Abstract
______________________________________________________________
Dijkstra algorithm can be used to find the shortest route from a node to another node in a graph.
Gunungkidul Regency is one of districts that has many tourist spots are scattered. The tourist spot which
scattered make the tourist have difficulty to specify the route to be followed in order to be able to enjoy
several tourist spots. Everyone who travels certainly choose the shortest route to reach the goal because it
can save time, costs, energy, and fuel. When we was travelling with the schedule that is not regulated lead
the budget increased and holiday become crowded.Of these problems, the author analyzed the shortest
route tourist spots in Gunungkidul regency with Dijkstra’s algorithm and simulated the shortest route
search in undirected and weighted graph with Visual Basic programming language so as to save tourist
costs and time who traveled to the Gunungkidul regency.
How to Cite
Ardyan, S., Mulyono & Suyitno, A. (2017). Implementasi Algoritma Dijkstra dalam
Pencarian Rute Terpendek Tempat Wisata di Kabupaten Gunungkidul dengan Program
Visual Basic. Unnes Journal of Mathematics, 6(2): 108-116.
PENDAHULUAN
Algoritma dapat didefinisikan sebagai melibatkan data probabilistik (Taha, 1997: 4).
urutan langkah-langkah logis dan sistematis Riset Operasi, dalam arti luas dapat diartikan
dalam mencari suatu solusi dari suatu sebagai penerapan metode- metode, teknik-teknik
permasalahan yang ada. Langkah-langkah dalam dan alat-alat terhadap masalah-masalah yang
memecahkan masalah bisa dilakukan dalam menyangkut operasi-operasi dari sistem-sistem,
berbagai cara dengan karakteristik yang berbeda- sedemikian rupa sehingga memberikan
beda dari masing-masing langkah. Tiap-tiap penyelesaian optimal (Mulyono, 2004 : 4).
algoritma tersebut memiliki cara kerja yang Optimasi adalah salah satu disiplin ilmu
berbeda-beda dalam menentukan solusi yang dalam matematika yang fokus untuk
paling optimal. Untuk mencari panjang rute mendapatkan nilai minimum atau maksimum
terpendek dari sebuah titik s ke sebuah titik t di secara sistematis dari suatu fungsi, peluang,
graf bobot G, dengan bobot setiap sisi G adalah maupun pencarian nilai lainya dalam berbagai
bilangan positif, digunakan algoritma Dijkstra. kasus. Optimasi sangat berguna di hampir segala
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu bidang terutama bidang induatri dalam rangka
kabupaten yang ada di Daerah Istimewa melakukan usaha secara efektif dan efisien untuk
Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. mencapai target hasil yang ingin dicapai.
Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah Tentunya hal ini akan sangat sesuai dengan
geografis berupa daerah pegunungan dan prinsip ekonomi yang berorientasikan untuk
berbatasan langsung dengan laut selatan. Kondisi senantiasa menekan pengeluaran untuk
tersebut membuat Gunungkidul dianugerahi oleh menghasilkan outputan yang maksimal.
beragam objek wisata alam yang tersebar di Optimasi ini juga penting karena persaingan saat
hampir semua kecamatan di Gunungkidul. ini sudah benar benar sangat ketat (Pradana,
Objek Wisata yang berlimpah tersebut 2009).
membuat Gunungkidul menjadi tujuan Pencarian rute terpendek merupakan
wisata.Hal ini didukung dengan pembangunan suatu masalah yang paling banyak dibahas dan
akses jalan menuju objek wisata yang ada. dipelajari sejak akhir tahun 1950. Pencarian rute
Wisatawan yang datang bukan hanya dari terpendek ini telah diterapkan di berbagai bidang
Yogyakarta, namun juga dari lintas propinsi untuk mengoptimasi kinerja suatu sistem, baik
seperti dari Jakarta, Semarang, dan banyak kota untuk meminimalkan biaya atau mempercepat
lainnya. Apalagi ketika libur panjang tiba, hampir jalannya suatu proses. Salah satu aplikasi
semua objek wisata penuh oleh wisatawan. pencarian rute terpendek yang paling menarik
Istilah Riset Operasi pertama kali untuk dibahas adalah pada masalah transportasi
digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan (Sulindawati, 2015: 1).Oleh karena itu,
Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. diperlukan adanya program pendukung dalam
Pada masa awal perang 1939, pemimpin militer melakukan pencarian rute terpendek pada graf
Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari untuk mempercepat pencarian. Program yang
berbagai disiplin dan megkoordinasikan mereka dirancang adalah berupa simulasi pencarian rute
ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas terpendek menuju objek wisata yang terdapat di
mencari cara-cara yang efisien untuk Kabupaten Gunungkidul. Simulasi tersebut
menggunakan alat yang baru ditemukan yang bertujuan untuk memberi kemudahan bagi
dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan wisatawan yang ingin mengunjungi suatu objek
dini menghadapi serangan udara. Kelompok ahli wisata. Simulasi pencarian rute terpendek ini
Inggris ini dan kelompok-kelompok lain dibangun menggunakan bahasa pemrograman
berikutnya melakukan penelitian (research) pada Visual Basic.
operasi-operasi (operations) militer. Hasilnya Microsoft Visual Studio .net merupakan
sangat memuaskan, kesuksesan proyek salah satu software buatan Microsoft Corp. yang
manajemen radar ini menyebabkan pemimpin didesain khusus dalam pembuatan program-
militer lebih mengandalkan riset operasi dalam program profesional berbasis windows platform.
membuat suatu keputusan operasional yang Microsoft Visual Studio.net merupakan
penting (Hilier and Lieberman, 1990: 4). perangkat lunak yang terintegrasi, didalamnya
Riset operasi merupakan pengambilan terdapat beberapa paket software yang dapat
keputusan dengan memanfaatkan pengetahuan digunakan oleh programmer dalam membangun
ilmiah melalui usaha kelompok antar disiplin sebuah program profesional salah satunya adalah
yang bertujuan untuk menentukan penggunaan Visual Basic (Rahadian, 2011: 1).
terbaik sumber daya yang terbatas. Model riset Pemrograman Visual Basic adalah suatu
operasi berkaitan dengan data deterministik pemrograman visual, di mana pembuatan
biasanya jauh lebih sederhana dari pada yang program dilakukan menggunakan media visual
109
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
yang salah satunya disebut dengan user-interface 4. Membuat simulasi dengan bahasa
(Setyadi, 2011: 10). pemrograman Visual Basic.
Pemrograman visual merupakan dimensi 5. Program simulasi yang sudah dirancang
baru dalam pembuatan aplikasi karena dapat kemudian diimplementasikan terhadap data
langsung menggambarkan objek-objek ke layar yang diperoleh.
sebelum dieksekusi. Dalam lingkungan 6. Mengevaluasi simulasi.
pengembangan visual, sekarang objek yang 7. Kesimpulan.
dibuat hasilnya langsung tampil di layar. Objek
yang dibuat akan sama hasilnya pada saat Langkah-langkah algoritma Dijkstra
program dijalankan. Dengan demikian tidak adalah sebagai berikut.
perlu lagi melakukan pengubahan kode program Input : Graf bobot G dengan s,t ∈ V(G).
secara manual. Setelah semua objek diletakkan
dalam suatu form, maka semua atribut objek Step 1 : Label titik s dengan λ (s) = 0 dan
tersebut akan disimpan dalam suatu kode untuk setiap titik v di G selain s,
program yang dapat langsung dijalankan label titik v dengan λ (v) = ∞.
(Suparno, 2011). (dalam praktik diganti dengan
Salah satu keunggulan Visual Basic adalah bilangan yang sangat besar). Tulis
dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam T = T = V (G).
sistem operasi Windows, memungkinkan
Step 2 : Misalkan u ∈ T dengan λ(u)
pengguna untuk memanggil dan mengunakan
minimum.
semua model data yang ada di dalam sistem
operasi Windows (Ricky, dkk, 2013: 141). Step 3 :Jika u ∈ t, berhenti, berarti panjang
Permasalahan dalam penelitian ini adalah lintasan terpendek dari s ke t
(1) Bagaimana penerapan algoritma Dijkstra adalah λ (t)
dalam mencari rute terpendek pada pencarian
objek wisata di Kabupaten Gunungkidul? (2) Step 4 : Untuk setiap sisi e = uv, v ∈ T;
Bagaimana membangun simulasi algoritma ganti label v dengan λ (v) =
Dijkstra dalam mencari rute terpendek pada minimum { λ(v), λ(u) + w(e)}.
tempat wisata di Kabupaten Gunungkidul Step 5 : Tulis T = T – {u}, dan kembali ke
menggunakan bahasa pemrograman Visual step 2. (Budayasa, 2007).
Basic?.
Prinsip kerja Algoritma Dijkstra
METODE PENELITIAN menggunakan prinsip greedy, dimana pada setiap
langkah dipilih sisi dengan bobot minimum yang
Pada penelitian ini data yang digunakan menghubungkan sebuah simpul yang sudah
adalah data sekunder yang didapat dari Google terpilih dengan simpul lain yang belum terpilih
Maps yaitu data jarak antar objek wisata di (Diana, 2011 : 28).
Kabupaten Gunungkidul dengan batasan jalan Algoritma Dijkstra juga dapat digunakan
yang dilalui adalah jalan yang dapat dilalui untuk mencari lintasan terpendek dari sebuah
kendaraan roda empat secara berdampingan. titik yang ditentukan ke semua titik dalam gambar
Jika riset operasi akan digunakan untuk pada saat yang bersamaan, oleh sebab itu masalah
memecahkan suatu permasalahan, maka harus tersebut seringkali disebut dengan single-source
dilakukan lima langkah sebagai berikut. shortest paths problem (Kartika & Jeffrey, 2002: 69).
1. Memformulasikan persoalan. Algoritma Dijkstra membutuhkan
2. Mengobservasi sistem. parameter tempat asal, dan tempat tujuan. Hasil
3. Memformulasikan model matematis dari akhir dari algoritma ini adalah jarak terpendek
persoalan yang dihadapi. dari tempat asal ke tempat tujuan beserta rutenya
4. Mengevaluasi model dan menggunakannya (Dewi, 2010: 47).
untuk prediksi.
5. Mengimplementasikan hasil studi (Dimyati, HASIL DAN PEMBAHASAN
1999: 4).
Hasil Penelitian
Langkah-langkah untuk mencari rute
terpendek dan membangun simulasi dari Visual
Dalam penelitian ini, tempat wisata
Basic dapat dilakukan secara bertahap sebagai
diasumsikan sebagai titik (node), dan jarak antar
berikut.
tempat wisata diasumsikan sebagai sisi (edge)
1. Pengambilan data.
2. Menghitung rute terpendek dengan yang memiliki bobot. Hasil penelitian yang telah
algoritma Dijkstra. diperoleh berupa nama tempat wisata dapat
3. Merancang simulasi. dilihat pada Tabel 1.
110
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
111
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
V22
V18
X30
X31
V20
X34 X33
X32 X35
V21
X23 X29 V19
X36
X37
V23
V26
X24
X22 X26 X27
V25
X25
V24
X20
X19
V27 X38
X21 X39
X28
X17
X18
V14 X10 V6 X9
X15 V3 X11 X8 V12
V8
112
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
Tabel 3. Himpunan titik yang belum dilabel Titik (Vi) V16 V17 V18 V19 V20
permanen
(Vi) 20921 22692 56659 39855 72818
Titik T - - - - -
(Vi) V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9
(Vi) 0 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ Titik (Vi) V21 V22 V23 V24 V25
T V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 (Vi) 53088 78494 79128 56416 78310
T - - - - -
Titik
(Vi) V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17
(Vi) ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ Titik (Vi) V26 V27
T V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 (Vi) 55433 74033
T - -
Titik
(Vi) V18 V19 V20 V21 V22 V23 V24 V25
(Vi) ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞ Dari tabel 4dapat dilihat bahwa setiap titik
di G sudah dilabel permanen. Tempat wisata
T V18 V19 V20 V21 V22 V23 V24 V25 terjauh dari Pantai Sadeng (v1) adalah Air Terjun
Srigethuk (v23). Karena label permanen dari v23
Titik adalah λ (v1, v23) = 79128, jarak rute terpendek
(Vi) V26 V27 dari v1 ke v23 di graf bobot G adalah 79128 meter.
(Vi) ∞ ∞ Untuk menentukan rute terpendek dari Pantai
Sadeng (v1) ke Air Terjun Srigethuk (v23) dengan
T V26 V27 melalui beberapa tempat wisata lain di
Kabupaten Gunungkidul dapat dilakukan dengan
(v13) = min { ∞,0 + 19511} = min {∞ , 19511} = metode telusur balik, yaitu dari (v23) ke (v1).
19511. λ (v1, v23) = 79128 = 78310 + 818 = λ (v1, v25) + W
(v19) = min { ∞,0 + 39855} = min {∞ , 39855} = (v25 v23)
39855. λ (v1, v25) = 78310 = 55433 + 22877 = λ (v1, v26) +
W (v26 v25)
Selanjutnya diiterasikan sampai titik λ (v1, v26) = 55433 = 39855 + 15578 = λ (v1, v19)
terakhir yaitu tempat wisata terjauh dari Pantai + W (v19 v26)
Sadeng (v1), sehingga diperoleh hasil iterasi ke-27 λ (v1, v19) = 39855 = 0 + 39855 = λ (v1) + W (v1
dapat dilihat pada Tabel 4. v19)
Jadi,
Tabel 4. Himpunan semua titik yang
λ (v1, v23) = W (v1 v19) + W (v19 v26) + W (v26 v25)
dilabel permanen
+ W (v25 v23)
Sehingga diperoleh sebuah rute terpendek
Titik (Vi) V1 V2 V3 V4 V5 dari Pantai Sadeng (v1) ke tempat wisata terjauh
(Vi) 0 66895 65705 62347 55606 yaitu Air Terjun Srigethuk (v23) di graf bobot G
denganrute v1, v19, v26, v25, v23 dan jarak 79128
T - - - - - meter. Jadi dari Pantai Sadeng menuju Air Terjun
Srigethuk dapat melalui beberapa tempat wisata
Titik (Vi) V6 V7 V8 V9 V10 lain diantaranya Desa Wisata Umbulrejo (v19),
Goa Pindul (v26), Goa Rancang Kencono (v26).
(Vi) 53692 26213 21431 78303 33376
Dengan merubah titik awal dengan titik
T - - - - - yang berbeda dan melakukan algoritma Dijkstra
pada titik-titik yang lain, didapat rute terpendek
Titik (Vi) V11 V12 V13 V14 V15 tiap tiap objek wisata.
(Vi) 53009 48223 19511 77069 59957 Program Simulasi
T - - - - - Desain tampilan dibuat untuk
memudahkan programmer dalam
menterjemahkan ke dalam bentuk bahasa
pemrograman. Desain tampilan juga digunakan
sebagai bahan acuan ketika membuat tampilan
program simulasi algoritma Dijkstra dalam
113
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
menangani masalah pencarian rute terpendek setiap titik pada work area. Selanjutnya adalah
pada graf terstruktur dengan baik. Desain memberi nama titik tersebut dan memberi bobot
tampilan program dapat dilihat pada Gambar 3. pada rute antara titik yang satu dengan yang
lainnya.
Data graf yang telah diinput pada form graf
selanjutnya diproses untuk mendapatkan matriks
jarak dari graf tersebut. Bobot jarak diproses lebih
lanjut dengan tool analisis Dijkstra. Tool analisis
Dijkstra dilengkapi source code yang menjadikan
tool ini dapat menentukan rute terpendek
menggunakan algoritma Dijkstra. Source code
dari algoritma dijkstra dapat dilihat pada Gambar
5.
114
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
115
S. Ardyan et al./ UNNES Journal of Mathematics 6(2) (2017)
116