LP Ket
LP Ket
A. DEFINISI
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa
Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar
tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah,
dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat yang luar biasa. Tempat kehamilan
yang normal ialah di dalam cavum uteri. Kehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim
misalnya dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam
rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau
dalam tanduk rudimenter rahim. (Obstetri Patologi. 1984. FK UNPAD)
Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal
yakni dalam endometrium kavum uteri.
B. ETIOLOGI
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa
faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:
1.Faktor mekanis
Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum
uteri, antara lain:
2. Faktor Fungsional
a. Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang abnormal
b. Refluks menstruasi
c. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesterone
e. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
C. KLASIFIKASI
1. Tuba Fallopii
a. Pars-interstisialis
b. Isthmus
c. Ampula
d. Infundibulum
e. Fimbrae
2. Uterus
a. Kanalis servikalis
b. Divertikulum
c. Kornu
d. Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
5. Abdominal
a. Primer
b. Sekunder
6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
D. PATOFISIOLOGI
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya
ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per
vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif, yang datang dengan keluhan
amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan
terjadinya kehamilan ektopik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus,
atau massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus
dibedakan dengan appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium.
Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol
dan nyeri pada perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut
bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan
usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena
lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan
intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok.
Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin.
Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun
sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena kematian janin terjadi sebelum haid
berikutnya.
Tanda :
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau perdarahan
vaginal.
2. Menstruasi abnormal.
3. Abdomen dan pelvis yang lunak.
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan, atau
tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
6. Kolaps dan kelelahan
7. Pucat
8. Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
9. Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak gembung.
10. Gangguan kencing
11. Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena perangangan peritoneum oleh
darah di dalam rongga perut
12. Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena pengaruh hormon-hormon
kehamilan tapi pada umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus pada
kehamilan intrauterin yang sama umurnya.
13. Nyeri pada toucher
Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan cavumdouglasi (nyeri digoyang)
14. Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang disebabkan kumpulan darah di
tuba dan sekitarnya.
15. Perubahan darah
Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada kehamilan tuba yang terganggu,
karena perdarahan yang banyak ke dalam rongga perut.
Gejala:
1. Nyeri:
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik. Nyeri
dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau tersebar.
2. Perdarahan:
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan dikeluarkan
dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit, perdarahan yang
banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke abortus biasa.Perdarahan
abnormal uterin, biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus
3. Amenorhea:
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas
perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi, dan mereka tidak
menyadari bahwa mereka hamil
G. PENATALAKSANAAN
1. Laparotomi : eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi
longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan
keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.
2. Laparoskop : untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi
superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
3. Operasi Laparoskopik : Salfingostomi
4. Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar β-hCG rendah
maka dapat diberikan injeksi methrotexatekedalam kantung gestasi dengan harapan
bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50
mg/m3 intramuskuler.
5. Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
a. Ukuran kantung kehamilan
b. Keadaan umum baik (“hemodynamically stabil”)
c. Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi,
kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain
itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
I. PENCEGAHAN
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan
untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
a. Laboratorium
Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite 15.000/mm 3.
Laju endap darah meningkat.
Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG positif. Pada
kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari,
2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang
abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal.
Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan
ektopik.
b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat
Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari
rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan
seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain.
USG :
a. Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
b. Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
c. Adanya massa komplek di rongga panggul
Laparoskopi ─ peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah
diganti oleh USG
Laparotomi ─ Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan
gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).
Kuldosintesis ─ Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal
untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan
ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah
dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.
H. DIAGNOSA
1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan yang lebih banyak pada
uterus
2. Defisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi ,
perdarahan
3. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
4. Kelemahan berhubungan dengan banyaknya darah yang keluar saat perdarahan
5. Berduka berhubungan dengan kematian janin
6. Ansietas berhubungan dengan proses akan dilakukannya pembedahan
7. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
DIAGNOSA POST OP
9. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitasjaringan kulit sekunder akibat laparotomi
10. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi dan pemasangan alat-alat perawatan
- Memaksimalkan
transfer oksigen ke
jaringan.
2 Defisit volume Setelah diberikan- Awasi tekanan darah - Perubahan dapat
cairan yang askep selama …x dan frekuensi jantung menunjukkan efek
berhubungan jam diharapkan hipovolemik
dengan rupture pasien (perdarahan/dehid
pada lokasi menunjukkan - Evaluasi turgor kulit, rasi)
implantasi sebagai volume cairan yang pengisian kapiler dan - Indicator langsung
efek dari tindakan adekuat dengan kondisi umum membran status
pembedahan criteria hasil : mukosa cairan/hidrasi
- Tanda vital stabil
- Nadi teraba - Catat respon fisiologis
- Haluaran urine, individual pasien terhadap
berat jenis dan pH perdarahan misalnya : - Simtomatologi
dalam batas normal perubahan mental, dapat berguna
kelemahan, gelisa, dalam mengukur
ansietas, pucat, berat/ lamanya
berkeringat, tacipnea, episode
peningkatan suhu. perdarahan.
Memburuknya
gejala dapat
menujukkan
- Pertahankan berlanjutnya
pencatatan akurat sub perdarahan atau
total cairan / darah tidak adekuatnya
selama terapi penggantian
penggantian cairan.
- Potensial
Kolaborasi : kelebihan tranfusi
- Berikan cairan Iv sesuai cairan khususnya
indikasi bila volume
tambahan
diberikan sebelum
tranfusi darah.
- Memberikan SDM,
trombosit, dan factor - Mempertahankan
pembekuan keseimbangan
cairan/elektrolit
pada tak adanya
pemasukan
melalui oral;
menurunkan risiko
komplikasi ginjal.
- Memperbaiki/
menormalkan
jumlah SDM dan
kapasitas
pembawa oksigen
untuk memperbaiki
anemi, berguna
untuk mencegah/
mengobati
perdarahan
3 Nyeri yang Setelah dibserika - Tentukan sifat, lokasi, - Membantu dalam
berhubungan askep selama….x dan dirasi nyeri. Kaji mendiagnosis dan
dengan rupture jam pasien dapat kontraksi uterus, menentukan
tuba fallopii, mendemonstrasika perdarahan, atau nyeri tindakan yang
perdarahan n teknik relaksasi, tekan abdomen akan dilakukan.
intraperitonial tanda-tanda vital Ketidaknyamanan
dalam batas dihubungkan
normal, tidak dengan aborsi
meringis spontan dan
molahidatidosa
karena kontraksi
uterus yang
mungkin
diperberat oleh
infuse oksitosin.
Ruptur kehamilan
ektopik
mengakibatkan
nyeri hebat karena
hemoragi yang
tersembunyi saat
tuba fallopii
rupture ke dalam
- Kaji stress psikologi ibu abdomen.
atau pasangan dan
respon emosional - Ansietas sebagai
terhadap kejadian. respon terhadap
situasi darurat
dapat
memperberat
ketidaknyamanan
karena sindrom
ketegangan,
- Berikan lingkungan yang ketakutan dan
tenang dan aktifitas untuk nyeri.
menurunkan rasa nyeri.
Instruksikan klien untuk - Dapat membantu
menggunakan metode dalam
relaksasi misalnya nafas menurunkan tigkat
dalam, visualisasi nyeri dan
distraksi dan jelaskan karenanya
prosedur. mereduksi
ketidaknyamanan
Kolaborasi :
- Berikan narkotik atau
sedative berikut obat-obat
praoperatif bila prosedur - Meningkatkan
pembedahan kenyamanan,
diindikasikan menurunkan risiko
komplikasi
pembedahan.
- Siapkan untuk prosedur
bedah bila terdapat
indikasi
- Tindakan
terhadap
penyimpangan
dasar akan
menghilangkan
nyeri
4 Intoleransi aktivitas Setelah diberikan - Kaji kemampuan pasien - Mempengaruhi
berhubungan askep selama ….x untuk melakukan tugas, pemilihan
dengan kelemahan jam diharapkan catat laporan kelelahan, intervensi/ bantuan
dan banyaknya pasien mampu keletihan, dan kesulitan
darah yang keluar melaporkan dalam menyelesaikan
saat perdarahan peningkatan tugas
toleransi aktivitas - Manifestasi
dan menunjukkan - Awasi tekanan darah, kardio pulmonal
penurunan tanda pernapasan dan nadi dari upaya jantung
fisisologis selama dan sesudah dan paru untuk
intoleransi dengan aktivitas. Catat respon membawa jumlah
KH: terhadap aktivitas (misal oksigen adekuat
- Tanda vital masih peningkatan denyut ke jaringan.
dalam rentang jantung atau tekanan
normal darah, disritmia, pusing,
dipsnea, takipnea, dan
sebagainya)
- Meningkatkan
istirahat untuk
- Berikan lingkungan menurunkan
tenang, pertahankan tirah kebutuhan oksigen
baring bila diindikasikan. tubuh dan
Pantau dan batasi menurunkan
pengunjung, telepon, dan regangan jantunga
gangguan berulang dan paru.
tindakan yang tak
direncanankan. - Hipotensi postural
atau hipoksia
serebral dapat
- Ubah posisi pasien menyebabkan
dengan perlahan dan pusing, berdenyut,
pantau terhadap pusing dan peningkatan
risiko cedera
- Meningkatkan
secara bertahap
tingkat aktivitas
- Rencanakan kemajuan sampai normal dan
aktivitas dengan pasien memperbaiki tonus
termasuk aktivitas yang otot / stamina
pasien pandang perlu. tanpa kelemahan
Tingkatkan tingkat
aktivitas sesuai toleransi - Mendorong
pasien untuk
melakukan banyak
- Gunakan teknik dengan
penghematan energy membatasi
misal mandi dengan penyimpangan
duduk, duduk untuk energy dan
melakukan tugas-tugas. mencegah
kelemahan
5 Berduka Seteleh diberikan - Berikan lingkungan yang - Kemampuan
berhubungan askep selama …x terbuka dimana pasien komunikasi
dengan kematian jam diharapkan merasa bebas untuk terapiutik seperti
janin pasien dapat mendiskusikan aktif
menunjukkan rasa perasaan dan masalah mendengarkan,
pergerakan kea rah secara realistis diam, selalu
resolusi dari rasa bersedia, dan
duka dan harapan pemahaman dapat
untuk masa depan memberikan
pasien
kesempatan untuk
berbicara secara
bebas dan
berhadapan
dengan perasaan/
kerugian actual
- Identifikasi rasa duka
(seperti penyangkalan, - Kecermatan akan
marah, tawar menawar, memberikan
depresi, dan penerimaan) pilihan intervensi
yang sesuai pada
waktu individu
menghadapi rasa
duka dslam
berbagai cara
- Identifikasi dan solusi yang berbeda
pemecahan masalah
untuk keberadaan - Mungkin
respon-respon fisik dibutuhkan
misalnya : makan, tidur, tambahan bantuan
tingkat aktifitas, dan untuk berhadapan
hasrat seksual dengan aspek-
aspek fisik dari
rasa berduka
- Dengarkan dengan aktif
pandangan pasien dan
selalu sedia untuk - Proses berduka
membantu jika diperlukan tidak berjalan
dalam cara yang
teratur, tetapi
fluktuasinya
dengan berbagai
aspek dari
berbagai tingkat
yang muncul pada
suatu kesempatan
atau pada
kesempatan yang
lain. Jika
prosesnya bersifat
disfungsional atau
Kolaborasi : perpanjangan
- Rujuk pada sumber- intervensi yang
sember lainnya misalnya lebih agresif
konseling psikoterapi mungkin
sesuai petunjuk dibutuhkan untuk
mepermudah
proses
- Mungkin
dibutuhkan
bantuan tambahan
untuk mengatasi
rasa duka
membuat rencana
dan menghadapi
masa depan.
6 Ansietas Seteleh diberikan - Pertahankan hubungan - Menjamin bahwa
berhubungan askep selama …..x yang sering denngan
pasien tidak akan
dengan proses jam diharapkan pasien. Berbicara dan
akan dilakukannya cemas pasien berhubungan dengan sendiri atau
pembedahan berkurang dengan pasien
ditelantarkan:
KH:
Pasien tampak menunjukkan rasa
tenang
menghargai, dan
Pasien tidak gelisah
Menunjukkan menerima orang
kemampuan untuk
tersebut,
menghadapi
masalah - Berikan informasi akurat membantu
dan konsisten mengenai
meningkatkan rasa
prognosis.hindari
argumentasi mengenai percaya.
persepsi pasien terhadap
situasi tersebut
- Dapat
mengurangi
ansietas dan
- Wapada terhadap
ketidakmampuan
tanda-tanda
penolakan/depresi,mis:m pasien untuk
enarik diri, marah, ucap-
membuat
ucapan yang tidak tepat.
Tentukan timbulnya ide keputusan/pilhan
bunuh diri dan kaji
berdasarkan
potensialnya pada skala
1-10 realita
- Penerimaan
perasaan akan
membuat pasien
dapat menerima
situasi
7 Kurangnya Seteleh diberikan - Menjelaskan tindakan - Memberikan
pengetahuan yang askep selama …..x dan rasional yang
berhubungan jam pasien ditentukan untuk kondisi informasi,
dengan kurang berpartisipasi dalam hemoragi
menjelaskan
pemahaman atau proses belajar,
tidak mengenal mengungkapkan kejelasan konsep
sumber-sumber dalam istilah
pemikiran ibu
informasi. sederhana
mengenai mengenai
patofisiologi dan
prosedur yang
implikasi klinis.
akan dilakukan
dan menurunkan
- Berikan kesempatan stress yang
bagi ibu untuk
berhubungan
mengajukan pertanyaan
dan mengungkapkan dengan prosedur
kesalahan konsep.
yang diberikan
- Memberikan
klarifikasi dari
konsep yang
salah, identifikasi
- Diskusikan kemungkinan
masalah-masalah
komplikasi jangka pendek
pada ibu/janin dari dan kesempatan
keadaan perdarahan
untuk memulai
mengembangkan
ketrampilan
penyesuaian atau
- Tinjau ulang komplikasi
koping
jangka panjang terhadap
situasi yang memerlukan
evaluasi dan tindakan
tambahan
- Memberikan
informasi tentang
kemungkinan
komplikasi dan
meningkatkan
harapan realitas
dan kerjasama
dengan aturan
tindakan.
Ansietas
sebagai respon
terhadap situasi
dapat
- Terapkan teknik memperberat
distraksi
ketidaknyamanan
karena sindrom
ketegangan dan
- Ajarkan teknik
relaksasi(napas dalam) nyeri
dan sarankan ntuk
mengulangi bila merasa Mengalihkan
nyeri
perhatian dari rasa
nyeri
Relaksasi
mengurangi
- Beri dan biarkan pasien
posisi yang paling ketegangan otot-
nyaman
otot sehingga
Kolaborasi: mengurangi
- pemberian analgetik
penekanan dan
nyeri
Mengurangi
ketegangan area
nyeri
Mencegah
terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Yuliaikhah, Lily S.Si. T, 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Penerbit Buku Kedokteran
ECG, Jakarta
Bandung, Padjajaran, Kedokteran, Universitas. 1974. Ilmu Kebidanan Patologi. Penerbit Elstar
Offset Eleman, Bandung
http://atenvincentskep.blogspot.com/2009/10/askep-kehamilan-ektopik-terganggu.html
http://www.koranplus.com/forum/medical-info/13867.html