(40%), pada siklus 1 ada 13 siswa (65%), sedangkan pada siklus 2 ada 17
siswa (85%). Hal ini terlihat jelas adanya peningkatan aktivitas belajar siswa
dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, menjelaskan materi
di depan kelas dan mengerjakan soal kelompok.

Sehingga dapat dilihat dalam beberapa contoh hasil penelitian yang di lakukan
dengan nmenerapkan(Problem Based Learning) /PBL dalam penelitiannya dan
mendapatkan hasil yang baik maka di ambillah model pembelajaran (Problem
Based Learning) dalam model pembelajaran yang tepat di gunakan dalam PAI
MI.
 Analaisis model pembelajaran PBL/ (Problem Based Learning)
Moffit mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara belajar kritis dan keterampilan pemecahan konteks, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Savoie dan Hughes menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah
memiliki beberapa karakteristik, yaitu (1) Belajar dimulai dengan suatu
permasalahan;(2) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan
dunia nyata; (3) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar masalah; (4)
Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan
secara langsung proses belajar; (5)Menggunakan kelompok kecil; dan (6)
Menuntut siswa untuk mendemostrasikan apa yang telah dipelajarinya.

8
Problem Based Learning memiliki lima tahapan utama dalam
pelaksanaannya, yaitu: (1) Meng- orientasikan siswa pada masalah; (2)
Mengorganisasikan siswa untuk belajar; (3) Memandu menyelidiki secara
mandiri atau kelompok; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja; dan
(5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

Dalam Problem Based Learning akan terjadi pembagian peran antara


guru dengan murid, dimana guru lebih berfungsi sebagai mitra kerja bagi
murid. Guru lebih berperan sebagai motivator, organisator dan fasilitator bagi
murid. Di sisi lain siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan pemecahan
masalah yang berhubungan dengan materi yang dipelajari.

Kelebihan pendekatan Problem Based Learning.


Beberapa kelebihan dari pendekatan Problem Based Learning dapat
disebutkan sebagai berikut, yaitu:

1. Dapat menantang kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru.


2. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Dapat membantu siswa untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
4. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yangmereka lakukan.
5. Dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada
dasarnya merupakan cara berpikir, bukan hanya sekedar belajar dari guru
saja.
6. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
8. Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9. Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus- menerus belajar.
Kelemahan pendekatan Problem Based Learning.
Adapun kelemahan - kelemahan dari pendekatan Problem Based
Learning adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa yang tidak memiliki minat atau tidak mempunyai

9
kepercayaan, dan menganggap bahwa masalah yang dipelajari sulit
untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. Membutuhkan waktu yang banyak.
3. Tanpa adanya pemahaman dalam memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager pembelajaran adalah serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Di samping itu, Miarso mengemukakan bahwa pembelajaran adalah
suatu usaha yang disegaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain
belajaratau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain.
Menurut Zakiyah Daradjat, bahwa pendidikan Agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami kandungan ajaran Islam secaramenyeluruh, menghayati makna
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup.
Pendidikan Agama Islam secara keseluruhannya terliput dalam
lingkup Al-Quran dan Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqih atau ibadah, dan
sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan
Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allahswt., diri sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.
Dengan demikian, pembe- lajaran Pendidikan Agama Islam adalah
usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik
untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan Agama Islam
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah.

10

Anda mungkin juga menyukai